Resume Catatan Filsafat & Dasar-dasar Logika
Nama
: Rifai Anas Amirul Huda
NIM
: 185120300111030
Kelas
B-1 Psikologi
Materi
:
A. Dasar-dasar
filsafat
o
Pengertian Filsafat Ilmu dan Dasar-Dasar Logika
o
Proses
mencari kebenaran
o
Ciri-ciri
manusia berfilsafat
o
Metode
berpikir filsafat (kritis, skolastik, historis, empiris)
B. Objek
kajian filsafat
§ Obyek
kajian Filsafat Ilmu
dan Dasar-Dasar Logika
§ Obyek formal
§ Obyek material
§ Keterkaitan
Filsafat Ilmu dan
Dasar-Dasar Logika dengan bidang ilmu lainnya
C. Epistimologi
Ilmu Pengetahuan
o
Wilayah filsafat
o
Filsafat Ilmu
o
Epistimologi
o
Tujuan ilmu Pengetahuan
o
Proses Terbentuknya Ilmu Pengetahuan
D. Aksiologi
§ Definisi
Aksiologi
§ Bagian-bagian
Aksiologi
§ Aturan
Ilmu Pengetahuan
§ Filsafat
Nilai
E. Sejarah
dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
§ Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
§ Periode
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
§ Pola
ilmu Pengetahuan
Pembahasan
A. Dasar-dasar
filsafat
(Disampaikan oleh : Ilhamuddin
Nukman S.Psi, M.A)
Pengertiah filsafat menurut bahasa
berasal Dari bahasa Yunani φιλοσοφία, philosophia,
terdiri atas dua kata yaitu philus yang berarti berpikir dan shopia yang
berarti kebijaksanaan secara harfiah bermakna "pecinta kebijaksanaan“ Kajian masalah umum
dan mendasar sepeerti eksistensi,
pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa .
Definisi
Filsafat menurut tokoh-tokoh filsafat :
o
Plato (477 SM-347 SM). Ia seorang filsuf
Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia sendiri berguru kepada Socrates. Ia
mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu
yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.
o
Aristoteles (381SM-322SM), mengatakan
bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
o
Marcus Tulius Cicero (106SM-43SM),
seorang politikus dan ahli pidato Romawi merumuskan filsafat sebagai
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
o
Al-Farabi (wafat 950M), seorang filsuf muslim
mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan
bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Dapat
disimpulkan secara sederhana bahwa Filsafat adalah proses menemukan kebenaran sampai mencapai level
kebijaksanaan.
2.
Filsafat Ilmu:
Membahas dan
mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Filsafat sendiri tergolong
sebagai sebuah ilmu. Filsafat sendiri tergolong sebagai ilmu karena dasar dari filsafat adalah usaha mencari sebuah esensi dibalik sebuah
objek. Hal itu selaras dengan definisi ilmu yaitu seluruh
usaha sadar untuk menyelidiki,menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia
dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan- rumusan yang pasti.
( wikipedia ). Menurut saya
sendiri ilmu adalah sebuah usaha untuk memahankan diri atas apa yang dilihat, didengar, dirasa, dan diraba.
Filsafat Ilmu Psikologi
Psikologi secara umum
dapat diartikan sebagai seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan- rumusan yang pasti ( wikipedia). Pada intinya psikologi
merupakan ilmu yang objeknya
adalah individu, dimana dalam individu tersebut dikaji masalah proses mental dan perilaku. Menurut saya sendiri
psikologi merupakan sebuah ilmu yang menggabungkan
tiga rangkaian berpikir yaitu intuisi, data dan penafsiran dalam memahami gejala-gejala yang terjadi di
individu yang berkaitan dengan psikis ( mental,
perilaku dan cara berfikir ).
Filsafat Ilmu psikologi menurut saya
adalah Sebuah proses pencarian esensi dan kebenaran
mengenai hakikat kehidupan manusia yang berkaitan dengan mental, cara berpikir, dan tingkah laku manusia demi
tercapainya sebuah kebahagiaan.
