Disusun guna menyelesaikan tugas Sejarah
Indonesia Bab VII tentang Indonesia dan Dunia pada Masa Revolusi Teknologi Abad
ke-20
Elya Ulfa Asyfina
XII IPS 4
08
SMAN 1 BLORA
Tahun Pelajaran 2017/2018
Di zaman sekarang, siapa yang tidak mengenal dengan
apa itu ‘media sosial’? mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa saat
ini sudah hidup dalam lingkup dunia internet, atau lebih khususnya, media
sosial. Para remaja menggunakan media sosial seperti Whatsapp, Line untuk berkomunikasi dengan teman sebaya, anak-anak
menggunakan media sosial Youtube untuk
belajar huruf dan angka, sedangkan para orang dewasa menggunakan media sosial Facebook, Twitter untuk mencari hiburan.
Singkat kata, media sosial sudah mempengaruhi kehidupan kita dalam segala
aspek, serta mempengaruhi cara kita dalam berfikir dan berperilaku.
Dalam era globalisasi, manusia kerap bertingkah laku
seolah-olah tidak bisa bertahan hidup tanpa adanya media sosial.Setiap detik,
setiap menit, dan setiap waktu, mereka seolah tidak bisa melepas pandangan dari
timeline. Memang media sosial
mempunyai dampak positif seperti menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap
dunia luar sehingga kita tidak ketinggalan zaman, tetapi jika kita tidak bisa
lepas dari media sosial, maka media sosial juga akan menjadi dampak buruk bagi
kita sendiri maupun orang-orang disekitar kita. Ketika kita terlalu fokus
dengan apa yang terjadi di media sosial, kita bisa saja melupakan apa itu kata
‘realita.’ Hal ini akan menyebabkan turunnya daya konsentrasi dan kepekaan kita
terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar tempat dimana kita berada.
Salah satu media sosial yang mempunyai efek cukup
besar dalam kehidupan kita adalah media sosial Youtube.Dengan media sosial, kita dapat berbagi, berbisnis, dan
belajar secara online.Dengan Youtube, kita
juga bisa belajar, mencari hiburan, berbisnis, dan lain sebagainya. Kata ‘Youtube,’ bukanlah kata yang asing lagi
bagi telinga kita. Semua orang pasti sudah familiar
dengan media sosial Youtube.Bahkan
sebagian besar masyarakat Indonesia, khusunya para remaja, menjadikan Youtube sebagai lahan bisnis untuk
mencari nafkah.Istilah bagi mereka yang menggunakan Youtube sebagai pusat hiburan adalah Youtuber.Melalui media sosial Youtube,
para Youtuberberbagi, menghibur,
menuangkan imajinasi, inovasi, dan kreativitas mereka untuk ditonton
berjuta-juta orang di seluruh dunia.Mereka bekerja dalam dunia entertainment.Mereka juga menjadikan Youtube sebagai passion mereka.
Tingkat kepopuleran media sosial Youtube yang sudah merajalela
menyebabkan banyak kalangan anak-anak sampai remaja yang tidak bisa lepas dan
menghindar dari pengaruhnya.Ada dampak positif, tetapi ada juga dampak negatif
yang bersifat merusak. Dalam tulisan kali ini, saya akan mengulas mengenai
media sosial Youtube,bagaimana
perkembangannya di zaman sekarang,dan apa pengaruhnya terhadap perilaku anak.
Anak-anak yang masih belum mengerti secara sepenuhnya fungsi media sosial Youtube, dapat salah mengartikan isi
atau konten dari tanyangan yang dilihat. Hal ini akan menyebabkan timbulnya
dampak negatif yang tidak bisa dihindari.
Tulisan ini bertujuan untuk memberi tahu dan
menginformasikan kepada para pembaca mengenai seberapa besar tingkat kepopuleran
Youtube, bagaimana sifat atau perilaku
anak-anak pada umumnya, dan apa dampak yang ditimbulkannya. Latar belakang
penulisan essay adalah berharap jika nantinya para pembaca dapat bertambah
wawasan dan pemahamannya mengenai perkembangan zaman yang ada, serta mengetahui
secara lebih dalam mengenai manfaat dan bahaya dari media sosial saat ini.
