Kamis, 25 Mei 2017

Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui Potensi wisata kawasan Dieng Wonosobo

Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui Potensi wisata kawasan Dieng Wonosobo




HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis,
1.  Judul                       Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui potnsi wisata kawasan Dieng wonosobo
2. Penulis                     :
a.       Nama               :  Ilham Rohbi
b.      Absen              : 14
c.       Kelas               : XI IPS 4
Tujuan              : Disusun untuk menyelesaikan tugas penelitian dari guru
pembimbing SMA N 1 Blora.

Karya tulis ini disahkan pada tanggal .......................................................................

Mengetahui,
Kepala SMA N 1 BLORA                                         Pembimbing   


Drs. Slamet Joko Waluyo, M.Pd                             Anik Hanifah, S.Pd              
NIP. 19670430 199802 1 002                                    NIP. 19841019 200903 2 008













MOTTO dan Persembahan

“If you have a dream, just come and get it. Protect Ur dream” (Chirs Gardner, Pursuit of Happyness)

 

KATA PENGANTAR



Alhamdulillahi rabbilalamin, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT.Hanya karena rahmat dan limpahan karuniaNya, akhirnya Karya tulis ilmiah dengan judul “Nilai Historial dan Pariwisata Kawasan Wisata Dieng” dapat terselesaikan.
Penuyusunan Karya tulis ilmiahini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, inspirasi serta dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung membantu penyelesaiannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.                 Allah SWT yang akan limpahan rahmatNya memberikan kekuatan serta ketekunan dalamberusaha.
2.                 Orang Tua Tercinta
3.                 Guru Pembimbing
4.                 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas ini.

Namun penulis menyadari bahwa Karya tulis ilmiah ini masih sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dari berbagai pihak.Semoga Karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan. Amin....




Blora, April 2017


Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................        I
Lembar Pengesahan .........................................................................................        II
HALAMAN MOTTO........................................................................................... III
KATA PENGANTAR.......................................................................................... III
DAFTAR ISI ....................................................................................................... IV

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C.     Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 3
D.    Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 4
F.      Manfaat Penelitian .................................................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.    Pengertian Pariwisata............................................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN
A.    Nilai Histori dan Makna Kata Dieng....................................................................... 6
      2.11.Karakteristik Kawasan Wisata Dieng.............................................................. 7
B.    Tujuh Unsur Karakteristik Masyarakat Dieng
............................................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP .................................................................................................
A.    Kesimpulan............................................................................................................ 19
B.     Saran ................................................................................................................ ..... 19
C.  Lampiran................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................                                    21

































BAB I
Pendahuluan


A.                    LatarBelakang
Perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh potensi andalan dan unggulan yang dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD).Pengembangan diharapkan memiliki multiplier effect yang besar bagi suatu daerah.
Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya kebutuhan akan rekreasi. Salah satu bentuk kebutuhan akan rekreasi adalah dengan berwisata atau melakukan kunjungan ke obyek wisata.
Pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara disamping sektor migas. Sebagai sumber devisa, pariwisata menyimpan potensi yang sangat besar. Melihat trend pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Di beberapa negara, pariwisata khususnya agritourism bertumbuh sangat pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi wisatawan.Berdasar fenomena yang ada, untuk kedepan, prospek pengembangan pariwisata diperkirakan sangat cerah.Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggalakkan pembangunan di sektorpariwisata.
Adanya Otonomi daerah, secara formal terjadi pelimpahan wewenang kekuasaan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah kabupaten/ kotasebagai unit otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri termasuk didalamnya sektor pariwisata. Hal ini merupakan stimulus dan kesempatan bagi daerah untuk menggarap pariwisata dengan optimum sebagai sektor yang   berpeluang   menjadi   sektor   unggulan   sehingga   dapat  tercipta
kemandiriandaerah.

Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik  itu dampak positif maupun dampak negatif. Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan sekitarnya.Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan yang meningkat dapat menimbulkan dampak atau pengaruh yang positif maupun negatif dan yang terkena dampak tersebut adalah masyarakat, lingkungan, ekonomi, serta sosial.
Pengembangan pariwisata ini akan berdampak sangat luas dan signifikan dalam pengembangan ekonomi, upaya-upaya pelestarian  sumber daya alam dan lingkungan serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat terutama masyarakat lokal. Pengembangan kawasan wisata mampu memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaaan alam dan hayati.Pengembangan pariwista sebagai salah satu sektor pembangunan secara umum menjadi sangat relevan jika pengembangan pariwisata itu sesuai dengan potensi daerahnya. Diharapkan pengembangan pariwisata dapat berpengaruh baik bagi kehidupan masyarakat terutama masyarakat lokal dan mampu mendorong pengembangan berbagai sektor lainbaik ekonomi, sosial maupun budaya. Dengan demikian maka, pembangunan pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya  bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat (Piagam Pariwisata Berkelanjutan,1995)
Kawasan Dataran Tinggi Dieng Di Kabupaten Wonosobo memiliki potensi pariwisata yang sangat menonjol.Karena potensinya tersebut  maka pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan diresmikan sebagai obyek wisata oleh Gubernur JawaTengah.
Kawasan Wisata Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu daerah tujuan  wisata (DTW) di Jawa Tengah yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Obyek wisatanya bukan semata dataran tinggi itu sendiri, namun di area itu terdapat berbagai obyek wisata berupa obyek wisata alam dan budaya berupa peninggalan masa lampau.
Dengan adanya potensi wisata tersebut maka pemerintah Kabupaten Wonosobo menunjukkan bukti nyata dengan diwujudkannya program- program/ upaya pembangunan obyek dan daya tarik wisata serta merangsang    masyarakat    untuk    membuka    usaha    yang mendukung
pariwisata,   guna   memenuhi   kebutuhan   perjalanan   dan  persinggahan
wisatawan diDieng.
                   

A.     RumusanMasalah

1.Dari uraian latar belakang di atas, pokok permasalahan  daripenelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi?
2. Upaya apa yang harus dilakukan untuk memajukan pariwisata tersebut sehingga menjadi pariwisata yang lebih baik?.
B. Tujuan Penelitian
               Berdasarkan rumusan masalah yang penulis buat diatas, tujuan dari penelitian ini antara lain:
                 1. Mengetahui apa yang menjadi faktor pendukung daerah dataran tinggi Dieng yang dijadikan tempat observasi atau pariwisata?.
                 2. Menjelaskan dan menganalisis faktor penghambat dan perkembangan kemajuan pariwisata di dataran tinggi Dieng.
2.                 Mengetahui upaya apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan potensi pariwisata maupun kearifan lokal marga di dataran tinggi Dieng?.
C.     Manfaat Penelitian
1.      Bagi Penulis
Karya Tulis ini dibuat supaya penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian yang diberikan oleh guru pembimbing.
2.      Bagi Pembaca
Karya tulis ini dibuat supaya pembaca karya tulis ini dapat mengetahui Kawasan Wisata Dieng
3.      Bagi Sekolah
Karya tulis ini dibuat agar sekolah dapat melatih siswa supaya dapat membuat karya tulis.
4.      Bagi Masyarakat
Karya tulis ini dibuat dengan tujuan supaya masyarakat awam dapat lebih paham mengenai akan potensi pariwisata di Indonesia khususnya  pada Kawasan Wisata Dieng

D.    Metode Pengumpulan Data
Pada penulisan karya tulis ini dilakukan dengan mengumpulkan buku-uku yang berisi tentang informasi Pemberdayaan masyarakat dalam Kawasan Wisata Dieng. Mencari artikel yang berhubungan dengan Pariwisata di internet. Metode observasi yaitu metode tentang pengamatan, cara mengamati langsung terhadap obyek yang akan diteliti. Metode interview atau wawancara adalah cara memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab antara yang melakukan penelitian dengan pihak yang meneliti atau petugas yang mebidangi.