3. Proses mencari kebenaran
Definisi
kebenaran menurut beberapa tokoh :
§ Randall
& Bucher: “Persesuaian antara pikiran dan kenyataan”.
§ Jujun
S. Suriasumantri: “Pernyataan tanpa ragu”.
Hakikat kebenaran sendiri adalah
proses pemikiran sesuai dengan kenyataan ( saling berhubungan/runtut, korespodensi, saling berkesesuaian.
Kebenaran senidir ada 2 yaitu kebenaran
yang sifatnya mutlak dan kebenaran yang sifatnya nisbi.
Kebenaran mutlak adalah
kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang dapat
melihat dan menyatakan keseluruhan
realitas secara objektif, apa adanya. Kebenaran
mutlak ini harus hanya ada satu saja
dan merupakan suatu acuan atau standar
bagi apa yang disebut dengan
kebenaran relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai
sifat universal ( berlaku bagi
semua orang, tidak ada perkecualian ), kekal
( lintas waktu dan ruang, tidak
berubah-ubah, tidak berganti ), integral (tidak ada konflik di dalamnya
) dan tanpasalah ( bermoral tinggi, suci ). kebenaran mutlak yang sejati itu harus datang dari luar manusia. Adapun manusia hanya bisa mempunyai kebenaran relatif. Tidak mungkin ada kebenaran mutlak di level manusia atau yang di bawahnya. Kebenaran mutlak harus datang dari level
yang lebih tinggi, dari Allah.
Jadi kebenaran mutlak adalah kebenaran
yang datang dari Allah yang
mahabesar.
Kebenaran relatif adalah
kebenaran manusia dari sudut pandangnya sendiri yang terbatas terhadap kebenaran mutlak tersebut. Hanya
ada satu kebenaran mutlak, yang
bersifat objektif, yang dikelilingi oleh banyak kebenaran relatif yang bersifat
subyektif, bagaikan matahari yang
dikelilingi planet-planet. Makin dekat kebenaran relatif itu kepada kebenaran mutlak maka ia makin benar.
Jadi yang relatif harus mendekati yang
absolut, subyektivitas harus mengejar obyektivitas, untuk memperkecil kesenjangan di antara
keduanya.
Cara
menemukan Kebenaran :
§ Akal
sehat (common sence)
§ Prasangka
§ Pendekatan
intuitif
§ Penemuan Kebenaran Secara Kebetulan
§ Penemuan Kebenaran Melalui Trial and Error
(Coba dan Ralat)
§ Penemuan Kebenaran Melalui Spekulasi
§ Penemuan Kebenaran Melalui Kewibawaan
§ Penemuan Kebenaran Melalui Berpikir Kritis
§ Penemuan
Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah
Teori-teori
kebenaran
a. Teori
Koherensi (Coherence Theory of Truth) Teori kebenaran koherensi Teori kebenaran yang didasarkan kepada
kriteria koheren atau konsistensi. Suatu
pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan
secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti
atau membawa kepada pernyataan yang lain.
b. Teori
Korespondensi (Correspondence Theory of Truth) Teori kebenaran korespondensi
adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek
yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar
jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.
Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan
menyatakan apa adanya.
c. Teori
Pragmatik (The Pragmatic Theory of Truth) Teori kebenaran pragmatis adalah
teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada
konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori
tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia
untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis. Teori Pragmatis (The Pragmatic Theory of Truth) memandang
bahwa “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis”;
Tahap-tahap
berpikir ilmiah
a. Skeptik
artinya tidak mudah mempercayai segala sesuatu yang didapatkannya, tidak mudah
mempercayai informasi yang ada sebelum adanya bukti yang mendukung.
b. Analitik,
artinya dalam tahap ini seseorang mempertanyatakn keabsahan, keaslian, dan
kebenaran sebuah informasi yang didapatkannya
c. Kritis,
artinya Mencari lagi dan mengkoreksi terhadap sumber-sumber yang telah ada dan
dikaitkannya dengan sumber lain yang relevan.
