Minggu, 29 Januari 2017

Implementasi Manajemen pada Organisasi Di sekolah



Assalamu’alaikum wr.wb

 “Manajemen dan Implementasinya dalam Organisasi”. 


Betapa sangat pentingnya manajemen dalam pelaksanaan suatu organisasi. Untuk menunjukkan hal tersebut dapat kita misalkan yaitu dengan mengumpamakan setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orang-orang dan memerlukan kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya profit oriented atau non profit oriented, pasti sarat dengan manajemen, seperti halnya mengelola, mengatur organisasi sebuah Perusahaan misalnya, ormas atau perkumpulan olahraga dan lain sebagainya, baik pengelolaannya secara formal, modern atau tradisonal karena pola intinya manajemen itu adalah to manage, bagaimana mengatur, apa yang di atur dan siapa yang mengaturnya, kemudian untuk apa hal itu diatur.

Jadi, manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, perorganisasian, pengalaman dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui proses manajemen tersebut, tentunya dimulai dari pada bagaimana memahami dirinya sendiri sebagai manajer atau pimpinan tentang gaya atau seni yang akan ditetapkannya, bagaimana kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya dan srategi apa yang digunakan untuk mempercepat proses pelaksanaan pencapaian tujuan tersebut, yang pada akhirnya capaian yang diinginkan tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif atau berdaya guna dan berhasilguna.
Manajemen yang baik adalah bagaimana alur implementasinya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tanpa menimbulkan masalah dan sesuai dengan prinsip-prinsip dan fungsi manajemen, namun demikian dalam kenyataan operasional dilapangan tidak semudah dan segampang yang dibahas dalam berbagai teori manajemen itu sendiri.

A. Fungsi-Fungsi Manajemen
Dalam menjalankan suatu organisasi apapun bentuknya, sudah barang tentu seorang manajer harus memiliki dan memahami, kaedah-kaedah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep tentang manajemen, dengan demikian diharapkan mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Agar dapat bergerak sesuai dengan alurnya maka fungsi-fungsi manajemen diantaranya:

Perencanaan
Rencana-rencana dibutuhkan untuk memebrika kepada organisasi tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Disamping itu, rencana memungkinkan :
1. Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.
2. Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konstisten dengan berbagai tujuan terpilih, dan
3. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.
Perencanaan (Planning), adalah :
1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapi tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.

Pengorganisasian
Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang dan
mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai program tersebut secara sukses.
Pengorganisasian (Organizing) adalah :
1. penentuan sumberdaya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,
2. perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat ”membawa” hal-hal tersebut kearah tujuan,
3. penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian,
4. pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tusanya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan di tetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.

Penyusunan Personalia
Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment) latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalama lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Dalam pelaksanaan fungsi ini manajemen menentukan persyaratan-persyaratan mental, phisik, dan emosioanal untuk posisi jabatan yang ada melalui analisa jabatan, deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan dan kemudian menarik karyawan yang diperlukan dngan karakteristik personalia tertentu. Seperti keahlian, pendidikan, umur, latihan, dan pengalaman

Pengarahan
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personaliannya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menujun tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan.

Pengawasan
Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pngawasan (controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian. Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Semua fungsi-fungsi manajemen ini harus dilaksanaka oleh manajer kapan saja dan dimana saja kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun ada perbedaan tekanan untuk tife organisasi, jabatan-jabatan fungsional, dan tingkatan manajemen yang berbeda. Satu atau lebih fungsi mungkin lebih ditekankan dari pada fungsi-fungsi lain dengan adanya perbedaan tingkatan manajemen.

B. Organisasi Sebagai Wadah Dalam Melaksanakan Kegiatan Manajemen
Pada umumnya organisasi dialokasikan dan ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Sedangkan pengorganisasian (organizing) adalah merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuia dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Terdapat 2 (dua) aspek utama dalam penyusunan struktur organisasi sebagai berikut :
a. Departementalisasi
b. Pembagian kerja

Departementalisasi adalah merupakan pengelompokan-pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling brhubungan dapat dikerjakan bersama, hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi yang ditunjuk oleh suatu bagan organisasi.
Sedangkan pembagian kerja adalah uraian atau perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Dengan demikian secara prinsip dalam kedua aspek tersebut diatas merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu :
1) pembagian kerja,
2) departementalisasi (atau sring disebut dengen istilah depertementasi)
3) bagan organisasi formal
4) rantai pemerintah dan kestuan pemerintah
5) tingkat-tingkat hirarki manajemen
6) saluran komunikasi
7) penggunaan komite
8) rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.

Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut :

1. Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler telah menjelaskan hubungan strategi dan struktur organisasi dalam studinya pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika.
Dia pada dasamya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti strategi". Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubabah maka struktur organisasi juga berubah.

2. Teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobiI yang mempergunakan teknologi industri masal akan memerlukan tingkat standardisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan mode.

3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mernpengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Di samping itu, orang-orang di luar organisasi, seperti pelanggan, supplier, dan. sebagainya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.

4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat.
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).
2. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
3. Koordinasi kegiatan, menunjukan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam orga¬nisasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak) kekuasam pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkm jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja

Bentuk – Bentuk Bagan Organisasi
Henry G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi, yaitu :
1. Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
2. Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
3. Bentuk horizontal Bagan ini digambarkan secara mendatar. Aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali digunakan dalam praktek.

Kesimpulan




Jadi, kesimpulan dari pembahasan mengenai pemahaman dan pentingnya manajemen dalam menjalankan kegiatan organisasi tersebut diatas, yaitu: Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai, Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni, Manajemen merupakan proses sistematis, terkoordinasi, terintegrasi, dan kooperatif dalam memanfaatkan unsur - unsur 6M, Manajemen baru dapat diterapkan, jika ada 2 orang atau lebih melakukan kerjasama dalam suatu organisasi, Manajemen terdiri dari beberapa fungsi, Manajemen hanya merupakan alat atau wadah dalam mencapai tujuan, Dalam implementasinya harus berpedoman bagaimana mengorganisasikan kelembagaan terhindar dari penyimpangan dan penyelewengan, Berprinsip pada memaksimalkan produktivitas dan meminimalisasikan cost, Ciptakan kerjasama pasti bisa dalam pencapaian keseimbangan dan keharmoniskan dalam lingkungan organisasi.

 Sekian dari tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu'alaikum wr.wb. salam blogger :)

Revolusi Amerika sebagai Pendorong Nasionalisme



Revolusi Amerika ~



 Sejak ditemukan, Benua Amerika menarik begitu banyak bangsa di Eropa untuk membangun koloninya. Bangsa-bangsa yang pernah membangun koloni di benua tersebut, antara lain, Spanyol, Prancis, dan Inggris. Kolonisasi Inggris atas Amerika bagian utara diawali kedatangan John Cabot (1497) beserta sejumlah penjelajah Inggris lainnya. Di benua baru tersebut, John Cabot dan rekan-rekannya memperoleh hak mengelola beberapa bidang tanah yang kemudian berkembang dan meluas menjadi koloni. Pada tahun 1763, daerahdaerah di Amerika yang menjadi wilayah kekuasaan Inggris telah mencapai tiga belas koloni yang memiliki pemerintahan sendiri.

Akan tetapi, untuk mempertahankan dan memperluas koloninya, Inggris harus berhadapan dengan Prancis dan Spanyol. Peperangan yang paling berat terjadi adalah ketika melawan Prancis. Peperangan yang memakan waktu sangat lama itu membuat kerajaan Inggris sempat mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi masalah keuangan, pemerintah Inggris lalu membuat kebijakan-kebijakan yang mengeksploitasi negara-negara jajahan, termasuk Amerika Utara. Berbagai kebijakan yang merugikan rakyat wilayah koloni di Amerika menimbulkan pemberontakan yang dikenal dengan sebutan Revolusi Amerika.

Nah, pada kesemapatan kali ini Zona Siswa akan mencoba membahas secara lengkap mengenai Revolusi Amerika baik latar belakang, proses terjadinya revolusi dan dampaknya. Semoga bermanfaat. Check this out!!!

A. Latar Belakang Revolusi Amerika

Semula negara induk Inggris memang bersikap lunak terhadap tanah koloni. Pemerintah Inggris tampak memberikan kebebasan yang relatif kepada daerah koloni. Akan tetapi, setelah mengalami kesulitan keuangan akibat Perang Laut Tujuh Tahun melawan Prancis, Inggris mulai memperkuat pengaruhnya terhadap daerah koloni. Dalam hal ini, pemerintah Inggris mulai menerapkan berbagai macam undang-undang yang lebih mengutamakan kepentingan negara induk, seperti undang-undang teh, undang-undang gula, undang-undang kopi, dan sebagainya. Semuanya itu jelas merupakan usaha pemerintah Inggris untuk memperkuat kekuasaannya di tanah koloni. Sebaliknya, daerah koloni yang sudah matang merasakan tindakan yang negatif tersebut. Akibatnya timbullah konflik antara kepentingan daerah koloni dan negara induk. Konflik ini akhinya memuncak dalam sebuah revolusi. Adapun sebab-sebab timbulnya Revolusi Amerika adalah sebagai berikut.

