H.
Agus Salim dalam Pergerakan Nasional
Disusun Oleh :
Nama : Said Raafli Dwi Sulistyanto
Nomer
Abs : 24
Kelas : XI.IPS4
I.
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Jati diri bangsa Indonesia adalah jiwa dan
semangat sumpah pemuda Indonesia 28 Oktober 1928. Sumpah pemuda sebagai jati
diri bangsa diloengkapi dengan tiga komponen lain yaitu Proklamasi, Pancasila,
dan UUD 1945. Sumpah pemuda sebagai karya agung pertama the founding father,
yang merupakan hasil jiwa dan semangat yang menyatu menjadi roh sumpah pemuda.
Dengan kepekaan yang tinggi para the founding
father dengan cerdas dan cermat mendeteksi adanya nilai-nilai budi luhur budaya
bangsa yang tumbuh di segenap nusantara.Ini telah menggugah generasi mudanya
memiliki jiwa semangat dan karakter yang mendapat pancaran nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia. Sehingga mendorong mereka berbondong bondong dating ke
Jakarta menghadiri Kongres Pemuda tahun 1928 dengan menyatakan diri sebagai
Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Celebes, dan Jong Java, serta lainnya. Padahal
bisa kita bayangkan sulitnya transportasi dan komunikasi masa itu.
Ini yang kemudian oleh founding fathers dirumuskan sebagai apa yang kita kenal sekarang sebagai Pancasila. Berarti Pancasila merupakan nilai-nilai karakter yang menjiwai dan menyemangati para pemuda Indonesia untuk mendeklarasikan Sumpah Pemuda.Hebatnya Sumpah Pemuda mampu melahirkan Bangsa Indonesia di zaman penjajahan, bahkan sebelum mendirikan suatu Negara Indonesia.
Keampuhan dan kedasyatan Pancasila mampu
menyemangati dan menjiwai karakter pemuda Indonesia yang sekarang menjadi
Bangsa Indonesia. Dengan modal semangat dan karakter yang dijiwai Pancasila,
mulai ditumbuhkembangkan patriotism dan nasdionalisme, the founding father
mempersembahkan karya agung kedua, yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
dan kita mampu mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta UUD
1945, juga Bhinneka Tunggal Ikka yang menjadi sendi-sendi penguat kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jati
diri bangsa adalah tampilan yang utuh, menyeluruh dan tepat tentang kehidupan
berbangsa dan bernegara yang kesemuanya dicerminkan dalam tiga fungsi. Pertama,
penanda ke3beradaan; kedua, kedewasaan jiwa, daya juang dan kekuatan yang
ditampilkan secara utuh sebagai ketahanan nasional suatu bangsa; dan ketiga
fungsi pembeda dengan bangsa lain di dunia. Dengan demikian maka jati diri
bangsa adalah tampilan hasil pancaran karakter bangsa yang mengandung
nilai-nilai Pancasila.
Sehingga jati diri bangsa, tidak lain dan tidak
bukan adalah Pancasila. Kini dalam mengatasi carut marut bangsa yang semaki
meresahkan, kita sebagai yang mencintai NKRI, harus berbuat sesuatu.Carut marut
kehidupan berbangsa dan bernegara kita adalah redupnya Pancasila.Ujungnya
adalah sikap dan perilaku banyak anak bangsa yang sudah seperti tidak tahusiapa
dirinya.Sudah tidak ada tata nilai yang menuntun hidupnya, baik secara
individu, bermasyarakat, dan berorganisasi.
Redupnya Pancasila tentu disebabkan redupnya
karakter bangsa. Tetapi sebenarnya membangun karakter bangsa hanya bis aterjadi
bila ada sekelompoik individu anak bangsa yang bersepaham untuk mengelompok
menjadi satu bangsa. Mereka membangun karakter dirinya sendiri, sehingga secara
akumulatif akan membangun karakter bangsa.