Ciri-ciri
orang berfilsafat:
·
Berpikir
secara Universal
·
Berpikir
secara menyeluruh (Komprehensif)
·
Berpikir
secara mendasar (Radikal)
·
Berpikir
secara Konseptual
·
Berpikir
secara spekulatif
·
Berpikir
secara sistematik
·
Berpikir secara
koheren dan konsisten
·
Berpikir
secara Bebas dan bertanggungjawab
Metode
berpikir Filsafat :
a. Kritis
b. Skolarstik
c. Historis
d. Empiris
B.
Objek
Kajian Filsafat
Dalam
segi bahasa objek berarti segala sesuatu yang dikenai oleh sebuah subjek pada
konteks tertentu. Pengkajian/ kaji berasal dari kata kaji yang berati teliti,
telaah, analisis. Dapat diambil kesimpulan bahwa objek kajian filsafat adalah sesuatu yang ditelaah, dianalisis,
diteliti , dan dipelajari dalam ilmu filsafat.
Objek
kajian filsafat sendiri dibedakan atas 2 yaitu objek material dan objek formal.
Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasran penyelidikan, seperti tubuh
manusia adalah objek material ilmu kedokteran, objek material filsafat adalah
segala sesuatu yang ada ( baik segala sesuatu yang tampak/ metafisika) mencakup
ada dalam empiris, ada dalam alam pikiran, ada dalam kemungkinan. Adapun objek
formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti
pendekatan deduktif dan induktif. Objek formal filsafat sendiri adalah segala
sesuatu yang butuh dikaji secara mendalam. Sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional
tentang segala yang ada. Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan
ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan empiris saja, sedangkan filsafat
mencakup yang empiris dan non empiris.
Kategorisasi Ilmu terbagi atas 2 yaitu
teoritis yang mencakup metafisika, matematika, logika. Sedangseperti kan yang
kedua adalah praktis seperti ekonomi, hukum, politik, etika. Filsafat ilmu Membahas
dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan
pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
Keterkaitan Ilmu
filsafat dengan disiplin ilmu lain
Filsafat merupakan dasar bagi bekembangnya
sebuah keilmuan dan pengetahuan oleh karena itu semua cabang ilmu pengetahuan
sangat terkait dengan filsafat.
C.
Ontologis
Ontologis
secara bahasa terdiri atas dua kata yaitu Taonta dan logia.yang secara harfiah diartikan sebgai ilmu
pengetahuan tentang ada
Objek dalam ontologis
sendiri ada 2 yaitu segala sesuatu yang nampak (ontologi),
dan Metafisika (segla sesuatu yang semu)
Perpektif
ontologi menyikapi segala sesuatu yang ada berdasarkan
kuantitas dibedakan atas
1)
Monoisme,
pandangan bahwakeberadaan dari segala
sesuatu hakikatnya adalah satu. Sesuatu yang tanpa
batas,
idak dapat ditentukan dan tidak memiliki persamaan dengan salah satu
benda yang ada dalam hidup. Dalam pandangan Monoisme
segala sesuatu itu hakikatnya adalah a) esensi segala sesutau hal adalah air (Thales
(624-545 SM)), hal tersebut didasarkan atas keberadaan air yang ada dalam aspek
kehidupan yang meyeluruh termasuk dalam diri manusia juga terdapat sesuatu yang
bersifat air seperti darah. b) esensi dari segala hal adalah udara (Anaximander
(610-547 SM) ), hal ini berdasarkan manusia tidak bisa hidup tanpa adanya
udara, begitupula dengan makhluk-makhluk lain seperti binatang, tumbuhan yang
sangat bergantu pada udara. c) esensi dari segala sesuatu yang ada adalah
tuhan, pandangan ini mengacu pada keberadaan di kehidupan ini diciptakan oleh
zat yang Maha Kuasa yang tidak terbatas yang disebut tuhan. d)
keberadaan segala sesuatu adalah sunatullah/ hukum causalitas, pandangan ini
berpendapat bahwa semua yang terjadi di kehidupan ini sebenarnya adalah efek
dari alam dan perbuatan manusia itu sendiri ( causalitas).
