Kamis, 25 April 2019

Resume Mata Kuliah Psikologi Kepribadian (pengantar)


Psikologi Kepribadian
Oleh : Rifai Anas Amirul Huda
NIM : 185120300111030
Kelas : B-1 Psikologi 2018

Hakikat manusia yang merupakan makhluk sosial menyebabkan manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Interaksi dijalin manusia selain untuk memenuhi kodrat alamiahnya tetapi juga untuk memenuhi kebutuhannya agar mencapai taraf hidup tertentu. Dalam proses interaksi tersebut kita seringkali melihat sosok individu satu dengan yang lain itu berbeda, bukan hanya berbeda secara fisik namun secara kepribadian. Kita sering menggunakan istilah-istilah tertentu dalam menggambarkan kepribadian seseorang. Misalnya saja kita sering menganggap orang yang suka berbicara dan senang menyapa orang-orang didefinisikan sebagai orang yang ramah. Orang yang selalu tampak ceria dan bersemangat dalam menjalani segala kegiatannya kita sering menyebutnya sebagai pribadi yang energik. Ramah, energik,  pandai, tenang, humoris dan sejenisnya itulah merupakan secuil dari bagian-bagian kepribadian. Lantas apa itu kepribadian?.

A.    Pengertian Kepribadian :
            1, Ditinjau secara epistimologi adalah stilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality.  Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona , yang berarti topeng   dan personare,  yang artinya menembus . Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. (Kuntjojo, 2009, p.4)

B.     Pengertian Kepribadian  Menurut para ahli :
Banyak para tokoh yang telah mendefinisikan mengenai kepribadian.  Berikut adalah tokoh-tokoh yang telah mendefinisikan kepribadian :
\
1.      GORDON W. W ALLPORT
Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai What a man really is.” 
 Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai lalu dia merevisi definisi tersebut (Soemadi Suryabrata, 2005: 240). Kemudian Allport mendefinisikan kepribadian yang baru yaitu Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998 : 11). Jika diartikan dalam bahasa Indonesia kepribadian menurut Allport adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

2.      KRECH dan CRUTCHFIELD
David   Krech DAN Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya yang berjudul Elelemnts of Psychology    merumuskan definsi kepribadian sebagai berikut : “Personality is the integration of all of an individual’s characteristics into a unique organization that determines, and is modified by, his attemps at adaption to his continually changing environment.”(Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus).

3.      ADOLF HEUKEN, S.J. dkk.
Adolf Heuken S.J. dkk. dalam bukunya yang berjudul Tantangan Membina          Kepribadian (1989 : 10), menyatakan sebagai berikut. “Kepribadian  adalah  pola  menyeluruh semua  kemampuan, perbuatan  serta  kebiasaan  seseorang,  baik  yang  jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya dalam caranya yang khas  di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya”. 
Berdasarkan paparan definisi dari berbagai tokoh tersebut dapat disimpulkan pokok-poko kepribadian sebagai berikut : ( Jaenudin, ujam, 2015, p 29) 
1.      Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri atas aspek psikis, seperti intelegensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dan sebagainya serta aspek fisik, seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya. 
2.      Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas dan unik. 
3.      Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap. 
4.      Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.

Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian. Konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian adalah (Alwisol, 2005 : 8-9) :
1. Character  (karakter),  yaitu  penggambaran  tingkah  laku dengan                                menonjolkan nilai (banar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun                             implisit.
2. Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis.
3. Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama terhadap sekolopok  stimuli  yang  mirip,  berlangsung  dalam  kurun  waktu (relatif) lama.
4. Type  attribute  (ciri),  mirip  dengan  sifat,  namun  dalam  kelompok stimuli yang lebih terbatas.
5. Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula. 

 Urain diatas hanya merupakan komponen dasar dari kepribadian seperti karakter, sifat, yang kemudian aspek-aspek tersebut berinteraksi dan membentuk kepribadian ( Jaenudin, ujam, 2015, p. 30) 

Pendekatan dan Teori-teori Kepribadian 
Di dalam menganalisa kepribadian, banyak sekali teori-teori yang dikemukakan oleh para tokoh.  Namun para ahli mengklasifikasikan teori-teori tersebut dalam beberapa acuan yaitu paradigma yang digunakan untuk mengembangkannya. Ada tiga orientasi atau kekuatan besar dalam teori kepribadian yaitu : 
a.       Psikoanalisis beserta aliran-aliran yang dikembangkan atas paradigma yang sama 
b.      Behavioristik 
c.       Humanistik 

A.  Pendekatan Psikoanalisis
 Teori  Psikoanalisis dikembangkan oleh  Sigmund Freud.  Psikoanalisis dapat dipandang sebagai teknik terapi dan sebagai aliran psikologi. Sebagai aliran psikologi, psikoanalisis banyak berbicara mengenai kepribadian, khususnya dari segi struktur, dinamika, dan perkembangannya. 

