LAPORAN TUGAS PROYEK BIOLOGI
“ SISTEM SARAF DAN SISTEM HORMON MANUSIA “
“ SISTEM SARAF DAN SISTEM HORMON MANUSIA “
Disusun Oleh
Nama : 1. Dito Arif R ( 07 )
2. Fadhil F (
11 )
3. Hastarina P ( 12 )
3. Hastarina P ( 12 )
4. Kartika D ( )
Kelas
: XI IPS I
SMA NEGERI 2
BLORA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan sarfa yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut, maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis.Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf. Sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Sistem syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat.
Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi besar, karena sel-sel dan jaringan diantara sel bertambah banyak. Selama pembiakan, sel berkembang menjadi sebuah alat (organ) dengan fungsi tertentu. Pada permulaannya, organ ini masih sederhana dan fungsinya belum sempurna. Lambat laun organ tersebut dengan fungsinya akan tumbuh dan berkembang menjadi organ yang matang, seperti yang diperlukan orang dewasa. Dengan demikian pertumbuhan, perkembangan dan kematangan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi. Dalam hal ini sistem endokrin berperan penting dalam pengaturan pertumbuhan dan perkembangan.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2) Apa saja penyusun sistem saraf ?
3) Apa saja fungsi sistem saraf ?
4) Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
5) Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6) Apa saja penyakit dan kelainan pada sistem saraf ?
7) Apa penyebab kelainan pada sistem saraf dan hormon ?
8? Bagaimana cara mengobati gangguan pada sistem hormon dan saraf ?
9) Apa yang di maksud dengan sistem hormon?
1) Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2) Apa saja penyusun sistem saraf ?
3) Apa saja fungsi sistem saraf ?
4) Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
5) Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6) Apa saja penyakit dan kelainan pada sistem saraf ?
7) Apa penyebab kelainan pada sistem saraf dan hormon ?
8? Bagaimana cara mengobati gangguan pada sistem hormon dan saraf ?
9) Apa yang di maksud dengan sistem hormon?
10) Apa saja jenis-jeniskelenjar hormon pada manusia?
11) Apa akibat
gangguan pada sistem hormon?
12) teknologi apa saja yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pada sistem saraf dan hormon ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1) Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi
2) Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
3) Untuk mengetahui apa saja penyusun sistem saraf.
4 ) Untuk mengetahui fungsi sistem saraf
5) Untuk mengetahui klasifikasi sistem saraf.
6) Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
7) Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem saraf.
8) Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan system hormon.
12) teknologi apa saja yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pada sistem saraf dan hormon ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1) Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi
2) Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
3) Untuk mengetahui apa saja penyusun sistem saraf.
4 ) Untuk mengetahui fungsi sistem saraf
5) Untuk mengetahui klasifikasi sistem saraf.
6) Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
7) Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem saraf.
8) Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan system hormon.
9) Untuk
mengetahui jenis-jenis kelenjar hormone pada manusia.
10) Untuk mengetahui
akibat gangguan pada system hormon.
11? Untuk mengetahui penyebab gangguan pada sistem saraf dan hormon
12) Untuk mengetahui bagaimana cara pengubatan gangguan pada sistem saraf dan hormon
13) untuk mengetahui teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tersebut
11? Untuk mengetahui penyebab gangguan pada sistem saraf dan hormon
12) Untuk mengetahui bagaimana cara pengubatan gangguan pada sistem saraf dan hormon
13) untuk mengetahui teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tersebut
PEMBHASAN
A. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron . berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, antara lain:
Ø Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.
Ø Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ – organ lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
Ø Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada manusia adalah otot dan kelenjar.
B. Penyusun Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
a. Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson.
1) Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
2) Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.
3) Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik ,yaitu sebagai berikut:
Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut-serabut halus.Bagian-bagian inilah yang memilik tugas pokok untuk meneruskan impuls.
Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut schwan. Selubung mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan bagian ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat memahami tentang struktur dan bentuk neuron.
4) Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
b. Berdasarkan Struktur dan Fungsinya
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1) Sel saraf sensori
Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2) Sel saraf motorik
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3) Sel saraf intermediet (Neuron konektor)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron . berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, antara lain:
Ø Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.
Ø Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ – organ lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
Ø Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada manusia adalah otot dan kelenjar.
B. Penyusun Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
a. Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson.
1) Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
2) Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.
3) Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik ,yaitu sebagai berikut:
Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut-serabut halus.Bagian-bagian inilah yang memilik tugas pokok untuk meneruskan impuls.
Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut schwan. Selubung mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan bagian ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat memahami tentang struktur dan bentuk neuron.
4) Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
b. Berdasarkan Struktur dan Fungsinya
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1) Sel saraf sensori
Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2) Sel saraf motorik
Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3) Sel saraf intermediet (Neuron konektor)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
C.
Fungsi Sistem Saraf
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
1) Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2) Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan memikirkannya.
3) Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4) Mengekspresikan emosi.
5) Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain.
6) Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
D. Klasifikasi Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan dari rangka.
a. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan.Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu
1) Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus.
Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya.
2) Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
3) Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon.Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli.Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.
Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang..
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
1) Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2) Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan memikirkannya.
3) Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4) Mengekspresikan emosi.
5) Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain.
6) Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
D. Klasifikasi Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan dari rangka.
a. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan.Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu
1) Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus.
Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya.
2) Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
3) Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon.Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli.Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.
Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang..
b. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
2. Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang.Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
3. Saraf Volunter/Somatik (disadari)
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
4. Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yangbersangkutan.Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik mempunyai efek yang berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatetik : memperlambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah mempercepat gerakan-gerakan usus serta sekresi kelenjar. Sementara sistem saraf simpatetik kebalikannya.
Parasimpatik
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih
Simpatik
• memperbesar pupil
• menghambat aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang.Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
3. Saraf Volunter/Somatik (disadari)
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
4. Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yangbersangkutan.Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik mempunyai efek yang berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatetik : memperlambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah mempercepat gerakan-gerakan usus serta sekresi kelenjar. Sementara sistem saraf simpatetik kebalikannya.
Parasimpatik
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih
Simpatik
• memperbesar pupil
• menghambat aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih
E.
Mekanisme Penghantar Impuls
Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu sebagai berikut :
a. Impuls Melalui Sel Saraf
Impuls dapat mengalir melalui serabut saraf karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf. Pada saat sel saraf istirahat, sebelah dalam serabut saraf bermuatan negatif, kira-kira –60 mV, sedangkan di sebelah luar serabut saraf bermuatan positif. Keadaan muatan listrik tersebut diberi nama potensial istirahat, sedangkan membran serabut saraf dalam keadaan polarisasi. Jika sebuah impuls merambat melalui sebuah akson, dalam waktu singkat muatan di sebelah dalam menjadi positif, kira-kira +60 mV, dan muatan di sebelah luar menjadi negatif. Perubahan tiba-tiba pada potensial istirahat bersamaan dengan impuls disebut potensial kerja. Pada saat ini terjadi depolarisasi pada selaput membran akson. Proses depolarisasi merambat sepanjang serabut saraf bersamaan dengan merambatnya impuls. Akibatnya, muatan negatif di sebelah luar membran merambat sepanjang serabut saraf.
Apabila impuls telah lewat, maka sementara waktu serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls karena terjadi perubahan dari potensial kerja menjadi potensial istirahat. Agar dapat berfungsi kembali, diperlukan waktu kira-kira 1/500 sampai 1/1.000 detik untuk pemulihan.
Kecepatan merambatnya impuls pada mamalia tertentu dapat lebih dari 100 meter per detik sedangkan pada beberapa hewan tingkat rendah kira-kira hanya 0,5 meter per detik. Ada dua faktor yang mempengaruhi kecepatan rambatan impuls saraf, yaitu selaput myelin dan diameter serabut saraf. Pada serabut saraf yang bermyelin, depolarisasi hanya terjadi pada nodus ranvier sehingga terjadi lompatan potensial kerja, akibatnya implus saraf lebih cepat merambat. Semakin besar diameter serabut saraf semakin cepat rambatan impuls sarafnya.
b. Impuls Melalui Sinapsis
Sinapsis merupakan titik temu antara ujung neurit dari suatu neruron dengan ujung dendrit dari neuron lainnya. Setiap ujung neurit membengkak membentuk bonggol yang disebut bonggol sinapsis. Pada bonggol sinapsis tersebut terdapat mitokondria dan gelembung-gelembung sinapsis. Gelembung-gelembung sinapsis tersebut berisi zat kimia neurotransmitter yang berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lain. Ada berbagai macam neurotransmitter, antara lain asetilkolin yang terdapat pada sinapsis di seluruh tubuh, noradrenalin yang terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak.
Antara ujung bonggol sinapsis dengan membran sel saraf berikutnya terdapat celah sinapsis yang dibatasi oleh membran prasinapsis dan membran postsinapsis dari sel saraf berikutnya atau membran efektor. Apabila impuls saraf sampai pada bonggol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran prasinapsis, kemudian melepaskan isinya, yaitu neurotransmitter, ke celah sinapsis. Impuls saraf dibawa oleh neurotransmitter ini. Neurotransmitter menyeberang celah sinapsis menuju membran postsinapsis. Zat kimia neurotransmitter mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada membran postsinapsis dan terjadilah potensial kerja. Ini berarti impuls telah diberikan ke sarabut saraf berikutnya. Dengan demikian impuls saraf menyeberangi celah sinapsis dengan cara perpindahan zat-zat kimia, untuk kemudian dilanjutkan pada sal saraf berikutnya dengan cara rambatan potensial kerja.
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu sebagai berikut :
a. Impuls Melalui Sel Saraf
Impuls dapat mengalir melalui serabut saraf karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf. Pada saat sel saraf istirahat, sebelah dalam serabut saraf bermuatan negatif, kira-kira –60 mV, sedangkan di sebelah luar serabut saraf bermuatan positif. Keadaan muatan listrik tersebut diberi nama potensial istirahat, sedangkan membran serabut saraf dalam keadaan polarisasi. Jika sebuah impuls merambat melalui sebuah akson, dalam waktu singkat muatan di sebelah dalam menjadi positif, kira-kira +60 mV, dan muatan di sebelah luar menjadi negatif. Perubahan tiba-tiba pada potensial istirahat bersamaan dengan impuls disebut potensial kerja. Pada saat ini terjadi depolarisasi pada selaput membran akson. Proses depolarisasi merambat sepanjang serabut saraf bersamaan dengan merambatnya impuls. Akibatnya, muatan negatif di sebelah luar membran merambat sepanjang serabut saraf.