2) Dualisme,
pandangan ini berpendapat bahwa segala sesutau yang ada adalah
berpasang-psangan. Tokoh tokoh yang berpandangan dualisme antara lain Dunia Ide & Dunia Indera = Plato
(428-348 SM), Substansi Pikiran & Substansi Keluasan ( Baik/buruk) = Rene
Descartes (1596-1650 M), Dunia Sesungguhnya & Dunia yang Mungkin = Leibniz
(1664-1716 M), Fenomena & Noumena =
Immanuel Kant (1724-1804)
3) Pluralisme, esensi
dari segala sesuatu adalah banyak seperti
Air, Api, Angin, Tanah = Empedokles (490-430 SM), Unsurnya tidak
terbilang yang dikendalikan oleh Nous (energi) = Anaxagoras (500-428 SM),
Monade-monade yang tidak berluas, selalu bergerak, tidak berbagi dan tidak
daoat rusak, diselaraskan "harmonia prestabilia" = Leibniz
Berdasarkan kualitas dibedakan atas
:
1.
Spiritualisme, berpandangan bahwa segala sesuatu bersumber
dari imajinatif. Kenyataan terdalam adalah ruh (Pneuma, Nous, Reason, Logos)
Roh Mutlak & Dunia Ide Roh Suci.
2.
Materialisme, Segala
sesuau yang tidak nyata kecuali materi Pikiran dan Kesadaran hanyalah
penjelmaan dari materi Atom-atom kecil yang saling berinterakri = Demokritos
(460-370 SM).
Berdasarkan proses, kejadian,
perubahan
1.
Mekanisme, Segala
sesuatu terjadi berdasarkan mekanisme tertentu ( tidak ada kejadian yang tiba-tiba terjadi). Efficient Cause =
Sebab Kerja, Final Cause = Sebab Tujuan, Causality Principle, Lecippus &
Demokritos, Galileo Galilei, Rene Descartes.
2.
Teleologi (Serba Tujuan), Sebab Bahan
(Material Cause), Sebab Bentuk (Formal Cause), Sebab Kerja (Efficient Cause),
Sebab Tujuan (Final Cause). Contoh : Makanan kita adalah nasi tapi esensinya
bukan nasinya yang kita perlukan tapi kandungan di dalam nasi tersebut yaitu
karbohidrat
3.
Vitalisme, sumber dari
sebab kerja dan perkembangan dalam alam (Henry Bergson 1859-1941)
Perspektif Teologia mendefinisikan
segala sesuatu yang ada terdiri atas :
Teologia sendiri adalah ajaran agama dimana
terdapat tahap yaitu animisme, pliteisme, monoteisme
1. Adanya gerak di dunia menandakan adanya Yang
Maha Penggerak
2. Adanya Sebab-Akibat menandakan adanya Yang Maha Sebab
3. Rusak vs Tidak Rusak, Mungkin Ada vs Wajib Ada
4. August Comte (1798-1857), Tahap Betuhan = Animisme --> Politeisme
--> Monoteisme
5. Henri Bergson = Agama yang Statis vs Agama yang Dinamis
Perspektif Metafisika adalah
perspektif dimana memandang segala sesuatu yang ada secara fisik terdapat
materi yang terkandung di dalamnya mendefinikan segala sesuatu yang ada terdiri
atas:
1. Dualisme, Hakekat Materi = Dunia Kebendaan,
Hakekat Rohani = Dunia Kesadaran
2. Idealisme
3. Agnosticisme (Pengingkaran atas
kemampuan manusia menemukan hakikat, Theisme = Kekuatan itu adalah Tuhan,
Pantheisme = Seluruhnya adalah Tuhan
D. Epistomologi:
6 hal kajian filsafat :
§ Metafisika
§ Ontologis
§ Epistimologi
§ Aksiologi
§ Filsafat etika
§ estetika
Epistimologi
adalah cabang filsafat yang membahas tentang 1) sumber ilmu pengetahuan, 2)
bagaimana pengetahuan diuji, 3) Pengetahuan akan ukuran kebenaran.