Struktur Kepribadian 
Menurut Freud (Alwisol, 2005 : 17), kehidupan jiwa memiliki tga tingkat kesadaran, yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur tersebut. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain,yaitu  das  Es,  das  Ich,  dan  das  Ueber  Ich.  Struktur  baru  ini  tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya (Awisol, 2005 : 17).
Freud  berpendapat  bahwa  kepribadian  merupakan  suatu  sistem yang terdiri dari 3 unsur, yaitu the Id, the Ego, dan the Super Ego yang masing-masing memiliki asal, aspek, fungsi, prinsip operasi, dan perlengkapan sendiri. Ketiga unsur   kepribadian tersebut dengan berbagai dimensinya disajikan dalam tabel berikut. 
Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada akhir tahun  ke  lima,  dan  perkembangan  selanjutnya  sebagian  besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu. Selanjutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui 6 fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif terhadap rangsangan. Ke enam fase perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005 : 172-173).
1) Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan. Bagian  tubuh  yang  sensitif  terhadap  rangsangan  adalah mulut.
2) Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun. Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus.
3) Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun. Bagian tubuh yang sensitif pada fase falis adalah alat kelamin.
4) Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas Pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan.
5) Fase  genital  (genital  stage)     :     terjadi  sejak  individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi. 

B.   Pendekatan Behavioristik : 

                  Ahli-ahli dalam aliran behavioristik dalam mengamati kepribadian lebih memfokuskan kepada perilaku seseorang bukan mengamati kegiatan bagian dalam tubuhnya seperti makan, berjalan, berbicara, tertawa, atau menangis. Tokoh yang mewakili teori ini adalah John  B. Watson, Skinner. Skinner memperkenalkan stimulus-respon atau rangsangan-tanggapan. Asumsi dari  teori ini adalah manusia diibaratkan sebagai mesin dan kepribadian merupakan pengkondisian yang terdapat pada lingkungan.

Paradigma yang dipakai untuk membangun teori behavioristik adalah bahwa tingkah laku manusia itu fungsi stimulus, artinya determinan tingkah laku tidak berada di dalam diri manusia tetapi bearada di lingkungan (Alwisol, 2005  :  7).     Pavlov,  Skinner,  dan  Watson  dalam  berbagai  eksperimen mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari lingkungan.

Skinner menjelaskan perilaku manusia dengan tiga asumsi dasar, di mana asumsi pertama dan kedua pada padasarnya menjadi asumsi psikologi pada umumnya, bahkan juga merupakan asumsi semua pendekatan ilmiah (Alwisol, 2005 : 400). Ketiga asumsi tersebut adalah 
A.          Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (behavior is lawful) 
B.           Tingkah laku dapat diramalkan (behavior can be predicated) 
C.           Tingkah laku dapat dikontrol (behavior can be controlled) 

C . Pendekatan Humanistik : 
Pendekatan humanistik menekankan bahwa kekuatan motivasi yang paling utama dari seseorang adalah kecenderungan terhadap pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia, menurut eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam dunia (being-in-the-world), dan menyadari penuh akan keberadaannya (Koeswara, 2001 : 113). Tokoh-tokoh humanistik yang berbicara tentang kepribadian diantaranya  Abraham Maslow, dan Carl rogers. 

a.            Teori Abraham Maslow: 
Adapun pokok-pokok teori psikologi humanistik yang dikembangkan oleh Maslow adalah sebagai berikut (Koeswara, 2001 :112-118 dan Alwisol 2005 : 252-270) :

1. Prinsip holistik
Menurut Maslow,   holisme menegaskan bahwa organisme selalu berting-kah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian  bagian  atau  komponen  yang  berbeda.  Jiwa  dan  tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari suatu kesatuan, dan apa yang terjadi pada bagian yang satu akan mempengaruhi bagian yang  lain

2. Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri.   Manusia adalah agen yang sada, bebas memilih atau menentukan setiap tindakannya. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang bebas dan bertanggung jawab.

3.  Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatuyang lain dari sebelumnya (becoming).Namun  demikian  perubahan  tersebut  membutuhkan  persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat mendukung. 

