Disusun
guna menyelesaikan tugas Sejarah Peminatan Bab VII tentang Indonesia dan Dunia
pada Masa Revolusi Teknologi Abad ke-20
Oleh
:
Sinta
Agustina Wismardhani
XII.IPS.4
27
SMA
N 1 BLORA
Tahun
Pelajaran 2017/2018
A.
PENDAHULUAN
Dengan makin banyaknya satelit
dipergunakan sebagai saluran komunikasi, peranan media massa mengalami
dinamisasinya. Diduga bahwa setelah rangsangan pertama melalui salah satu media
terhadap suatu permasalahan, maka orang akan mencari bahan tambahan dari jenis
media yang sama atau akan memperluas perhatiannya terhadap media yang lain dan
menggunakannya sebagai sumber informasi tambahan. Hal ini dikenal dengan
pengaruh sentrifugal dari media. Salah satu sarana yang memperluas perhatian
dan kebiasaan menggunakan media ialah satelit komunikasi, yang mampu menembus
batas – batas geografis dan juga sangat memperpendek waktu berkomunikasi. Sifat
aktualita karenanya meningkat.
Adapun penggunaan satelit ternyata lebih
menguntungkan hubungan radio daripada diduga semula. Justru penggunaan radio
yang dihubungkan dengan satelit telah merehabilitasi nilai semula dari radio,
karena nilai aktualita makin dapat dipenuhi oleh radio dibandingkan dengan
saingannya, yaitu televise. Bila penganaktirian radio pada masa lampau terjadi
karena orang terlalu menitikberatkan sifat visual televise yang dipertentangkan
dengan nilai sifat audio radio, maka dewasa ini dengan peningkatan kebutuhan
akan aktualita, ternyata justru teknik visualisasi tersebut memakan lebih
banyak waktu dan keterampilan yang dikorbankan untuk nilai aktualita tersebut.
Keadaan ini mendadak dan tidak direncanakan, sukar dapat direkam dan disiarkan
segera oleh televise. Lain halnya dengan radio yang tidak memerlukan banyak
waktu persiapan untuk menyiarkan kejadian demikian secepat mungkin. Selain
berfungsi sebagai sumber informasi, maka radio juga berfungsi sebagai sarana
hiburan dan sarana pendidikan.
a. Rumusan Masalah
1.
Seperti apakah keadaan media
radio pada abad ke-20?
2.
Bagaimana eksistensi radio
dimasa sekarang ini?
3.
Bagaimana peranan radio dan
kemampuan nyata dalam masyarakat?
4.
Bagaimana peranan radio dalam pemupukan
identitas nasional?
b. Tujuan
Tujuan dari penulisan essay ini
adalah dengan ditulisnya essay ini
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bagaimana media radio pada abad
ke- 20 hingga sekarang, essay ini menjelaskan bagaimana eksistensi media radio
pada masa kini, dan memaparkan berbagai peranan media radio di beberapa bidang
di masyarakat.
c.
Manfaat
Manfaat
penulisan essay ini bagi penulis adalah essay ini bermanfaat bagi penulis
sebagai tolak ukur pemahaman mengenai pengetahuan teknologi pada abad ke- 20.
Selain itu, manfaat penulisan essay ini bagi generasi muda adalah essay ini
dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan atau informasi mengenai media radio
pada abad ke- 20 hingga eksistensinya sampai saat ini dan peranannya di
beberapa bidang di masyarakat.
B.
ISI / PEMBAHASAN
1. Keadaan Media Radio Pada Abad Ke-20
Perkembangan IPTEK pada abad ke-20,
boleh dikatakan banyak bermunculan inovasi baru yang telah merubah kehidupan
peradaban umat manusia. Inovasi IPTEK yang menonjol pada abad ke-20, yaitu pada
waktu terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Adapun inovasi IPTEK yang
diimplementasikan pada abad ke-20, yaitu seperti : pesawat terbang, roket,
tank, eksplorasi antariksa hingga penemuan bom bertenaga atom.
Penemuan serat optic adalah salah
satu penemuan penting yang melahirkan sarana telekomunikasi untuk mempermudah
komunikasi manusia. Keistimewaan dari serat optic ialah kemapuannya
membengkokkan jalannya cahaya. Serat optic ini berupa kaca yang bersifat
fleksibel atau filament plastic transparan yang memancarkan cahaya melalui
serangkaian pantulan internal. Pada awalnya serat optic ini digunakan hanya
dalam bidang kedokteran tetapi kemudian berkembnag untuk mengirimkan telex,
telefon dan sinyak televises kabel dimana serat optic ini memiliki keunggulan
dibandingkan kabel logam.