Apabila impuls telah lewat, maka sementara waktu serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls karena terjadi perubahan dari potensial kerja menjadi potensial istirahat. Agar dapat berfungsi kembali, diperlukan waktu kira-kira 1/500 sampai 1/1.000 detik untuk pemulihan.
Kecepatan merambatnya impuls pada mamalia tertentu dapat lebih dari 100 meter per detik sedangkan pada beberapa hewan tingkat rendah kira-kira hanya 0,5 meter per detik. Ada dua faktor yang mempengaruhi kecepatan rambatan impuls saraf, yaitu selaput myelin dan diameter serabut saraf. Pada serabut saraf yang bermyelin, depolarisasi hanya terjadi pada nodus ranvier sehingga terjadi lompatan potensial kerja, akibatnya implus saraf lebih cepat merambat. Semakin besar diameter serabut saraf semakin cepat rambatan impuls sarafnya.
b. Impuls Melalui Sinapsis
Sinapsis merupakan titik temu antara ujung neurit dari suatu neruron dengan ujung dendrit dari neuron lainnya. Setiap ujung neurit membengkak membentuk bonggol yang disebut bonggol sinapsis. Pada bonggol sinapsis tersebut terdapat mitokondria dan gelembung-gelembung sinapsis. Gelembung-gelembung sinapsis tersebut berisi zat kimia neurotransmitter yang berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lain. Ada berbagai macam neurotransmitter, antara lain asetilkolin yang terdapat pada sinapsis di seluruh tubuh, noradrenalin yang terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak.
Antara ujung bonggol sinapsis dengan membran sel saraf berikutnya terdapat celah sinapsis yang dibatasi oleh membran prasinapsis dan membran postsinapsis dari sel saraf berikutnya atau membran efektor. Apabila impuls saraf sampai pada bonggol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran prasinapsis, kemudian melepaskan isinya, yaitu neurotransmitter, ke celah sinapsis. Impuls saraf dibawa oleh neurotransmitter ini. Neurotransmitter menyeberang celah sinapsis menuju membran postsinapsis. Zat kimia neurotransmitter mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada membran postsinapsis dan terjadilah potensial kerja. Ini berarti impuls telah diberikan ke sarabut saraf berikutnya. Dengan demikian impuls saraf menyeberangi celah sinapsis dengan cara perpindahan zat-zat kimia, untuk kemudian dilanjutkan pada sal saraf berikutnya dengan cara rambatan potensial kerja.
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
b. Gerak refleks
Gerak refleks merupakan gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan.
Rangkaian (jalur) saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut lengkung refleks, yaitu terdiri dari 5 komponen dasar: (1) reseptor, (2) jalur aferen sensorik, (3) pusat pengintegrasi, (4) jalur aferen motorik, (5) efektor. Respon merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan atau kimia dalam lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor mengubah energi stimulus menjadi energi bioelektrik disebut potensial reseptor yang berbentuk potensial bertingkat. Potensial reseptor ini akan dirambatkan ke pusat pengintegrasi refleks-refleks dasar, sedangkan bagian otak yang lebih tinggi memproses refleks yang dipelajari. Pusat pengintegrasian memproses semua informasi yang dapat diperoleh dari reseptor tersebut termasuk semua informasi dari input lain, kemudian membuat suatu keputusan tentan respon yang sesuai. Instruksi dari pusat pengintegrasi diteruskan melalui lintasan eferen ke efektor (suatu otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. Berikut adalah macam-macam gerak refleks berdasarkan pengklasifikasiannya, antara lain:
a. Gerak Refleks Berdasarkan Prosesnya (dipelajari/tidak dipelajari).
Terdapat dua tipe refleks menurut prosesnya, yaitu:
1. Refleks sederhana atau refleks dasar: refleks yang menyatu tanpa dipelajari, seperti mengedipkan mata pada saat ada benda yang menuju ke arahnya.
2. Refleks yang dipelajari atau dikondisikan: refleks yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, seperti membelokkan mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjakan hal tersebut secara otomatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara sadar.
b. Gerak Refleks Berdasarkan Pusat Pengintegrasinya.
Terdapat dua tipe refleks menurut pusat pengintegrasinya, yaitu:
1. Refleks Kranial: refleks yang diintegrasikan oleh otak. Semua komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen pada otak. Contoh: refleks mengedipkan mata.
2. Refleks Spinal: refleks yang diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang, semua komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen berada dalam sumsum tulang belakang.
c. Gerak Refleks Berdasarkan Jumlah sinaps dalam lengkung refleksnya.
Terdapat dua tipe refleks menurut jumlah sinapsnya, yaitu:
1. Refleks Monoseptik: refleks yang melibatkan satu sinaps. Contoh: refleks regangan pada patela yang melibatkan satu sinaps, yaitu antara neuron aferen yang berasal dari reseptor regangan dalam otot kerangka, yang bersinapsis dengan neuron eferen untuk otot rangka yang sama. Contoh salah satu gerak refleks monosinaptik adalah ketika kaki kita meregang.