  



BAB II
Kajian Pustaka

1.       Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional. Tak bias dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai. Definisi pariwisata memang tidak dapat sama persis diantara para ahli. Berikut adalah beberapa pengertian pariwisata :
a.                  Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (UU No.10 Tahun Tahun 2009 TentangKepariwisataan).
b.                 Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat lain , dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Oka Yoeti,1997).
Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan wisata yamg menyajikan perpaduan sumberdaya alam berupa iklim yang sejuk, pemandangan yang indah, fenomena alam yang menakjubkan,  dan  ketenangan, serta sumberdaya budaya seperti peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakat yang memberi banyak peluang bagi wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan wisata maupun rekreasi. Selain untuk kegiatan kepariwisataan kawasan ini juga menawarkan banyak peluang untuk  penelitian dan industri dengan banyak potensi sumberdaya alam yang melimpah seperti geologi, vulkanologi, pertanian, dan pertambangan. Berdasarkan arahan pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo, Kawasan Wisata Dieng diarahkan sebagai kawasanunggulan.

BAB III
Pembahasan

1.       Nilai Historikal dan Makna Kata Dieng

Sejarah Kawasan Dataran Tinggi Dieng tidak terlepas dari kisah berdirinya Wonosobo. Ini diperkirakan sekitar abad ke-17 atau tahun 1600 Masehi, yaitu dengan datangnya 3 orang yang bernama Kyai Kolodete, Kyai Walik dan Kyai Karim. Mereka datang dengan sanak keluarganya. Saat itu Wonosobo masih merupakan hamparan kawasan hutan belantara.
Mereka diyakinisebagai bapak pendiri dariKota Wonosobo. Kyai Walik
sebagai tokoh perancang tata kota, Kyai Karim sebagai tokoh petak sendi- sendi dasar pemerintahan. Tetapi Kyai Kolodete dan keluarganya memisahkan diri dan membuka Dataran Tinggi Deng.
Setelah Kawasan Dataran Tinggi Dieng dibuka oleh Kyai Kolodete, ternyata Kawasan Dataran Tinggi Dieng sudah terlebih dahulu dihuni oleh manusia. Hal tersebut berdasarkan data dan fakta historis mengenai keberadaan candi-candi Dieng,  tentu  daerah  ini  jauh-jauh  hari (abad 5-7
M) telah dihuni oleh manusia. Bahkan para ahli sejarah di daerah ini telah berdiri kerajaan Mataram Hindu.Maharaja Sanjaya membangun keraton (kerajaannya) tepat di tengah Kota Wonosobo yang kini menjadi Pasar Wonosobo dan menjadikan Dataran Tinggi Dieng sebagai pusat spiritualnya.
Dikisahkan di dalam pewayangan bahwa ada suatu masa dimana  Pulau Jawa belum berpenghuni dan dalam keadaan yang berantakan. Pulau Jawa ini terus menerus bergejolak. Batara Guru, sebagai dewa tertinggi kemudian mengambil bagian puncak dari Gunung Himalaya dan ditancapkan di tengah-tengah Pulau Jawa sebagai pasak Pulau Jawa. Pasak tersebut kemudian di sebut sebagai Dieng. Dengan ditempatkanya Dieng  di tengah-tengah Pulau Jawa, maka Pulau Jawa tidak lagi bergejolak, tenang dan dapat ditempati olehmanusia.
Berdasarkan penelitian dan pengamatan ahli geologi dan vulkanologi, yang tentu saja bersifat esoteric. Dataran Tinggi Dieng, pada masa archaic (purba) diyakini sebagai tempat berdirinya “gunung primordial” atau “gunung kosmik” yang tak terkira tinggi dan besarnya. Akibat proses geologis dan vulkanologis, gunung itu akhirnya terpenggal dan sisa-sisa penggalan itu membentuk Dataran Tinggi Dieng. Sementara bagian atas tercerai barai membentuk gunung dan bukit-bukit yang berserak disana- sini yang saat ini terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Dataran tinggi sisa peristiwa purba  inilah  yang  kemudian diidentifikasikan sebagai  Dataran
Tinggi Dieng
Kata Dieng berasal dari bahasa Sansekerta Di yang artinya adalah tempat yang tinggi atau gunung dan Hyang yang artinya ruh leluhur atau dewa-dewa atau suatu yang diyakini sebagai dewa atau ruh leluhur atau bahkan Tuhan atau makhluk-makhluk ilahiyah pada umumnya.Selain itu, Hyang juga sering dimaknai sebagai kahyangan, nirwana atau surga, yakni tempat bersemayamnya ruh leluhur atau dewa-dewa, Tuhan, atau makhluk-makhluk ilahiyah tersebut.
Sebagian lagi percaya bahwa kata Dieng berasal dari  bahasa Indonesia kuno yaitu Di dan Hyang yang artinya kediaman para dewa.
Selain itu, Dieng juga dapat dirunut makna katanya dari bahasa Kawi, yakni Di yang bersal dari kata Hadi atau adi yang artinya cantik, indah, molek dan sebagainya yang mengandung pemaknaan serba, paling, dan sifat-sifat superelatif lainnya seperti tinggi atau puncak  tertinggi, misterius, transenden, atau segala yang bermakna serba sempurna atau ultimate, dari kesadaran akan makna dari misteri kesempurnaan sebuah tatanan dan iman, juga kemakmuran danketuhanan.