Abad ke-20 ditandai juga dengan
teknologi komunikasi penting yang membuat hubungan di dunia ini tidak lagi
terbatas oleh jarak dan wilayah serta benua. Satelit komunikasi merupakan
jaringan satelit raksasa yang berada dalam orbit geostasioner di sekitar bumi.
Satelit komunikasi ini berfungsi untuk siaran televisi dan radio dalam skala
global sehingga suatu kejadian di suatu Negara akan dapat diketahui dunia dalam
waktu yang relative cepat. Teknologi yang muncul pada abad ke-20 merupakan
kelanjutan dari hasil-hasil teknologi sebelumnya yang kemudian disempurnakan kembali
sesuai dengan semakin berkembangnya pengetahuan manusia.
2.
Eksistensi Radio Dimasa
Sekarang Ini
Memasuki era digital seperti sekarang
ini, jika dilihat dari banyaknya media yang menyajikan beragam informasi dan
hiburan, sepertinya radio nasibnya akan tersingkirkan. Tapi hebatnya, ternyata
radio mampu bertahan walaupun banyak gempuran dari beragam media lainnya
seperti televisi, smartphone, internet dan sebagainya. Jika secara bentuk
fisiknya, radio sudah mulai jarang diminati. Coba lihat di toko elektronik,
sekarang ini jarang sekali menemukan orang yang dengan sengaja mencari radio
untuk membelinya. Sekalinya ada mungkin hanya sedikit peminatnya, salah satunya
mungkin para kolektor barang antik. Karena untuk mendengarkan siaran radio kini
sudah bisa lewat beragam media lainnya seperti pada player yang berada pada
mobil, smartphone dan sebagainya.
Perkembangan zaman memberikan banyak
pilihan, termasuk untuk memilih hiburan dan informasi dari beragam media
membuat keberadaan radio semakin terpojokan, kebanyakan orang mendengarkan
radio hanya pada saat mengendarai mobil atau mungkin saat di warung makan dan
warung kopi di pinggir jalan serta lainnya. Walaupun masih ada pendengar
setianya tapi jumlahnya mungkin tidak sebanyak dulu. Kendati demikian tapi keberadaanya
masih tetap saja eksis sampai sekarang, menurut Nielsen Radio Audience
Measurement mencatat bahwa meskipun internet tumbuh pesat tapi tidak berarti
bahwa jangkauan akan pendengar radio menjadi rendah. Walaupun penetrasi media televisi
96%, media luar ruang sebesar 52% dan internet 40%. Namun media radio masih
cukup baik berada di angka 38% pada kuartal ketiga pada tahun 2016. Masih
menurut data dari Nielse, hingga pertengahan tahun 2016 radio masih didengarkan
oleh sekitar 20 juta orang Indonesia.
3.
Peranan Radio dan
Kemampuan Nyata Dalam Masyarakat
Pengaruh sifat aktualita yang dapat dilayani
oleh radio, lebih cepat daripada televisi. Hal ini telah mengakibatkan evaluasi
yang lebih positif terhadap radio daripada sebelumnya. Terutama karena dalam
bentuk transistor, radio lebih murah daripada televisi dan dapat tersebar di
pedesaan, dan radio bagi masyarakat berkembang akan mempunyai peranan yang
tidak kalah dengan televisi, terutama dalam isi-mengisi kebutuhan manusia akan
informasi. Karena radio transistor lebih mudah dibawa dan tidak terlalu terikat
pada tempat serta harganya yang murah, maka negara berkembang akan lebih banyak
mengambil manfaat radio sebagai sumber informasi ditinjau dari segi individual
di mana tiap orang akan membeli sarana komunikasi ini dari kantongnya sendiri.
