Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui Potensi wisata kawasan Dieng Wonosobo
HALAMAN
PENGESAHAN
Karya
Tulis,
1. Judul : Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui potnsi wisata kawasan Dieng wonosobo
2. Penulis :
a.
Nama : Ilham Rohbi
b.
Absen : 14
c.
Kelas : XI IPS 4
Tujuan : Disusun untuk menyelesaikan
tugas penelitian dari guru
pembimbing
SMA N 1 Blora.
Karya
tulis ini disahkan pada tanggal
.......................................................................
Mengetahui,
Kepala
SMA N 1 BLORA Pembimbing
Drs. Slamet Joko Waluyo, M.Pd Anik
Hanifah, S.Pd
NIP. 19670430 199802 1 002 NIP.
19841019 200903 2 008
MOTTO dan Persembahan
“If
you have a dream, just come and get it. Protect Ur dream” (Chirs Gardner,
Pursuit of Happyness)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbilalamin, penulis
panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT.Hanya karena rahmat dan limpahan
karuniaNya, akhirnya Karya tulis ilmiah dengan judul “Nilai Historial dan Pariwisata Kawasan Wisata
Dieng” dapat terselesaikan.
Penuyusunan Karya tulis ilmiahini
tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, inspirasi serta dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun
tidak langsung membantu penyelesaiannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1.
Allah SWT yang akan limpahan rahmatNya memberikan kekuatan serta ketekunan
dalamberusaha.
2.
Orang Tua Tercinta
3.
Guru Pembimbing
4.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian
Tugas ini.
Namun penulis menyadari bahwa Karya
tulis ilmiah ini masih sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun selalu penulis harapkan dari berbagai pihak.Semoga Karya
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan. Amin....
Blora, April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ...................................................................................... I
Lembar
Pengesahan ......................................................................................... II
HALAMAN
MOTTO........................................................................................... III
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... III
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... IV
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C.
Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 3
D.
Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 4
F.
Manfaat Penelitian .................................................................................................. 4
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Pariwisata............................................................................................... 5
BAB
III PEMBAHASAN
A. Nilai Histori dan Makna Kata Dieng....................................................................... 6
2.11.Karakteristik
Kawasan Wisata Dieng.............................................................. 7
B. Tujuh Unsur Karakteristik Masyarakat Dieng
............................................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP .................................................................................................
A.
Kesimpulan............................................................................................................ 19
B.
Saran ................................................................................................................ ..... 19
C. Lampiran................................................................................................................ 20
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................... 21
BAB I
Pendahuluan
A.
LatarBelakang
Perkembangan suatu daerah sangat
ditentukan oleh potensi andalan dan unggulan yang dapat dijadikan sebagai
sumber pendapatan asli daerah (PAD).Pengembangan diharapkan memiliki multiplier effect yang besar bagi suatu
daerah.
Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan
mutu dan taraf hidup masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja
tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya kebutuhan akan
rekreasi. Salah satu bentuk kebutuhan akan rekreasi adalah dengan berwisata
atau melakukan kunjungan ke obyek wisata.
Pariwisata mempunyai peran yang
sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa
negara disamping sektor migas. Sebagai sumber devisa, pariwisata menyimpan
potensi yang sangat besar. Melihat trend pariwisata tahun 2020, perjalanan
wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Di beberapa negara, pariwisata
khususnya agritourism bertumbuh
sangat pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi wisatawan.Berdasar fenomena
yang ada, untuk kedepan, prospek pengembangan pariwisata diperkirakan sangat
cerah.Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggalakkan pembangunan di
sektorpariwisata.
Adanya Otonomi daerah, secara formal
terjadi pelimpahan wewenang kekuasaan dari pemerintah
pusat terhadap pemerintah kabupaten/ kotasebagai
unit otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri termasuk didalamnya sektor
pariwisata. Hal ini merupakan stimulus dan kesempatan bagi daerah untuk
menggarap pariwisata dengan optimum sebagai sektor yang berpeluang
menjadi sektor unggulan
sehingga dapat tercipta
kemandiriandaerah.
Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak
baik itu dampak positif maupun dampak
negatif. Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan
sekitarnya.Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan yang meningkat dapat
menimbulkan dampak atau pengaruh yang positif maupun negatif dan yang terkena
dampak tersebut adalah masyarakat, lingkungan, ekonomi, serta sosial.
Pengembangan pariwisata ini akan
berdampak sangat luas dan signifikan dalam pengembangan ekonomi, upaya-upaya
pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat
terutama masyarakat lokal. Pengembangan
kawasan wisata mampu memberikan
kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan
kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaaan alam dan
hayati.Pengembangan pariwista sebagai salah satu sektor pembangunan secara umum
menjadi sangat relevan jika pengembangan pariwisata itu sesuai dengan potensi
daerahnya. Diharapkan pengembangan pariwisata dapat berpengaruh baik bagi
kehidupan masyarakat terutama masyarakat lokal dan mampu mendorong pengembangan
berbagai sektor lainbaik ekonomi,
sosial maupun budaya. Dengan demikian maka, pembangunan pariwisata harus
didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung secara
ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika
dan sosial terhadap masyarakat (Piagam Pariwisata Berkelanjutan,1995)
Kawasan Dataran Tinggi Dieng Di Kabupaten Wonosobo
memiliki potensi pariwisata yang sangat
menonjol.Karena potensinya
tersebut maka pada tahun 1970 Dieng
mulai dikembangkan dan diresmikan sebagai obyek wisata oleh Gubernur
JawaTengah.