2.       Karakteristik Kawasan Wisata Dieng KabupatenWonosobo

a.       Kondisi Fisik danWilayah
1)   KondisiGeografis
Dieng merupakan dataran tinggi tertinggi kedua di dunia setelah Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa.Dataran pada posisi geografis 7˚12̍ Lintang Selatan dan 109˚54̍ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2093 m dpl.
2)   AdministrasiWilayah
Secara administratif Kawasan Dieng terbagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah Kabupaten

Banjarnegara dan wilayah Kabupaten Wonosobo.
Pada penelitian  ini  yang dijadikan sebagai lokasi    penelitian
adalah  Dieng  Wetan  (Dieng  Timur)  yang  terletak  di   Wilayah

Kabupaten Wonosobo. Adapun batas administrasinya sebagai berikut :
SebelahBarat                                                      : KabupatenBanjarnegara
SebelahTimur                                                      : Desa Jojogan danDesaPatakbanteng SebelahUtara          : Kabupaten Batang danKabupatenKendal SebelahSelatan     : DesaSikunang
 

1)   Sarana Prasarana Pariwisata Obyek WisataDieng
Sarana prasarana penunjang obyek wisata merupakan pendukung kelancaran kegiatan pariwisata yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan.
a)                 Sarana Pariwisata di Obyek WisataDieng
Sarana pariwisata yang ada di Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo antara lain adalah
·         Home Stay
Home Stay merupakan rumah-rumah penduduk yang
Disewakan untuk  para wisatawan. Saat ini, di Desa Dieng terdapat 15 home stay yang dikelola sendiri oleh masyarakat. Rata-rata home stay menyewakan 3-4 kamar yang terdiri dari satu atau dua tempat tidur. Harga setiap kamarnya sudah ditentukan untuk semua home stay yaitu Rp. 150.000,00 tiap kamar.

·         Restoran/ RumahMakan
Di Desa Dieng terdapat 13 rumah makan dengan kondisi baik.Rumah makan mayoritas dikelola oleh masyarakat Dieng sendiri.Rumah makan-rumah makan ini sangat mendukung kegiatan pariwisata yang ada di Dieng.
 
·         Toko/Kios
Di Desa  Dieng,  saat  ini  terdapat  81  buah toko
yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Mayoritas kios yang ada di Desa Dieng kondisinya baik.
 
·         Toko/Kios
Di Desa  Dieng,  saat  ini  terdapat  81  buah toko
yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Mayoritas kios yang ada di Desa Dieng kondisinya baik.
 