Selain berfungsi sebagai sumber informasi,
maka radio juga berfungsi sebagai sarana hiburan dan sarana pendidikan. Bahwa
fungsi sebagai sarana hiburan lebih mudah dipenuhi, terbukti dari suatu
penelitian yang ditugaskan kepada Departemen Komunikasi FIS-UI sebagai
penugasan Departemen Penerangan di daerah perbatasan Propinsi Riau, dalam tahun
anggaran 1976/77. Penelitian ini menemukan bahwa memang daratan Propinsi Riau
telah dapat dicakup oleh TV maupun radio. Lain halnya di Riau-Kepulauan yang
belum dapat menangkap siaran TV dari Pekanbaru dank arena itu sangat tergantung
dari radio Tanjungkarang. Ternyata bahwa fungsi radio, terutama siaran RRI
dalam hubungan ini hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, terutama musik
populer Indonesia. Untuk kebutuhan lainnya, pendengar radio di Riau-Kepulauan
lebih cenderung mendengarkan radio dan TV negara tetangganya yaitu Singapura
dan (terutama) Malaysia. Ternyata bahwa hambatan utama bukan saja hambatan
teknik, akan tetapi juga hambatan budaya, yaitu masalah bahasa. Karena bahasa
Melayu Riau lebih mendekati bahasa Malaysia daripada bahasa Indonesia, maka
bagi penduduk Riau-Kepulauan terlalu sukar untuk dapat “menangkap makna” siaran
RRI nonmusik. Sehubungan dengan ini, penduduk memperoleh informasi tentang
Indonesia melalui siaran radio tetangganya. Situasi ini merupakan suatu
tantangan bagi RRI Tanjungkarang, terutama karena TVRI belum dapat menjangkau
wilayah kepulauan tersebut.
Dalam hubungan ini dijelaskan bahwa
kemampuan audio radio sangat menghambat dalam situasi kebudayaan yang tidak
sama. Mungkin sekali sifat televisi yang disamping berkemampuan audio juga
bersifat visual ini, lebih dapat menerobos perbedaan budaya. Walaupun demikian
selama televisi belum menjangkau kepulauan ini, maka perlu diusahakan adanya
suatu perimpitan kepentingan (overlapping of interests) antara komunikator RRI
dengan komunikannya di kepulauan / wilayah yang kurang memahami bahasa
Indonesia, hal mana mudah dilakukan dengan dengan umpamanya pengadaan siaran
“ulangan” terutama warta berita dari pusat yang diterjemahkan ke dalam bahasa
setempat. Juga informasi yang penting perlu disiarkan dalam dua logat bahasa,
yaitu bahasa Indonesia dan logat Melayu Riau. Di daerah lain hal ini dapat
dilakukan pula, terutama daerah perbatasan dimana TVRI belum dapat mencapai komunikannya.
Dilihat dari contoh Riau-Kepulauan tersebut
dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pendidikan melalui radio sebagai salah satu
media massa ialah terutama dalam bidang pendidikan informal. Pendidikan
informal berbeda dengan pendidikan formal maupun nonformal dalam sifatnya, di
mana pendidikan informal tidak mempunyai kurikulum apalagi silabus. Sifat
pendidikan informal tidak teratur dan biasanya terbatas pada pembahasan masalah
yang aktual. Dengan demikian sifat pendidikan informal lebih dekat dengan
pemberian informasi aktual daripada pendidikan teratur.
Informasi merupakan rangkaian data yang
telah diseleksi dan dirangkaikan oleh komunikator sedemikian rupa, sehingga
merupakan suatu “pengetahuan” yang dapat dipergunakan. Data merupakan bahan
mentah yang masih perlu diseleksi dan diolah.
Bagi Negara berkembang, yang berkemampuan
membawa informasi aktual dan merupakan suatu sarana komunikasi yang sangat
penting ialah media massa. Melalui informasi aktual/pendidikan informal,
perhatian komunikan dapat dirangsang dan diarahkan untuk pertama kalinya ke
suatu arah tertentu. Melalui pengulangan dan perluasan oleh media yang sama
atau media yang lain, pengetahuan masyarakat akan ditunjang. Karena itu radio
merupakan sarana pembuka jalan bagi media lainnya maupun memperkenalkan untuk
pertama kalinya suatu masalah sebelum penyuluh melanjutkan dan memperdalam
pengetahuan komunikan tentang masalah tersebut. Dengan demikian, radio menjadi
perangsan bukan saja untuk pendidikan nonformal yang merupakan serangkaian
kursus, melainkan juga untuk pendidikan formal. Dalam situasi kekurangan guru,
radio dapat menunjang penyebaran dan pengulangan bahan pelajaran pendidikan
formal maupun nonformal, walaupun pengajaran melalui radio tanpa guru, tidaklah
mungkin atau hanya menghasilkan mutu pendidikan yang rendah sekali.
