Eksistensi Sunan Pojok dalam Menyebarkan Agama Islam di Blora
Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
XI IPS 4 / 19
SMA NEGERI 1 BLORA
Blora, Jawa Tengah
TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis,
1.
Judul : Eksistensi
Sunan Pojok dalam Menyebarkan Agama Islam di Blora
2.
Penulis :
a.
Nama : Miftahul Jannah
b.
Kelas : XI.IPS.4
c.
No.absen : 19
3.
Tujuan: Disusun untuk memenuhi Tugas Karya Tulis Ilmiah dalam rangka karya wisata
Karya tulis ini telah disahkan pada tanggal….
Mengetahui
Kepala SMA N 1 BLORA Pembimbing
Drs.Slamet Joko Waluyo,M.Pd Sri
Wahyu Dini Astari,S.Pd. M.Pd
NIP. 19670430 199802 1 002 NIP. 19730920 200701 2 008
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Eksistensi Sunan
Pojok dalam Menyebarkan Agama Islam di Blora” ini.
Pada kesempatan kali
ini
1.Bapak Drs. Slamet Joko Waluyo selaku Kepala
Sekolah SMA N 1 Blora yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan
Karya ilmiah ini diharapkan mampu membantu saya
dalam memperdalam pengetahuan saya mengenai proses islamisasi di blora yang
dilakukan oleh sunan pojok.Selain itu, Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan agar
memberikan bacaan kepada para pembaca agar mengetahui proses penyebaran agama
islam di blora
Akhir kata saya
ucapkan terimakasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca karya
ilmiah saya dengan tulus ikhlas.Harapan saya dengan karya tulis ilmiah ini
dapat memperkenalkan peranan sunan pojok dan dapat meningkatkan minat kepada
semua lapisan masyarakat yang ada di Blora untuk mengunjungi dan melestarikan
tempat ziarah sunan pojok.Semoga karya ilmiah
ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan wawasan terhadap para
pembaca dan juga saya.
Blora, April 2017
Miftahul
Jannah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
........................................................................ i
PENGESAHAN…………………................................................... ii
KATA PENGANTAR
...................................................................... iii
DAFTAR ISI
.................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
................................................................ 1
A.
Latar Belakang
...................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah
................................................................. 3
C.
Tujuan Penulisan
................................................................... 3
D.
Manfaat Penulisan
................................................................. 3
BAB 2 PEMBAHASAN
................................................................... 4
A.
Proses
perumusan pancasila yang dilakukan
oeh Soekarno...................... 4
B.
Sikap generasi muda saat ini terhadap nilai-nilai
pancasila......................8
C.
Hal yang dapat kita
teladani dari Ir. Soekarno........................................ 10
BAB 3 PENUTUP
............................................................................ 11
A.
Kesimpulan
........................................................................... 11
B.
Saran
.....................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang mayoritas
penduduknya beragama islam. Masuknya agama Islam di Indonesia tidaklah lepas
dari peranan Walisongo.Merekalah yang telah menyebarkan agama islam di
Indonesia sampai ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia.Walisongo artinya
Sembilan Wali.Songo atau Sembilan merupakan angka keramat, angka yang dianggap
paling tinggi.
Blora sebagai kota yang mayoritas masyarakatnya
beragama islam tak lepas dari peranan Walisongo karena mereka merupakan
penyebar agama islam di Tanah Jawa. Blora yang termasuk dalam provisi Jawa
Tengah juga mendapatkan pengaruh agama islam yaitu yang di bawa oleh sunan
Pojok yang merupakan keturunan dari walisongo yaitu sunan kudus atau Ja’far
Sodiq.Beliau lah yang telah menyebarkan agama islam di Jawa Tengah.
Selain itu,di Blora juga ada beberapa tempat
pesarean yang dikeramatkan oleh masyarakat Blora seperti makam sunan
pojok.Beliau ini merupakan tokoh yang sangat
dihargai dan di hormati oleh masyarakat Blora karena beliaulah yang
pertama kali menyebarkan agama islam di Blora.