·         Mushola
Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng juga disediakan fasilitas peribadatan khususnya untuk umat muslim yaitu mushola. Terdapat 1 Mushola di Komplek Telaga Warna dan 1 mushola di Dieng Plateau Theater (DPT).Kondisi mushola yang disediakan baik.


a

1.       Potensi Obyek Wisata Dieng KabupatenWonosobo

Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian yaitu Desa Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo meliputi keindahan fisik alam, kesenian dan kebudayaan masyarakat, maupun beberapa obyek wisata buatan.Disamping mempunyai alam yang indah, Dieng terkenal juga dengan peninggalan-peninggalan kunonya.Potensi alam yang ada meliputi panorama alam. Ditunjang dengan hawa yang sejuk, topografi yang berbukit menjadikan suatu potensi dengan suasana yang  bervariasi. Potensi budaya yang ada dan menunjang adalah pola kehidupan masyarakat desa, tradisi dan adat istiadat yang tetapdipertahankan.
Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian adalah sebagai berikut :
a.       Obyek WisataAlam
Merupakan perpaduan antara kehidupan alam pegunungan dan kejadian alam yang mengagumkan.Obyek wisata alam ini ada secara alami dan bukan merupakan ciptaan/ buatan manusia. Adapun obyek wisata alam yang ada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut :


No
Obyek Wisata
Gambaran Umum
1.
Telaga Warna
Telaga warna merupakan salah satu telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Telaga ini memiliki pesona tersendiri karena tidak henti-hentinya membiaskan aneka warna yang cemerlang dari dasar telaga. Warna yang ada di Telaga Warna  diakibatkan adanya air belerang yang muncul di permukaanair.
2.
Telaga Pengilon
Telaga ini berada di sebelah Telaga Warna. Telaga Pengilon tersebut berkilau seperti kaca cermin. Konon telaga ini airnya sangat jernih, hingga bisa digunakan untuk bercermin
3.
Gua Semar
Goa ini berupa lubang batu dengan pintu kecil dan sempit. Orang yang masuk kedalamnya harus dengan merangkak. Goa ini sering digunakan oleh orang-orang yang mempunyai keyakinan kejawen/ kebatinan untuk bersemedi agar mendapatkan kekuatan/ wibawa dan kekayaan. Gua ini memilki kedalaman kira-kira 4 meter.




























5.
Goa Jaran (Kuda)











Letak Goa Jaran tidak jauh dari Goa Semar dan Goa Sumur. Goa ini tidak digunakan untuk semedi. Goa ini dikenal dengan Goa Jaran menurut cerita dahulu kala ada seekor kuda betina kelelahan dan berhenti di  depan goa itu. Oleh karena kedinginan, kuda itu masuk ke dalam. Begitu keesokan harinya kuda itu keluar dari goa, kuda ituhamil.
6.
Batu Tulis/ Semar







                                   
Terletak di komplek Hutan Wisata Dieng. Merupakan sebuah batu besar dengan ukuran 36 m3 dan pada Batu Tulis/ Semar secara alamiah terukir sebuah profil yakni profil manusia, sehingga batu tersebut ada yang memberi nama Batu Semar. Disamping itu, konon pernah ditemukan sebuah prasasti yang bertuliskan huruf sansekerta dengan demikian ada pula nama lain  dari Batu Semar ini yaitu BatuTulis.




















Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2017 dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo


B. Obyek WisataBudaya
Obyek wisata budaya merupakan obyek wisata fisik dan kebudayaan seperti kesenian, peninggalan bersejarah, adat istiadat masyarakat (upacara tradisional, tata kehidupan sehari-hari), cultural events, special event dan lain sebagainya. Adapun obyek wisata  budaya yang ada di Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut:
No
Obyek Wisata
Gambaran Umum
1.
Tuk Bimo Lukar
SDC10783.JPG






Obyek wisata ini berupa sumber mata air yang dipercaya dapat membuat orang awet muda. Tuk  Bimo  Lukar ini merupakan sumber mata  air Sungai Serayu yang terletak di pintu Dataran Tinggi Dieng. Tuk Bimo Lukar adalah sebuah mata air dengan pancuran yang terbuat dari batu  purba. Menurut cerita Bimo Lukar dimaksudkan sebagai tempat dimana Sang Bimo melukar (melepas) pakaiannya untukdisucikan.



