Disusun Oleh :
Zhaqia
Khoerunnisa Jamila (29)
XII IPS 4
SMA N 1 BLORA
Tentara Pelajar
No. 21 Telp.
0296 531152
2017/2018
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Revolusi Hijau merupakan suatu revolusi produksi
biji-bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari berbagai
varietas, gandum, pagi, dan jagung yang mengakibatkan tingginya hasil panen
komoditas tersebut. Munculnya Revolusi Hijau didasari oleh berbagai masalah
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Salah satu masalah tersebut adalah
pertambahan jumlah penduduk yang pesat, tetapi tidak diimbangi oleh peningkatan
produksi pertanian.
Revolusi Hijau di Indonesia ditandai
dengan ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi dlakukan
dengan perluasan lahan pertanian. Sedangkan intensifikasi dilakukan melalui
cara panca usaha tani.Panca usaha tani meliputi : teknik pengolahan lahan,
irigasi, pemupukan, pemberantasan hama, dan penggunaan bibit unggul.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan
petani yang besar. Hampir 50% masyarakat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini juga berpengaruh terhadap
ekonomi terutama pendapatan setiap tahun bagi negara Indonesia. Banyak petani yang gagal panen sehingga
produksi menurun. Salah satu faktor penyebab adalah hama yang menyerang tanaman
petani.
Hama tanaman merupakan salah satu
penghambat dalam produksi pertanian atau perkebunan di Indonesia. Tak jarang
petani harus menggunakan pestisida kimiawi untuk memberantas hama. Penggunaan
pestisida ini justru dapat menurunkan kualitas hasil produksi karena jika
dikonsumsi tubuh manusia maka pestisida dapat menjadi racun.
Oleh
karena itu, kini anak bangsa telah menemukan solusinya dengan menggunakan
teknologi modern yakni Genitech.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Genitech?
2. Apa saja jenis hama yang dapat
merusak pertanian?
3. Bagaimana seluk-beluk mengenai
Genitech?
4. Bagaimana kinerja Genitech dalam
bidang pertanian?
5. Bagaimana kelebihan dan manfaat
penggunaan Genitech?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan informasi kepada para pembaca
mengenai teknologi modern pengusir hama
2. Memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai
cara kerja dan manfaat Genitech
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Genitech
penyangga, sekilas terlihat seperti LCD Proyektor.
Namun, ketika diamati dengan seksama alat tersebut sama sekali bukan LCD
proyektor tapi sebuah alat yang bernama Genitech (Gelombang Ultrasonik Berteknologi).
Alat ini menggunakan energi panel surya dalam kinerjanya. Genitech dibuat oleh
alumni Politeknik Pratama Mulia (Politama) Surakarta, Tunggul Dian Santoso.
Alat
elektronik ini berfungsi untuk menghasilkan gelombang ultrasonik yang dapat
mengusir hama tanaman padi. Alat ini mengeluarkan frekuensi yang acak sehingga
hama tanaman padi seperti tikus, wereng, belalang, hingga wereng tidak bisa
beradaptasi. Alat semacam ini dengan cara kerja yang hampir sama, sebenarnya
sudah ada. Namun, alat tersebut hanya memiliki ruang lingkup yang kecil.
Sedangkan Genitech bisa dimanfaatkan untuk luar ruang dengan daya jangkau
seluas satu hektare.
B. Hama Pertanian
Hama adalah semua binatang yang
mengganggu dan merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia. Hewan yang
termasuk hama dikelompokkan ke dalam beberapa golongan, yaitu (a) mamalia,
misalnya musang, tupai, tikus, dan babi hutan; (b) aves, misalnya burung dan
ayam; dan (c) serangga, misalnya belalang, wereng, dan kumbang. Beberapa contoh
hama yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari yaitu (a) belalang setan (Aularches miliaris) yang
menyebabkan kerusakan terhadap tanaman besar, misalnya berbagai jenis pisang,
kelapa, pinang, dan jeruk; (b) Hama wereng, selain sebagai hama tanaman padi,
wereng juga menjadi vektor penyebar virus penyebab penyakit tungro; dan (c)
hama tikus, sering menyerang tanaman padi dan palawija. Untuk mengatasi hal
tersebut petani banyak menggunakan pestisida.
C. Pemaparan Mengenai Genitech
Frekuensi gelombang ultrasonik 50 kHz, dengan jarak sumber 100
cm dan lama pemaparan 3 jam – 4 jam berpengaruh bermak terhadap pola perilaku
makan pasif dan gerak pasif belalang kembara. Sehingga dengan tergangunya
proses percernaan banyak yang belalang yang mati. Inovasi ini sebenarnya sudah
dikembangkan sejak 2009 dengan bantuan proses produksi dari Yayasan Inovasi
Teknologi Indonesia. Alat ini sedang memasuki fase penyempurnaan kedua dimana
akan ditambahkan suara musik pada Genitech sehingga dapat mendukung pertumbuhan
padi. Biaya pengembangannya diperkirakan hanya Rp2,5 juta. Untuk ke depannya,
jika diproduksi alat ini dapat ditekan biayannya hingga 1,5 juta. Genitech
sendiri sudah diujicobakan pada beberapa lahan sawah di daerah kabupaten
Karanganyar, Klaten, Nganjuk dan Sragen.