Gerak refleks merupakan gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan.
Rangkaian (jalur) saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut lengkung refleks, yaitu terdiri dari 5 komponen dasar: (1) reseptor, (2) jalur aferen sensorik, (3) pusat pengintegrasi, (4) jalur aferen motorik, (5) efektor. Respon merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan atau kimia dalam lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor mengubah energi stimulus menjadi energi bioelektrik disebut potensial reseptor yang berbentuk potensial bertingkat. Potensial reseptor ini akan dirambatkan ke pusat pengintegrasi refleks-refleks dasar, sedangkan bagian otak yang lebih tinggi memproses refleks yang dipelajari. Pusat pengintegrasian memproses semua informasi yang dapat diperoleh dari reseptor tersebut termasuk semua informasi dari input lain, kemudian membuat suatu keputusan tentan respon yang sesuai. Instruksi dari pusat pengintegrasi diteruskan melalui lintasan eferen ke efektor (suatu otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. Berikut adalah macam-macam gerak refleks berdasarkan pengklasifikasiannya, antara lain:
a. Gerak Refleks Berdasarkan Prosesnya (dipelajari/tidak dipelajari).
Terdapat dua tipe refleks menurut prosesnya, yaitu:
1. Refleks sederhana atau refleks dasar: refleks yang menyatu tanpa dipelajari, seperti mengedipkan mata pada saat ada benda yang menuju ke arahnya.
2. Refleks yang dipelajari atau dikondisikan: refleks yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, seperti membelokkan mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjakan hal tersebut secara otomatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara sadar.
b. Gerak Refleks Berdasarkan Pusat Pengintegrasinya.
Terdapat dua tipe refleks menurut pusat pengintegrasinya, yaitu:
1. Refleks Kranial: refleks yang diintegrasikan oleh otak. Semua komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen pada otak. Contoh: refleks mengedipkan mata.
2. Refleks Spinal: refleks yang diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang, semua komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen berada dalam sumsum tulang belakang.
c. Gerak Refleks Berdasarkan Jumlah sinaps dalam lengkung refleksnya.
Terdapat dua tipe refleks menurut jumlah sinapsnya, yaitu:
1. Refleks Monoseptik: refleks yang melibatkan satu sinaps. Contoh: refleks regangan pada patela yang melibatkan satu sinaps, yaitu antara neuron aferen yang berasal dari reseptor regangan dalam otot kerangka, yang bersinapsis dengan neuron eferen untuk otot rangka yang sama. Contoh salah satu gerak refleks monosinaptik adalah ketika kaki kita meregang.
Mekanisme Gerak Refleks Monosinaptik dapat
diskemakan sebagai berikut:
1. Refleks Polisinaptik: refleks yang
melibatkan banyak sinaps. Contoh: refleks menarik tangan ketika terkena api.
Mekanisme Gerak Refleks Polisinaptik dapat
diskemakan sebagai berikut:
Refleks menarik diri dapat dijelaskan sebagai
berikut: Stimulus panas yang mengenai jari, oleh reseptor panas akan diubah
menjadi potensial aksi yang akan dirambatkan melalui saraf aferen masuk ke
sumsum tulang belakang. Saraf aferen bersinapsis dengan beberapa interneuron
dan akan terjadi rangkaian peristiwa, sebagai berikut ini:
1) Potensial aksi akan menstimulus beberapa saraf interneuron yang pada gilirannya menstimulus saraf eferen motorik yang menginervasi triseps, suatu oto ekstensor pada persendian siku. Akibat dari konstraksi triseps maka tangan tertarik dari benda panas tersebut.
2) Potensial aksi pada saat yang sama juga menstimulus interneuron lain, yang pada gilirannya menghambat neuron eferen yang menginervasi biseps, sehingga biseps tidak berkontraksi. Biseps adalah otot-otot pada lengan atas yang menggerakkan lengan bawah sehingga siku lebih menekuk (menutup). Jika triseps sedang berkontaksi membuka lengan bawah, ini akan diimbangi oleh relaksasi dari biseps. Tipe hubungan saraf yang melibatkan stimulasi saraf yang menginervasi satu otot dan secara bersama-sama melakukan penghambatan pada otot antagonisnya diketahui sebagai inervasi resiprokal.
3) Potensial aksi juga stimulus interneuron yang lain lagi yang membawa sinyal ke atas ke otak melalui jalur naik. Pada impuls mencapai daerah korteks sensori otak, maka orang yang bersangkutan merasa sakit dan menyadari apa yang sedang terjadi. Juga bila impuls mencapai otak, maka informasi dapat disimpan sebagai memori, dan seseorang dapat mulai berpikir tentang situasi yang terjadi, apa yang harus dilakukan untuk menghindari kejadian yang sama.
F.Penyakit dan Kelainan pada Sistem Saraf
1. Stroke (Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral apoplexy ), adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah otak.
1) Potensial aksi akan menstimulus beberapa saraf interneuron yang pada gilirannya menstimulus saraf eferen motorik yang menginervasi triseps, suatu oto ekstensor pada persendian siku. Akibat dari konstraksi triseps maka tangan tertarik dari benda panas tersebut.