Kawasan Wisata Dieng merupakan salah
satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu
daerah tujuan wisata (DTW) di Jawa
Tengah yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan
asli daerah (PAD). Obyek wisatanya bukan semata dataran tinggi itu sendiri,
namun di area itu terdapat berbagai obyek wisata berupa obyek wisata alam dan
budaya berupa peninggalan masa lampau.
Dengan adanya potensi wisata tersebut
maka pemerintah Kabupaten Wonosobo menunjukkan bukti nyata dengan diwujudkannya
program- program/ upaya pembangunan obyek dan daya tarik wisata serta
merangsang masyarakat untuk
membuka usaha yang mendukung
pariwisata,
guna memenuhi kebutuhan
perjalanan dan persinggahan
wisatawan diDieng.
A. RumusanMasalah
1.Dari uraian latar belakang di atas, pokok permasalahan daripenelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng
terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya,
dan ekonomi?
2. Upaya apa
yang harus dilakukan untuk memajukan pariwisata tersebut sehingga menjadi
pariwisata yang lebih baik?.
B. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah yang penulis buat diatas, tujuan dari penelitian ini antara
lain:
1.
Mengetahui apa yang menjadi faktor pendukung daerah dataran tinggi Dieng yang
dijadikan tempat observasi atau pariwisata?.
2. Menjelaskan dan menganalisis
faktor penghambat dan perkembangan kemajuan pariwisata di dataran tinggi Dieng.
2.
Mengetahui upaya apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan potensi
pariwisata maupun kearifan lokal marga di dataran tinggi Dieng?.
C. Manfaat
Penelitian
1.
Bagi Penulis
Karya Tulis ini
dibuat supaya penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian yang diberikan oleh
guru pembimbing.
2.
Bagi Pembaca
Karya tulis ini
dibuat supaya pembaca karya tulis ini dapat mengetahui Kawasan Wisata Dieng
3.
Bagi Sekolah
Karya tulis ini
dibuat agar sekolah dapat melatih siswa supaya dapat membuat karya tulis.
4.
Bagi Masyarakat
Karya tulis ini
dibuat dengan tujuan supaya masyarakat awam dapat lebih paham mengenai akan
potensi pariwisata di Indonesia khususnya
pada Kawasan Wisata Dieng
D. Metode
Pengumpulan Data
Pada
penulisan karya tulis ini dilakukan dengan mengumpulkan buku-uku yang berisi
tentang informasi Pemberdayaan masyarakat dalam Kawasan
Wisata Dieng. Mencari artikel yang berhubungan dengan Pariwisata di internet. Metode observasi yaitu metode tentang
pengamatan, cara mengamati langsung terhadap obyek yang akan diteliti. Metode
interview atau wawancara adalah cara memperoleh data dengan mengadakan tanya
jawab antara yang melakukan penelitian dengan pihak yang meneliti atau petugas
yang mebidangi.
BAB II
Kajian Pustaka
Kajian Pustaka
1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan konsep yang sangat
multidimensional. Tak bias dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata
dipakai oleh para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai
tujuan yang ingin dicapai. Definisi pariwisata memang tidak dapat sama persis
diantara para ahli. Berikut adalah beberapa pengertian pariwisata :
a.
Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (UU No.10 Tahun
Tahun 2009 TentangKepariwisataan).
b.
Pariwisata adalah suatu perjalanan
yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan
dari satu tempat ketempat lain ,
dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi
tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan
rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Oka Yoeti,1997).
Kawasan Dataran Tinggi Dieng
merupakan kawasan wisata yamg menyajikan
perpaduan sumberdaya alam berupa iklim yang sejuk, pemandangan yang indah, fenomena alam yang menakjubkan, dan
ketenangan, serta sumberdaya budaya seperti peninggalan sejarah dan
kehidupan masyarakat yang memberi
banyak peluang bagi wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan wisata maupun
rekreasi. Selain untuk kegiatan kepariwisataan kawasan ini juga menawarkan
banyak peluang untuk penelitian dan
industri dengan banyak potensi sumberdaya alam yang melimpah seperti geologi,
vulkanologi, pertanian, dan pertambangan. Berdasarkan arahan pengembangan
kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo, Kawasan Wisata Dieng diarahkan sebagai
kawasanunggulan.
BAB III
Pembahasan
1. Nilai Historikal dan Makna Kata Dieng
Sejarah Kawasan Dataran Tinggi Dieng tidak terlepas dari kisah berdirinya Wonosobo. Ini
diperkirakan sekitar abad ke-17 atau tahun 1600 Masehi, yaitu dengan datangnya
3 orang yang bernama Kyai Kolodete, Kyai Walik dan Kyai Karim. Mereka datang
dengan sanak keluarganya. Saat itu Wonosobo masih merupakan hamparan kawasan
hutan belantara.