  1. Adanya Paham Kebebasan dalam Politik
Koloni Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, tetapi diciptakan oleh pelarian-pelarian dari Inggris yang mendapat tekanan agama, sosial, ekonomi, dan politik. Kaum koloni menyatakan bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru. Paham kebebasan kaum koloni bertentangan dengan paham pemerintahan Inggris yang menganggap bahwa daerah koloni adalah jajahannya. Hal ini didasarkan pada Perjanjian Paris 1763.

  1. Adanya Paham Kebebasan dalam Perdagangan
Kaum koloni juga menganut paham kebebasan dalam perdagangan. hal itu bertentangan dengan paham pemerintah Inggris yang merasa berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh karena itu, pemerintah Inggris memerintahkan agar hasil bumi dari daerah koloni harus dijual kepada negara induk saja. Sebaliknya, penduduk koloni diwajibkan pemerintah Inggris hanya membeli barang-barang hasil industri negara induk saja. Kaum koloni menentang peraturan yang bersifat monopoli dan menghendaki adanya kebebasan dagang.

  1. Adanya Berbagai Macam Pajak
Berbagai macam pajak diterapkan, berkaitan dengan adanya krisis keuangan Inggris akibat Perang Laut Tujuh Tahun. Perang berakhir dengan kemenangan di pihak Inggris. Dengan kemenangan tersebut, menimbulkan beban baru bagi pemerintah Inggris terutama masalah keuangan. Pemerintah Inggris kemudian memberlakukan berbagai macam pajak (pajak teh, pajak gula, pajak metera,i dan lain-lain) yang sangat memberatkan warga koloni. Sebaliknya, warga koloni dengan tokohnya Samuel Adams menentang kebijakan tersebut dengan semboyan no taxation without representation, artinya tidak ada pajak tanpa adanya perwakilan.

  1. Peristiwa The Boston Tea Party
Sebab khusus meletusnya Revolusi Amerika ialah adanya peristiwa yang dikenal dengan nama The Boston Tea Party pada tahun 1773. Pada saat itu, pemerintah Inggris memasukkan teh ke Pelabuhan Boston, Amerika. Pada malam harinya, muatan teh itu dibuang ke laut oleh orang-orang Amerika yang menyamar sebagai orang Indian suku Mohawk. Hal inilah yang menimbulkan kemarahan pemerintah Inggris (Raja George III) sehingga menuntut pertanggungjawaban. Namun penduduk koloni tidak ada yang mau bertanggung jawab sehingga menimbulkan pertempuran yang menandai terjadinya Revolusi Amerika.

The Boston Tea Party - Salah Satu Peristiwa Penting Dibalik Revolusi Amerika


B. Proses Terjadinya Revolusi Amerika
Dengan adanya peristiwa teh di Boston, George III bertekad untuk menundukkan Massachusetts dengan kekuatan senjata. Rakyat koloni tidak menghiraukan tuntutan dan ancaman Inggris, dua belas negara koloni lainnya telah menyatakan setia kawan berdiri di belakangnya. Pada awal Desember 1774, ke tiga belas koloni mengadakan pertemuan di Philadelphia (yang kemudian dikenal dengan Kongres Kontinental I) untuk menentukan langkah dalam menghadapi Inggris. Peristiwa ini merupa-kan pertama kalinya bagi ketiga belas koloni di Amerika untuk bersatu dan saling bekerja sama. Kongres Kontinental I menghasilkan pernyataan yang pada dasarnya bahwa rakyat koloni di Amerika tetap setia kepada Raja Inggris dan menuntut kebi-jaksanaan agar memulihkan hubungan baik antara daerah koloni dan negara induk Inggris.Sementara itu, telah terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dan rakyat koloni. Pertempuran pertama meletus di Lexington, kemudian menjalar ke Concord, dan Boston.

Inggris menolak tuntutan warga koloni. Adanya The Boston Tea Party dan tuntutan tanah koloni dianggap sebagai tanda dimulainya suatu pemberontakan. Pemerintah Inggris segera memperbesar jumlah pasukannya di Amerika. Sejak saat itulah kaum koloni Amerika yakin bahwa jalan damai untuk menuntut hakhaknya sebagai orang Inggris tidak mungkin dapat tercapai. Bahkan, mereka terancam akan dimusnahkan segalanya sehingga mereka bertekad untuk mempertahankan kebebasannya. Kaum koloni Amerika kemudian mengangkat Goeroge Washington, seorang yang berjasa kepada Inggris dalam Perang Laut Tujuh Tahun untuk menghadapi Inggris.

Pada mulanya perang ini hanya bersifat menentang kekerasan pemerintah Inggris terhadap kaum koloni dan belum mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, tujuan perang menjadi jelas setelah terbitnya buku Common Sense (1776) karya Thomas Paine. Tulisan ini berisikan paham kemerdekaan yang kemudian menyadarkan kaum koloni untuk mengubah tujuan perjuangannya dari menentang kekerasan menjadi perjuangan mencapai kemerdekaan.