2) Potensial aksi pada saat yang sama juga menstimulus interneuron lain, yang pada gilirannya menghambat neuron eferen yang menginervasi biseps, sehingga biseps tidak berkontraksi. Biseps adalah otot-otot pada lengan atas yang menggerakkan lengan bawah sehingga siku lebih menekuk (menutup). Jika triseps sedang berkontaksi membuka lengan bawah, ini akan diimbangi oleh relaksasi dari biseps. Tipe hubungan saraf yang melibatkan stimulasi saraf yang menginervasi satu otot dan secara bersama-sama melakukan penghambatan pada otot antagonisnya diketahui sebagai inervasi resiprokal.
3) Potensial aksi juga stimulus interneuron yang lain lagi yang membawa sinyal ke atas ke otak melalui jalur naik. Pada impuls mencapai daerah korteks sensori otak, maka orang yang bersangkutan merasa sakit dan menyadari apa yang sedang terjadi. Juga bila impuls mencapai otak, maka informasi dapat disimpan sebagai memori, dan seseorang dapat mulai berpikir tentang situasi yang terjadi, apa yang harus dilakukan untuk menghindari kejadian yang sama.
F.Penyakit dan Kelainan pada Sistem Saraf
1. Stroke (Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral apoplexy ), adalah kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah otak.
2. Poliomielitis, penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang neuron-neuron motoris sistem
saraf ( otak dan medula spinalis ). Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus
yang dinamakan poliovirus (PV).
3. Migrain, adalah nyeri
kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah yang terjadi akibat adanya
hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak dan
mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi
(peradangan).
4. Parkinson, penyakit
yang disebabkan oleh berkurangnya neurotranslator dopamin pada dasar ganglion
dengan gejala tangan gemetaran sewaktu istirahat (tetapi gemetaran itu hilang
sewaktu tidur), sulit bergerak, kekakuan otot, otot muka kaku menimbulkan kesan
seolah-olah bertopeng, mata sulit berkedip dan langkah kaki menjadi kecil dan
kaku.
5. Transeksi , kerusakan
atau seluruh segmen tertentu dari medula spinalis. Misalnya karena jatuh,
tertembak yang disertai dengan hancurnya tulang belakang.
6. Neurasthonia, (lemah
saraf) , penyakit ini ada karena pembawaan lahir, terlalu berat penderitanya,
rohani terlalu lemah atau karena penyakit keracunan.
7. Neuritis, radang saraf
yang terjadi karena pengaruh fisis seperti patah tulang, tekanan pukulan, dan
dapat pula karena racun atau defisiensi vitamin B1, B6, B12.
8. Amnesia, yaitu
ketidakmampuan seseorang untuk mengingat atau mengenali kejadian yang terjadi
dalam suatu periode di masa lampau. Biasanya kelainan ini akibat guncangan
batin atau cidera otak.
9. Cutter, kelainan di
mana penderitanya selalu melukai dirinya sendiri pada saat depresi, stres, atau
bingung.
10. Alzheimer, atau
pikun, bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan
apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak
mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim
dengan orang tua.
11. Bell’s palsy adalah
nama penyakit yang menyerang saraf wajah hingga menyebabkan kelumpuhan otot
pada salah satu sisi wajah. Terjadi disfungsi syaraf VII (syaraf fascialis).
Berbeda dengan stroke, kelumpuhan pada sisi wajah ditandai dengan kesulitan
menggerakkan sebagian otot wajah, seperti mata tidak bisa menutup, tidak bisa
meniup, dsb. Beberapa ahli menyatakan penyebab Bell’s Palsy berupa virus herpes
yang membuat syaraf menjadi bengkak akibat infeksi.
12. Disleksia (Inggris:
dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang
disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca
dan menulis. Para peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari
biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan
keturunan dari orang tua. Developmental dyslexsia diderita sepanjang hidup
pasien dan biasanya bersifat genetik.
13. Ayan atau Epilepsi,
penyakit karena dilepaskannya letusan-letusan listrik ( impuls ) pada
neuron-neuron otak. Epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan
serangan mendadak berulang-ulang tak beralasan. Pada penderita ayan,
Sinyal-sinyal yang berhubungan dengan perasaan penglihatan, berpikir, dan
bergerak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
14. Kelumpuhan atau
paralisis adalah hilangnya fungsi otot untuk satu atau banyak otot. Kelumpuhan
dapat menyebabkan hilangnya perasaan atau hilangnya mobilitas di wilayah yang
terpengaruh. Kelumpuhan sering disebabkan akibat kerusakan pada otak.
15. Leukoaraiosis (bahasa
Inggris: leukoencephalopathy, White matter changes, WMC) adalah perubahan pada
bagian ganglia basal dari otak besar. WMC dapat disebabkan oleh hipoperfusi
atau iskemia pada otak, khususnya pada area sub-cortical dari ganglia basal.
16. Leukoensefalopati
multifokal progresif atau progressive multifocal leukoencephalopathy (PML),
adalah penyakit yang jarang dan fatal yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini
dikarakterisasikan sebagai kerusakan progresif atau peradangan pada massa putih
otak pada dua lokasi. Penyakit ini biasanya muncul pada orang yang sistem
kekebalan tubuhnya kurang, contohnya pasien yang terinfeksi HIV.