Media sosial adalah sebuah media, dimana kita bisa
berkomunikasi, berbagi, belajar, secara online.Media sosial mengijinkan kita
untuk lebih terbuka terhadap perkembangan zaman atau IPTEK di era globalisasi
yang ada. Media sosial juga mengijinkan kita untuk lebih peka terhadap apa yang
sedang terjadi, dulu pernah terjadi, perkiraan apa yang akan terjadi dalam
lingkup nasional maupun internasional.Melalui media sosial, kita bisa
mengetahui keadaan negara yang sedang terlibat konflik, keadaan negara yang
sedang terlibat masalah, kesenjangan, maupun kelaparan.Melalui media sosial,
kita juga bisa menumbuhkan sifat empati dan toleransi terhadap sesama manusia.Youtube khususnya, mempunyai peran yang
sangat besar dalam mempengaruhi cara kita berfikir dan bertindak.
Situs Youtube.com
bukanlah situs yang asing dalam mesin pencarian kita. Dalam Youtube, kita hampir bisa menemukan
semua hal. Dalam bidang ekonomi, politik, hiburan, maupun pendidikan. Dikutip
dari sebuah artikel berjudul ‘Youtube Menjadi Aplikasi Sosial Media Paling Populer di Indonesia,’
menyatakan We Are Social dan Hootsuite
mengemukakan hasil risetnya pada Januari 2017 lalu, bahwa Facebook sudah disalip oleh media sosial bernama Youtube. Itu artinya, di Indonesia, Youtubeadalah aplikasi yang paling
sering dikunjungi.Ia mengalahkan Facebook,
Instagram, Whatsapp maupun Twitter.
Dalam riset terbarunya, We Are Social dan
Hootsuite pada Januari 2017 lalu mengukuhkan bahwa Youtube adalah aplikasi media sosial yang paling sering dikunjungi
oleh pengguna internet di Indonesia. Keinginan para Youtuber untuk memperoleh uang dari berbisnis di Youtubemenjadikan namaYoutube melambung tinggi. Jika 3 tahun
lalu Facebook menjadi raja media
sosial di Indonesia, sekarang ia terdepak oleh Youtube.
Manusia di
abad dua puluh satu ini tak akan bisa lepas dari yang dinamakan media sosial.
Dikutip dari artikel yang sama, penelitian yang dilakukan oleh Digital GFK Asia
tahun lalu mengejutkan banyak pihak. Rata-rata perempuan di Indonesia dalam
sehari bisa menghabiskan waktu dengan smartphone-nya
selama 5,6 jam. Perempuan-perempuan tersebut setidaknya telah membuka sebanyak
45 aplikasi, salah satunya adalah Youtube.Kaum
pria di Indonesia juga tak mau kalah dalam hal durasi menggunakan smartphone. Dalam sehari rata-rata pria
di Indonesia bisa menghabiskan waktunya sekitar 5,4 jam. Hanya beda tipis dengan
perempuan. Walaupun durasinya lebih pendek, namun kaum pria cenderung lebih
banyak membuka aplikasi dibandingkan perempuan, yakni sebanyak 47 aplikasi
telah dibuka oleh kaum pria.
Tingkat
kepopuleran media sosial Youtube yang
saat ini sedang berada di puncaknya membuat Youtube
termasuk dalam media sosial yang berhasil menghasilkan Youtuber
dengan jumlah penghasilan sebesar kurang
lebih 60 juta per bulan.Cotohnya seperti Raditya Dika, ataupun Reza ‘Arap’
Oktovian.Tayangan-tayangan yang biasanya ada di Youtube adalah trailer film, video lucu, video pendidikan, dan lain
sebagainya.Tidak heran, jika media sosial ini bersifat fleksibel atau dapat
digunakan dan bermanfaat bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja,
sampai kalangan dewasa.Tetapi, pengaruh dari media sosial ini yang harus kita
waspadai adalah pegaruhnya terhadap anak.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO yang berkantor pusat
di Jenewa, Swiss melalui studi tentang kualitas kesehatan dan harapan hidup
rata-rata manusia di seluruh dunia menetapkan kriteria baru kelompok usia yang
membagi kehidupan manusia ke dalam 5 kelompok usia, yang pertama adalah
anak-anak dibawah umur (0-17 tahun), pemuda (18-65 tahun), setengah baya (66-79
tahun), orang tua (80-99 tahun), dan orang tua berusia panjang (100 tahun
keatas. Variabel yang dimaksud dalam pembahasan kali ini adalah anak-anak dibawah
umur (0-17 tahun).Anak-anak dibawah umur cenderung lebih labil dalam bersikap.
