Kamis, 07 April 2016

Rangkuman Materi Geografi kelas X



MATERI GEOGRAFI KELAS X 
 

BAB I   HAKIKAT GEOGRAFI
A.    Pengertian Geografi dan Perkembangan Ilmu Geografi
Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo dan graphein. Geo berarti bumi dan Graphein artinya tulisan. Secara umum geografi berarti tulisan tentang bumi. Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah geografi adalah Eratosthenes. Eratosthenes memperkenalkan pengertian geografi dalam bukunya yang berjudul Geographica. Ia menulis tentang gambaran permukaan bumi, sejarah dan konsep utama geografi. Ia telah menghitung keliling bumi secara matematika, membagi garis bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur serta mengkaji adanya pergeseran matahari yang mempengaruhi iklim bumi.
Ilmu geografi berkembang dari masa ke masa seiring dengan perkembangan pandangan dan pengetahuan manusia tentang bumi. Berikut ini secara singkat perkembangan ilmu geografi mulai dari geografi klasik sampai dengan geografi mutakhir.
1.                                                    Geografi Klasik
Perkembangan geografi klasik terjadi pada zaman Yunani Kuno atau Abad sebelum Masehi. Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama dikenal secara aktif mempelajari geografi sebagai ilmu dan filosofi. Tokoh-tokohnya antara lain: Thales, Herodotus, Eratosthenes dan Strabo.
2.                                                    Geografi pada Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan banyak kalangan golongan agama yang menaruh perhatian terhadap geografi, berkepentingan untuk menyebarkan agama, perdagangan dan peperangan. Salah satu tokohnya Bernard Varen/Varensius dari Jerman (1622-1650)
3.                                                    Geografi Modern (Abad ke-18)
Pada abad ini geografi mengalami perkembangan lebih jauh. Hukum-hukum umum pada studi geografi disusun berdasarkan observasi dan penelajahan. Geografi pada abad ini mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian kurikulum dibebagai universitas di Eropa(terutama di Paris dan Berlin). Salah satu karya besar zaman ini adalah Kosmos:      ”Sketsa Diskripsi Fisik Alam Semesta” oleh Alexander Von Humbolt.
4.                                                    Geografi pada Akhir Abad ke-19 dan Awal Abad ke-20
Sejak pertengahan abad ke–19 terdapat kemajuan pesat di bidang ilmu alam dan biologi. Akibatnya perkembangan geografi juga kearah aspek-aspek fisik seperti: iklim, tumbuh-tumbuhan dan hewan serta bentangan alam seperti geomorfologi. Pada awalnya para ahli geografi cenderung membelokkan geografi kearah ilmu alam murni, kemudian dimulai dari pandangan mengenai geografi yang dikemukakan oleh Powell, geografi manusia juga berkembang.
5.                                                    Geografi Mutakhir
Pada masa ini pengembangan ilmu geografi melalui penelitian. Geografi  memanfaatkan metode statistik serta komputer guna menyimpan, mengolah, dan menganalisa datanya. Hal ini selain dapat mempercepat hasil kajiannya juga untuk ketetapan analisis seperti menentukan batas wilayah, mobilitas penduduk, pola penyebaran pemukiman dan mencari kaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.


PENGERTIAN GEOGRAFI :
1.    Bintarto: Geografi merupakan ilmu yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang kehidupan dan unsur – unsur bumi dalam ruang dan waktu.
  1. Daldjoeni: geografi adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai tiga hal pokok yaitu; ruang (spasial), ekologi dan wilayah (region).
Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik alami maupun manusiawi. Berkaitan dengan hal ekologi, geografi mempelajari bagaimana manusia mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Adapun dalam hal region, geografi mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal manusia berdasarkan satuan fisiografinya.
3.    Hasil Seminar dan Lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Semarang tahun 1988: geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat diuraikan lebih rinci bahwa geografi membahas tentang hal – hal sebagai berikut :
1.    Pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi (gejala geosfer). Maksudnya, bahwa geografi mengkaji atau mempelajari berbagai faktor penyebab sekaligus mencari dan menemukan jawaban mengapa terjadi persamaan dan perbedaaan gejala geosfer antara satu tempat dengan tempat yang lain.
2.    Interaksi antara manusia dan lingkungannya. Maksudnya, bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan primer maupun sekunder, manusia pasti akan memanfaatkan lingkungan alamnya. Oleh karena itu, manusia harus berusaha untuk bersikap bijak supaya kelestarian alam tetap terpelihara.
3.    Dalam konteks keruangan dan kewilayahan. Maksudnya, didalam mengkaji atau mempelajari persamaan dan perbedaaan gejala geosfer ataupun interaksi manusia dengan lingkungannya, yang diutamakan adalah persebaran gejala geosfer dalam suatu wilayah atau ruang dan interaksi manusia dengan lingkungannya.
Studi Geografi hingga saat ini dibedakan menjadi dua, yaitu geografi ortodoks dan geografi terpadu.
  1. Geografi Ortodoks/Sistematis
Bidang kajian geografi ortodoks adalah suatu wilayah atau region dan analisis terhadap sifat sistematiknya.
Kajiannya antara lain ;
a.    Geografi fisik, mempelajari gejala fisik permukaan bumi serta proses-proses yang terjadi di dalamnya.Beberapa ilmu yang mendukung kerangka kerja geografi fisik antara lain geomorfologi, hidrologi, meteorologi, klimatologi dan lain-lain.
b.    Geografi manusia, didukung oleh geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi perkotaan dan pedesaaan. Geografi manusia mengkaji tentang kependudukan, aktivitas ekonomi, politik, sosial dan budaya.
c.    Geografi regional, mengkaji tentang perwilayahan. Geografi menitik beratkan pada kultur misalnya geografi Eropa Barat, geografi Amerika Latin dan geografi Asia Tenggara.
d.    Geografi tehnik, terdiri dari kartografi dan penginderaan jauh.