17. Lumpuh otak (Inggris:
cerebral palsy, spastic paralysis, spastic hemiplegia, spastic diplegia,
spastic quadriplegia, CP) adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan
jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran,
penglihatan, kemampuan berpikir.
18. Meningitis adalah
radang selaput pelindung sistem saraf pusat (meninges). Penyakit ini dapat
disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu.
19. Penyakit Huntington,
chorea Hunting atau chore mairo adalah penyakit yang menyerang saraf. penyakit
ini disebabkan oleh faktor genetika, sehingga dapat diwariskan dari orang tua
kepada anaknya.
20. Penyakit Minamata
atau Sindrom Minamata adalah sindrom kelainan fungsi saraf yang disebabkan oleh
keracunan akut air raksa.
Penyebab Penyakit Syaraf :
• Sistem Syaraf pada Manusia terdiri dari jutaan sel yang saling berhubungan,
• Gangguan sistem syaraf bisa mengakibatkan gejala penyakit yang serius pada organ vital manusia,
• Sikap hati-hati dapat mencegah dari resiko gangguan sistem syaraf.
Penyebab Penyakit Syaraf- Spinocerebellar Degeneration atau biasa di sebut Ataxia (mungkin banyak yang mengira merupakan dua penyakit yang berbeda, namun ini adalah satu penyakit, hanya saja berbeda nama) adalah penyakit yang menyerang otak kecil dan tulang belakang dan menyebabkan gangguan pada syaraf motorik. Penderita akan kehilangan kendali terhadap syaraf-syaraf motoriknya secara bertahap dan makin lama kondisi fisiknya akan makin parah! Awalnya mungkin penderita hanya akan merasa longtai saat berjalan, lalu penderita akan sering terjatuh, tidak bisa menggapai barang dalam jarak dekat, penderita ingin bergerak tapi tidak bisa bergerak, penderita ingin bicara tapi tidak bisa bicara, tapi penderita tidak kehilangan kecerdasannya dan tetap mengerti akan keadaannya.
Penyebab Penyakit Syaraf :
• Sistem Syaraf pada Manusia terdiri dari jutaan sel yang saling berhubungan,
• Gangguan sistem syaraf bisa mengakibatkan gejala penyakit yang serius pada organ vital manusia,
• Sikap hati-hati dapat mencegah dari resiko gangguan sistem syaraf.
Penyebab Penyakit Syaraf- Spinocerebellar Degeneration atau biasa di sebut Ataxia (mungkin banyak yang mengira merupakan dua penyakit yang berbeda, namun ini adalah satu penyakit, hanya saja berbeda nama) adalah penyakit yang menyerang otak kecil dan tulang belakang dan menyebabkan gangguan pada syaraf motorik. Penderita akan kehilangan kendali terhadap syaraf-syaraf motoriknya secara bertahap dan makin lama kondisi fisiknya akan makin parah! Awalnya mungkin penderita hanya akan merasa longtai saat berjalan, lalu penderita akan sering terjatuh, tidak bisa menggapai barang dalam jarak dekat, penderita ingin bergerak tapi tidak bisa bergerak, penderita ingin bicara tapi tidak bisa bicara, tapi penderita tidak kehilangan kecerdasannya dan tetap mengerti akan keadaannya.
SISTEM HORMON
· Hormon berasal dari bahasa homaein yang berarti memacu.
· Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu (karena tidak
memiliki saluran) apabila ada rangsangan yang seuai dan berfungsi
untuk mengatur metabolism, pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan tingkah
laku.
· Hormon diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit.
· Kemudian hormon diangkut oleh darah menuju ke sel, jaringan, atau organ
target. Pada organ target, hormon mempengaruhi aktivitas enzim khusus, sehingga
dapat mengatur berbagai aktivitas tubuh seperti metabolisme, reproduksi,
pertumbuhan, dan perkembangan.
Hormon berfungsi :
1. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
2. Memacu reproduksi.
3. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
4. Mengatur tingkah laku.
JENIS KELENJAR HORMON PADA
MANUSIA
Kelenjar dalam tubuh
manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam
penyaluran hasil
sekretnya/getahnya. Ex : kelenjar-kelenjar pencernaan.
2. Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam
penyaluran hasil
sekretnya/getahnya. Ex
: kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
· Kelenjar endokrin pada manusia meliputi kelenjar hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar kelamin, dan pankreas (kelenjar
pulau-pulau langerhans).
· Hormone dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai
pengaruh besar.
· Pada hakekatnya hormone dan saraf memiliki persamaan tugas dalam pengaturan
kegiatan-kegiatan tubuh. Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya, banyaknya
organ tubuh yang dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya.