Menurut
masyarakat Blora, Sunan Pojok diyakini sebagai Waliyullah dan cikal bakal kabupaten Blora serta
tanda-tanda karomah Allah yang diberikan kepada
beliau.Nama sunan pojok disandang beliau sejak menjadi cikal bakal kadipaten Blora, dengan memberi
nama-nama dukuhan dan kota serta memberikan banyak peninggalan-peninggalan yang
bersejarah.
I.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah Sunan Pojok
a.
Bagaimanakah silsilah keturunan dari sunan pojok?
b.
Apasaja gelar yang disandang oleh Pangeran Pojok?
c.
Apasajakah peninggalan-peninggalan dari sunan Pojok?
2.
Bagaimanakah peran sunan pojok dan putranya dalam membangun kota Blora?
a.
Bagaimanakah peranan putra sunan pojok yaitu jaya dipo sebagai bupati
blora pertama
b.
Nilai-nilai apasaja yang dapat diteladani dari sunan pojok dan putranya
3.
Bagaimanakah Arti penting Sunan Pojok bagi masyarakat Blora?
I.3 Batasan Masalah
Tempat ziarah Sunan
pojok merupakan tempat sejarahyang ada di Blora.Yang insyaallah tempat ini akan
dibangun sebagai tempat wisata religious yang ada di kabupaten Blora
I.4Tujuan Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
Untuk mengetahui sejarah dari sunan pojok dan memperkenalkan kepada
lapisan masyarakatdi Blora bahwa tempat tersebut merupakan warisan budaya yang
harus dilestarikan agar tidak terlupakan karena perkembangan zaman
1.5 Manfaat Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
1.
Untuk menjadikan media promosi bagi wisata religious di makam sunan
pojok
2.
Di harapkan mampu menumbuhkan minat bagi masyarakat blora dalam wisata
reigius
3.
Menambah pengetahuan tentang tempat wisata religious yang ada di blora
1.6 Metode pengumpulan data Karya Tulis Ilmiah
Pengumpulan data karya
tulis ilmiah melakukan dua metode:
1)
Literature
Dengan
metode literature, data diperoleh melalui media elektronik dan juga dari
buku-buku diperpustakaan umum.Dari data tersebut saya kembangkan namun tidak
mengubah inti dan kebenarannya
2)
Wawancara
Dengan
metode wawancara, data diperoleh dari narasumber yang dapat dipercaya dengan
tempat sejarah melalui pemaparannya dan sesi tanya jawab antara penanya dengan
narasumber.Adapun nama narasumber yang saya maksud adalah Bapak Sugeng .Beliau
merupakan pengurus makam sunan pojok atau bias disebut sebagai juru kunci dari makam sunan pojok .Dari paparan beliau saya kembangkan, namun
tidak lepas dari apa yang beliau sampaikan.
1.7 Tinjauan
Teoritis
Makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora, tempatnya di
sebelah Selatan Alun-alun Blora. Berdasarkan data yang ada, makam tersebut
merupakan Makam Surobahu Abdul Rohim, yang merupakan perwira Mataram yang
berhasil meredakan kerusuhan yang terjadi di pesisir utara (Tuban). Setelah
kembali dari Tuban, tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal dunia di Desa Pojok
(Blora).
BAB II
PEMBAHASAN
MAKAM SUNAN POJOK DI
BLORA
1.1 SEJARAH SUNAN POJOK
Sejak lahir beliau dinamai Pangeran
Pojok atau Pangeran Surabaya, setelah dewasa beliau mendapatkan perintah dari
Raja Mataram yaitu Sultan Agung Hanyakrakusuma, menjadi panglima perang di kerajaan Mataram.Setelah diangkat menjadi
panglima perang beliau kemudian mendapatkan
sebutan pangeran Surabahu.Sebagai panglima perang beliau mendapatkan dua tugas
pokok yaitu:
1. Mengamankan
wilayah pati , tuban Surabaya, dan pasuruan dari pengaruh pemberontak,
2. Mengajak bersatu dan bersama mengusir VOC.
Karena keberhasilannya dalam perang melawan VOC , kemudian
beliau diangkat menjadi Adipati di Tuban oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma pada
tahun 1619. Nama Pangeran Sedah sendiri memiliki arti bahwa kedudukan adalah
amanat atau titipan yang harus disampaikan kepada yang berhak dengan penuh tanggung jawab.Beliau dijuluki
sebagai Pangeran Sedah karena berhasil mengamankan wilayah Pati, Tuban, Gresik,
Surabaya dan Pasuruan.