  1. Geografi Terpadu/Terintegrasi
Geografi terpadu atau geografi terintegrasi merupakan kajian geografi menggunakan pendekatan terpadu, yaitu integrasi dasar-dasar geografi sistimatik yang terdiri dari geografi fisik dan geografi manusia  dengan geografi regional yang terdiri dari geografi regional zona dan geografi regional kultur. Dalam kajiannya, geografi terintegrasi memakai tiga analisis, yaitu analisis keruangan, ekologi dan wilayah.
Mata pelajaran Geografi diberikan kepada peserta didik dengan maksud supaya mereka memiliki kemampuan – kemampuan, antara lain dapat memahami pola spasial, lingkungan, kewilayahan dan proses yang berkaitan, menguasai ketrampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi, serta dapat menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup, memanfaatkan sumberdaya alam secara arif dan memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat.
Disisi lain tujuan pembelajaran geografi meliputi 3 aspek, yaitu: pengetahuan, ketrampilan dan sikap

  1. Pengetahuan
a.    Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses -  prosesnya
b.    Mengembangkan pengetahuan sumberdaya alam, peluang dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan
c.    Mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan wilayah, negara atau dunia
  1. Ketrampilan
a.    Mengembangkan ketrampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan binaan
b.    Mengembangkan ketrampilan mengumpulkan, mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek – aspek keruangan
c.    Mengembangkan ketrampilan analisis, sintesis, kecenderungan dan hasil – hasil dari inetraksi berbagai gejala geografis.
  1. Sikap
a.    Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar
b.    Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup
c.    Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya
d.    Mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya
e.    Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa

B.   KONSEP DASAR /ESSENSIAL GEOGRAFI

Konsep adalah pengertian-pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep essensial suatu bidang ilmu merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapkan atau menggambarkan corak abstrak fenomena essensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar merupakan elemen penting dalam memahami fenomena yang terjadi.



1.                    Konsep Lokasi
Terdapat dua pengertian lokasi yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Yang dimaksud dengan lokasi absolut adalah lokasi yang berhubungan dengan posisi menurut koordinat garis lintang dan garis bujur. Contoh : Indonesia terletak diantara 60 LU-110 LU dan diantara 950 BT-1410 BT.
Sedangkan yang dimaksud dengan lokasi relatif adalah lokasi berdasarkan lingkungan sekitarnya. Contoh : Indonesia terletak antara Benua Asia dan Australia.
2.                    Konsep Jarak
Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam geografi jarak dapat diukur dengan dua cara, yaitu jarak geometrik dinyatakan dalam satuan panjang kilometer dan jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu(jarak tempuh).

3.                    Konsep Keterjangkauan/Accessibility
Sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh lokasi, jarak dan kondisi tempat. Misalnya, suatu daerah pedalaman yang hanya terdapat jalan setapak tentu merupakan daerah yang sulit dapat dijangkau.

4.                    Konsep Pola
Pola merupakan tatanan geometris yang beraturan. Contoh, penerapan konsep pola adalah pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.

5.                    Konsep Geomorfologi
Yang dimaksud geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu geografi tidak terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan, lembah dan dataran. Hal inilah yang menyebabkan permukaan bumi merupakan obyek studi geografi.

6.                    Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia. Misalnya pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan dan daerah pemukiman.

7.                    Konsep Perbedaaan Wilayah
Terdapat perbedaan antara wilayah satu dengan wilayah lain. Perbedaan ini kemudian menimbulkan suatu hubungan atau interaksi suatu wilayah dengan wilayah lainnya.

8.                    Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan suatu sumber bersifat relatif.
Misalnya pantai mempunyai nilai kegunaan yang tinggi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup dalam keramaian, kebisingan dan kesibukan.

9.                    Konsep Interaksi
Interaksi merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala dengan gejala lainnya. Contohnya adalah perbedaan kondisi antara daerah pedesaan dan perkotaan yang kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti halnya penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi maupun alih tehnologi.

10.                 Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya merupakan suatu keterkaitan keruangan. Misalnya hubungan antara kemiringan lereng di suatu wilayah dengan ketebalan lapisan tanah serta hubungan antara daerah kapur dengan kesulitan air.
C.   PENDEKATAN GEOGRAFI
OBYEK STUDI GEOGRAFI
Menurut para ahli geografi Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Geografi Indonesia(IGI) melalui seminar dan lokakarya nasional di Semarang, telah bersepakat mengenai obyek geografi. Menurut IGI, obyek studi geografi adalah objek material dan objek formal.
1.    Objek material geografi
Objek material geografi merupakan sasaran atau hal-hal yang dikaji dalam studi geografi. Sedangkan studi geografi adalah studi mengenai lapisan-lapisan bumi dan fenomena geosfer. Geosfer itu luas sekali yaitu, meliputi :
a.    Atmosfer, yaitu lapisan udara, cuaca dan iklim yang dikaji dalam klimatologi, meteorologi dan lain-lain.
b.    Litosfer, yaitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam geologi, geomorfologi, petrografi dan lain-lain.
c.    Hidrosfer, yaitu lapisan air meliputi perairan didarat maupun dilaut yang dikaji dalam hidrologi, oceanografi dan lain-lain.
d.    Biosfer, yaitu lapisan makhluk hidup meliputi flora, fauna yang dikaji dalam biogeografi, biologi dan lain-lain.
e.    Anthroposfer, yaitu lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara lapisan-lapisan lain. Tema sentral artinya diutamakan dalam kajian.
Jadi, dalam mengkaji objek studi geografi perlu memiliki pengetahuan dari disiplin ilmu yang lain seperti klimatologi, geologi, hidrologi dan sebagainya. Singkatnya, geografi berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain.
            Beberapa ilmu tersebut antara lain :
1)    Meteorologi, ilmu yang mempelajari atmosfer, misalnya udara, cuaca, suhu, angin dan sebagainya
2)    Klimatologi, merupakan ilmu yang mempelajari tentang iklim
3)    Geologi, merupakan ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, struktur, komposisi, sejarah dan proses perkembangannya.
4)    Geomorfologi, merupakan studi tentang bentuk-bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.
5)    Hidrologi, merupakan ilmu yang mempelajari tentang perairan di darat.
6)    Oseanografi, merupakan ilmu yang mempelajari kelautan, misalnya sifat air laut, pasang surut, arus, kedalaman dan sebagainya.
7)    Biogeografi, merupakan studi tentang penyebaran makhluk hidup secara geografis.
8)    Ekologi, merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan makhluk tak hidup maupun antar makhluk.
9)    Geografi penduduk/demografi, merupakan ilmu yang mempelajari tentang kependudukan.
10) Geografi ekonomi, merupakan ilmu yang mengkaji tentang kegiatan ekonomi penduduk dalam suatu ruang atau wilayah tertentu.
11) Geografi politik, merupakan cabang geografi yang khusus mengkaji kondisi-kondisi geografis ditinjau dari sudut politik atau kepentingan negara.