Perbedaan antara Sistem Saraf dengan Hormon
Sistem Saraf
|
Sistem
Hormon
|
Mengantarkan
rangsangan dengan cepat
|
Mengantarkan
rangsangan dengan lembut
|
Mengantarkan
rangsangan secara kurang teratur
|
Mengantarkan
rangsangan secara teratur
|
Rangsangan
melalui serabut saraf
|
Rangsangan
melalui darah
|
I. KELENJAR DALAM TUBUH MANUSIA
A. Kelenjar Hipofisis
· Hipotalamus memainkan peranan penting dalam koordinasi sistem saraf dan
hormone. Misalnya, otak mengirimkan informasi sensoris mengenai perubahan musim
dan ketersediaan pasangan kawin ke hipotalamus melalui sinyal saraf. Kemudian,
hipotalamus akan memicu pembebasan hormone reproduksi yang diperlukan untuk
perkawinan.
· Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis.
Meskipun ukurannya kecil, kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem
koordinasi tubuh.
· Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur
berbagai kegiatan dalam tubuh (mastergland).
· Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu:
1. Hormon pembebas (releasing
hormone) yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan
hormon-hormonnya
2. Hormon penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar
hipofisis berhenti menyekresikan
hormon. Setiap hormon
yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dikontrol oleh paling tidak satu
hormone pembebas dan penghambat yang dihasilkan oleh hipotalamus
· Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, yaitu:
1. lobus anterior
2. Intermediate
3. posterior.
2. Intermediate
3. posterior.
Ketiga lobus ini
menghasilkan banyak hormon yang sangat penting bagi tubuh kita. Karena itu,
kelenjar hipofisis disebut juga master of gland.
· Hormon yang
disekresikan oleh hipofisis dan fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Hormon-hormon yang
Dihasilkan Kelenjar Hipofisis
Hormon
|
Fungsi
|
Hormone pertumbuhan
|
Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju pembentukan protein di dalam
sel.
|
Laktotropik hormone (LTH)
|
Merangsang produksi air susu
|
Thyroid stimulating hormone (TSH)
|
Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid
|
Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
|
Mengontrol sekresi hormone oleh korteks adrenal
|
Follicle stimulating hormone (FSH)
|
1. Pada wanita, merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi
estrogen
2. Pada pria, memicu testis untuk menghasilkan sperma
|
Luiteinizing hormone (LH)
|
1. Pada wanita, menstimulasi ovulasi dan sekresi progesterone
2. Pada pria, menstimulasi sel interstisial untuk menghasilkan testosteron
|
Lobus Intermediat
|
|
Melanosit stimulating hormone (MSH)
|
Mempengaruhi pigmentasi kulit
|
Lobus posterior
|
|
Hormon antidiuretik (ADH) atau vasopresin
|
Menurunkan volume urin dengan cara menyerap air dari ginjal dan
meningkatkan tekanan darah
|
Oksitosin
|
Memacu kontraksi uterus selama proses melahirkan dan kelenjar susu agar
mengeluarkan air susu.
|
· Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan
berkurang atau berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan.
1. Jika pada masa anak-anak, sekresi hormon pertumbuhan berlebih
(hipersekresi) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
2. Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat
menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal di lengan, kaki, dan kepala. Kondisi
ini dikenal sebagai akromegali.
3. Bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak menyebabkan
kekerdilan
B. Kelenjar Tiroid
· Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus.
· Kelenjar tiroid menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin.
Hormon-hormon yang Dihasilkan oleh Kelanjar Tiroid
Hormon
|
Fungsi
|
Tiroksin
|
Mengatur metabolisme tubuh (memacu kecepatan reaksi kimia dalam sel
tubuh, sehingga meningkatkan metabolisme tubuh)
|
Kalsitonin
|
Menurunkan kadar kalsium darah dengan cara meningkatkan penimbunan
kalsium pada tulang keras, mengurangi pengambilan kalsium dalam usus, atau
mengurangi pengambilan kalsium dalam ginjal.
|
· Dalam memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium.
· Kekurangan iodium dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran
kelenjar.
1. Hipotirioditisme (Kekurangan produksi hormon tiroksin
menyebabkan penyakit kretinisme (kerdil
pada anak-anak) dan miksedema (pada orang dewasa).
2. Miksedema ditandai dengan laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, rambut
rontok, dan bentuk tubuh menjadi kasar.
3. Kelebihan hormon tiroksin menyebabkan penyakit basedow, yang
ditandai mudah gugup, nadi dan napas cepat dengan tidak teratur, mulut
menganga, dan mata lebar.
C. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
· Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan
menghasilkan hormon paratiroid (parathormon).
· Parathormon berperan untuk meningkatkan pengeluaran fosfor oleh
ginjal dan meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang.
D. Kelenjar Adrenal / kelenjar anak ginjal (suprarenalis)
· Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal,
sehingga disebut juga kelenjar anak ginjal (suprarenalis).
· Kelenjar adrenal terdiri dari::
1. bagian luar
Bagian luar (korteks)
menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari:
a. mineralokortikoid, berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan
kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin
b. Glukokortikoid, berfungsi membantu metabolism karbohidrat.
Kekurangan hormon
kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan kelelahan, nafsu
makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
2. bagian dalam.
Bagian dalam (medula)
menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin), yang memengaruhi
peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan tekanan
darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh
terhadap perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula dalam
darah).
E. Kelenjar Pulau-Pulau Langerhans
· Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di
dalam kelenjar pankreas.