Dengan demikian, apa yang didambakan kita
semua untuk kembali ke jati diri bangsa adalah dengan cara mari kita bangun
karakter individu anak bangsa. Dalam upaya membangun karakter dan jati diri
bangsa yang tidak lain adalah Pancasila. Itulah sebabnya mengapa pendidikan
karakter harus dapat membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
keseharian. Knowledge is power, character is more. Di sinilah peran penting
serta tanggung jawab kita sebagai anak bangsa.
Semangat kebangkitan dan pergerakan nasional
dapat didorong oleh gerakan modernis Islam.Semangat modernisme itu berlandaskan
pada pencarian nilai-nilai yang mengarah pada kemajuan dan pengetahuan.
Modernisme diartikan sebagai cara berpikir dengan peradaban Barat, dengan
merujuk upaya mengejar ketertinggalan melalui pencarian mendasar etik kepada
Islam untuk kebangkitan politik dan budaya. Reformasi biasanya diartikan
sebagai pembaruan melalui pemurnian agama. Reformasi agama (Islam) diartikan
sebagai gerakan untuk memperbaharui cara berpikir dan cara hidup umat menurut
ajaran yang murni
Dengan munculnya organisasi-organisasi seperti
boedi oetomo, Sarekat Islam, dan yang lainnya membuat pergerakan nasional
semakin terwujud.Selain itu dengan adanya para pejuang yang merupakan subyek
dalam pergerakan nasional dapat memperkokoh dan melancarkan pergerakan nasional
Indonesia.Salah satunya yaitu Haji Agus Salim. Singkat cerita Agus salim adalah salah satu pahlawan
nasional yang berasal dari kota Gadang, Sumatera Barat. Ia adalah orang tersohor
disana.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dita suimpulkan masalah
masalahnya :
1.
Siapakah Agus Salim itu ?
2.
Bagaimanakah Perjuangan Agus
Salim dalam pergerakan nasional ?
3.
Bagaimanakah Agama dan
Nasionalisme menurut H. Agus Salim ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari menulis karya tulis ilmiah ini adalah :
1.
Mengetahui secara detail
tentang Agus Salim
2.
Mengetahui perjuangan Agus
Salim dalam pergerakan nasional
3.
Mengetahui Pandangan Agama dan
Nasionalisme menurut H. Agus Salim
1.4
Metodologi
Pembahasan
Untuk menjawab beberapa permasalahan di atas yang menjadi tujuan
dari penulisan makalah ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan
pendekatan deskriptif untuk mendapatkan kajian yang memadai guna menemukan
jawaban dari rumusan masalah di atas.
II.
Pembahasan
2.1
Biografi Agus Salim
Agus Salim lahir di Kota Gadang Sumatera Barat
tanggal 8 Oktober 1884. Nama kecilnya Masyudul Haq (pembela kebenaran), ia
berasal dari lingkungan keluarga terkemuka pada masyarakat adat Minangkabau. Ia
adalah putra kelima dari Sutan Muhammad Salim bekas jaksa Pengadilan Negeri di
wilayah Onderhorigheden (daerah bawahan) Riau. Kedudukan inilah yang memudahkan
Salim bisa leluasa masuk sekolah Belanda yang waktu itu, hanya diperuntukkan
buat anak-anak non pribumi dan pejabat atau priyayi saja.
Karena jabatan ayahnya itulah yang mengantarkan
Salim pada tahun 1891, masuk ke Europeesche Lagere School (ELS) dan tamat pada
tahun 1897.ELS adalah sekolah rendah dengan sistem pendidikan Barat, dan
pengantarnya menggunakan bahasa Belanda.Rupanya, sejak di WLS ini kecerdasan
Salim sudah terlihat dan itu diamati benar oleh Mr.Brouwer seorang guru di ELS.