Kurang jelasnya pemahaman terhadap media ataupun nilai dan norma yang ada dapat
menyebabkan perilaku menyimpang. Anak-anak juga cenderung mempunyai rasa
keingintahuan yang tinggi, dan mereka tidak akan berhenti bertanya jika belum
mendapatkan apa jawabannya. Salah satu media yang digunakan untuk mencari
jawaban tersebut adalah media sosial Youtube.
Robert Y.
Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari. Perubahan perilaku anak,
juga dapat terjadi dengan adanya proses observasi dan mempelajari tayangan
media sosial Youtube. Tanpa
pengawasan dari orang yang lebih tua, anak bisa saja mengartikan atau memaknai
tayangan yang dengan maksud yang salah. Misalnya dalam tayangan yang mempunyai
unsur kekerasan fisik, jika anak melihat tayangan tersebut tanpa pengawasan
orang tua, maka anak akan berkir untuk meniru tindakan kekerasan tersebut.
Secara tidak sadar, perubahan konsep dalam cara berfikir ini akan mempengaruhi
cara berperilaku anak yang nantiya akan cenderung lebih suka kekerasan fisik.
Terkadang,
tayangan dalam media sosial tidak disaring terlebih dahulu.Walau sudah ada
pelarangan, tetapi media sosial atau internet adalah situs yang sifatnya tak
terbatas.Kita tidak tahu sampai mana batas yang mampu ditampung oleh media
sosial.‘Children see, children do,’ apa
yang dilihat, diamati oleh anak akan ditirukan olehnya. Karena itulah ciri
sifat atau perilaku anak.Selain itu, anak-anak juga cenderung mempunyai ego
yang masih tinggi. Rasa ingin tahu anak-anak yang tinggi dapat menimbulkan rasa
konsumtif yang tinggi juga, yang nantinya akan berdampak pada tingkat ego yang
dimiliki masing-masing.
Penggunaan media sosial Youtube oleh anak secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa
dampak atau pengaruh negatif seperti rasa malas yang berlebihan. Anak-anak
biasanya cenderung lebih suka melihat konten-konten Youtube yang berwujud hiburan, seperti tata cara bermain game
online, reaksi terhadap game online, ataupun video lucu lainnya. Jika tayangan
tersebut tidak dibatasi dalam batas yang masih wajar, maka anak akan menjadikan
Youtube sebagai candu. Ketika seorang
anak sudah terlalu fokus dengan tayangan yang disukainya, ia akan menjadi malas
dalam beraktivitas. Saya mengambil contoh pengaruh ini dari adik saya sendiri.
Ketika adik saya sudah terlalu fokus dengan Youtube,
maka ia akan menjadi malas untuk beraktivitas. Ia akan manjadi malas dalam
belajar, dalam beribadah, dalam bersiap untuk sekolah, bahkan ketika diperintah
oleh orang tuanya, adik saya merasa malas untuk mematuhi dan melaksanakan
permintaaan orang tuanya.
Yang kedua, penggunaan media sosial Youtube yang berlebihan dapat membuat
perkembangan otak anak menjadi terganggu.Para peneliti di National Radiology Protection Board, Inggris, mengatakan, radiasi
elektromagnetik yang dihasilkan dari smartphone
dapat merusak DNA dan mengakibatkan tumor otak.Ketika menggunakan smartphone, 70-80 persen energi radiasi
yang dipancarkan dari antena telepon itu diserap oleh kepala.Bahkan, beberapa
penelitian menunjukkan, potensi dampak
negatif dari penyerapan radiasi jangka panjang yang dipancarkan oleh telepon
genggam. Sayangnya, hanya sedikit penelitian yang memfokuskan pada anak-anak,
dikutip dari ungkapan Prof Henry Lai dariUniversity
of Washington, AS, dalam web MD Health. Penyakit tumor otak dapat ditandai
dengan seringnya terjadi insomnia. Karena Youtube,
otak kita menjadi terganggu, dan kita bisa menjadi lambat dalam berfikir.