2.    Objek formal
Obyek formal geografi merupakan cara pandang, cara berpikir atau analisis terhadap objek material geografi. Dalam geografi digunakan analisis keruangan, ekologi dan kewilayahan. Sejalan dengan hal itu, Hagget (1983) mengemukakan tiga pendekatan, yaitu :
a.    Pendekatan analisis keruangan (spatial analysis)
b.    Pendekatan analisis ekologi/kelingkungan (ecological analysis)
c.    Pendekatan analisis komplek wilayah (regional complex analysis)
a)    Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan adalah suatu metode analisis yang menekankan pada eksistensi ruang yang berfungsi untuk mengakomodasi kegiatan manusia.
Contoh :
Pada musim hujan Jakarta banjir, karena tiada sejengkal tanahpun yang dapat untuk peresapan air, lahan untuk pemukiman, kantor dan jalan selain itu penduduknya membuang sampah di saluran air.
b)    Pendekatan Ekologi/kelingkungan
Pendekatan ekologi (ecological approach) merupakan metodelogi untuk mendekati , menelaah dan menganalisis suatu gejala atau masalah geografi dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Pendekatan ekologi diarahkan kepada hubungan manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungannya.
Contoh :
Daerah Jakarta banjir karena hutan didaerah Bogor/puncak terjadi penggundulan hutan
c)    Pendekatan Kompleks Wilayah
Analisis geografi dalam pendekatan kompleks wilayah mempelajari fenomena atau kejadian berdasarkan hubungan aspek-aspek suatu wilayah tertentu yang berkaita dengan wilayah lainnya. Artinya, permasalahan yang dikaji dalam pendekatan kompleks wilayah adalah permasalahan keruangan komplek antar wilayah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya pada satu ruang wilayah tertentu.
Contoh :
Untuk mengatasi banjir di Jakarta, Pemda DKI bekerjasama dengan Pemda daerah sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) untuk memperbaiki DAS dan menggalakkan penghijauan.





D.   PRINSIP GEOGRAFI
Prinsip geografi ada empat, yaitu sebagai berikut :
a.    Prinsip Penyebaran
Merupakan suatu gejala dan fakta yang tersebar tidak merata di permukaan bumi.
Contoh : perbedaan dari persebaran hewan dan tumbuhan di Indonesia bagian timur dan barat.
b.    Prinsip Interelasi
Merupakan suatu hubungan yang saling terkait dalam ruang antara gejala yang satu dengan gejala yang lain .
Contoh : hubungan faktor fisik dengan manusia akan dapat mengungkapkan karakteristik fenomena atau fakta geografi di tempat tersebut.
c.    Prinsip Diskripsi
Merupakan penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki atau dipelajari. Diskripsi disajikan dalam bentuk tulisan, diagram, tabel dan gambar atau peta.
d.    Prinsip Korologi
Merupakan gejala, fakta atau masalah geografi disuatu tempat yang ditinjau dari sebaran, interelasi, interaksi dan integrasinya dalam ruang. Hal ini dikarenakan suatu ruang akan memberikan karakteristik pada suatu kesatuan gejala. Prinsip ini merupakan prinsip geografi yang komprehenship (memadukan prinsip-prinsip yang lain)


BAB 2 : LITHOSFER
A.    Struktur lapisan bumi dan batuan pembentuk permukaan bumi
1.    Struktur lapisan kulit bumi`
Lithosfer terdiri dari dua kata yaitu lithos yang berarti batu dan sfeer(sphaira) yang berarti bulatan. Jadi lithosfer merupakan lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat.
Perlapisan kulit bumi dapat dibagi menjadi beberapa lapisan, yaitu inti bumi/barysfer, selubung bumi/lapisan pengantara, dan kerak bumi/lithosfer.




a
Barysfer
adalah bagian yang dalam dari lapisan bumi. Lapisan Barysfer merupakan lapisan inti bumi. Lapisan ini tersusun dari lapisan nife yaitu niccolum (nikel) dan ferrum (besi). Inti bumi terdiri dari inti dalam dan inti luar. Pada inti luar mempunyai suhu 2.2000C dan mencapai suhu 5.0000C pada bagian yang mendekati inti bumi. Karena suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan nikel dan besi akan meleleh dan berubah menjadi cairan panas.
b
Lapisan Pengantara
merupakan lapisan yang  berada diatas lapisan inti bumi. Lapisan ini disebut juga astenosfer(mantel). Astenosfer merupakan lapisan yang berbahan cair dan bersuhu tinggi.
c
Lithtosfer
adalah lapisan yang terletak diatas lapisan pengantara dan mempunyai ketebalan 1.200 km. Lithosfer berupa lapisan yang sangat tipis, bersifat kaku, padat, keras dan kuat


Membahas Lithosfer berarti juga membahas kerak bumi. Kerak bumi dibagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudera.
Kerak Benua
Kerak Samudera
·   batuan bersifat granitis
·   batuan penyusunnya lebih ringan
·   banyak mengandung unsur sillisium dan alumunium disebut lapisan sial

·   terdiri dari batuan basalt
·   batuan penyusunnya lebih berat
·   kaya akan sillisium dan magnesium disebut dengan lapisan sima



Lithosfer merupakan tempat melakukan aktifitas bagi manusia serta makhluk hidup lainnya. Lithosfer juga sebagai tempat tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan. Dengan keberadaan lithosfer, manusia dan hewan dapat mengambil berbagai manfaat dari unsur-unsur yang terkandung dalam lithosfer.

Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut :
a.    untuk kebutuhan industri seperti industri elektronika, industri peralatan rumah tangga, industri bahan bangunan maupun industri kendaraan bermotor dapat memanfaatkan unsur besi dan alumunium.
b.    Dalam lapisan lithosfer banyak terkandung berbagai mineral seperti intan, emas, perak dan lain-lain
c.    Unsur uranium meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit dan terbatas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dan pembuatan bahan peledak.
d.    Dalam kegiatan pertanian juga memanfaaatkan unsur pada lapisan lithosfer seperti pupuk buatan berupa NPK (nitrogen, posfor, kalium)

2.    Batuan pembentuk permukaan bumi
Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyususn utama lapisan lithosfer. Berikut ini urutan terbentuknya batuan.
a.    Magma sebagai induk segala batuan pembentuk lithosfer.
b.    Batuan beku dalam, korok dan luar adalah proses pendinginan dan pembekuan magma di lapisan dalam, di dalam korok atau di permukaan bumi.
c.    Melewati proses penghancuran tanpa perubahan susunan kimia dari batu asal, maka terbentuklah batuan sedimen klasik.
d.    Pada pengendapan proses kimiawi, hasilnya adalah batuan sedimen kimiawi dan yang  dilakukan oleh organisme, hasilnya adalah batuan sedimen organik.
e.    Adanya penambahan suhu menghasilkan batuan metamorf kontak, adanya tekanan menghasilkan metamorf dinamo, dan adanya penambahan zat lain terbentuklah batuan metamorf pneumatolistis kontak.