Beliau menjadi Adipati Tuban selama
42 tahun yaitu sejak tahun1619-1661. Meskipun beliau sudah menjadi Adipati
Tuban beliau tetap merangkap sebagai Panglima perang. Kondisi wilayah pada saat
itu masyarakat sudah dikondisikan oleh para pemberontak untuk menyerang ke Mataram
dan ingin berdiri sendiri menjadi kerajaan, namun upaya tersebut dapat diredam
oleh Pangeran Pojok. Kemudian setelah itu,
beliau akhirnya mengundurkan diri sebagai Adipati Tuban.
a.
Silsilah
sunan pojok
Ternyata
jika dihubung kan sunan pojok merupakan keturunan dari Rasulullah SAW.berikut
ini adalah sisilah dari sunan pojok antara lain:
Dari
Nabi Muhammad SAW kemudian Siti Fatimah
yang menikah dengan Sayidina Ali bin Abi Thalib dan memiliki putra yang bernama
Sayidina Sultan Abu Abdullah Khusen kemudian sayidina Wamaulana Kabir Muhammad
Ali kemudian Sarif Sultan Walid Jenal Ngalim kemudian Sarif Sultan Sulaiman
kemudian Sultan Jahed Jenar Kabir selanjutnya Sarif Imam Sofie kemudian
Sayidina Jenal Cobro kemudian Nahmudini Kadir kemudian Syaikh Semangun kemudian
Syaikh Khusen kemudian Syaikh Askar kemudian Sayidina Imam Abdullah kemudian
Sayidina Abdurrahman kemudian Ibrahim Asmara Qondi kemudian Sultan
Surajt’din/Ibrahim Al Ghozi/Maulana Ibrahim Asmoro kemudian Sunan Ngampel/Raden
Rahmat kemudian Sunan Ngudung yang menikah dengan siti Syrifah/Dewi Syafiah
binti Sunan Ngampel kemudian Sunan Kudus/Raden Ja’far Shodiq kemudian Ratu
Pekojo/ Ratu Prakojo di Kartosura kemudian Pangeran Sedayu kemudian berlanjut
hingga pangeran Ronggo Sedayu yang kemudian memiliki putra yaitu Pangeran
Pojok.
Pangeran
Pojok memiliki tiga orang putra yaitu:
a) Pangeran
Kleco, yang dimakamkan di Kudus , di komplek makam sunan kudus
b) RM
Somodito atau dengan sebutan Raden tumenggung Joyo diwiryo atau RT Jati wirya
atau RT Jaya Dipo (bupati blora yang pertama) makamnya terletak disebeah timur
makam sunan pojok.
c) Pangeran
Dipoyudo , makamnya terletak di desa Tambaksari
utara kota Blora.
b.
Gelar
sunan pojok
Sunan
Pojok menyandang banyak gelar
diantaranya:
1. Pojok
ing perkoro hakekat kehidupan manusia adalah
untuk beribadah dalam arti luas
2. Surabaya
berarti berani menghadapi tantangan, hambatan, dan ancaman
3. Surabahu
berarti berani menanggung beban dan tanggung jawab
4. Sedah
(pasrah) berarti orang yang hidup didunia ini hendaklah dapat pasrah kehadirat
Allah SWT.
5. Waliyullah
(kekasih Allah) apabila seseorang telah
mengetahui, memahami menghayati hakekat
hidupnya sebagai makhluk ciptaan Allah berani dan mampu menghindarkan diri dari
segala larangan, taat melaksanakan tugas dan kewajibannya secara ikhlas, serta
mampu mengajak orang lain, nasehat menasehati kearah kebaikan dan menyakini
bahwa hidup dan kebidupan
c. Peninggalan-peninggalan dari sunan Pojok
a) Nama-nama
wilayah desa di kota serta pemerintahan di Blora
b) Makam
sunan pojok blora disebut sebagai makam
gedong yang berlokasi disebelah selatan alun-alun Blora Kota.juga di gunakan
sebagai makam RT Dipoyudo dan putra menantunya yaitu RT Joyo Kusumo (bupati
blora ke dua) dan para sahabatnya.
c) Masjid
baitunnur blora lokasinya berada di sebelah barat alun-alun kota Blora
d) Pendopo
dan rumah dinas bupati blora, lokasinya disebelah utara Alun-alun kota blora
2.