Ia tertarik dan hendak benar-benar mengajar serta memberi ilmu lebih pada
Salim.Usai menamatkan ELS di Riau, Salim melanjutkan sekolah ke Hogere Burger
School (HBS) di Batavia (kini Jakarta) yang masa belajarnya selama 5 tahun. Di
HBS ini lagi-lagi hanya anak-anak dari kalangan pejabat dan bangsawan yang bisa
masuk. Untuk kesekian kalinya Salim menunjukkan kecemerlangannya..Di zamannya,
Salim ternyata menjadi siswa HBS terpandai di Hindia Belanda selain di Batavia
HBS ada juga di Bandung dan Surabaya.
Tapi rupanya, ketika di HBS inilah Salim benar-benar
masuk dengan sistem kehidupan ala Barat. Hal ini diperkuat dengan, ketika
selama di HBS ia kos di rumah Th.Koks yang orang Belanda, baik di lingkungan
sekolah maupun rumah (kos), Salim hidup ala Barat. Inilah yang ,membuatnya
mengenal konsep-konsep Barat seperti sosial demokrat, sekaligus menjauh dari
Islam. Hal ini diakui sendiri oleh Salim, sebagaimana pernah ia tuturkan ketika
pada tahun 1953 memberi kuliah di Universitas Conell, USA, ”Sejak di HBS saya
telah menjauh dari Islam, hanya karena keluarga yang taat saya tetap Islam.”
Mengetahui hal itu, ayah Salim menyakinkan bahwa justru orang Belanda
yang sarjana saja ada yang masuk Islam, Ia menunjuk nama C.Snouck Hurgronye.
Salim lalu membaca buku-buku karya Hugronye. Akhirnya setelah 5 tahun di HBS,
pada tahun 1903 salim lulus ia ingin melanjutkan ke Fakultas Kedokteran tapi
ayah Salim tak punya dana untuk melanjutkan sampai ke perguruan tinggi, sang
ayah mencoba mencari beasiswa tapi gagal. Juga Raden Ajeng Kartini yang
terkenal dengan surat-suratnya kepada Abendanon menghimbau pemerintah Hindia
Belanda untuk memberikan jalan kepada Salim agar bisa melanjutkan sekolahnya,
bahkan kartini rela besiswa yang mestinya ia terima dialihkan saja ke Salim.
Usaha Kartini hampir berhasil, tapi rupanya Salim malah tersinggung bukan
kepada Kartini tapi kepada Pemerintah Hindia Belanda. Pasalnya dalam pandangan
Salim kalau beasiswa yang ia dapat karena orang lain bukan karena Pemerintah
Hindia Belanda mengakui keunggulannya, dan benar beasiswa tersebut gagal ia
manfaatkan.
Gagal mendapatkan beasiswa, Salim kembali ke Riau,
dan bekerja sebagai penerjemah dan asisten notaris.Tapi pekerjaan itu hanya
dijalaninya selama tiga tahun.Pada tahun 1906 Salim kembali ke Jakarta. Di
batavia ini salim bertemu dengan Hurgronye menawari salim bekerja sebagai
Konsul Belanda di Jeddah, Arab Saudi.
Babak baru sebagai Konsul Belanda di Jeddah dijalani
salim dari tahun 1906-1911.Inilah yang membuat salim “kembali” pada
Islam.selama di Arab Saudi, Salim menghabiskan waktu senggangnya untuk belajar
Islam dari sumber-sumber asli, berbahasa arab. bahkan ia juga sempat berguru pada
Syekh Ahmad Kahatib, Imam besar Masjidil haram yang berasal dari Sumatra Barat.
Keislaman Salim telah normal kembali ke jalan yang
lurus.tugas sebagai konsul akhirnya selesai pada tahun 1911, dan ia kembali ke
jakarta. Atas dorongan keagamaan Salim akhirnya mulai bersikap bahwa bumiputera
perlu diperjuangkan dengan keringat sendiri.Salim lalu pulang ke kampung
halamannya, menikah dengan saudara sepupunya, Zainatun Nahar. dari
perkawinannya mereka dikaruniai delapan anak.[2] Mereka adalah Theodora atia, Yusuf
Taufik, Violet Hanisah, Maria Zenibiyang, Ahmad Syauket, Islam Basari, Siti
Asiah, dan Mansur Abdurrahman Sidik.