Berdasarkan proses pembentukannya, batuan dibedakan manjadi tiga macam, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
a.    Batuan Beku
1)    Berdasarkan Tempat Pembekuannya
Jenis Batuan
Ciri-ciri
Contoh batuan
a) Batuan Beku Dalam
§  terbentuk jauh di dalam kulit bumi dan hanya terdiri dari kristal saja, karena proses pendinginnnya berjalan sangat lambat.
§  Umumnya berbutir lebih kasar  dan jarang menunjukkan adanya lubang-lubang gas.
·     Granit
·     Granitdiorit
·     gabro

b) Batuan Beku Korok(Gang)
·   batuan yang terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai  ke permukaan bumi.
·   Proses pendinginan cepat .
·   Terdiri dari kristal besar, kristal kecil, dan ada yang tidak mengkristal
·   Porfirit granit
·   Porfir diorit
c) Batuan Beku Luar
·   Terbentuk di permukaan bumi
·   Proses pendinginan sangat cepat
·   Tidak menghasilkan kristal-kristal batuan
·   Riolit
·   Basalt
·   Andesit
·   Obsidian
·   Scoria
·   Pumice(batu apung)

2)    Berdasarkan Mineral Penyusunnya
a) Batuan Beku Mineral Ringan
tersusun oleh mineral-mineral ringan biasanya berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga termasuk batuan yang bersifat asam
b) Batuan Beku Mineral Berat
tersusun atas mineral-mineral berat biasanya berwarna gelap, sulit pecah dan kandungan silikatnya sedikit sehingga termasuk batuan yang bersifat basa.





b.    Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses sedimentasi (pengendapan). Proses terbentuknya batuan sedimen disebut diagenesis. Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Butir-butir dari hasil dari pelapukan mengendap secara berlapis yang makin lama makin menebal dan berbentuk padat. Adanya tekanan atau beban yang terlalu berat inilah yang menyebabkan batuan berbentuk padat. Tekanan yang lama membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan dan sedimentasi inilah berbagai endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok , yaitu sebagai berikut :
1)    Berdasarkan tempat terbentuknya
Berdasarkan tempat terbentuknya(lingkungan pengendapan), batuan sedimen terdiri dari
No
Jenis Batuan Sedimen
Tempat proses pengendapan
a
Glasial
di daerah es atau gletser
b
Fluvial
di Sungai
c
Limnis/lakustre
di Danau, Rawa atau Waduk
d
Marine
di Laut
e
Teristris
di Darat

2)    Berdasarkan tenaga yang Mengendapkan
No
Jenis Batuan Sedimen
Tenaga pengendapnya oleh
a
Glasial
Gletser
b
Aeolis
Angin
c
Akuatis
Air

3)    Berdasarkan proses pengendapannya
No
Jenis Batuan Sedimen
Penjelasan
Contoh
a
Batuan Sedimen Klastika
batuan sedimen yang  susunan kimianya sama dengan batuan asalnya
·Breksi
·Konglomerat
b
Batuan Sedimen Kimiawi
batuan sedimen yang diendapkan secara kimiawi dan proses pengendapannya terjadi perubahan susunan kimianya
·Batuan kapur
· 
c
Batuan Sedimen Organik
batuan sedimen yang diendapkan melalui kegiatan organik
·Terumbu karang
· 

Penjelasan batuan sedimen Klastika :
Batuan sedimen Klastika atau disebut juga dengan terrigenous atau deditrus, terdiri dari kumpulan butiran (fragmen) batuan, matriks dan semen. Pemberian nama pada batuan sedimen klastik pada umumnya berdasarkan pada besar butirnya, yaitu sebagai berikut :
No
Nama
Ukuran/besarnya butiran
(1)
Boulder atau bongkah (bongkah konglomerat)
> 256 mm
(2)
Cobble atau kerakal (kerakal konglomerat)
64 – 256 mm
(3)
Pebble atau kerikil (kerikil konglomerat)
4 – 64 mm
(4)
Granule (batu pasir kasar)
2 – 4 mm
(5)
Batu Pasir
0,063 – 2 mm
(6)
Batu Lanau
0,004 – 0,063 mm
(7)
Batu Lempung
< 0,004

c.    Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun secara kimia sehingga menjadi berbeda dari batuan induknya. Proses perubahan batuan metamorf dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain suhu yang tinggi, tekanan yang kuat dan waktu yan lama.
Batuan metamorf terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
No
Nama batuan
Keterangan
Contoh batuan
1)
Batuan Metamorf Kontak
batuan terbentuk akibat pengaruh suhu yang tinggi
· Marmer (berasal dari batu gamping/kapur)
·  
2)
Batuan Metamorf Dinamo
batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang  sangat lama dan dihasilkan dari proses pembetukan kulit bumi oleh tenaga endapan. Batuan ini banyak ditemukan pada daerah- daerah patahan dan lipatan  yang tersebar di seluruh dunia.
· batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate)
·  

 3)
Batuan Metamorf Pneumatolitis
batuan yang berubah karena pengaruh gas-gas dari magma.
·   kuarsa dengan gas boriium berubah menjadi furmalin (sejenis permata)
·   kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas (permata berwarna kuning)



B.   Bentuk muka bumi akibat tenaga ENDOGEN
Perubahan muka bumi ini disebabkan oleh dua gaya yaitu gaya endogen dan gaya eksogen.
Tenaga endogen adalah tenaga pembentuk permukaan bumi yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membangun atau konstruktif.
Tenaga endogen meliputi tektonisme, vulkanisme dan seisme.

1.    Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertikal maupun horisontal yang mengakibatkan perubahan lokasi (dislokasi) lapisan batuan pada permukaan bumi.
Dislokasi adalah perubahan letak dari kompleks batuan, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan batuan atau tidak. Pada umunya bentukan hasil tenaga tektonisme berupa lipatan dan patahan.
Tektonisme terdiri dari dua macam sebagai berikut :
a.    Orogenesis
Orogenesis adalah suatu gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi wilayah relatif sempit. Pada gerakan diagenesis ini terjadi pembentukan lipatan dan patahan.
1)    Bentukan Lipatan
Lipatan adalah gerakan pada lapisan bumi yan tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat. Kerutan atau lipatan bumi ini nantinya bisa membentuk pegunungan.Punggung lipatan disebut dengan antiklinal dan lembah lipatan dinamakan sinklinal.
Contoh daerah lipatan yang besar adalah Pegunungan Sirkum Pacifik, Sirkum Mediterania dan Pegunungan Bukit Barisan.
Daerah sinklinal yang sangat luas dinamakan geosinklinal.
Berdasarkan posisi sumbunya, jenis-jenis lipatan sebagai berikut :


-       lipatan tegak
-       lipatan miring
-       lipatan menggantung
-       lipatan isoklinal
-       lipatan rebah
-       lipatan kelopak