/


2.
Tarian Tradisional
a.   Kesenian Lengger
IMG.jpg










Tarian tradisional yang ada di Dieng yaitu berupa kesenian  Lengger. Tarian yang dibawakan oleh seorang anak laki-laki yang dirias seperti wanita. Tarian Lengger mengisahkan sayembara yang dibuat oleh Raja Brawijaya yang telah kehilangan putri kesayanganya yaitu Dewi Sekartaji.

b.   Kesenian Kuda Kepang

seni9

Kesenian Kuda Kepang  ini dibawakan oleh tujuh penari sebagai pemimpin dan enam penari sebagai prajurit. Tarian ini didasarkan pada cerita Raden Panji Asmoro Bangun yang sedang mencari kekasihnya bernama Dewi Sekartaji.
3.
IMG_0003.jpgRuwat Rambut Gimbal
Ruwat rambut gimbal merupakan upacara tradisi yang berlangsung secara turun menurun. Di Dieng banyak anak yang berambut gembel/ gimbal adalah bawaan sejak  lahir yang dianggap balak. Untuk melepas balak harus diruwat melalui Upacara Tradisi Ruwatan Rambut Gembel. Permintaan anak yang diruwat akan dipenuhi sesuai permintaannya, apabila tidak terpenuhi maka rambut gembel/ gimbal tersebut akan tumbuh kembali.































Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2017 dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo


C. Obyek WisataBuatan
Obyek wisata buatan merupakan salah satu daya tarik wisata yang diciptakan oleh manusia. Adapun obyek wisata buatan yang merupakan daya tarik wisata di Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Obyek Wisata Buatan


No
Obyek Wisata
Gambaran Umum
1
Dieng Plateau Theater

SDC10688.jpg



Pusat interpretasi alam dan budaya Kawasan Dataran Tingi Dieng yang diberi nama Dieng Plateau Theater (DPT) dibangun pada pertengahan tahun 2017 atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah. DPT merupakan obyek wisata buatan yang berupa bangunan theater yang memutar film tentang potensi wisata dan sumber daya alam Dataran Tinggi Dieng serta aktifitas vulkanik Gunung Dieng. Bangunan ini terhubung dengan obyek Telaga Warna. DPT berada di lereng bukit Sikendil Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, KabupatenWonosobo.
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2017 dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo


Tujuh Unsur Kebudayaan Masyarakat Dieng
ü  Bahasa
Bahasa yang sering digunakan sehari-hari oleh masyarakat dieng adalah bahasa jawa dan bahasa indonesia
ü  Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat Dieng Kabupaten Wonosobo adalah mayoritas Islam. sekalipun di daerah tersebut terdapat candi, itu hanyalah simbol atau peninggalah zaman dahulu para penganut agama hindu yang mengagung-agungkan Tuhannya dengan membuat candi-candi. Seperti didalam Agama Islam tempat beribadahnya adalah Mesjid. Mungkin seperti itu yang dilukiskan pada zaman dahulu untuk memulyakan tuhannya.
ü  MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian masyarakat dieng umumnya pada sektor pertanian, antara lain:
-          Kentang (Komoditas Utama)
-          Carica
-          Kubis
-          Cabe Besar / Cabe Bandung
-          Gogo (Padi Dunung)
Adapun kelebihan dan kerugian dalam masa tanam pertanian di daerah dieng.
a.       Kentang
      Menanam kentang dipilih bibit yang sudah tua, untuk membedakan bibit yang sudah tua cukup dilakukan goresan kecil pada permukaan kentang, jikalau permukaan kentang tersebut tergores sampai kedalah kentang. Itu berarti kentang masih muda dan belum cocok untuk dijadikan bibit indukan kentang, tapi apabila kentang tersebut tergoresnya tidak berbekas itu menunjukan bahwa kentang tersebut sudah bisa dijadikan bibit indukan kentang.
      Pebedaan kentang merah dengan kentang biasa, bisa dilihat dari segi fisiknya, kentang yang luarna berwarna agak kehitam-hitaman kentang tersebut dalamnya warna merag, ungu atau hijau. Sedangkan kentang bisa luarnya lebih jernih dan jenis fisik kentangnya imut-imut.
      Adapun pupuk yang digunakan masayarakat dieng untuk tanaman kentang adalah berupa pupuk pabrik dan pupuk organik atau yang sering disebut oleh masyarakat dieng adalah “CM” (Chiken Muller/ Kotoran Ayam), yang nantinya disatukan kedalam tanah sebelum bibit kentang ditanam.
      Untuk penggunaan MULSA atau penutup permukaan tanah yang terbuat dari pelastik, mulsa tersebut tidak hanya dipakai sekali saja. Melainkan mulsa tersebut jika fisiknya masih bagus, tidak robek, dan layak pakai mulsa tersebut akan digunakan lagi oleh para petani. Sedangkan untuk penggunaan lahan para warga atau masyarakat dieng biasa mendiamkan tanahnya dulu setelah masa panen, yang bertujuan untuk menjaga kualitas dan kesuburan tanah, masyarakat disini umumnya mendiamkan tanahnya antara 1/bulan sampai 1 bulan. Dalam jangka pendiaman tersebut tanahnya diberi pupuk “CM” dengan tujuan disaat penanaman bibit kentang tersebut kentang akan lebih baik hasilnya.
      Warga atau masyarakat dieng tidak semuanya memiliki lahan pertanian kentang sendiri, ada yang menyewa dari orang lain. Di daerah dieng terkenal dengan juragan tanah yang suka menyewa-nyewakan tanahnya kepada para petani. Merka mengukur tingkat kesuburannya hanya berdasarkan pengalaman dan hasil yang di dapat saat masa panan, kalau masa panennya bagus meraka anggap tanah itu baik dan memiliki harga sewa tinggi sebaliknya jika hasil panen kurang bagus mereka anggap tanah kurang baik. Harga sewa tanah dari juragan tanah tersebut dilihat dari itu, mulai dari 1.600.000 yang pali tinggi dan 900.000 yang paling murah pertahunnya.
      Harga kentang dieng lebih mahal karena kentang dieng memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kentang yang dihasilkan oleh daerah lainnya, kentang sayur untuk di daerah dieng sendiri berkisar antara 3500 S/5000 perkilogram dan untuk kentang yang biasa dijadikan keripik potatos beda lagi hargana, karena kualitas kentang potatos lebih bagus daripada kentang yang suka dijadikna sayur.
b.      Carica
       Carica adalah sebuah pohon sejenis pepaya, tapi jenis carica kebih kecil dibandingkan dengan pepaya. Carica oleh masyarakat dieng dijadikan penganan atau manisan sebagai oleh-oleh khas dari dieng. Rasa-rasanya carica serupa dengan pepaya yang dicampur salak.
       Carica hanya dapat dijumpai di daerah dieng, karena keadaan cuaca serta iklimnya yang berbeda di daerah lain, pernah ada studi kasus bibit carica di tanam di tempat lain di luar daerah dieng, hasilnya serupa menjadi pepaya.
c.       Cabe Besar / cabe Bandung
       Jenis cabe yang dibudidayakan oleh warga dieng adalah cabe besar atau warga dieng menyebutnya cabe bandung, berbentuk bulat besar seperti biji pala, pohonnya pendek dan berdaun lebat
d.     Padi Gogo
       Padi gogo adalah sejenis tanaman padi biasa, padi gogo biasa di tanam di daerah yang kondisinya relif atau dataran tinggi. Padi gogo terbiasa dengan kekuarangan air, oleh sebab itu padi gogo bisa hidup di daerah yang tinggi. Padi gogo umumnya berusia lebih panjang, yang biasanya padi yang di tanam oleh para petani di persawahan memerlukan waktu  tiga sampai empat bulan baru bisa di panen, berbeda dengan padi gogo yang baru bisa di panen sekitar tujuh sampai delapan bulan. Itu yang mengakibatkan masyarakat di daerah dieng memilih untuk menanam kentang sebagai sektor pertanian mereka, karena masa panen kentang lebih cepat.
Adapun mata pencaharian masyarakat dieng juga ada yang menjadi Pegawai Negeri sipil (PNS)
©  ILMU PENGETAHUAN
©  PERALATAN
©  KELEMBAGAAN
Kecamatan Dieng Terbagi ke dalam 16 desa:
b.        Pari Kesit
c.         Tieng
d.        Sweran Gede
e.         Girim Rana
f.         Buntu
g.        Sigedang
h.        Tambi
i.          Kejajar
j.          Serang
k.        Kreo
l.          Pata Bandeng
m.      Jojogan
n.        Sikunang
o.        Sembungan
p.        Campur Sari
©  KESENIAN
Salah satu kesenian tradisional yang mewarnai kehidupan masyarakat dieng adalah “Topeng Lengger”,  Topeng Lengger adalah sebuat tarian yang diangkat dari cerita rakyat tentang kisah percintaan “Panji Asmaubau dan Garut Candrakirana”. Keunikan lain dari dataran tinggi dieng adalah adanya anak-anak berrambut gembel, rambut yang melekat satu sama lain ini sulit dipisahkan. Tidak ada yang tau penyebabnya tetepi awalnya adalah panas tinggi yang tidak sembuh-sembuh, ada yang percaya bahwa anak yang berambut gembel ini membawa berkah atau sial. Untuk memotong rambut gembel anak-anak itu harus diadakan acara ruatan, yaitu upacara untuk membebasan si anak dari pengaruh buruk. Pada kesempatan ini orang tua harus memberikan apa saja yang menjadi permintaannya. Setelah dipotong nantinya rambut akan tumbuh normal kembali, selanjutnya potongan rambut gimbal di hanyutkan ke sungai serayu, sebagai lambang hanyutnya kesialan yang ada pada anak tersebut. Sungai serayu yang menjadi salah satu nadi kehidupan di daerah dieng bagian selatan ini berawal dari sebuah pancuran yang ada di dataran tinggi dieng kabupaten wonosobo (Teluk Bimolukar).