Agus Salim meninggal di Jakarta pada tanggal 4 November 1954 pada umur
70 tahun dan dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP) Kalibata namanya kini
diabadikan untuk stadion sepak bola di padang.
2.2
Perjuangan H. Agus
Salim dalam pergerakan nasional
Pada
tahun 1915, H. Agus Salim memasuki perkumpulan Sarekat Islam. Itu adalah
pengalamannya yang pertsma dalam dunia politik, Sarekat islam didirikan oleh H.
Samanhudi di Solo pada tahun 1911. Tujuan SI adalah yang pertama untuk
memajukan agama islam dan memurnikan pelaksanaan agama islam. Yang kedua adalah
memajukan perdagangan batik bangsa Indonesia.Organisasi ini berkembang, sesudah
tampilnya HOS tjokroaminoto. Nama perkumpulan ini diubah menjadi Sarekat islam
dengan dingkatan SI.
Di bawah
pimpinan HOS Tjokroaminoto SI memang maju dengan pesat.Kemudian pimpinan SI
diperkuat dengan tampilnya H. Agus Salim dan Abdul Muis.H. Agus Salim ketika
itu telah penuh dengan pengetahuan dan pengalaman.Ilmu agamanya
dalam.Pengetahuan politiknya luas.Ternyata H. Agus Salim seorang pemimpin yang
cerdas dan bersemangat.
Pada
tahun 1921, H. Agus Salim diutus oleh sarekat islam untuk duduk dalam dewan rakyat
atau volksraad. Si dini H. Agus Salim bukan hanya berjuang untuk sarekat islam,
tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia. Dengan otaknya yang tajam dan
kemahirannya dalam berpidato, H. Agus Salim berusaha mempengaruhi
pemimpin-pemimpin Indonesia lainnya supaya lebih giat berjuang untuk bangsa
sendiri.
Sesungguhnya
H. Agus Salim menggunakan Dewan Rakyat untuk kepentingan bangsa Indonesia.Dan
untuk membela rakyat kita. Dalam pidatonya do volksraad ia selalu mengecam
pemerintahan Belanda. Pemerintahan Hindia Belanda makin tidak senang dengan H.
Agus Salim.Sepak terjangnya dianggap merugikan pemerintahan. H. Agus salim
selalu menggunakan bahasa melayu saat berpidato di volksraad. Waktu itu bahasa melayu dipandang rendah.H.
Agus Salim sering diejek oleh orang-orang Belanda, karena berbahasa
melayu.Bahkan ada orang Indonesia yang ikut mengejek H. Agus Salim. Bahasa
melayu itu pulalah yang kemudian menjadi bahasa persatuan kita, bahasa
Indonesia
Walaupun
diejek dan dicemooh, tapi H. Agus salim tidak mundur.Ia tetap teguh
mempergunakan bahasa Indonesia. Bahkan H. Agus Salim berkata “Bahasa Indonesia
harus menjadi bahasa resmi di Volksraad.
Menjelang
pecah perang dunia II, yaitu antara tahun 1940-1942, H. Agus Salim tidak giat
lagi dalam lapangan pergerakan.Ia banyak mengarang risalah agama, kebudayaan,
dan politik. Ia juga sering berpidato di muka corong radio PPKK dan Nirom
mengenai berbagai hal, misalnya tentang kebudayaan, agama, dan kemasyarakatan.
Hingga jatuhnya pemerintahan Hindia Belanda.Ia tetap tidak mau bekerja pada
pemerintahan Hindia Belanda. Ia seorang non-kooperator. Pemerintahan belanda
pernah menawarkan suatu kedudukan dalam pemerintahan, tetapi ditolaknya dengan
tenang.
Pada
zaman Jepang, satu satunya taktik atau jalan bagi pemimpin Indonesia ialah
bekerja sama. Itu hanya taktik.Secara diam diam pemimpin pemimpin kita terus
menyiapkan untuk kemerdekaan Indonesia Merdeka.