2)    Bentukan Patahan (Sesar)
Patahan adalah gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung dalam waktu yang cepat, sehingga dapat menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah.
Berdasarkan arah pergeserannya, sesar dapat dibedakan atas sesar normal/sesar turun, sesar naik dan sesar mendatar.
Dari berbagai tipe sesar, dapat menghasilkan bentuk permukaan bumi sebagai berikut :
a)    Horst (tanah naik), bagian dari patahan yang mengalami pengangkatan lebih tinggi daripada daerah sekitarnya.
b)    Graben/Slenk (tanah turun), bagian dari patahan yang posisinya lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya.
b.    Epirogenesis
Disebut juga pengangkatan atau penurunan benua, yaitu tenaga endogen yang bekerja pada daerah yang relatif luas dengan kecepatan yang relatif lambat.
Epirogenesa dibedakan menjadi dua, yaitu :
1)    Epirogenesa negatif
Yaitu gerak naik permukaan bumi yang mengakibatkan daratan naik dan air laut seolah-olah turun. Dengan demikian daratan menjadi semakin luas.
Contohnya : munculnya pulau Buton, pulau Timor, pulau Nias dan Dataran Tinggi Colorado (AS).
2)    Epirogenesa positif
Yaitu gerak turun permukaan bumi yang mengakibatkan daratan turun dan permukaan air laut seolah-olah naik. Akibatnya, sebagian besar daratan tergenang air sehingga kelihatan semakin menyempit.
Contohnya : tenggelamnya pulau-pulau di Indonesia bagian Timur.

2.    Vulkanisme
Vulkanisme yaitu peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung api, yaitu magma yang bergerak dari lapisan dalam mantel menyusup ke lapisan lithosfer yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terjadi dari berbagai mineral dan mengandung gas yang larut di dalamnya. Suhu magma sangat tinggi sehingga bersifat aktif. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma dapat berbentuk padat, cair dan gas.
Gejala vulkanisme terbentuk dengan persyaratan sebaga berikut :
a.    Terbentuknya dapur magma di Lapisan dalam kulit Bumi
Dapur magma/kantung magma adalah ruang di lapisan dalam kulit bumi tempat magma berada. Kedalaman dan besarnya dapur magma beragam. Perbedaan letak dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan. Dapur magma yang letaknya dalam menimbulkan letusan yang lebih kuat dibandingkan yang letaknya dangkal.
b.    Intrusi Magma
Intrusi magma yaitu proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan/ retakan dan celah pada lapisan batuan pembentuk lithosfer, akan tetapi tidak sampai keluar permukaan bumi. Tekanan gas-gas yang terkandung di dalam magma itu sendiri yang menyebabkan terjadinya proses intrusi. Dengan adanya proses pendinginan karena penurunan suhu, magma dapat membeku dan membentuk bongkah-bongkah batuan yang sangat keras.
Intrusi magma sebelum mencapai permukaan bumi menghasilkan bentukan sebagai berikut :
1
Batholith
merupakan dapur magma yang membeku
2
Lakolith
batuan beku sebagai hasil magma yang menyusup antara dua lapisan lithosfer yang berbentuk lensa cembung.
3
Sills atau kepingan intrusi
berbentuk tipis mendatar, menyusup antara dua lapisan lithosfer.

4
Korok/Gang
batuan beku hasil intrusi magma yang berbentuk tipis, memanjang memotong lithosfer dengan arah vertikal atau miring.






c.    Ekstrusi Magma
Ekstruksi/Erupsi magma adalah proses keluarnya magma sampai permukaan bumi.
Berdasarkan kekuatan letusannya, ekstrusi dibedakan sebagai berikut :
1)                                                                                                                                Erupsi Efusif
Erupsi Efusif adalah proses keluarnya magma dari gunung api yang berupa lelehan lava dan lahar. Jenis ini terjadi jika magma relatif encer.
2)    Erupsi Eksplosif
Erupsi Eksplosif adalah keluarnya magma ke permukaan bumi yang disertai letusan/ledakan yan cukup dahsyat. Jenis ini terjadi jika cairan magma kental dan memiliki kandungan gas yang relatif banyak.
Berdasarkan celah/lubang keluar, ekstrusi magma dibedakan sebagai berikut :
1)    Erupsi Linier
Proses keluarnya magma melalui celah/retakan yang memanjang, sehingga membentuk deretan gunung api. Misalnya, deretan gunung api sepanjang pulau Jawa.
2)    Erupsi Areal
Proses keluarnya magma yang terjadi karena letak magma yang dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma membakar dan melelehkan lapisan batuan yang berada diatasnya. Lubang magma berukuran besar, contohnya seperti pegunungan di Argentina dan Paraguay.
3)    Erupsi Sentral
Proses keluarnya magma melalui satu lubang sehingga membentuk kerucut gunung api yang terpisah-pisah. Erupsi sentral menghasilkan bentuk gunung sebagai berikut :

Pembeda
Strato
Perisai/Tameng
Maar
Sifat letusan
Efusif dan Eksplosif
Efusif
Eksplosif
Sifat magma
cair dan kental
cair
padat/kental
Tekanan gas
sedang
lemah
kuat
letak dapur magma
sedang
dangkal
dangkal dan dalam
bentuk gunung
kerucut/berlapis-lapis
tameng/landai
seperti danau
contoh gunung
·     G. Merapi
·     G. Merbabu
·     G. Semeru
·     G. Kelud
·      G. Maona Lea
·      G. Maona Kea
·     G. Lamongan
·     G. Kelud
·     G. Kelimutu
Gambar





Tipe  gunung api ditentukan berdasarkan kedalaman dapur magma, volume dapur magma dan kekentalan (viscositas) magma. Menurut tipe letusan, gunung api dibedakan sebagai berikut :

sifat lava
tekanan gas
letak dapur magma
hasil letusan
contoh
Hawaii
encer
rendah
dangkal
lava cair
-       G. Maona Loa
-       G. Maona Kea
-       G. Kilauea

Stromboli
encer
sedang
dangkal
eflata
-   G. Vesuvius
-   G. Raung
-   G. Batur (Bali)

Vulkano kuat
encer agak kental
tinggi
dalam
eflata
-                                   G. Bromo
-                                   G. Etna
-                                    
Vulkano lemah
encer
sedang
dangkal
eflata
G. Semeru
Merapi
kental
rendah
sangat dangkal
lava pijar, awan panas, lahar dingin
G. Merapi
Perret/Plinian
encer sampai kental
tinggi
sangat dalam
gas sangat tinggi dan dihiasi awan berbentuk bunga kol
G. Krakatau
Pelee
kental
tinggi
dalam
awan pijar
G. Pelee