Bagaimanapun juga kehadiran guru bagi dalam komunikasi langsung dan
berkomunikasi timbal – balik, tidak dapat diganti oleh media massa yang umumnya
bersifat komunikasi searah, karena komunikasi langsung dan timbal - balik merupakan
syarat mutlak proses belajar yang efektif. Dari apa yang dikatakan terdahulu,
jelaslah bahwa kemampuan media massa ialah terutama mengadakan penyebaran atau
difusi informasi, berbeda dengan komunikasi vertikal, terutama bersifat
mempengaruhi secara psikologis dan mendalam.
4.
Peranan Radio Dalam
Pemupukan Identitas Nasional
Telah dikatakan, dengan memperhatikan
aktualita, maka radio menjadi sarana komunikasi yang berkemampuan mengadakan
mobilitas sosial. Mobilitas sosial dan perubahan masyarakat dengan sendirinya
akan mengakibatkan perubahan nilai. Keadaan ini mudah menjurus kepada
disorganisasi dan disintegrasi sosial suatu masyarakat. Dengan sendirinya
diperlukan pengadaan usaha reintegrasi secepat mungkin, agar suatu bangsa tidak
akan menjadi “a nation of nations”.
S.N. Eisenstadt, dalam tulisannya “The
changing vision of modernization and development” menyebut adanya enam krisis
dalam proses modernisasi, yaitu :
1. Krisis identitas
2. Krisis
legitimitas
3. Krisis penetrasi
4. Krisis
partisipasi
5. Krisis integrasi
6. Krisis
penyebaran / distribusi
Krisis
ini terjadi terutama karena mobilitas sosial. Disamping itu karena konsep
tradisi dipertentangkan sebagai paradigma dengan proses modernisasi. Dengan
demikian terjadilah pemikiran implisit seakan – akan semua yang berakar pada
tradisi adalah salah. Akibat paradigma ini terutama ialah bahwa banyak nilai
tradisional telah dibuang, sebelum ada nilai yang baru. Juga masalah urbanisasi
dan industrialisasi tanpa adanya penampungan melalui reintegrasi sosial,
merupakan salah satu akibat dari konsep pertentangan modernisasi dengan
tradisi.
Sebaliknya
banyak penelitian membuktikan adanya kemampuan penyesuaian lembaga sosial
tradisional, yang telah memungkinkan modernisasi tanpa mengorbankan identitas
dan kepribadian bangsa. Penelitian inilah yang kemudian membuktikan bahwa
perubahan / modernisasi tidaklah uniliniar dan bahwa proses modernisasi
merupakan suatu rangkaian proses diferensiasi, mobilitas sosial dan perubahan nilai,
yang mengadakan beberapa pengelompokan sosial yang baru dan yang dengan
sendirinya akan mengakibatkan ketegangan sosial lagi. Dilihat dari masalah ini
bagaimanakah peranan media massa, terutama radio?
Telah
dikatakan bahwa pada satu pihak, radio dapat menjadi sarana mobilitas sosial,
pembawa nilai – nilai baru, akan tetapi apakah tugasnya hanya terbatas pada
tugas ini dilihat dari perlunya regintegrasi sosial diadakan secepat mungkin,
bahkan kalau mungkin bersamaan dengan proses mobilitas sosial tersebut. Dalam
hubungan ini, justru kenyataannya menunjukkan bahwa radio menjadi sarana
hiburan, member jalan baru bagi radio sebagai sarana komunikasi massa untuk
menanamkan dan memupuk nilai – nilai tradisional yang baik. Sebagaimana
diketahui, justru dalam bentuk hiburan, dalam bentuk musik, radio mengikat
pendengarnya. Dari segi ini jelaslah bahwa hiburan sebagai pencerminan kebudayaan
bangsa, pencerminan kepribadian bangsa dapat ditunjang dan disebar serta
dipupuk sebanyak mungkin oleh radio. Banyaknya kaset music populer maupun music
tradisional ataupun drama tradisional yang dikenal sebagai wayang orang dan
lain – lain, menunjukkan bahwa manusia Indonesia sudah terbiasa dengan media
audio. Radio mempunyai kesempatan yang cemerlang yang tidak boleh terlalui,
sebelum masyarakat luas terikat pada televisi.