Akhirnya
H. Agus Salim menerima buah pikiran itu. H. Agus Salim rela bekerja sama dengan
Jepang, untuk perjuangan rakyat Indonesia. Kemudian bersama dengan Ir. Soekarno
dan Drs. Moh Hatta, H. Agus Salim ikut memimpin PUTERA. Dan kemudian ia ikut
memikirkan Dasar Negara dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2.3
Pandangan
H. Agus Salim terhadap Agama dan Nasionalisme
Sebagai
seorang pemikir, agus Salim banyak melontarkan gagasan dalam berbagai
kesempatan.Menurutnya tumbuhnya harga diri suatu bangsa berkaitan erat dengan
munculnya sekelompok kaum terdidik yang memperoleh peran tertentu karena
kesadaran intelektualnya, bukan karena fasilitas dan kemudahan. Namun
menurutnya harga diri tidak akan berarti bila kesadaran intelektual itu di
pengaruhi faktor-faktor yang bersifat duniawi. Faktor agama mutlak diperlukan
dalam rangka pemantapan serta peningkatan harga diri untuk tujuan-tujuan yang
mulia.
Demikian
pula saat gencarnya kritikan tajam dari kaum nasionalis yang dipandang
merendahkan martabat wanita.Agus Salim ikut merespon dengan berani, menurutnya
tabir pemisah dan perlakuan diskriminatif terhadap wanita seperti dikemukakannya
pada rapat Jong Islamieten Bond tahun 1925.
Sebenarnya
merupakan gejala umum dalam tradisi dimana-mana.dan itu justru bertentangan
dengan ajaran Islam karena gejala umum itu bersifat kultural, maka pemecahannya
mestilah bersifat kultural pula, yaitu melalui pendidikan dengan cara
memberikan kesempatan yang sama bagi pria dan wanita. Pendidikan itu mencakup
tiga hal, pertama pendidikan badan supaya bertambah subur, kuat dan elok.Kedua
pendidikan hati, supaya bertambah baik budi pekerti dan ketiga pendidikan akal,
supaya bertambah banyak kepandaian dan pengetahuannya.Pendidikan jasmani rohani
dan ilmiah berlaku bagi pria dan wanita.
Agus
salim tahun 1920 pernah mensinyalir adanya bahaya pengagungan cinta tanah air
yang berlebihan dan tanpa kendali. Namun kekhawatiran Agus Salim itu disangkal
oleh Soekarno melalui tanggapannya yang berjudul “Ke Arah Persatuan” Agus Salim
sendiri mengakui banyak persamaan pemikirannya dengan Soekarno seperti terhadap
masalah cinta bangsa dan kemuliaan bangsa dan kemerdekaan tanah air serta medan
juang melawan politik penjajah.
Bedanya
adalah dalam merespon pertanyaan.untuk apa cinta tanah air? Bung Karno, lebih
berorientasi pada perjuangan kehidupan duniawi, sedangkan menurut Agus Salim
gerakan membela tanah air tidak lagi terbatas pada usaha membedakannya dari
belenggu penjajah atau pada kecintaan nyiur hijau atau kilatan emas dari padi
menguning melainkan kecintaan kepada yang lebih tinggi yaitu mencintai tanah
air sebagai anugerah dari Allah, dalam rangka beribadah kepadanya, maka ia
berjuang untuk memerdekakan tanah air dari penjajah dan kemudian membangunnya.
Dalam
beragama ia menampakkan toleransinya yang tinggi terhadapap kaum beragama.