Dalam Kongres Kontinental II tahun 1775 di Philadelphia, para wakil dari ketiga belas koloni sepakat untuk memerdekakan diri. Akhirnya pada tanggal 4 Juli 1776 dicanangkan Declaration of Independence sebagai alasan untuk memisahkan diri dari negeri induk Inggris. Naskah Declaration of Independence ini disusun oleh panitia kecil yang beranggotakan lima orang, yakni Thomas Jefferson, Benyamin Franklin, Roger Sherman,Robert Livingstone, dan John Adams. Mereka itulah yang kemudian dikenal dengan Lima Tokoh Penyusun Naskah Declaration of Independence. Pada tanggal 4 Juli 1776 ditandatangani Declaration of Independence dan dijadikan hari Kemerdekaan Amerika (Independence Day).

Sementara itu, peperangan semakin meluas hampir di seluruh tiga belas koloni. Pada mulanya tentara Amerika yang dipimpin oleh George Washington tersebut selalu mengalami kekalahan. Kekalahan yang dialami oleh Amerika disebabkan oleh faktor kelemahan militer Amerika yang sebagian besar terdiri atas kalangan sipil yang tidak memiliki pengalaman tempur. Di samping masalah militer, Amerika juga dihadapkan pada kondisi di dalam masyarakat yang belum seluruhnya mendukung terhadap kemerdekaan Amerika. Beberapa golongan masyarakat yang justru umumnya berasal dari kelas menengah ke atas masih banyak yang pro terhadap Inggris dan tidak setuju kalau Amerika merdeka menjadi suatu negara.

Menyadari kelemahan tersebut, para pemimpin Amerika berusaha untuk menyusun strategi agar dapat mengalahkan kekuatan Inggris. Strategi yang kemudian dilakukan adalah dengan meminta dukungan terhadap negara-negara Eropa lainnya terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika. Permintaan dukungan tersebut terutama diarahkan pada negara-negara yang memiliki konflik dengan Inggris seperti Prancis, Spanyol, Denmark, dan Belanda. Melalui dutanya yang bernama Benjamin Franklin, Amerika berhasil menyusun dukungan dari negara-negara Eropa tersebut terutama dari Prancis untuk membantu perang kemerdekaan Amerika.

Bantuan dari negara-negara Eropa sangat berarti bagi kemerdekaan Amerika. Hal ini terbukti sejak tahun 1780, pasukan Amerika berhasil mengalahkan pasukan Inggris di berbagai pertempuran. Walaupun daerah Carolina, Charleston, dan Virginia sempat dikuasai oleh Inggris, akan tetapi pada pertempuran berikutnya pasukan Inggris berhasil dikalahkan oleh pasukan gabungan Amerika dan Prancis. Gabungan pasukan George Washington dan Rochambeau yang berjumlah 15.000 orang berhasil mengalahkan pasukan Inggris di bawah pimpinan Lord Cornwalis di daerah Yorktown, pantai Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwalis menyerah dan parlemen Inggris segera memutuskan untuk menghentikan perang.

Pada tahun 1782, perjanjian perdamaian dimulai antara Amerika Serikat dengan Inggris dan baru pada tanggal 3 September 1783 secara resmi ditandatangani perjanjian perdamaian tersebut. Hasil Perjanjian Paris tahun 1783 berisi tentang pengakuan Inggris terhadap kemerdekaan dan kedaulatan ketiga belas koloni menjadi negara merdeka yaitu Amerika Serikat. Selain itu, Inggris juga menyerahkan daerah bagian barat Mississippi kepada negara baru tersebut. Sesudah peperangan berakhir, kongres Amerika kemudian mengusulkan agar 13 negara bagian menyerahkan kembali hak milik kaum moderat/royalis yang dulu pro terhadap Inggris yang selama peperangan disita oleh kaum milisi. Pasca perang negara baru ini mulai berkonsentrasi untuk menyusun pemerintahan nasional yang dapat menaungi seluruh aspirasi rakyat Amerika.

C. Dampak Revolusi Amerika

Berangkat dari landasan kebebasan pribadi yang mendapatkan dukungan dari masyarakat umum di Amerika, Deklarasi Kemerdekaan sebagai manifestasi dari Revolusi Amerika mengilhami semangat perjuangan bangsa Amerika. Revolusi Amerika juga mengilhami banyak bangsa-bangsa di dunia dalam memerdekakan diri dan menentang penindasan di dunia.

Terima kasih sudah berkenan berkunjung dan membaca artikel di atas tentang Revolusi Amerika, semoga bisa menambah wawasan sobat sekalian tentang salah satu sejarah penting dunia. Apabila ada suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa like dan share juga ya sobat. ^^ Maju Terus Pendidikan Indonesia ^^