Peranan
sunan pojok dalam membangun Blora
Peran Sunan pojok selama di Blora
yaitu beliau merupakan pemberi nama-nama tempat yang pernah beliau singgahi
seperti: Karang Nangka, Sasak, Kaliwangan, Blora, Alun-alun. Beliau memberikan
nama-nama tempat tersebut dengan alasan yang masuk akal dan disaksikan oleh
prajurit-prajuritnya.
Sejarah
mengenai pemberian nama pada suatu tempat yang beliau singgahi.Ketika beliau
melakukan perjalanan pulang dari Mataram menuju Kadipaten Tuban.Dalam
perjalanan beliau beristirahat dibawah pohon nangka yang besar karena beliau
merasakan kelelahan setelah melakukan perjalanan panjang.setelah beristirahat
di bawah pohon nangka tersebut akhirnya beliau memberi nama tempat tersebut Karang
Nangka.Setelah itu beliau kembali melanjutkan perjalanan sampai akhirnya rombongan beliau
sampai di hutan yang sangat terjal sehingga beliau beserta
romnongannyakesulitan untuk melalui tempat tersebut akhirnya beliau memutuskan
untuk istirahat sejenak dan
memerintahkan prajuritnya untuk menebang hutan tersebuat atau dalam
bahasa jawa disebut “Babat Alas” agar mereka dapat dengan mudah melewati jalan
tersebut.Kemudian beliau member nama tempat tersebut “Sasak” karena ketika membabat hutan tersebut prajuritnya
nasak-nasak sehingga beliau memberi nama tempat tersebut Sasak.setelah selesai
membabat hutan akhirnya rombongan beliau
kembali melanjutkan perjalanan pulang hingga akhirnya beliau sampai di wangan
atau sungai yang lebar dan memiliki arus yang sangat deras, sehingga beliau dan
rombongannya kesulitan dalam menyeberangi sungai tersebut. Akhirnya beliau
memerintahkan kepada prajuritnya untuk memebuat perahu agar bisa menyeberangi sungai tersebut. Setelah beliau
menyeberangi sungai itu kemudian beliau memberi nama tempat tersebut Kaliwangan. Perjalanan dilanjutkan lagi
dengan perlahan-lahan atau dalam istilah jawa “Alon-alon” karena tanahnya
embel kemudian tempat tersebut dinamakan
BLORA yang berasal dari kata Balora yang memiliki arti dalam bahasa
jawa yaitu embel.Dan karena perjalanannya perlahan-lahan atau alon-alon maka kemudian beliau memberi nama
tempat tersebut Alun-alun.Perjalanan selanjutnya beliau
membuat tempat ibadah yanga ada disebelah barat alun-alun yang sekarang
menjadi Masjid Bitunnur Blora.
a.
Peranan
putra sunan pojok
Melalui
perjalanan sejarah yang sangat panjang, Blora mulai berubah menjadi daerah
kabupaten. Perubahan ini terjadi pada hari kamis kliwon tanggal 1 sura tahun
alib1675 menurut perhitungna tahun Jawa atau tanggal 11 Desember 1749 M.Sejak
saat itu Blora mulai menjadi sebuah Kabupaten dan bupati pertama yang menjabat
adalahWilatikta atau putra ke dua dari Pangeran Pojok.Tumenggung Wilatikta
menjadi Bupati Blora sejak tahun 1749-1755.Tumenggung Wilatikta adalah orang yang pemberani, loyal dan juga
merupakan orang yang rasional.
Beliau
dikatakan pemberani dikarenakan beliau merupakan prajurit Mataram yang sangat
pemberani, sehingga dengan keberaniannya beliau diangkat sebagai bupati
Bloraoleh Mangkubumi selaku atasannya.Beliau loyal dikarenakan Wilatikta loyal
terhadap atasannya yaitu Mangkubumi, yangtidak sudi bekerjasama dengan
pemerintah jajahan Belanda.Beliau merupakan orang ang rasional dikarenakan dengan
pemiirannya yang matang beliau tidak mau bekerjasama dengan [emerintah jajahan
Belanda, sehingga beliau dengan ikhlas melepaskan jabatannya sebagai
Bupati.Sebagai Bupati pertama di kabupaten Blora beliau mampu menunjukkan
kepeloporannya dalam memimpin kota Blora.
