Hakikat manusia
adalah makhluk sosial, artinya manusia senantiasa selalu butuh dan hidup bersama
dengan manusia yang lain. Manusia berinteraksi dengan manusia lain demi
mencukupi kebutuhan primer dan sekundernya. Dalam proses interaksi inilah
manusia sebagai bagian dari masyarakat sudah terkelompok-kelompokkan dengan
sendirinya berdasarkan apa yang menjadi kesepakatan dan nilai sosial yang sudah
ada di masyarakat.
Dalam lingkup masyarakat ada yang namanya
penghargaan dan penghormatan terhadap sesuatu hal –hal tertentu. Penghargaan
yang lebih tinggi terhadap sesuatu akan menempatkan nilai tersebut pada
kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Jika suatu masyarakat lebih
menghargai kekayaan material daripada kehormatan maka suatu masyarakat yang
mempunyai kekayaan material akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan
masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam
kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal. Selain itu hakikat manusia yang
terlahir berbeda- beda, misalnya suku, ras, agama, etnis, pekerjaan, dsb
melahirkan sistem pelapisan masyarakat yang dinamakan diferensiasi sosial.
1.
Diferensisasi
sosial:
Merupakan sebuah sudut yang
memandang perbedaan secara horizontal. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat
diklasifikasikan secara bertingkat misalnya seperti lapisan ekonomi : tinggi,
menengah , rendah. Perbedaan-perbedaan dalam kategori diferensiasi sosial
adalah perbedaan yang murni hakikat manusia lahir di dunia ini dan perbedaan
yang dipandang secara horizontal misalnya : pekerjaan, etnis, agama, ras, clan,
jenis kelamin, dan budaya.
Asumsi dasar dari diferensiasi
sosial adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi dari
golongan lainnya.
Pengelompokan horisontal yang
didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan
sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin
disebut heterogenitas sosial.
Diferensiasi
sosial ditandai dengan perbedaan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Ciri fisik :
Meliputi
warna kulit, bentuk muka, rambut, hidung, mata, dsb.
2. Ciri sosial :
Muncul karena perbedaan pekerjaan yang
menyebabkan timbulnya cara pandang yang berbeda di masyarakat dan pola perilaku
yang berbeda di dalam masyarakat. Kategori ciri sosial seperti : peranan,
prestise, kekuasaan.
Contohnya
:pola perilaku seorang perawat berbeda dengan seorang karyawan.
Kantor.
3. Ciri budaya :
Berhubungan dengan pandangan hidup
masyarakat yang menyangkut nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Misalnya :
Religi, atau kepercayaan, sistem kekeluargaan , keuletan, ketangguhanHasil dari
nilai nilai tersebut dapat dilihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian
adat, agama, dsb.
Bentuk-bentuk
Diferensiasi Sosial
Pengelompokan masyarakat membentuk
delapan kriteria diferensiasi sosial.
a. Diferensiasi Ras
b. Diferensiasi etnis
c. Diferensiasi clan
d. Diferensiasi agama
e. Diferensiasi profesi
f. Diferensiasi jenis kelamin
g. Diferensiasi daerah
h. Diferensiasi partai
Kesimpulan : Diferensiasi merupakan pengelompokan masyarakat
secara horizontal berdasarkan ciri-ciri tertentu.
2. Statifikasi Sosial :
Aristoteles
menyatakan bahwa didalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur, yakni orang- orang kaya sekali,
orang-orangmelarat dan orang-orang yang berada di tengah-tengah. Menurut Aristoteles, orang-orang kaya sekali
ditempatkan dalam lapisan atas oleh masyarakat,
sedangkan orang-orang melarat ditempatkan dalam lapisan bawah, dan orang- orang di tengah ditempatkan dalam lapisan
masyarakat menengah.
Beberapa
definisi stratifikasi sosial :
`a.Pitirim
A. Sorokin:
Mendefinisikan
stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat
(hierarki).
b.Max
Weber :
Mendefinisikan
stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam
lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
c.Cuber
:
Mendefinisikan
stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda
Stratifikasi sosial Social Stratification) berasal
dari kata bahasa latin “stratum”(tunggal)
atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi,stratifikasi sosial dapat
diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingka
Sebab timbulnya Stratifikasi sosial
:
Secara teoritis manusia
dianggap sama atau sederajat. Namun dalam perkembangannya
dan realitanya dalam kelompok sosial tidak begitu, Manusia terjadi segmentasi atau pembedaan atas lapisan lapisan
tertentu yang merupakan gejala umum dari suatu
realitas sistem sosial yang ada di masyarakat.
Selama dalam suatu masyarakat ada
sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya, sesutau itu akan menjadi
bibi yang dapat menumbuhkan adanya
sistem lapisan dalam masyarakat itu. Sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat dapat berupa uang atau
benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam beragama, atau mungkin juga
keturunan yang terhormat. (
Sosiologi Suatu Pengantar Hal 197)
Fungsi
Stratifikasi Sosial
Distribusi
hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan,
tingkat
kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/
kedudukan
seseorang.
Daftar
Pustaka :
Soekanto,
Soerjono. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta:
PT Raja Grafindo persada. 2017.
Dra. Kun Maryati & Juju
Suryawati, S.Pd., Sosiologi jilid 1 untuk SMU kelas 2 , Esis, Jakarta, 2001.
Herdiyanto, arief. 2013. Diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial.
https://sman1waledcirebon.files.wordpress.com/2013/01/diferensiasi-sosial-dan-stratifikasi-sosial.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DON'T RUSUH!