D. Kinerja Genitech
Genitech diklaim mampu membasmi hama padi seperti walang sangit,
wereng, belalang dan tikus dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Selain itu,
Genitech juga diklaim dapat memacu pertumbuhan tanaman padi. Untuk menguji
kebenaran dari hipotesis ini, dirancang percobaan di laboratorium dengan
memaparkan gelombang ultrasonik terhadap belalang kembara dengan frekuensi,
jarak dan lama pemaparan dibuat berbeda-beda. Frekuensi yang digunakan dalam
penelitian mulai dari 40 kHz, 45 kHz, 50 kHz dan 55 kHz, jarak sumber dari 100
cm, 200 cm, 300 cm dan 400 cm serta lama pemaparan mulai dari 1 jam, 2 jam, 3
jam dan 4 jam. Jenis belalang kembara untuk penelitian ini merupakan belalang
dewasa dari fase soliter yang umurnya rata-rata 3 bulan dan panjang belalang
kembara jantan 4 cm dan betina 5 cm yang diambil dari tempat penangkaran dinas
pertanian Kabupaten Ketapang(Bramantyo,1991).
Data pengamatan respon dan perubahan pola perilaku makan pasif
dan gerak pasif belalang kembara akibat
adanya permaparan gelombang ultrasonik ini, dianalisis dan digunakan untuk
menentukan parameter mana yang paling tepat untuk mengganggu pola perilaku
makan pasif dan gerak pasif belalang
kembara.
E. Kelebihan dan Manfaat Genitech
Hama adalah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman
yang dibudidayakan manusia. Hewan yang termasuk hama dikelompokkan ke dalam
beberapa golongan, yaitu (a) mamalia, misalnya musang, tupai, tikus, dan babi
hutan,(b) aves, misalnya burung dan ayam, (c) serangga, misalnya belalang,
wereng, dan kumbang, (d) molusca, misalnya siput dan bekicot.
Menurut Sudarmo (1991) petani harus menggunakan pestisida kimia
untuk memberantas hama, karena cara ini yang dianggap cepat dan efektif
tetapi petani belum sadar dampak yang
ditimbulkan pestisida akan sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar. Penggunaan
pestisida tersebut justru dapat menurunkan kualitas hasil produksi. Kandungan
kimia seperti metil paration dan pentaklorofenol diketahui mengganggu hubungan
kimiawi antara tanaman legum dan bakteri rhizobium. Dengan berkurangnya
hubungan simbiotik antara keduanya menyebabkan pengikatan nitrogen menjadi
terganggu sehingga mengurangi hasil tanaman pertanian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasakan
hasil uji coba yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pembasmi hama gelombang ultrasonik
dari panel surya (Genitech) merupakan
alat yang jauh lebih aman dari pestisida. Karena pestisida terbuat dari
bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat merusak lingkungan. Apabila masuk ke
dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai
penyakit seperti kanker, mutasi dan bayi lahir cacat.
Pembasmi hama gelombang ultarsonik dari panel surya
(Genitech) diklaim mampu membasmi hama padi seperti walang sangit, wereng,
belalang dan tikus. Dengan uji coba kepada belalang kembara Genitech akan
mempengaruhi atau menggangu proses makan pasif dari belalang tersebut. Dengan
demikian akan banyak belalang yang tidak dapat bertahan hidup. Genitech juga
dapat merusak alat pendengaran hama tikus, tentu saja hal ini dapat membantu
para petani dalam meningkatkan kualitas hasil panen padi.
B. Saran
Genitech
merupakan alat pengusir hama pertanian yang sangat menguntungkan bagi para petani maupun seseorang yang hobi dengan
tanaman. Hal ini sangat dianjurkan untuk digunakan, karena Genitech merupakan
teknologi modern ramah lingkungan, hemat, anti bahan-bahan kimia, dan sangat
menguntungkan serta hanya memiliki sedikit dampak buruk, bahkan mungkin sama
sekali tidak memiliki efek yang buruk bagi para petani.
DAFTAR PUSTAKA
Husken
(ed). 1997. Pembangunan dan Kesejahteraan
Sosial: Indonesia di Bawah Orde Baru. Jakarta: Gramedia
Majalah Trubus. Juli
2016/XLVII. Edisi ke-560.
Sudarmo,Subiyakto.1991.
Pestisida. Yogyakarta: Percetakan
Kinikus.
Bramantyo. 2013.Tunggul Basmi Hama Tanpa Pestisida. (Online),
(http://news.okezone.com/read/2013/03/15/372/776219/tunggul-basmi-hama-tanpa-pestisida), diakses 31 Januari 2018.
Sitompul, Stepanus.2007.Pengendalian hama belalang kembara.(Online). (http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s3-2007-sitompulst-3463&PHPSESSID=898bd39318707ec71ded15efdf4cceff), diakses 31 Januari 2018.
Sofia,diana.
2001. pengaruh pestisida dalam lingkungan
pertanian. (Online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1106/3/fp-diana.pdf.txt),
diakses 30 Januari 2018.