Yang ketiga, media
sosial Youtube dapat membuat anak
menjadi kurang peka terhadap lingkungannya. Anak akan lebih suka bermain dengan
smartphone daripada teman
sepermainan. Anak akan lebih suka bermain game online daripada permainan daerah
seperti petak umpet dan singkongan. Misalkan seorang anak yang menggunakan
media sosial Youtube terlalu lama, akan menjadi kesulitan untuk
fokus kembali dari tayangan Youtube ke
lingkungan di sekitarnya. Anak akan merasa pusing, dan lingkup pandangannya
akan menjadi mengecil. Hal ini menyebabkan keadaran atau kepekaan anak terhadap
lingkungan sekitar menjadi menurun. Tentunya jika peristiwa ini terjadi pada
anak usia dini, pengaruhya akan lebih terasa dan berdampak besar seiring sang
anak tumbuh berkembang.
Yang terakhir, konten negatif yang ada pada media
sosial Youtubedapat membahayakan cara
pandang anak terhadap berbagai hal. Ketika cara berfikir anak berubah menjadi
cenderung suka kekerasan atau pemberontakan, maka secara otomatis cara perilaku
sang anak juga ikut berubah untuk mengikuti mindset
yang sudah diatur oleh sang anak.
Walaupun media sosial Youtube mempunyai pengaruh negatif yang cukup berbahaya bagi
kesehatan dan mental anak, serta dapat berdampak buruk pada tingkah laku anak,
media sosial Youtube juga mempunyai
pengaruh positif yang baik bagi anak, misalnya seperti dapat menambah wawasan
anak. Dengan kata lain, Youtube berfungsi
sebagai sumber belajar anak. Di Youtube, hampir
semua konten dalam berbagai bidang tersedia, mulai dari masakan, traveling, ilmiah, teknologi, dan masih
banyak lagi. Melalui Youtube, seorang
anak bisa mengamati, kemudian meniru apa yang menjadi isi dari tayangan yang ia
lihat. Cara membuat trailer video,
ataukah tips membuat video yang dapat menarik perhatian dan mendapatkan banyak likes serta subscribers. Anak akan menjadi pribadi yang lebih terbuka dan melek
teradap dunia luar, yang tentunya masih dalam batas toleran.
Yang kedua, Youtube
bisa menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi anak. Seorang Youtuber, terkadang membagikan
kisah-kisah hidupnya yang dulu kesusahan dan penuh keluh kesah. Menonton
tayangan seperti itu, dapat memunculkan rasa empati bagi anak. Melihat
kisah-kisah para Youtuber yang
menjadi sukses dengan tingkat penghasilan yang fantastis, membuat anak menjadi
ingin tahu dan ingin mencoba untuk menjadi orang yang sama suksesnya. Hal ini
akan menjadi sumber inspirasi dan motivasi anak dalam menjalani kehidupan
sehari-harinya. Anak akan lebih bersemangat dan ceria dalam menjalani segala
aktivitas yang ada.
Yang terakhir, Youtube
bisa menjadi wadah penuangan kreativitas anak. Setelah terinspirasi dan
termotivasi, anak akan mencoba untuk membuktikan dan merealisasikan ide atau
inspirasi yang ia dapatkan. Melalui wawasan dan pengetahuan yang ia dapatkan
dari menonton tayangan, anak akan berusaha berkreativitas dalam menciptakan
sebuah inovasi yang baru. Anak akan menjadi lebih aktif dalam berperilaku, dan
secara tidak langsung fungsi otak kanan dan kiri anak juga dapat berkembang dengan
lebih baik.
Kesimpulannya, media sosial Youtube bisa menjadi virus yang positif maupun negatif bagi
anak.Tergantung bagaimana anak menyikapinya, apakah anak tersebut paham dan
memahami dengan benar isi atau konten yang ada, atau tidak. Jika iya, maka media
sosial Youtube memberikan pengaruh
yang positif bagi cara anak berfikir dan berperilaku. Tetapi jika tidak, maka
media sosial Youtube lebih memberikan
pengaruh yang negatif terhadap cara anak berfikir dan berperilaku. Bukan
mengarahkan anak untuk bersikap amanah, tetapi justru mengarahkan anak untuk
bersikap menyimpang. Banyaknya konten yang ada di Youtube membuat media sosial ini rawan akan menyebabkan
penyimpangan. Jika tidak dibatasi, maka seorang anak bisa celaka dan terlanjur
terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik.