Disamping
membawa pesan pembaharuan, radio dapat dimanfaatkan untuk tetap mempertahankan
kepribadian daerah dan membantu manusia mempertahankan identitasnya. Apabila
proses modernisasi ialah proses pemupukan kesatuan bangsa, musik populer
mencerminkan kebudayaan kontemporer Indonesia, maka music dan drama daerah
merupakan pencerminan kebudayaan dan nilai – nilai khas Indonesia. Sebagai
saluran komunikasi pembangunan, radio tetap bermanfaat, akan tetapi perlu
ditunjang lebih lanjut oleh para penyuluh. Informasi yang terlalu teknis dan
terinci kurang tepat untuk disebarkan melalui radio, karena sifatnya yang
audio. Lain halnya dengan televisi yang dalam bidang ini dapat lebih
memperlihatkan melalui visualisasi apa yang dimaksudkan.
C.
Penutup
1. Kesimpulan
Dengan
makin banyaknya satelit dipergunakan sebagai saluran komunikasi, peranan media
massa mengalami dinamisasinya. Diduga bahwa setelah rangsangan pertama melalui
salah satu media terhadap suatu permasalahan, maka orang akan mencari bahan
tambahan dari jenis media yang sama atau akan memperluas perhatiannya terhadap
media yang lain dan menggunakannya sebagai sumber informasi tambahan. Hal ini
dikenal dengan pengaruh sentrifugal dari media. Salah satu sarana yang
memperluas perhatian dan kebiasaan menggunakan media ialah satelit komunikasi,
yang mampu menembus batas – batas geografis dan juga sangat memperpendek waktu
berkomunikasi. Sifat aktualita karenanya meningkat.
Bagi
Negara berkembang, yang berkemampuan membawa informasi aktual dan merupakan
suatu sarana komunikasi yang sangat penting ialah media massa. Melalui
informasi aktual/pendidikan informal, perhatian komunikan dapat dirangsang dan
diarahkan untuk pertama kalinya ke suatu arah tertentu. Melalui pengulangan dan
perluasan oleh media yang sama atau media yang lain, pengetahuan masyarakat
akan ditunjang. Karena itu radio merupakan sarana pembuka jalan bagi media
lainnya maupun memperkenalkan untuk pertama kalinya suatu masalah sebelum
penyuluh melanjutkan dan memperdalam pengetahuan komunikan tentang masalah
tersebut. Dengan demikian, radio menjadi perangsan bukan saja untuk pendidikan
nonformal yang merupakan serangkaian kursus, melainkan juga untuk pendidikan
formal. Dalam situasi kekurangan guru, radio dapat menunjang penyebaran dan
pengulangan bahan pelajaran pendidikan formal maupun nonformal, walaupun
pengajaran melalui radio tanpa guru, tidaklah mungkin atau hanya menghasilkan
mutu pendidikan yang rendah sekali. Bagaimanapun juga kehadiran guru bagi dalam
komunikasi langsung dan berkomunikasi timbal – balik, tidak dapat diganti oleh
media massa yang umumnya bersifat komunikasi searah, karena komunikasi langsung
dan timbal - balik merupakan syarat mutlak proses belajar yang efektif. Dari
apa yang dikatakan terdahulu, jelaslah bahwa kemampuan media massa ialah
terutama mengadakan penyebaran atau difusi informasi, berbeda dengan komunikasi
vertikal, terutama bersifat mempengaruhi secara psikologis dan mendalam.
2. Saran
Media massa seperti radio hendaknya
harus terus dikembangkan dan diberi perhatian khusus. Hal tersebut demi
meningkatkan mutu atau kualitas serta tetap menjaga eksistensi radio dimasa
sekarang ini. Radio yang telah banyak memberikan informasi sejak dahulu,
haruslah tetap dijaga dan dikembangkan agar media yang satu ini tetap dapat memberikan
informasi dan hiburan bagi para pendengarnya. Masyarakat juga diajak untuk
menggermari media radio agar menambah wawasan dan mendapatkan informasi yang
berguna.
DAFTAR
PUSTAKA
Susanto, Astrid. 1986. Komunikasi
Massa 1. Jakarta: Binacipta
Susanto, Astrid. 1986. Komunikasi
Massa 2. Jakarta: Binacipta
Suroso, Apriandi. 2015. Revolusi
Teknologi Abad Ke 20.
(https://ilmupengetahuansosial2015.blogspot.co.id/2015/11/revolusi-teknologi-abad-ke-20.html?m=1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DON'T RUSUH!