Mereka diyakinisebagai bapak pendiri dariKota Wonosobo. Kyai
Walik
sebagai tokoh
perancang tata kota, Kyai Karim sebagai tokoh petak sendi- sendi dasar
pemerintahan. Tetapi Kyai Kolodete dan keluarganya memisahkan diri dan membuka
Dataran Tinggi Deng.
Setelah Kawasan Dataran Tinggi Dieng dibuka oleh Kyai
Kolodete, ternyata Kawasan Dataran Tinggi Dieng sudah terlebih dahulu dihuni
oleh manusia. Hal tersebut berdasarkan data dan fakta historis mengenai
keberadaan candi-candi Dieng, tentu daerah
ini jauh-jauh hari (abad 5-7
M)
telah dihuni oleh manusia. Bahkan para ahli sejarah di daerah ini telah berdiri
kerajaan Mataram Hindu.Maharaja Sanjaya membangun keraton (kerajaannya) tepat
di tengah Kota Wonosobo yang kini menjadi Pasar Wonosobo dan menjadikan Dataran
Tinggi Dieng sebagai pusat spiritualnya.
Dikisahkan di dalam pewayangan bahwa ada suatu masa dimana Pulau Jawa belum berpenghuni dan dalam
keadaan yang berantakan. Pulau Jawa
ini terus menerus bergejolak. Batara Guru, sebagai dewa tertinggi kemudian
mengambil bagian puncak dari Gunung
Himalaya dan ditancapkan di
tengah-tengah Pulau Jawa sebagai pasak Pulau Jawa. Pasak tersebut kemudian di
sebut sebagai Dieng. Dengan ditempatkanya Dieng
di tengah-tengah Pulau Jawa, maka Pulau
Jawa tidak lagi bergejolak, tenang dan dapat ditempati olehmanusia.
Berdasarkan penelitian dan pengamatan ahli geologi dan
vulkanologi, yang tentu saja bersifat esoteric. Dataran Tinggi Dieng, pada masa
archaic (purba) diyakini sebagai tempat berdirinya “gunung primordial” atau
“gunung kosmik” yang tak terkira tinggi dan besarnya. Akibat proses geologis
dan vulkanologis, gunung itu akhirnya terpenggal dan sisa-sisa penggalan itu
membentuk Dataran Tinggi Dieng. Sementara bagian atas tercerai barai membentuk
gunung dan bukit-bukit yang berserak disana- sini yang saat ini terdapat di
Dataran Tinggi Dieng. Dataran tinggi sisa peristiwa purba inilah
yang kemudian diidentifikasikan
sebagai Dataran
Tinggi Dieng
Kata Dieng berasal dari bahasa Sansekerta Di yang artinya adalah tempat yang
tinggi atau gunung dan Hyang yang
artinya ruh leluhur atau dewa-dewa atau suatu yang diyakini sebagai dewa atau
ruh leluhur atau bahkan Tuhan atau makhluk-makhluk ilahiyah pada umumnya.Selain
itu, Hyang juga sering dimaknai
sebagai kahyangan, nirwana atau surga, yakni tempat bersemayamnya ruh leluhur
atau dewa-dewa, Tuhan, atau makhluk-makhluk ilahiyah tersebut.
Sebagian lagi percaya bahwa kata
Dieng berasal dari bahasa Indonesia kuno
yaitu Di dan Hyang yang artinya kediaman para dewa.
Selain itu, Dieng juga dapat dirunut
makna katanya dari bahasa Kawi, yakni Di yang bersal dari kata Hadi atau adi yang artinya cantik, indah, molek dan
sebagainya yang mengandung pemaknaan serba, paling, dan sifat-sifat superelatif
lainnya seperti tinggi atau puncak
tertinggi, misterius, transenden, atau segala yang bermakna serba
sempurna atau ultimate, dari kesadaran akan makna dari misteri kesempurnaan
sebuah tatanan dan iman, juga
kemakmuran danketuhanan.
2. Karakteristik Kawasan Wisata Dieng KabupatenWonosobo
a.
Kondisi
Fisik danWilayah
1)
KondisiGeografis
Dieng merupakan dataran tinggi tertinggi kedua di dunia
setelah Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa.Dataran pada posisi geografis
7˚12̍ Lintang Selatan dan 109˚54̍ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki
atau 2093 m dpl.
2)
AdministrasiWilayah
Secara administratif Kawasan Dieng terbagi menjadi dua wilayah yaitu
wilayah Kabupaten
Banjarnegara dan wilayah Kabupaten Wonosobo.
Pada penelitian
ini yang dijadikan sebagai
lokasi penelitian
adalah Dieng Wetan
(Dieng Timur) yang
terletak di Wilayah
Kabupaten
Wonosobo. Adapun batas administrasinya sebagai berikut :
SebelahBarat :
KabupatenBanjarnegara
SebelahTimur :
Desa Jojogan danDesaPatakbanteng SebelahUtara :
Kabupaten Batang danKabupatenKendal SebelahSelatan : DesaSikunang
1)
Sarana Prasarana Pariwisata Obyek
WisataDieng
Sarana prasarana penunjang obyek
wisata merupakan pendukung kelancaran kegiatan pariwisata yang ditujukan untuk
memberikan kenyamanan kepada wisatawan.
a)
Sarana Pariwisata di Obyek
WisataDieng
Sarana pariwisata yang ada di Obyek Wisata Dieng
Kabupaten Wonosobo antara lain adalah
·
Home Stay
Home Stay merupakan
rumah-rumah penduduk yang
Disewakan untuk para wisatawan. Saat ini, di Desa Dieng terdapat 15 home stay yang dikelola sendiri oleh
masyarakat. Rata-rata home stay menyewakan
3-4 kamar yang terdiri dari satu atau dua tempat tidur. Harga setiap kamarnya
sudah ditentukan untuk semua home stay yaitu
Rp. 150.000,00 tiap kamar.