BAB IV
PENUTUP

A.    Simpulan
Keadaan geografis di dataran tinggi dieng yang berbukit-bukit memiliki karakteristik tersendiri diantaranya dari segi agraris memiliki hasil pertanian yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat di daerah tersebut, selain dari pertanian itu dieng memilki buah berbentuk makanan ringan dan oleh-oleh khas daerah tersebut yaitu carica, keripik kentang, purwaceng, dll. Daerah dataran dieng masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan sehingga kebudayaan dari zaman nenek moyang sampai sekarang ini masih dipertahankan, yaitu budaya rambut gembel.
B. Saran
           
            Pemerintahan Banjarnegara dan Bondowoso dapat melakukan pengembangan lebih lanjut lagi tentang pariwisata serta pertanian yang berada di daerah Dieng. Dengan kerja sama yang lebih optimal maka pariwisata dan pertanian di daerah dieng dapat berjalan lebih optimal lagi kedepannya.

Daftar Pustaka
Hidayati, Putri (2012) STRATEGI PEMASARAN DESA WISATA SEMBUNGAN DENGAN ANALISIS SWOT (Studi pada Desa Sembungan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo).

Raharja, DT (2012) Membangun Pariwisata Bersama Rakyat: Kajian Partisipasi Lokal Dalam Membangun Desa Wisatadi Dieng Plateau.

Parmita, ID (2010) DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL Studi Kasus: Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo.

Nugroho, GP (2004) STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA KAWASAN DIENG.

Oktayuanto, PD (2011)  STRATEGI PEMASARAN POTENSI WISATA KOMPLEK CANDI DIENG DI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN METODE ANALISIS SWOT DAN BENCHMARKING.

Agustiana (2013) Analisis Efisiensi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo.

Hendriani, Septi (2013) Penataan Desa Wisata Sembungan Dieng Wonosobo.

Hermawati (2011) KERJASAMA KABUPATEN BANJARNEGARA DAN KABUPATEN WONOSOBO DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA DIENG.