Memang karena pada dasarnya sifat anak adalah selalu
ingin tahu atau ‘always curious’,
membuat seorang anak menjadi penasaran mengenai apa yang sebenarnya terjadi di
dunia luar. Tetapi dunia luar adalah dunia yang berbahaya.Jika seorang anak
tidak siap atau belum siap untuk melangkahkan kakinya untuk keluar zona nyaman,
maka sebaiknya peran media atau agen sosial di sekitarnya lebih
ditingkatkan.Misalnya saja adalah pengawasan dari orang tua. Tidak hanya dunia
luar saja yang perlu kita waspadai, tetapi media sosial seperti Youtube juga perlu kita amati
perkembangannya. Jika sejak dini kita tidak dibekali dengan sikap-sikap yang
baik, maka di masa depan mungkin saja media sosial seperti Youtube akan terus menguasai atau bahkan lebih menguasai kehidupan
kita sehari-harinya. Baik dalam cara kita berkir dan bertindak dalam menanggapi
berbagai aktivitas yang ada.
Saran satau solusi yang tepat untuk mengatasi
pengaruh negatif adalah kita harus membatasi penggunaan media sosial Youtube terhadap anak, dan sebaiknya
pengguanaan media sosial oleh anak tetap pada lingkup pandang orang tua.Jika
penggunaan media sosial dibatasi, maka anak tidak akan menjadi kecanduan dengan
tayangan Youtube, sehingga hal ini
akan membiasakan anak untuk hidup tanpa adanya media online. Jika anak sudah
terbiasa, maka rasa malas yang diderita juga akan berkurang. Mungkin saja untuk
memastikan bahwa anak mematuhi apa perkataan orang tuanya, orang tua harus
memasukan sauatu paradigma tentang betapa pentingnya hormat kepada orang tua
kepada anak. Selain itu, pengurangan penggunaan media sosial artinya
pengurangan penggunaan smartphone. Pengurangan
penggunaan smartphone akan mampu
mengurangi resiko tercemarnya otak anak oleh radiasi yang dipancarkan oleh antena
smartphone. Anak akan lebih banyak
beraktivitas secara outdoor daripada indoor. Tingkat kepedulian dan kepekaan
anak terhadap lingkungan tentunya jugaakan meningkat.
Ketika anak menggunakan media sosial seperti Youtube dalam pengawasan orang tua,
mereka akandapat memastikan bahwa konten dan tayangan yang dilihat anak masih
berada dalam zona aman. Anak tidak menonton tayangan yang bersifat negatif,
yang dapat memicu perubahan paradigma anak dan cara berperilakunya dalam
kehidupan sehari-hari. Perkembangan seorang anak adalah hal penting yang harus
kita perhatikan karena anak-anak tersebut adalah generasi muda yang menjadi calon
pemimpin bangsa kita di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita
untuk tetap menjaga dan mempertahankan konsep berbangsa dan bernegara cinta
tanah air tidak pudar karena adanya eksistensi media sosial sseperti Youtube.
DAFTAR PUSTAKA
Mahfud, Kurniati., 2011, Kedasyatan
Youtube Sebagai Media Sosial, [online], (http://artikeldanopini.blogspot.co.id/2011/09/kedasyatan-youtube-sebagai-media
sosial.html?m=1, diakses tanggal 3
Februari 2018, pukul 11:28)
Huda,
Mikrojul Robit., 2017, Youtube Menjadi Aplikasi Sosial Media Paling Populer di
Indonesia, [online], (http://setara.net/youtube-aplikasi-paling-populer-di-indonesia/,
diakses tanggal 3 Februari 2018, pukul 11:31)
Indonesia,
Dokter., 2010, Bahaya Radiasi Ponsel pada Manusia Khususnya Anak, [online], (https://klinikanakonline.com/2010/11/30/ponsel/,
diakses tanggal 8 Februari 2018, pukul 10:16)
Pintar,
Rumah Ini., 2017, Dampak atau Pengaruh Positif dan Negatif Youtube Terhadap
Prestasi Siswa, [online], (http://www.inirumahpintar.com/2017/06/dampak-pengaruh-youtube-terhadap-prestasi-siswa.html,
diakses tanggal 8 Februari 2018, pukul 09:28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DON'T RUSUH!