·
Restoran/
RumahMakan
Di Desa Dieng terdapat 13 rumah makan
dengan kondisi baik.Rumah makan mayoritas dikelola oleh masyarakat Dieng
sendiri.Rumah makan-rumah makan ini sangat mendukung kegiatan pariwisata yang
ada di Dieng.
·
Toko/Kios
Di Desa Dieng,
saat ini terdapat
81 buah toko
yang dikelola
oleh masyarakat sekitar. Mayoritas kios yang ada di Desa Dieng kondisinya baik.
·
Toko/Kios
Di Desa Dieng,
saat ini terdapat
81 buah toko
yang dikelola
oleh masyarakat sekitar. Mayoritas kios yang ada di Desa Dieng kondisinya baik.
·
Mushola
Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng
juga disediakan fasilitas peribadatan khususnya untuk umat muslim yaitu
mushola. Terdapat 1 Mushola di Komplek Telaga Warna dan 1 mushola di Dieng
Plateau Theater (DPT).Kondisi mushola yang disediakan baik.
a
1. Potensi Obyek Wisata Dieng KabupatenWonosobo
Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian yaitu Desa
Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo meliputi keindahan fisik alam,
kesenian dan kebudayaan masyarakat,
maupun beberapa obyek wisata buatan.Disamping mempunyai alam yang indah, Dieng
terkenal juga dengan peninggalan-peninggalan kunonya.Potensi alam yang ada
meliputi panorama alam. Ditunjang dengan hawa yang sejuk, topografi yang
berbukit menjadikan suatu potensi dengan suasana yang bervariasi. Potensi budaya yang ada dan
menunjang adalah pola kehidupan masyarakat desa, tradisi dan adat istiadat yang tetapdipertahankan.
Potensi pariwisata yang ada di
wilayah penelitian adalah sebagai berikut :
a.
Obyek WisataAlam
Merupakan perpaduan antara kehidupan
alam pegunungan dan kejadian alam yang mengagumkan.Obyek wisata alam ini ada
secara alami dan bukan merupakan ciptaan/ buatan manusia. Adapun obyek wisata
alam yang ada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo adalah
sebagai berikut :
No
Obyek Wisata
Gambaran Umum
1.
Telaga Warna
Telaga warna merupakan salah
satu telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Telaga ini memiliki pesona
tersendiri karena tidak henti-hentinya membiaskan aneka warna yang cemerlang
dari dasar telaga. Warna yang ada di Telaga Warna diakibatkan adanya air belerang yang muncul
di permukaanair.
2.
Telaga Pengilon
Telaga ini
berada di sebelah Telaga Warna. Telaga Pengilon tersebut berkilau seperti
kaca cermin. Konon telaga ini airnya sangat jernih, hingga bisa digunakan
untuk bercermin
3.
Gua Semar
Goa ini
berupa lubang batu dengan pintu kecil dan sempit. Orang yang masuk kedalamnya
harus dengan merangkak. Goa ini sering digunakan oleh orang-orang yang
mempunyai keyakinan kejawen/ kebatinan untuk bersemedi agar mendapatkan
kekuatan/ wibawa dan kekayaan. Gua ini memilki kedalaman kira-kira 4 meter.
5.
Goa Jaran (Kuda)
Letak Goa
Jaran tidak jauh dari Goa Semar dan Goa Sumur. Goa ini tidak digunakan untuk semedi. Goa ini dikenal dengan
Goa Jaran menurut cerita dahulu kala ada seekor kuda betina kelelahan dan
berhenti di depan goa itu. Oleh karena
kedinginan, kuda itu masuk ke dalam. Begitu keesokan harinya kuda itu keluar
dari goa, kuda ituhamil.
6.
Batu Tulis/ Semar
Terletak di
komplek Hutan Wisata Dieng. Merupakan sebuah batu besar dengan ukuran 36 m3 dan
pada Batu Tulis/ Semar secara alamiah terukir sebuah profil yakni profil
manusia, sehingga batu tersebut ada yang memberi nama Batu Semar. Disamping
itu, konon pernah ditemukan sebuah prasasti yang bertuliskan huruf sansekerta
dengan demikian ada pula nama lain dari Batu Semar ini yaitu BatuTulis.
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2017
dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
B. Obyek
WisataBudaya
Obyek wisata budaya merupakan obyek wisata fisik dan
kebudayaan seperti kesenian, peninggalan bersejarah, adat istiadat
masyarakat (upacara tradisional, tata kehidupan
sehari-hari), cultural events, special
event dan lain sebagainya.