Salah Seorang Belanda yang sudah mengenal Haji Agus Salim sebelum perang ingin
mengejutkan Haji Agus Salim dengan sebuah berita yang dibawannya: “Zeg Salim”
bagaimana itu, adik anda masuk agama Katolik. haji agus Salim mempunyai adik
(Khalid Salim) yang selama lima belas tahun meringkuk di Digul, karena ia
dituduh komunis. Dengan tenang Haji Agus Salim menjawab. “Gode Zijdank,
Alhamdulillah ia sekarang lebih dekat dengan saya. Orang Belanda itu terkejut
dan bertanya.“ mengapa anda berterima kasih kepada tuhan? jawab Haji Agus
Salim, “Ia dulu orang komunis, tidak percaya tuhan, sekarang dia percaya pada
Tuhan”
Sebagai
wujud penghargaan pemerintah RI terhadap jasa-jasanya, Agus Salim pernah
menerima tiga tanda jasa yaitu Bintang Mahaputra Tingkat I (17 agustus 1960),
Satya Lencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan (20 Mei 1961) dan Pahlawan
Kemerdekaan Nasional (SK Presiden RI No. 657 Tahun 1961).Dalam dunia
tulis-menulis, agus Salim termasuk tokoh yang cukup produktif dalam menuangkan
buah pikirannya. Ada sekitar 35 buah naskah karangannya yang dihimpun oleh Tim
Perumus Buku Seratus tahun haji agus salim(1984). agus Salim juga seorang
penerjemah buku sejarah dan sastra.
III. Penutup
3.1. Kesimpulan
Agus Salim merupakan seorang tokoh politik yang
sangat cemerlang dalam kehidupannya, sejak kecil beliau telah terdidik dengan
dunia luar dan banyak bergaul dengan orang Belanda sehingga menyebabkan beliau
diberi kepercayaan untuk menjadi konsulat Belanda di Jeddah.Ketika di Jeddah
belaiu telah mempelajari dan mendalami ilmu agama dari saudaranya Syeikh Ahmad
Khatib.Setelah kembali semula ke tanah airnya, beliau mula menggiatkan diri
dalam bidang plitik dengan menyertai Sarekat Islam (SI) yang pada ketika itu
berada di bawah pimpinan Tjoakroaminoto.Beliau dan Tjokroaminoto bersama-sama
memimpin dan menguruskan SI untuk menjaga kepentingan rakyat dalam berbagai
aspek, bukan saja politik tetapi juga ekonomi dan sosila.Sepanjang
penglihatannya dalam politik, Agus Salim telah memperkenalkan idea telah
membentuk disiplin politik daripda co-operatie kepada non co-operatie.Hal ini
dapat dilihat secara jelas ketika beliau mengambil keputusan untuk mengeluarkan
SI daripada Volksraad pada tahun 1924.Namun begitu beliau mengubah semula
disiplin non co-operatie kepada co-operatie selepas belaiu keluar daripada
partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) dan menumbuhkan Partai Penyedar. Idea
politik belaiu ini juga diikuti oleh partai-partai lain di Indonesia.
3.2. Daftar
Pustaka
·
masyithah.”agus salim
dan pemikirannya”. 23/11/2016.http://masyitah-masyithah.blogspot.co.id/2013/01/agus-salim-dan-pemikirannya.html
·
suprijono.”Sebutkan
Peran KH Agus Salim dalam Persiapan Proklamasi Kemerdekaan RI”. 23/11/2016.http://suprijono.blogspot.com/2014/09/sebutkan-peran-kh-agus-salim-dalam-persiapan-proklamasi-kemerdekaan-ri.html
·
“The Grand Old Man ;
Jalan Perjuangan H. Agus Salim”. 23/11/2016. https://serbasejarah.wordpress.com/2009/04/27/the-grand-old-man-jalan-perjuangan-h-agus-salim/
·
Bieta.”KH. AGUS SALIM,
PERJUANGANNYA UNTUK INDONESIA”. 23/11/2016. http://bieta12.blogspot.co.id/2011/07/kh-agus-salim-perjuangannya-untuk.html
·
Sutrisno kutojo dan
Drs. Mardanas Safwan. 1974. H. Agus Salim
Riwayat Hidup dan Perjuangannya. Bandung : Angkasa Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DON'T RUSUH!