Akan
tetapi setelah Kerajaan Mataram pecah menjai dua,Tumenggung Wilatikta
melepaskan jabatannya sebagai bupati Karena ia tidak mau menjadi bawahan
dari Kasunanan Surakarta,sehingga
terjadilah kekosongan kekuaaan di kabupaten Blora. Latar belakang Tumenggung
Wilatikta melepaskan diri dari jabatannya sebagai Bupati karena ia tidak mau
bekerja sama dengan pemerintah Penjajah Belanda. Karena pada saat itu kerajaan
mataram tidak mau bekerja sama dengan Belanda tetapi setelah kerajaan tersebut
pecah belah dan berubah menjadi kasunanan yang mau bekerja sama dengan Belanda.
Tumenggung
Wilatikta ini patut kita contoh karena beliau merupakan bupati Blora yang
pertama yang tidak sudi bekerja sama dengan pemerintah Belanda
b. Nilai-nilai
Sunan pojok
Nilai-nilai
yang dapat diteladani dari Sunan Pojok:
1. Sebagai Waliyullah atau kekasih Allah beliau
sangat taat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya secara ikhlas serta
menjauhi segala larangan Allah, sehingga perilaku beliau ini patut kita contoh
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan meneladani sifat beliau ini kita tidak akan
terjerumus ke dalam dosa.
2. Beliau
sangat taat dan patuh terhadap perintah dari Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Tumenggung Wilatikta
Nilai-nilai
yang dapat kita teladani yaitu
1. Sikap
beliau yang pemberani sehingga beliau diangkat sebagai Bupati Blora yang
pertama.Beliau merupakan orang yang tegas dan berani mengambil keputusan yang
cermat, yaitu saat beliau tidak mau bekerjasama dengan Pemerintah Jajahan
Belanda.
2. Patuh
pada Sultan Agung Hanyakrakusuma dan Hamengkubuwana I
3. Berbakti
kepada orang tua yaitu dengan mencari makam ayahnya di desa Pojok dan
membangunkan makam untuk ayahnya di sebelah selatan Alun-alun sehingga kemudian
makam beliau di pindahkan dari Pojok ke sebelah selatan Alun-alun.
ARTI PENTING
SUNAN POJOK
Setiap
satu tahun sekali diadakan Haul sunan Pojok yaitu pada tanggal 27 Sura.Haul
suns Pojok dilakukan pada tanggal 27 Sura karena pada tanggal itu merupakan
hari kelahiran beliau, sehingga hari kelahiran beliau ini kemudian di jadikan
sebagai hari peringatan beliau yang terus di peringati oleh masyarakat
Blora.Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 27 Sura antara lain:
1. Pada
malam 27 Sura diadakan kataman Binador oleh yayasan Sunan Pojok dan juga ada
beberapa santri dari pondok yang ada di Blora.
2. Selesai
kataman ada agenda ganti kelambu di makam Sunan Pojok
3. Pada
tanggal 27 Sura tepatnya pada pukul 06.00 pagi ada kegiatan kataman bil Ghaib
4. Selanjutnya kegiatan tahlil umum bersama muspida di makam
sunan Pojok
5. Pada
malam harinya merupakan acara puncak dari Haul sunan Pojok yaitu Pengajian yang
di laksanakan di depan Masjid Baitunnur yang biasa di isi dengan tausiah oleh
Gus Ali dari Sidoarjo Jawa Timur
PROSES
PEMBANGUNAN MAKAM SUNAN POJOK DARI MASA-KE MASA
Awalnya sunan
Pojok meninggal dalam perjalanan pulang dari mataram menuju Tuban.Karena merasa
kelelahan akhirnya beliau beristirahat di bawah pohon nangka yang besar.Tetapi
ditengah-tengah perjalanan beliau tiba-tiba jatuh sakit dan meminta
beristirahat di desa pojok hingga akhirnya beliau wafat dan dimakamkan di desa
pojok tersebut.