Sint Vincent
kental
sedang
dangkal
lahar panas
G. Kelud


Letusan gunung api mengeluarkan material yang bermacam-macam. Material/benda vulkanis ini dapat berbentuk padat, cair dan gas.
a.    Benda padat/eflata, antara lain sebagai berikut :
1)
Bom
batu-batu sebesar kepal tangan manusia yang keluar dari gunung api saat terjadi letusan.
2)
Kerikil
batu kerikil yang keluar saat terjadi letusan
3)
Lapili,
batu-batu sebesar biji kacang hijau yang keluar saat terjadi letusan
4)
Pasir Vulkanik
batu-batu kecil sebesar pasir yang dikeluarkan dari lubang kepundan gunung api.
5)
Abu Vulkanik
abu yang dikeluarkan gunung api
6)
Scoria
material magmatik berwarna kehitaman, kecoklatan hingga kemerahan, mempunyai struktur agak berongga, agak berat, dan cenderung tenggelam di dalam air.
7)
Batu Apung
batuan berongga yang berasal dari buih magma yang cepat membeku pada saat buih tersebut terlempar keatas pada waktu terjadi letusan gunung api.

b.    Benda cair, terdiri dari :
1)
Lava
magma yang berada di kawah (lubang kepundan ) dan akan meleleh di lereng gunung apabila terjadi letusan/erupsi.
2)
lahar panas
lelehan lumpur panas yang terbentuk dari lava bercampur air yang berasal dari lubang kepundan (kawah yang terisi sebagai danau kepundan),
3)
lahar dingin
lelehan lumpur dingin yang dihanyutkan oleh air hujan

c.    Benda gas, terdiri dari :
1)
Solfator
gas belerang (H2S)
2)
Fumarol
berupa uap air (H2O),
3)
Mofet
berbentuk CO2 yang berbahaya

Manfaat gunung api bagi kehidupan :
a)    sebagai daerah penangkap atau mendatangkan hujan
b)    abu vulkanik dapat menyuburkan tanah
c)    menjadikan letak mineral (tambang) dekat dengan permukaan bumi.
d)    dapat dijadikan tempat pariwisata

Usaha mengurangi bahaya dari gunung berapi :
a)    membuat terowongan atau jalur untuk tempat mengalirnya lahar
b)    mengadakan pos-pos pengamatan gunung api
c)    mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di lereng-lereng gunung api.

1.    Seisme/Gempa bumi
a.    Pengertian gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan oleh manusia/alat pada permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga indogen.
b.    Berdasarkan penyebabnya
1)    gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan pergeseran lapisan batuan (dislokasi) berupa patahan/retakan.
2)    gempa vulkanik, yaitu gempa yang disebabkan adanya letusan gunung api
3)    gempa runtuhan, yaitu gempa yang disebabkan runtuhnya atap gua yan terdapat di dalam lithosfer. Contoh; runtuhnya terowongan tambang dan gua kapur.


c.    Berdasarkan bentuk episentrumnya
1)    gempa linier yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis (linier). Pada umumnya gempa tektonik merupakan jenis gempa linier.
2)    gempa sentral yaitu episentrum gempanya berupa titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan termasuk episentrum titik.
d.    Berdasarkan letak hiposentrumnya
1)    gempa dalam, jika letak hiposentrumnya antara 300 – 700 km
2)    gempa intermidier, jika letak hiposentrumnya 100 – 300 km
3)    gempa dangkal, jika letak hiposentrumnya kurang dari 100 km
e.    Berdasarkan jarak episentrumnya
1)    gempa dekat (lokal), jika jarak episentrumnya kurang dari 10.000 m
2)    gempa jauh, jika jarak episentrumnya lebih dari 10.000 m
f.     Istilah-istilah yang berkaitan dengan gempa
1
Seismologi
:
ilmu yang mempelajari gempa bumi
2
Seismograf
:
alat pencatat gempa
3
Seismogram
:
hasil gambaran seimograf yang berupa garis-garis patah
4
Hiposentrum
:
pusat gempa di dalam bumi
5
Episentrum
:
tempat di permukaan bumi/permukaan laut yang tepat di atas hiposentrum. Pusat gempa di permukaan bumi
6
Homoseista
:
garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama
7
Pleistoseista
:
garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa
8
Isoseista
:
garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama
9
Mikroseista
:
gempa yang terjadi sangat halus/lemah dan dapat diketahui hanya dengan menggunakan alat gempa
10
Makroseista
:
gempa yang terjadi sangat besar kekuatannya, sehingga tanpa menggunakan alat mengetahui jika terjadi gempa

g.    Gelombang gempa bumi
1)    gelombang primer (longitudinal), adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan antara 7 – 14 km/detik. Gelombang inilah yang pertama tercatat oleh seismograf.
2)    gelombang sekunder (transversal), adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan 4 – 7 km/detik.
3)    gelombang panjang (permukaan), adalah gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan kurang dari 3,5 km/detik

h.    Cara menentukan letak episentrum
1)    Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak pada satu homoseista. Homoseista adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat di permkaan bumi yang mencatat getaran gempa pertama pada waktu yang sama. Jika kota A, B dan C mencatat getaran gempa pertama pada jam 10.31.56. berarti ketiga tempat itu terletak pada homoseista. Untuk mencari episentrumnya hubungkan PQ dengan sebuah garis, demikian juga QR, kemudian buatlah garis sumbu kedua garis itu, maka titik potong kedua garis sumbu itulah tempat episentrum yang dicari.
2)    Dengan menggunakan hasil pencatatan 3 seismograf, orang dapat menentukan letak episentrum gempa. Seismograf yang digunakan yaitu seismograf vertikal, seismograf horisontal (dipasang barat timur), dan seismograf horisontal (dipasang utara selatan).
3)    Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat episentrum.
Untuk mengetahui jarak episentrum suatu gempa dapat menggunakan rumus Laska :
A = ( S – P ) – 1 menit x 1000 km
A = jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa
S = waktu yang menunjukkan pukul berapa gelombang sekunder tercatat di stasiun
P = waktu yang menunjukkan berapa gelombang primer tercatat di stasiun
            1 menit (ketetapan)
            1000 km (ketetapan)

C.   Bentuk Muka Bumi akibat tenaga EKSOGEN
Eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar bumi, bersifat merusak atau destruktif, yang meliputi :
  1. Pelapukan (Weathering)
Pelapukan adalah segala perubahan dalam batuan karena pengaruh keadaan cuaca (misalnya air, suhu)
Apabila kecepatan dari pelapukan itu tidak dapat mengikuti kecepatan runtuhnya lapisan batuan yang lapuk, maka batuan asli akan terkelupas dan terbuka telanjang. Hal ini disebut denudasi.
Macam-macam pelapukan  :