Adapun obyek wisata budaya yang ada di
Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut:
No
Obyek Wisata
Gambaran Umum
1.
Tuk Bimo Lukar
Obyek wisata
ini berupa sumber mata air yang
dipercaya dapat membuat orang awet muda. Tuk
Bimo Lukar ini merupakan sumber
mata air Sungai Serayu yang terletak
di pintu Dataran Tinggi Dieng. Tuk Bimo Lukar adalah sebuah mata air dengan
pancuran yang terbuat dari batu purba.
Menurut cerita Bimo Lukar dimaksudkan sebagai tempat dimana Sang Bimo melukar
(melepas) pakaiannya untukdisucikan.
/
2.
Tarian Tradisional
a. Kesenian Lengger
Tarian
tradisional yang ada di Dieng yaitu berupa kesenian Lengger. Tarian yang dibawakan oleh seorang
anak laki-laki yang dirias seperti wanita. Tarian Lengger mengisahkan
sayembara yang dibuat oleh Raja Brawijaya yang telah kehilangan putri
kesayanganya yaitu Dewi Sekartaji.
b. Kesenian Kuda Kepang
Kesenian
Kuda Kepang ini dibawakan oleh tujuh
penari sebagai pemimpin dan enam penari sebagai prajurit. Tarian ini
didasarkan pada cerita Raden Panji Asmoro Bangun yang sedang mencari
kekasihnya bernama Dewi Sekartaji.
3.
Ruwat Rambut Gimbal
Ruwat
rambut gimbal merupakan upacara tradisi yang berlangsung secara turun
menurun. Di Dieng banyak anak yang berambut gembel/ gimbal adalah bawaan
sejak lahir yang dianggap balak. Untuk melepas balak harus diruwat melalui Upacara
Tradisi Ruwatan Rambut Gembel. Permintaan anak yang diruwat akan dipenuhi
sesuai permintaannya, apabila tidak terpenuhi maka rambut gembel/ gimbal
tersebut akan tumbuh kembali.
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2017
dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
C. Obyek WisataBuatan
Obyek wisata buatan merupakan salah
satu daya tarik wisata yang diciptakan oleh manusia. Adapun obyek wisata buatan
yang merupakan daya tarik wisata di Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Obyek
Wisata Buatan
No
Obyek Wisata
Gambaran Umum
1
Dieng Plateau Theater
Pusat
interpretasi alam dan budaya Kawasan Dataran Tingi Dieng yang diberi nama
Dieng Plateau Theater (DPT) dibangun pada pertengahan tahun 2017 atas
prakarsa Gubernur Jawa Tengah. DPT merupakan obyek wisata buatan yang berupa
bangunan theater yang memutar film tentang potensi wisata dan sumber daya
alam Dataran Tinggi Dieng serta aktifitas vulkanik Gunung Dieng. Bangunan ini
terhubung dengan obyek Telaga Warna. DPT berada di lereng bukit Sikendil Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
KabupatenWonosobo.
Sumber : RTBL Kawasan Dieng,
2017 dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
Tujuh Unsur
Kebudayaan Masyarakat Dieng
ü Bahasa
Bahasa yang
sering digunakan sehari-hari oleh masyarakat dieng adalah bahasa jawa dan
bahasa indonesia
ü Agama
Agama yang dianut
oleh masyarakat Dieng Kabupaten Wonosobo adalah mayoritas Islam. sekalipun di
daerah tersebut terdapat candi, itu hanyalah simbol atau peninggalah zaman
dahulu para penganut agama hindu yang mengagung-agungkan Tuhannya dengan
membuat candi-candi. Seperti didalam Agama Islam tempat beribadahnya adalah
Mesjid. Mungkin seperti itu yang dilukiskan pada zaman dahulu untuk memulyakan
tuhannya.
ü MATA
PENCAHARIAN
Mata
pencaharian masyarakat dieng umumnya pada sektor pertanian, antara lain:
- Kentang
(Komoditas Utama)
- Carica
- Kubis
- Cabe
Besar / Cabe Bandung
- Gogo
(Padi Dunung)
Adapun
kelebihan dan kerugian dalam masa tanam pertanian di daerah dieng.
a. Kentang
Menanam
kentang dipilih bibit yang sudah tua, untuk membedakan bibit yang sudah tua
cukup dilakukan goresan kecil pada permukaan kentang, jikalau permukaan kentang
tersebut tergores sampai kedalah kentang. Itu berarti kentang masih muda dan
belum cocok untuk dijadikan bibit indukan kentang, tapi apabila kentang
tersebut tergoresnya tidak berbekas itu menunjukan bahwa kentang tersebut sudah
bisa dijadikan bibit indukan kentang.
Pebedaan
kentang merah dengan kentang biasa, bisa dilihat dari segi fisiknya, kentang
yang luarna berwarna agak kehitam-hitaman kentang tersebut dalamnya warna
merag, ungu atau hijau. Sedangkan kentang bisa luarnya lebih jernih dan jenis
fisik kentangnya imut-imut.
Adapun
pupuk yang digunakan masayarakat dieng untuk tanaman kentang adalah berupa
pupuk pabrik dan pupuk organik atau yang sering disebut oleh masyarakat dieng
adalah “CM” (Chiken Muller/ Kotoran Ayam), yang nantinya disatukan kedalam
tanah sebelum bibit kentang ditanam.