4. Individu    sebagai    keseluruhan    yang    integral,    khas,    dan terorganisasi..
\
5. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral. Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan 

D.    Teori Carl Rogers :
Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-garis yang diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu matang maka ia makin berdiferensiasi, makin luas, makin otonom, dan makin tersosialisasikan. Rogers menyatakan bahwa pada dasarnya tingkah laku adalah usaha organisme yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya sebagaimana dialami, dalam medan sebagaimana medan itu dipersepsikan (Hall dan Lindzey, 1995 :136-137).. Rogers menegaskan bahwa secara alami kecenderungan aktualisasi akan menunjukkan diri melalui rentangan luas tingkah laku, yaitu :1) Tingkah laku  yang  berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan dasar (makana, minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan dan memerinci fungsi tubuh serta generasi.2) Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk menjadi diri sendiri.3) Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justrumeningkatkan tegangan, yaitu tingkah laku yang motivasinya untuk berkembang dan menjadi lebih baik..

Selain pendekatan-pendekatan yang diuraikan diatas ada terdapat juga pendekatan pendekatan yang lain diantaranya : 

1.      Pendekatan Sifat : 
   Inti dasar dari teori ini adalah berusaha untuk menggambarkan sifat dasar yang diperlukan untuk menggambarkan kepribadian. Sifat dalam pendekatan ini didefinisikan sebagai karakteristik kepribadian dan perilaku yang konsisten yang diperlihatkan dalam situasi yang berbeda. Asumsi teori ini bahwa kepribadian seseorang itu sejatinya sama atau semua orang memiliki karakteristik sifat dasar yang sama, namun ada sifat dasar yang lebih dominan. Misalnya saja si A dijuluki sebagai pribadi yang ramah, dan si B merupakan pribadi yang apatis. Dari contoh tersebut sejatinya kedua belah pihak memiliki sifat keramahan yang ada dalam dirinya namun dalam frekuensi yang berbeda. Jika si A frekuensi keramahannya tinggi, di sisi lain si B tingkat keramahannya rendah.  Tokoh-tokoh yang mengungkapkan pendekatan ini diantaranya yaitu : Albert allport, Catel dan Eysenck, 

2.      Pendekatan Belajar :
Inti dari pendekatan ini adalah melawan dari pendekatan psikodinamika yang mendasari kepribadian dari faktor dalam seperti adanya id, ego, dan superego. Pendekatan belajar lebih menitikberatkan kepribadian berasal dari faktor luar yaitu lingkungan. Kepribadian merupakan sejumlah respon yang dipelajari dari lingkungan eksternal. 

3.      Pendekatan Kognitif :
Intisari dari pendekatan kognitif terhadap kepribadian adalah kepribadian berasal dari proses  mental dari persepsi, ingatan, pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan. Kepribadian terbentuk karena pengaruh kognisi –pikiran , perasaan, harapan, dan nilai serta observasi terhadap perilaku orang lain atau kepribadiannya. 

4.      Pendekatan Biologis dan Evolusioner :
Asumsi pendekatan biologis & evolusioner ini adalah memandang kepribadian sebagai sesuatu yang diwariskan. Para peneliti berpendapat bahwa sebagian kepribadian ditentukan oleh gen yang kita miliki sebagaimana  warisan gen yang lain yang merupakan sebagian besar merupakan kontribusi genetik yang diwariskan oleh para pendahulu kita. Sudut pandang evolusioner berasumsi bahwa sifat kepribadian yang mendorong keberhasilan para nenek moyang kita untuk bertahan hidup dan berproduksi cenderung lebih dipertahankan serta diteruskan pada generasi berikutnya (Buss, 2001, 2009). Dalam perkembangannya pendekatan biologis & evolusioner ini tidak dapat disimpulkan begitu saja bahwa gen yang ada dalam diri kita akan membentuk sifat kepribadian tertentu atau ditakdirkan lahir dengan kepribadian tertentu, melainkan faktor genetika juga harus memperhatikan faktor lingkungan dalam membentuk kepribadian yang utuh.

 Kesimpulan : 
Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya, sifat- sifat khas diri manusia yang bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima bisa dari lingkungan, proses kognitif, atau bahkan faktor genetika, misalnya, keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir. Berdasarkan banyaknya faktor kpenentu kepribadian maka dapat disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.  

Daftar Pustaka : 
Koeswara, E.  (2001) Teori-teori Kepribadian. Bandung Eresco. 
Alwisol.   (2005)      Psikologi   Kepribadian.   Malang   :   Penerbit   Universitas Muhammadyah Malang.
King, Laura A. (2016). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif Buku 1 Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.
Feldman, Robert S.(2017).  Pengantar Psikologi ( Understanding Psychology)Buku 2 Edisi 10. Jakarta : Salemba Humanika.
Jaenudin , Ujam. (2015).  Dinamika Kepribadian (psikodinamik) . Bandung : Pustaka Setia.
Kuntjojo. (2009). Psikologi kepribadian. https://www.academia.edu/31870364/PSIKOLOGI_KEPRIBADIAN . (Diakses pada 07 november 2018)














           




4.