1)    Pelapukan Fisik (Mekanik)
Pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia, seperti batuan besar pecah dan berubah menjadi kecil, selanjutnya sampai halus, tetapi susunan kimianya sama dengan batuan induknya.
Sebab-sebab pelapukan mekanis :
Ø        Insolasi (pengaruh sinar matahari) dan perubahan suhu
Ø        Pengerjaan pembekuan atau celah batu
Ø        Pengerjaan garam
Ø        Daya erosi
Ø        Gelombang laut yang memukul pantai
2)    Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia merupakan pelapukan batuan melalui proses kimia yang disertai dengan perubahan susunan zat dari mineral batuan induknya. Peristiwa ini banyak terdapat di daerah kapur yang menimbulkan gejala-gejala karst. Beberapa gejala karst yang banyak hubungannya dengan pelapukan kimia, yaitu :
Ø  Karena batuan kapur mudah larut oleh air hujan yang banyak mengandung CO2, maka pada permukaan batuan kapur selalu terdapat celah-celah. Ditempat perpotongan celah-celah itu larutan lebih banyak dan terjadi lubang-lubang kecil yang disebut karren.
Ø  Pipa karst, yaitu lubang kecil dan dalam, dindingnya curam.
Ø  Doline, yaitu lubang yang berbentuk corong. Menurut terjadinya doline dapat dibagi menjadi dua :
(1)      Doline Corrosion, karena proses larutan. Didasar doline diendapkan tanah kapur yang disebut terrarosa atau tanah merah.
(2)      Dolin terban terjadinya karena atap gua runtuh.
Ø  Ponor, yaitu pipa karst dan doline terjadi didaerah kapur yang air tanahnya cukup dalam.
Ø  Uvala, lubang doline yang lama kelamaan makin lebar dan akhirnya menjadi satu.
Ø  Polye, deretan uvala-uvala atau deretan doline-doline besar
Ø  Sungai dibawah tanah, yaitu sungai yang terdapat didalam tanah kapur. Karena sifat lapisan kapur yang pecah-pecah dan mudah larut , maka kadang –kadang sungai yang melalui daerah kapur sekonyong-konyong hilang dan keluar lagi ditempat lain.
Ø  Gua di batuan kapur, yaitu gua-gua yang terdapat di dalam tanah kapur. Dari atap gua itu menetes air yang merupakan endapan dari air hujan. Karena itu, terjadi endapan batu kapur pada atap gua memanjang kebawah yang disebut stalaktit. Dari dasar tanah kapur juga terdapat endapan yang menjulang keatas disebut stalakmit.
3)    Pelapukan Biologis (Organik)
Pelapukan organik merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh organisme-organisme (tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia). Manusia dapat merusak ekosistem yang lebih besar lagi, tetapi dapat juga memelihara ekosistem yang sudah rusak dan memperbaharui lagi. Pelapukan organis sebagian masuk pelapukan fisik dan sebagian pelapukan kimia.
Pelapukan biologis dapat digolongkan menjadi dua
Ø  Pelapukan biologis fisik, misalnya tekanan akar, merayapnya cacing, dan sebagainya.
Ø  Pelapukan biologis kimia, misalnya pelapukan bunga tanah (humus), pengerjaan jasad-jasad hidup pada batuan yaitu dengan jalan mengeluarkan zat-zat tertentu.
  1. Erosi
Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda seperti air mengalir, es, angin dan gelombang atau arus.
1)    Erosi Air
Air yang mengangkut batu-batuan yang hancur mempunyai kekuatan mengikis lebih besar.
Peristiwa gesekan pada erosi air tergantung pada :
Ø  Kecepatan gerak
Ø  Daya angkut air
Ø  Keadaan permukaan
2)    Erosi Air Laut
Pengikisan batuan yang disebabkan oleh pengerjaan air laut disebut abrasi. Besar kecilnya gelombang atau kecepatan angin , dapat menimbulkan perubahan bentuk di sepanjang pantai disebut abrasi platform.
3)    Erosi Es
Pengikisan yan disebabkan oleh pengerjaan es disebut erosi glasial atau eksarasi. Didaerah pegunungan yang tinggi sering terjadi salju abadi atau es. Es bergerak turun melalui lereng yang mengikis dasar lereng gunung serta mendorongnya ke lembah.
4)    Erosi Angin
Erosi angin atau korasi terjadi karena adanya perombakan batuan yang sudah pecah atau hancur akibat pelapukan. Angin mengangkat bagian-bagian debu yang menerbangkannya.
  1. Sedimentasi
Lapisan hasil pelapukan yang terjadi dipermukaan bumi, baik di daratan yang rata maupun di lereng-lereng bukit, pegunungan atau gunung dipengaruhi oleh bermacam-macam kekuatan. Daerah yang terkena pelapukan maupun yang menerima hasil pelapukan menghasilkan struktur morfologi yang berbeda-beda.
Bentukan-bentukan dalam proses pengendapan/sedimentasi didaerah pantai
     Pesisir (Beach)
Pesisir (beach) adalah pantai yang terdiri atas endapan pasir sebagai hasil erosi
     Dune
Dune adalah bukit pasir di daerah pedalaman yang terjadi sebagai akibat hembusan angin didaaerah pasir yang luas.
     Spit dan Bar
Spit adalah material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat dimuka teluk, berbentuk memanjang dan salah satu ujungnya menyatu dengan daratan, sedang ujung lain terdapat di laut.
Bar adalah punggungan pasir dan kerikil yang diendapkan tepat diseberang teluk, bila Bar ini menghubungkan dua pulau disebut Tombolo.
     Delta
Delta adalah bentukan dari proses pengendapan erosi yang dibawa oleh aliran sungai di daerah pantai. Dalam proses sedimentasi/pengendapan ini akan menghasilkan batuan sedimentasi.
Batuan sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan tenaga alam yang mengangkut dan tempat sedimen :
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya
Ø  Sedimen akuatis ; pengendapan oleh air
Ø  Sedimen aeris (aeolis) ; pengendapan oleh angin
Ø  Sedimen glasial ; pengendapan oleh es
Ø  Sedimen marin ; pengendapan oleh air laut
Berdasarkan tempatnya :
Ø  Teristris ; pengendapan di darat
Ø  Sedimen fluvial ; pengendapan di sungai
Ø  Sedimen limnis ; pengendapan di rawa-rawa/danau
Ø  Sedimen marine ; pengendapan di laut
Ø  Sedimen glasial ; pengendapan di daerah es


  1. Masswashting
Penghancuran massal batu-batuan hasilnya adalah pengrataan relief muka bumi, penghancuran massal (masswashting) dibedakan menjadi :
1)    Slow flowage, yang meliputi beberapa gerakan menjalar yang perlahan menuruni lereng-lereng yang disebut creep. Adapun macam-macam creep adalah :
Ø    Soil creep : tanah menjalar
Ø    Talus creep : puing-puing yang menuruni lereng
Ø    Rock creep : bergesernya batuan besar secara perlahan
Ø    Rode glacial creep : sekumpulan batuan menuruni lereng terlihat seperti gletser
2)    Rapid flowage, sebagai aliran cepat, meliputi :
Ø    Earth flow ; creep yang lebih cepat
Ø    Mud flow : aliran lumpur bercampur fragmen batuan melalui saluran
Ø    Dubois avalanche : menuruni lereng terjal dan sempit
3)    Land slides : aliran tanah yang dapat dilihat mata
4)    Subsidence : jatuhnya material (berpindah) tidak melalui permukaan yang bebas, terjadi di daerah kapur (karst).

