Untuk
penggunaan MULSA atau penutup permukaan tanah yang terbuat dari pelastik, mulsa
tersebut tidak hanya dipakai sekali saja. Melainkan mulsa tersebut jika
fisiknya masih bagus, tidak robek, dan layak pakai mulsa tersebut akan
digunakan lagi oleh para petani. Sedangkan untuk penggunaan lahan para warga
atau masyarakat dieng biasa mendiamkan tanahnya dulu setelah masa panen, yang
bertujuan untuk menjaga kualitas dan kesuburan tanah, masyarakat disini umumnya
mendiamkan tanahnya antara 1/2 bulan sampai 1
bulan. Dalam jangka pendiaman tersebut tanahnya diberi pupuk “CM” dengan tujuan
disaat penanaman bibit kentang tersebut kentang akan lebih baik hasilnya.
Warga
atau masyarakat dieng tidak semuanya memiliki lahan pertanian kentang sendiri,
ada yang menyewa dari orang lain. Di daerah dieng terkenal dengan juragan tanah
yang suka menyewa-nyewakan tanahnya kepada para petani. Merka mengukur tingkat
kesuburannya hanya berdasarkan pengalaman dan hasil yang di dapat saat masa
panan, kalau masa panennya bagus meraka anggap tanah itu baik dan memiliki
harga sewa tinggi sebaliknya jika hasil panen kurang bagus mereka anggap tanah
kurang baik. Harga sewa tanah dari juragan tanah tersebut dilihat dari itu,
mulai dari 1.600.000 yang pali tinggi dan 900.000 yang paling murah
pertahunnya.
Harga
kentang dieng lebih mahal karena kentang dieng memiliki kualitas yang lebih
baik dibandingkan dengan kentang yang dihasilkan oleh daerah lainnya, kentang
sayur untuk di daerah dieng sendiri berkisar antara 3500 S/d 5000
perkilogram dan untuk kentang yang biasa dijadikan keripik potatos beda lagi
hargana, karena kualitas kentang potatos lebih bagus daripada kentang yang suka
dijadikna sayur.
b. Carica
Carica
adalah sebuah pohon sejenis pepaya, tapi jenis carica kebih kecil dibandingkan
dengan pepaya. Carica oleh masyarakat dieng dijadikan penganan atau manisan
sebagai oleh-oleh khas dari dieng. Rasa-rasanya carica serupa dengan pepaya
yang dicampur salak.
Carica
hanya dapat dijumpai di daerah dieng, karena keadaan cuaca serta iklimnya yang
berbeda di daerah lain, pernah ada studi kasus bibit carica di tanam di tempat
lain di luar daerah dieng, hasilnya serupa menjadi pepaya.
c. Cabe
Besar / cabe Bandung
Jenis
cabe yang dibudidayakan oleh warga dieng adalah cabe besar atau warga dieng
menyebutnya cabe bandung, berbentuk bulat besar seperti biji pala, pohonnya
pendek dan berdaun lebat
d. Padi Gogo
Padi
gogo adalah sejenis tanaman padi biasa, padi gogo biasa di tanam di daerah yang
kondisinya relif atau dataran tinggi. Padi gogo terbiasa dengan kekuarangan
air, oleh sebab itu padi gogo bisa hidup di daerah yang tinggi. Padi gogo
umumnya berusia lebih panjang, yang biasanya padi yang di tanam oleh para
petani di persawahan memerlukan waktu tiga sampai empat bulan baru
bisa di panen, berbeda dengan padi gogo yang baru bisa di panen sekitar tujuh
sampai delapan bulan. Itu yang mengakibatkan masyarakat di daerah dieng memilih
untuk menanam kentang sebagai sektor pertanian mereka, karena masa panen
kentang lebih cepat.
Adapun mata
pencaharian masyarakat dieng juga ada yang menjadi Pegawai Negeri sipil (PNS)
© ILMU
PENGETAHUAN
© PERALATAN
© KELEMBAGAAN
Kecamatan
Dieng Terbagi ke dalam 16 desa:
b. Pari
Kesit
c. Tieng
d. Sweran
Gede
e. Girim
Rana
f. Buntu
g. Sigedang
h. Tambi
i. Kejajar
j. Serang
k. Kreo
l. Pata
Bandeng
m. Jojogan
n. Sikunang
o. Sembungan
p. Campur
Sari
© KESENIAN
Salah satu
kesenian tradisional yang mewarnai kehidupan masyarakat dieng adalah “Topeng
Lengger”, Topeng Lengger adalah sebuat tarian yang diangkat dari
cerita rakyat tentang kisah percintaan “Panji Asmaubau dan Garut Candrakirana”.
Keunikan lain dari dataran tinggi dieng adalah adanya anak-anak berrambut
gembel, rambut yang melekat satu sama lain ini sulit dipisahkan. Tidak ada yang
tau penyebabnya tetepi awalnya adalah panas tinggi yang tidak sembuh-sembuh,
ada yang percaya bahwa anak yang berambut gembel ini membawa berkah atau sial.