Validitas
kebenaran;
1) Korespodensi,
keselarasan gagasan dan realitas eksternal. Kebenarannya bersifat
empiris-induktif : fisika, kimia, biologi
2)
Koherensi, keselarasan proposisi logis
dan kebenarannya bersifat kebenaran formal
deduktif : matematika, logika
3) Pragmatis,
kriteria instrumental dan kebermanfaatan, kebenarannya bersifat fungsional :
ilmu terapan, kedokteran, hukum, arsitektur, dll
Definisi
pengetahuan:
Serangkaian pemahaman yang ditandai dengan
indikator tertentu untuk membandingkan objek satu dengan objek yang lain.
Definsisi tahu:
Sebuah kesadaran akan adanya sesuatu
tetapi tidak terstruktur pemahamannya.
Definisi Ilmu
Struktur pengetahuan yang diuji,
eksperimen, validasi dengan teori-teori dan kajian tertentu.
Sumber-sumber ilmu
·
Intuisi
·
Pengalaman
·
Wahyu
·
Sumber otoritatif ( sumber yang
dinyatakan oleh orang-orang yang mempunyai kuasa di bidang terkait)
·
Rasa ingin tahu
Sebuah ketahuan akan menjadi suatu
pengetahuan bila :
·
Terdapat validasi
·
Terstruktur
·
Mempunyai batas & sumber
Metode pengujian sebuah kebenaran:
·
Eksperimen
·
Penalaran
·
Penggunaan
Tujuan Ilmu pengetahuan :
·
Deskripsi, memberi gambaran terhadap
sesuatu.
·
Interpretasi, meafsirkan atau memaknai
sebuah keadaan.
·
Eksplanasi, menjelaskan sebuah keadaan.
·
Prediksi, Menduga sebuah keadaan melalui
ilmu pengetahuan terkait
Dikotomi Ilmu Pengetahuan :
Ilmu pengetahuan bisa dipasangkan dengan
dua paradigma yang berbeda
Gerak penyapaian ilmu pengetahuan :
1)
Pengalaman diolah dengan penalaran :
bahasa, akal sehat yang melahirkan definisi dan deskriptif
2)
Menyusun preposisi tentatif, pernyataan
yang salah dan benar dapat dibuktikan dan diverifikasi.
3)
Dibuktikan melalui penelitian dan
menjadi “hukum-hukum”
4)
Hipotesa yang telah dibuktikan secara
positif
5)
Melahirkan teroi :seperangkat hukum yang
saling menunjang.
Proses terbentuknya ilmu pengetahuan :
1)
Induksi
2)
Bertolak dari kasus-kasus konkrit menuju
kesimpulan yang abstrak
3)
Dibantu oleh statistik
4)
Dari hal-hal yang partikular ke hal-hal
yang umum
5)
Sampling
Syarat Ilmu Pengetahuan dapat dikatakan
saintifik Jika :
·
Pengetahuan ilmiah ( observable)
·
Reapetable
·
Measurable
·
Testable
·
Predictable
E. Aksiologi
Aksiologi
adalah sebuah cabang dari ilmu filsafat yang mempertanyakan tentang bagaimana
manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi berasal dari dua kata yaitu axios yang
artinya niali, wajar, patut, pantas, dan logos yang berati ilmu atau teori
dapat disimpulkan secara bahasa bahwa aksiologi adalah teori tentang nilai
dalam berbagai bentuk.