Sepeninggal Surobahu, sebagian
prajurit menetap di Sasak, namun sebagian pulang ke Mataram untuk melapor ke
Sultan Agung. Setelah Sultan Agung menerima laporan kemudian memerintah putra
pangeran Surobahu Raden Tumenggung Joyodipo untuk menetap, dan dianugerahi
wilayah sekaligus menjadi Bupati Blora yang pertama.
Waktu itu dia dibantu seorang adiknya yang
bernama Kyai Toh Bahu yang sekarang dimamakamkan di Makam Krapyak, Desa
Kajangan, Kecamatan Blora Kota.
Raden Tumenggung Joyodipo, setelah meninjau
makam ayahnya, kemudian berjalan ke arah Timur menyeberang sungai yang sekarang
bernama Kaliwangan. Terus naik ke wilayah yang lebih tinggi dengan berjalan
perlahan-lahan, ke tempat yang sekarang disebut alun-alun Blora.
Dalam perjalanan itu beliau bertemu dengam Mbah Balora yang
ditemani tujuh pemuda. Raden Tumenggung Joyodipo bersama Mbah Balora serta
teman-temannya itu membangun perkampungan, persawahan, dan memindahkan makam
Gedong atau makam Sunan Pojok ke lokasi yang hingga sekarang selalu menjadi
tempat pelaksanaan haul setiap tahunnya.
setelah
putranya membangunkan makam untuk beliau tepatnya disebelah selatan alun-alun,
maka akhirnya makam beliau di pindahkan kesana.selama ini makam beliau pernah
melakukan renovasi yaitu pada tahun 2001 hingga sekarang ini dan belum
mengalami renovasi lagi.Dalam merenovasi maka dibangun tempat makam yang lebih
baik dan lebih luas sehingga masyarakat blora menjadi nyaman saat berziarah ke
makam beliau.
Akhir
dari sunan pojok
KESIMPULAN
Sunan
pojok dikenal sebagai sosok waliyullah
yang menyebarkan agama islam di blora.Sunan pojok memiliki lebih dari satu nama
yaitu Pangeran Pojok, Pangeran Surabaya, Pangeran Surabahu, Pangeran
sedah,Syaikh abdurrochim dan wali pojok blora.Selain itu juga disebut sebagai
mbah Benun.Beliau berasal dari mataram
(Yogyakarta).Beliau merupakan panglima perang dan adipati tuban.
Menurut
masyarakat Blora, Suanan Pojok diyakini sebagai Waliyullah dan cikal bakal kabupaten Blora serta
tanda-tanda karomah Allah yang diberikan kepada
beliau.Nama sunan pojok disandang beliau sejak menjadi cikal bakal kadipaten Blora, dengan memberi
nama-nama dukuhan dan kota serta memberikan banyak peninggalan seperti masjid
Baitunur Blora yang bias kita jadikan suri tauladan untuk diri kita
semua.Beliau adalah sosok dengan pengabdian dalam membela Tanah Air, Negara dan
Kerajaan Islam
Banyak
karomah yang beliau miliki.Beliau memiliki karomah yang bersifat umum dan
khusus, Karomah-karomah yang beliau miliki sangat beliau perhatikan dan
dianggap oleh beliau ujian yang harus
difahami, dihayati dan diamalkan demi penghambaan diri kepaada Allah SWT,
kepada pemerintah dan masyarakat sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur’an dan
Al-sunnah.Atas jasa-jasa beliau dan perjuangan beliau dalam menegakkan syariat
agama islam, maka tidak heran beliau mendapatkan penghormatan dari pengikutnya.
SARAN
Sebagai masyarakat Blora kita harus bisa menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada di kabupaten Blora ini dengan cara setiap tanggal 27 Suro kita dapat menziarahi makam beliau
DAFTAR
PUSTAKA
Rahimsyah,2001.Kisah
Walisongo.DutaMedia. Surabaya
Setiono
Andi.2011.Ensiklopedia Blora Alam Budaya dan Manusia Buku 3 Pemerintah Sosial
dan Ekonomi
Setiono
Andi.2011.Ensiklopedia Blora Alam Budaya dan Manusia Buku 4 Adat Istiadat,
Agama dan kepercayaan Lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DON'T RUSUH!