Disusun
Oleh :
Rifai Anas Amirul Huda (185120300111030)
Imam Fauzi Dzakwam (185120307111019)
Deden Agus Saputra (185120301111025)
Nanda Syah Reza (185120301111036)
link Jurnal : https://ideas.repec.org/a/idn/journl/v20y2017i1cp1-28.html
Review
Dalam jurnal
ini, memuat mengenai kajian tentang dampak ekonomi makro terhadap NPL dan CAR
di Indonesia. Dikarenakan sebagian besar bank yang ada di
Indonesia masih mengandalkan kredit sebagai pemasukan utama dalam membiayai
operasionalnya. Kondisi perekonomian di Indonesia saat ini, kredit masih
dipertahankan sebagai sumber pendapatan utama.
Pemberian
kredit menurut jurnal ini ialah aktivitas bank yang paling utama dalam
menghasilkan keuntungan, meskipun disisi lain risiko yang terbesar bank juga
bersumber dari kredit yang bermasalah. Kualitas kredit bermasalah biasanya
dicerminkan oleh rasio Non-Performing Loan (NPL). Pendapat tersebut berasal
dari Islam dan Nishiyama (2016) yang menjelaskan bahwa semakin rendah rasio NPL
maka akan semakin rendah tingkat kredit bermasalah. Rendahnya kredit bermasalah
berarti mencerminkan semakin baik kondisi keuangan bank. Rasio Non-Performing
Loan merupakan salah satu indikator dalam menilai kinerja fungsi bank.
Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa tingginya tingkat rasio NPL dapat menunjukkan
rendahnya tingkat kesehatan bank yang disebabkan oleh banyaknya permasalahan
dalam pengelolaan kredit oleh bank. Rasio NPL yang tinggi sebagai refleksi
ketidakmampuan sektor riil memperoleh keuntungan guna mengembalikan pinjamannya
ke sektor perbankan. Dari sudut pandang ini, minimalisasi NPL sangat diperlukan
untuk mempertahankan perekonomian yang stabil. Perubahan rasio NPL dan CAR
dipengaruhi oleh banyak faktor internal dan eksternal.
Dalam
bab 2 jurnal ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan untuk melihat
jalannya makroekonomi dan dampatnya pada NPL dan CAR di indonesia. Seperti
contohnya, jurnal ini mendisain penelitian melalui konsep mekanisme jalur suku
bunga dan jalur nilai tukar dalam mempengaruhi kinerja perbankan. Louis,
Vouldis & Metaxas (2011) menjelaskanbahwa jalur suku bunga dilakukan oleh
bank sentral untuk mempengaruhi suku bunga kreditdan deposito perbankan.
Penurunan suku bunga BI Rate diharapkan segera diikuti denganpenurunan suku
bunga kredit perbankan. Penelitian Gosh (2015) menjelaskan hubungan antarasuku
bunga dan nilai tukar sebagai determinan dari NPL dan kinerja bank.
Tak
hanya itu, terdapat model-model perhitungan ekonomi yang bertujuan untuk mendapatkan
respon pada Variabel NIM, NPL dan CAR akibat adanya shock melalui suku bunga
(IRD) dan adanya perubahan nilai tukar (DEPR). Model pertama mengikuti konsep
transmisi moneter melalui kebijakan suku bunga yang direspon oleh variabel NIM,
NPLdan CAR. Variabel PVAR disusun menurut urutan Suku bunga domestik (IRD),
Growth, NPL,NIM, dan CAR dengan variabel eksogen Aset Bank (ASSETS) dan Inflasi
(INFLATION). Variabeleksogen pada model PVAR berperan variabel non dinamis,
dalam arti variabel eksogen berperansebagai kontrol (pengkondisi) lingkungan
variabel dinamis yang diberlalukan dalam model.
Sedangkan
Model kedua ialah jalur nilai tukar, dimulai dari adanya depresiasi rupiah
menyebabkan harga produk ekspor relatif lebih murah dibandingkan produk non
domestik. Terjadi aliranekspor, meningkatkan produktivitas perusahaan dan
meningkatkan kemampuan beli masyarakatdan kemampuan mengembalikan pinjaman
bank. Perubahan ini akan mengurangi rasio NPL.Selanjutnya semakin banyak kredit
lancar terbentuk yang menghasilkan bunga dan keuntungansehingga net interest
margin (NIM) bank meningkat. Peningkatan NIM akan meningkatkan keuntungan bank
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan CAR bank. Struktur variabelPVAR
disusun menurut urutan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar US (DEPR),
Sukubunga domestik (IRD), NPL, NIM, dan CAR.
Metodologi
perhitungan dalam bank ini menggunakan populasi yang mencangkup seluruh bank
yang terdapat di Indonesia, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah beberapa bank yang memenuhi kecukupan/kelengkapan yang diperlukan
untuk proses penghitungan ekonometrika panel VAR. Serta dalam jurnal ini
menggunakan teknik estimasi Panel Vector Autoregression (PVAR). Beberapa
aplikasi ekonometrika terkini belum menyediakan estimasi model PVAR sehingga
dalam jurnal inimenggunakan aplikasi terprogram.
Dalam
penelitian tersebut yang menggunakan rumus-rumus sesuai dengan apa yang
dijelaskan diatas memiliki asumsikan bahwa perbankan hanya mempertimbangkan informasi
dari 1 periode sebelumnya. Untuk hasil PVAR itu sendiri beserta periode dan
perhitunggannya dapat dilihat dalam jurnal aslinya.
Analisis
data panel dalam jurnal ini menggunakan PVAR dengan mempertimbangkan struktur
fixed effect, urutan variabel, struktur lag, stationeritas data panel dan adanya
variabel eksogen dalam model yang aplikasinya menggunakan programming STATA
yang dikembangkan oleh Love (2002) dan Love(2006). Hasil tersebut
divisualisasikan secara grafik dalam jurnal ini, dimana terdapat 7 grafik dan 5
tabel yang menggambarkan mengenai hasil penelitian dari jurnal ini.
Dalam
bab terakhir yaitu kesimpulan mengenai jurnal ini, para peneliti mermberi masukan
mengenai perlunya institusi moneter dan perbankan memberikankebijakan
penyehatan portofolio kredit pada kelompok bank beraset kecil jika terjadi
goncanganpada suku bunga dan nilai tukar. Agar langkah-langkah pencegahan dapat
berjalan secaraefektif, bank dengan modal rendah agar memperhatikan portofolio
kredit jika terjadi gejolaknilai tukar.
Saran
lainnya yang terdapat dalam jurnal ini ialah bahwa Bank Indonesia perlu memberi
edukasi kepada bank dengan modal rendah danmemperketat pengawasan pada bank
dengan modal rendah pada saat terjadi gejolak nilai tukar.Tindakan hedging
mutlak harus dilakukan untuk mengurangi risiko akibat fluktuasi nilai
tukarrupiah. Bank Indonesia perlu menyiapkan sejumlah langkah untuk
meminimalkan risiko tekananterhadap nilai tukar rupiah diantaranya pengelolaan
utang luar negeri, penguatan ekspor,stabilisasi pasar keuangan, memperketat
pengawasan arus masuk modal dan pengembangandesain laporan keuangan BI yang
dapat mengakomodir transaksi dan transparansi pencatatankeuangan likuiditas
valas. Sedangkan kebijakan restrukturisasi kinerja bank perlu dilakukan
padabank dengan aset besar, karena peningkatan suku bunga ternyata menyebabkan
penurunanCAR lebih tinggi pada kelompok bank beraset besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DON'T RUSUH!