· Hormon yang dihasilkan adalah:
1. insulin
2. glukagon
2. glukagon
Hormon insulin dan
glukagon bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar
glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa diubah
menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon
disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
Kekurangan hormon
insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing manis) yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan
dikeluarkan bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering
mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta
badan terasa lemas.
F. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas:
Kelenjar kelamin terdiri atas:
1. Testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria)
Testis, menghasilkan hormon
testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma
(spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria,
misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
Sekresi hormon tersebut juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh
hipofisis.
2. Ovarium sebagai kelenjar kelamin betina (wanita).
Ovarium, menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur oleh hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan
tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul,
payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan
dinding uterus agar dapat menerima ovum yang sudah dibuahi.
G. Kelenjar Timus
· Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada
bagian atas.
· Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah
dewasa.
· Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon
somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
· Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang
limfosit.
H. Kelenjar Pineal
· Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung
jawab atas efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh.
· Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di
bagian tengah otak, di antara otak kanan dan otak kiri.
· Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah hormon yang bernama
melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh. Ketika retina mata
terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang
disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan kelenjar
pineal dan memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada
cahaya yang mencapai mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak
lagi menghambat produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.
FAKTOR-FAKTOR PENGATUR SEKRESI HORMON
Ada dua faktor yang berfungsi mengatur sekresi
hormon, yaitu :
1. Faktor Saraf
Bagian medula kelenjar suprarenal mendapat pelayanan dari saraf otonom. Oleh karma itu sekresinya diatur oleh saraf otonom.
Bagian medula kelenjar suprarenal mendapat pelayanan dari saraf otonom. Oleh karma itu sekresinya diatur oleh saraf otonom.
2. Faktor Kimia
Susunan bahan kimia
atau hormon lain dalam aliran darah mempengaruhi sekresi hormon tertentu.
Contohnya, sekresi insulin dipengaruhi oleh jumlah glukosa di dalam darah.
KELAINAN HORMON
Tabel 4. Kelainan
Akibat Hormon
No
|
Nama kelainan
|
Penyebab
|
Akibat
|
A
|
Diabetes melitus
|
Kekurangan hormon
insulin,
|
urine banyak mengandung
gula
|
B
|
Gigantisme
|
Kelebihan somatro tropin atau tiroksin,
|
tumbuh seperti
raksasa
|
C
|
Kretinisme
|
Kekurangan somatro
tropin atau tiroksin,
|
tumbuh kerdil
|
D
|
Kejang otot
|
Kekurangan
parathormon
|
Kalsium darah turun,
terjadi kontraksi otot berlebihan
|
E
|
Tulang rapuh
|
Kelebihan
parathormon
|
Kalsium darah meningkat, tulang mudah retak dan
patah
|
F
|
Addison
|
Berkurangnya volume & tekanan darah, hipoglikemia dan turunnya daya
tahan tubuh terhadap stress, lesu mental/ fisik.
|
|
G
|
Sindrom Cushing
|
Kelebihan
glukokortikoid
|
Otot mengecil dan lemah, osteoporosis, luka sulit sembuh, gangguan mental
|
H
|
Sindrom
Adrenogenital
|
Kekurangan
glukokortikoid karena kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar
adrenal
|
tanda kelainan sekunder pria pada wanita/virilisme, pria di bawah umur timbul pubertas
perkoks, pria dewasa timbul kelamin sekunder wanita
|
I
|
Peokromositoma
|
Tumor adrenal medulla
|
Basa metabolisme meningkat, glukosa darah meningkat, jantung berdebar,
tekanan darah meninggi, berkurangnya fungsi saluran pencernaan dan keringat
pada telapak tangan
|
J
|
Hipotiroidea
|
kekurangan hormone
tiroid
|
kretinisme
|
K
|
Hipertiroidea
|
kelebihan hormone
tiroid
|
berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung
berdebar dan BMR maningkat melebihi 20 sampai 100
|
CARA PENCEGAHAN PADA
GANGGUAN SISTEM HORMON DAN SISTEM SARAF MANUSIA
SISTEM SARAF
cara mencegah adanya gangguan pada sistem saraf adalah harus mewaspadai adanya benturan terhadap anak-anak maupun orang dewasa . karena hal itu dapat menyebabkan gangguan maupun kelainan pada sistem saraf manusia.
SISTEM HORMON
cara mencegah adanya gangguan pada sistem hormon manusia adalah selalu menjaga kebersihan pada organ-organ yang berhubungan dengan sistim hormon seperti kelamin , kandungan dll, serta selalu kontrol mengenai kesehatan hormon secara rutin.
SISTEM SARAF
cara mencegah adanya gangguan pada sistem saraf adalah harus mewaspadai adanya benturan terhadap anak-anak maupun orang dewasa . karena hal itu dapat menyebabkan gangguan maupun kelainan pada sistem saraf manusia.
SISTEM HORMON
cara mencegah adanya gangguan pada sistem hormon manusia adalah selalu menjaga kebersihan pada organ-organ yang berhubungan dengan sistim hormon seperti kelamin , kandungan dll, serta selalu kontrol mengenai kesehatan hormon secara rutin.
CARA PENGOBATAN PADA
GANGGUAN SISTEM HORMON DAN SISTEM SARAF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DON'T RUSUH!