Untuk memotong rambut gembel anak-anak itu harus diadakan acara ruatan, yaitu
upacara untuk membebasan si anak dari pengaruh buruk. Pada kesempatan ini orang
tua harus memberikan apa saja yang menjadi permintaannya. Setelah dipotong
nantinya rambut akan tumbuh normal kembali, selanjutnya potongan rambut gimbal
di hanyutkan ke sungai serayu, sebagai lambang hanyutnya kesialan yang ada pada
anak tersebut. Sungai serayu yang menjadi salah satu nadi kehidupan di daerah
dieng bagian selatan ini berawal dari sebuah pancuran yang ada di dataran
tinggi dieng kabupaten wonosobo (Teluk Bimolukar).
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Keadaan
geografis di dataran tinggi dieng yang berbukit-bukit memiliki karakteristik
tersendiri diantaranya dari segi agraris memiliki hasil pertanian yang
signifikan terhadap perekonomian masyarakat di daerah tersebut, selain dari
pertanian itu dieng memilki buah berbentuk makanan ringan dan oleh-oleh khas
daerah tersebut yaitu carica, keripik kentang, purwaceng, dll. Daerah dataran
dieng masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan sehingga kebudayaan dari
zaman nenek moyang sampai sekarang ini masih dipertahankan, yaitu budaya rambut
gembel.
B. Saran
Pemerintahan Banjarnegara dan Bondowoso dapat
melakukan pengembangan lebih lanjut lagi tentang pariwisata serta pertanian
yang berada di daerah Dieng. Dengan kerja sama yang lebih optimal maka
pariwisata dan pertanian di daerah dieng dapat berjalan lebih optimal lagi
kedepannya.
Daftar Pustaka
Hidayati, Putri (2012) STRATEGI
PEMASARAN DESA WISATA SEMBUNGAN DENGAN ANALISIS SWOT (Studi pada Desa Sembungan
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo).
Raharja, DT (2012) Membangun Pariwisata Bersama Rakyat: Kajian Partisipasi
Lokal Dalam Membangun Desa Wisatadi Dieng Plateau.
Parmita, ID (2010) DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP
KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL Studi Kasus: Kawasan Wisata Dieng Kabupaten
Wonosobo.
Nugroho, GP (2004) STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA KAWASAN
DIENG.
Oktayuanto, PD (2011)
STRATEGI PEMASARAN POTENSI WISATA KOMPLEK CANDI DIENG DI KABUPATEN
WONOSOBO DENGAN METODE ANALISIS SWOT DAN BENCHMARKING.
Agustiana (2013) Analisis Efisiensi Obyek Wisata Di
Kabupaten Wonosobo.
Hendriani, Septi (2013) Penataan Desa Wisata Sembungan Dieng
Wonosobo.
Hermawati (2011) KERJASAMA KABUPATEN BANJARNEGARA DAN
KABUPATEN WONOSOBO DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA DIENG.
1. Potensi Obyek Wisata Dieng KabupatenWonosobo
Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian yaitu Desa
Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo meliputi keindahan fisik alam,
kesenian dan kebudayaan masyarakat,
maupun beberapa obyek wisata buatan.Disamping mempunyai alam yang indah, Dieng
terkenal juga dengan peninggalan-peninggalan kunonya.Potensi alam yang ada
meliputi panorama alam. Ditunjang dengan hawa yang sejuk, topografi yang
berbukit menjadikan suatu potensi dengan suasana yang bervariasi. Potensi budaya yang ada dan
menunjang adalah pola kehidupan masyarakat desa, tradisi dan adat istiadat yang tetapdipertahankan.
Potensi pariwisata yang ada di
wilayah penelitian adalah sebagai berikut :
a.
Obyek WisataAlam
Merupakan perpaduan antara kehidupan
alam pegunungan dan kejadian alam yang mengagumkan.Obyek wisata alam ini ada
secara alami dan bukan merupakan ciptaan/ buatan manusia. Adapun obyek wisata
alam yang ada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo adalah
sebagai berikut :
No
|
Obyek Wisata
|
Gambaran Umum
|
1.
|
Telaga Warna
|
Telaga warna merupakan salah
satu telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Telaga ini memiliki pesona
tersendiri karena tidak henti-hentinya membiaskan aneka warna yang cemerlang
dari dasar telaga. Warna yang ada di Telaga Warna diakibatkan adanya air belerang yang muncul
di permukaanair.
|
2.
|
Telaga Pengilon
|
Telaga ini
berada di sebelah Telaga Warna. Telaga Pengilon tersebut berkilau seperti
kaca cermin. Konon telaga ini airnya sangat jernih, hingga bisa digunakan
untuk bercermin
|
3.
|
Gua Semar
|
Goa ini
berupa lubang batu dengan pintu kecil dan sempit. Orang yang masuk kedalamnya
harus dengan merangkak. Goa ini sering digunakan oleh orang-orang yang
mempunyai keyakinan kejawen/ kebatinan untuk bersemedi agar mendapatkan
kekuatan/ wibawa dan kekayaan. Gua ini memilki kedalaman kira-kira 4 meter.
|
5.