Umumnya
ilmu pengetahuanmemiliki aturan agar tidak missuses
dan Unuses. Tujuan dari ilmu
pengetahuan sendiri adalah untuk kemaslahatan umat manusia (perspektif
aksiologi). Dalam aksiologi kita sering berbicara mengenai values.
Values
sendiri berarti standar, aturan, patokan. Baik dan buruk dalam perspektif
aksiologi sendiri dipandang sebagai sesuatu yang berkaitan dengan norma yang
mengikat masyarakat.
Bagian-bagian
aksiologis
·
Etika
perilaku keilmuan atau sering disebut sebagai moral of condact, sifat dari moral of condact sendiri masih bersifat
tidak mengikat namun akan menjadi mengikat apabila sudah menjadi kode etik (rule of condact. Contohnya kode etik
profesi psikolog adalah harus mempunyai izin pendirian terapi jika tidak memilii izin tersebut maka seorang
psikolog akan dikatakan ilegal dan dapat dipenjarakan.
·
Estetic
expression, Pengekpresian sebuah ilmu pengetahuan
yang diharapkan masyarakat. Contohnya seorang psikolog dalam menghadapi
kliennya harus berperilaku sopan, berpakaian rapi dan ramah\
·
Social
Political Life, yaitu penggunaan ilmu pengetahuan dalam
organisasi atau himpunan profesi yang nantinya akan membedakan ciri suatu
profesi satu terhadap yang lain
F. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
George
J Mouly mengungkapkan tahapan perkembangan ilmu pengetahuan yaitu : animisme yang menghasilkan mitos, Ilmu
empirik yang menghasilkan psudoscience,
dan Ilmu teoritis yang menghasilkan ilmu yang ilmiah.
Yunani
kuno mengungkapkan perkembangan Ilmu pengetahuai diawali oleh tuhan, manusia dan keadilan
Periode
perkembangan Ilmu pengetahuan:
·
Tahap yunani Klasik. Pada tahap ini
budaya yunani tersebar ke daratan eropa, bahasa yunani dijadikan kesepakatan
bersama diantara pedagang-pedagang di eropa agar menghindari konflik yang
terjadi di bangsa eropa yang pada saat itu kesulitan
dalam menafsirkan bahasa masing-masing kelompok. Darisinilah semua ilmu
pengetahuan akhirnya bersumber dari bahasa yunani. Yokoh-tokoh yang mewakili
era ini adalah Talles, Socrates, Aristoteles, Plato,
·
Tahap Islam. Pada tahap ini
cabang-cabang ilmu pengetahuan berkembang sangat banyak, bahasa arab menjadi
bahasa internasional. Tokoh-tokoh islam banyak menjadi pencetus lahirnya sebuah
disiplin ilmu seperti Ibnu sina dalam bidang kedokteran yang dalam dunia barat
dikenal sebagai afisina, Ibnu Khuldun yang menelaah tentang peradaban-peradaban
dunia yang menjadi cikal bakal ilmu sosiologi. Tokoh-tokoh lain yang mewakili
era ini adalah Ibnu rus. Peradaban ini akhirnya runtuh karena serangan dari
Mongolia.
·
Tahap Renaisanss. Pada tahap ini
orang-orang barat berada pada tahap kejayaan ilmu pengetahuan. Di tahap inilah
nbanyak orang barat yang menemukan sisa-sisa peradaban islam seperti buku-buku
yang ditemukan di Sungai Nil. Bukubuku inilah yang nantinya diterjemahkan dan
diartikan oleh bangsa eropa yang akhirnya melahirkan sebuah ilmu pengetahuan
baru. Tahap ini ditandai oleh temuan mesin uap oleh James Watt, dari temuan
inilah nanti melahirkan revolusi industri 1.0
·
Tahap kontemporer. Pada tahap ini
ditandai oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat yang nantinya akan
melahirkan revolusi industri 4.0 dan 5.0. Tokoh yang mewakili era ini adalah
Thomas Alfa Edinson dan Albert Einstein. Penemuan lampu dan Teori relativitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DON'T RUSUH!