|
Goa Jaran (Kuda)
|
Letak Goa
Jaran tidak jauh dari Goa Semar dan Goa Sumur. Goa ini tidak digunakan untuk semedi. Goa ini dikenal dengan
Goa Jaran menurut cerita dahulu kala ada seekor kuda betina kelelahan dan
berhenti di depan goa itu. Oleh karena
kedinginan, kuda itu masuk ke dalam. Begitu keesokan harinya kuda itu keluar
dari goa, kuda ituhamil.
|
6.
|
Batu Tulis/ Semar
|
Terletak di
komplek Hutan Wisata Dieng. Merupakan sebuah batu besar dengan ukuran 36 m3 dan
pada Batu Tulis/ Semar secara alamiah terukir sebuah profil yakni profil
manusia, sehingga batu tersebut ada yang memberi nama Batu Semar. Disamping
itu, konon pernah ditemukan sebuah prasasti yang bertuliskan huruf sansekerta
dengan demikian ada pula nama lain dari Batu Semar ini yaitu BatuTulis.
|
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2017
dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
B. Obyek
WisataBudaya
Obyek wisata budaya merupakan obyek wisata fisik dan
kebudayaan seperti kesenian, peninggalan bersejarah, adat istiadat
masyarakat (upacara tradisional, tata kehidupan
sehari-hari), cultural events, special
event dan lain sebagainya.
Adapun obyek wisata budaya yang ada di
Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut:
No
|
Obyek Wisata
|
Gambaran Umum
|
1.
|
Tuk Bimo Lukar
|
Obyek wisata
ini berupa sumber mata air yang
dipercaya dapat membuat orang awet muda. Tuk
Bimo Lukar ini merupakan sumber
mata air Sungai Serayu yang terletak
di pintu Dataran Tinggi Dieng. Tuk Bimo Lukar adalah sebuah mata air dengan
pancuran yang terbuat dari batu purba.
Menurut cerita Bimo Lukar dimaksudkan sebagai tempat dimana Sang Bimo melukar
(melepas) pakaiannya untukdisucikan.
|
/
2.
|
Tarian Tradisional
a. Kesenian Lengger
|
Tarian
tradisional yang ada di Dieng yaitu berupa kesenian Lengger. Tarian yang dibawakan oleh seorang
anak laki-laki yang dirias seperti wanita. Tarian Lengger mengisahkan
sayembara yang dibuat oleh Raja Brawijaya yang telah kehilangan putri
kesayanganya yaitu Dewi Sekartaji.
|
|
b. Kesenian Kuda Kepang
|
Kesenian
Kuda Kepang ini dibawakan oleh tujuh
penari sebagai pemimpin dan enam penari sebagai prajurit. Tarian ini
didasarkan pada cerita Raden Panji Asmoro Bangun yang sedang mencari
kekasihnya bernama Dewi Sekartaji.
|
3.
|
Ruwat Rambut Gimbal
|
Ruwat
rambut gimbal merupakan upacara tradisi yang berlangsung secara turun
menurun. Di Dieng banyak anak yang berambut gembel/ gimbal adalah bawaan
sejak lahir yang dianggap balak. Untuk melepas balak harus diruwat melalui Upacara
Tradisi Ruwatan Rambut Gembel. Permintaan anak yang diruwat akan dipenuhi
sesuai permintaannya, apabila tidak terpenuhi maka rambut gembel/ gimbal
tersebut akan tumbuh kembali.
|
Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2017
dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo
No
Obyek Wisata
Gambaran Umum
1
Dieng Plateau Theater
Pusat
interpretasi alam dan budaya Kawasan Dataran Tingi Dieng yang diberi nama
Dieng Plateau Theater (DPT) dibangun pada pertengahan tahun 2017 atas
prakarsa Gubernur Jawa Tengah. DPT merupakan obyek wisata buatan yang berupa
bangunan theater yang memutar film tentang potensi wisata dan sumber daya
alam Dataran Tinggi Dieng serta aktifitas vulkanik Gunung Dieng. Bangunan ini
terhubung dengan obyek Telaga Warna. DPT berada di lereng bukit Sikendil Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
KabupatenWonosobo.
Daftar Pustaka
Hidayati, Putri (2012) STRATEGI
PEMASARAN DESA WISATA SEMBUNGAN DENGAN ANALISIS SWOT (Studi pada Desa Sembungan
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo).
Raharja, DT (2012) Membangun Pariwisata Bersama Rakyat: Kajian Partisipasi
Lokal Dalam Membangun Desa Wisatadi Dieng Plateau.
Parmita, ID (2010) DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP
KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL Studi Kasus: Kawasan Wisata Dieng Kabupaten
Wonosobo.
Nugroho, GP (2004) STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA KAWASAN
DIENG.
Oktayuanto, PD (2011)
STRATEGI PEMASARAN POTENSI WISATA KOMPLEK CANDI DIENG DI KABUPATEN
WONOSOBO DENGAN METODE ANALISIS SWOT DAN BENCHMARKING.
Agustiana (2013) Analisis Efisiensi Obyek Wisata Di
Kabupaten Wonosobo.
Hendriani, Septi (2013) Penataan Desa Wisata Sembungan Dieng
Wonosobo.
Hermawati (2011) KERJASAMA KABUPATEN BANJARNEGARA DAN
KABUPATEN WONOSOBO DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA DIENG.