PEDOSFER
A.    Jenis dan Proses Terbentuknya Tanah
B.    Tanah sebagai Lahan Potensial
C.   Erosi Tanah dan Dampaknya terhadap Kehidupan
D.   Kesuburan Tanah
E.    Pelestarian Tanah
F.    Kelas/Klasifikasi Kemampuan Lahan
G.   Lahan Potensial dan Lahan Kritis
PEDOSFER

  1. Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas permukaan bumi.
Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil.
Menurut Dokuchaev: tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Sedangkan lahan Bahasa Inggrisnya disebut land, lahan merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Yang dimaksud dengan lingkungan fisis meliputi relief atau topografi, tanah, air, iklim. Sedangkan lingkungan biotik meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Jadi kesimpulannya pengertian lahan lebih luas daripada tanah.
  1. Faktor-faktor pembentuk tanah.
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor
tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:

T = f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
T = tanah                                 b = bahan induk
f = faktor                                 t = topografi
i = iklim                                    w = waktu
o = organisme
Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a.     Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan.

1.    Suhu
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
2.    Hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

b.    Organisme (Vegetasi, Jasad renik  / mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
1)    Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.

2)    Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
3)    Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah

4)    Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah.
c. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
d. Topografi/Relief
     Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
a.    Tebal atau tipisnya lapisan tanah Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjai sedimentasi.

b.    Sistem drainase/pengaliran Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
e. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.
Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.
Tanah Tua  proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya terbentuk horizon A

  1. Jenis-jenis tanah di Indonesia
a.    Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik
JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA
Pada uraian materi ini akan dibahas jenis-jenis tanah
yang terdapat di Indonesia. Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain:
1. Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik
      Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau
      rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas,ketebalan lebih dari 0.5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan unsur hara rendah.
      Berdasarkan penyebaran topografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga
      yaitu:
a. gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5 – 16 meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hampir selalu tergenang air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran pantai Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua);
b. gambut topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di daerah dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa, ketebalan 0.5 – 6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih tinggi. Contoh penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok (Ciamis, Jawa Barat), dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah); dan
c. gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh penyebarannya di Dataran Tinggi Dieng.
Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dibedakan menjadi:
a. gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi;
b. gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2 , miskin unsur hara, biasanya selalu tergenang air; dan
b.    mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop.

c.    Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah cekungan (depresi).

d.    Regosol
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai.

e.    Litosol
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.

f.     Latosol
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebaranya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter, batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi batuan beku intrusi.

g.    Grumosol
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.

h.    Podsolik Merah Kuning
Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun.

i.      Podsol
Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri dari horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir,struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka terhadap erosi, batuan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi, batuan lempung dan tuf vulkan masam. Penyebaran di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, topografi pegunungan. Daerahnya Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya (Papua).

j.      Mediteran Merah – Kuning
Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik. dll.

  1. Kerusakan Tanah
PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN TANAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
1. Penyebab Kerusakan Tanah
Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
a.   Perusakan hutan
Akibat dari hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah tererosi.
b. Proses kimiawi air hujan
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui proses perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis.
c. Proses mekanis air hujan
Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggore tanah di permukaannya sehingga bisa terbentuk selokan. Pada daerah yang tidak bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air hujan dapat pula menghanyutkan lumpur sehingga terjadi banjir lumpur.
d.  Tanah longsor
    Tanah longsor adalah turunnya atau ambruknya tanah dan bebatuan ke
bawah bukit. Hujan mempercepat longsornya tanah karena tanah menjadi longgar dan berat. Pelongsoran hanya terjadi pada lapisan luar yang terlepas dari permukaan tanah.
e. Erosi oleh air hujan
Pergerakan tanah dapat disebabkan oleh air hujan, misalnya tanah labil yang ada di pinggir-pinggir sungai apabila tertimpa hujan lebat akan lepas danjatuh ke sungai.
            f.  Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.
g. Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi).
h. Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging) dan erosi.

  1. Dampak kerusakan tanah bagi kehidupan
Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain yaitu hasil-hasil erosi tersebut diendapkan.

a. Kerusakan di tempat terjadinya erosi
Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah
ini mengakibatkan hal-hal berikut:
1)  penurunan produktifitas tanah;
2)  kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman;
3)  kualitas tanaman menurun;
4)  laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang;
5)  struktur tanah menjadi rusak;
6)  lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah;
7)  erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami; dan
8)  pendapatan petani berkurang.

Kerusakan di tempat penerima hasil erosi Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil erosi. Erosi memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang
ada di dalamnya seperti unsur-unsur hara tanaman (N,P, bahan organik dan sebagainya) atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, Endrin dan lain- lain).

Pengendapan bahan-bahan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang dikandungnya dapat dikatakan sebagai polusi (pencemaran) di tempat tersebut. Pencemaran yang disebabkan oleh bahan-bahan padat tanah disebut “polusi sedimen”, sedangkan pencemaran oleh senyawa-senyawa kimia yang ada di dalam tanah disebut “polusi kimia”. Polusi kimia dari tanah dapat dibedakan menjadi polusi kimia dari unsur hara (pupuk) dan polusi kimia dari pestisida/ herbisida.

Polusi sedimen: adalah pengendapan bahan tanah yang tererosi ke tempat lain. Pengendapan ini dapat menyebabkan:
1.    Pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun. Akibatnya menambah terjadinya banjir, apalagi kalau banyak air mengalir sebagai aliran permukaan (run off) karena hilangnya vegetasi di daerah hulu.
2.    Tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak karena tertimbun oleh tanah-tanah kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain.
3.    Apabila digunakan untuk air minum, air yang kotor itu perlu lebih banyak biaya untuk membersihkannya.
4.    Karena air yang keruh, maka mengurangi fotosintesis dari tanaman air (karena sinar matahari sulit menembus air).


5.    Perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut mempengaruhi keseimbangan sungai tersebut. Apabila terjadi pengendapan di suatu dam, maka air yang telah kehilangan sebagian dari bahan yang diangkutnya tersebut akan mencari keseimbangan baru dengan mengikis dasar saluran atau pondasi dari dam tersebut sehingga menyebabkan kerusakan.

6.    Kadang-kadang polusi sedimen dapat memberi pengaruh baik yaitu bila terjadi pengendapan tanah-tanah subur, misalnya tanah-tanah aluvial di sekitar sungai. Polusi kimia dari pupuk. Polusi kimia dari pupuk merupakan polusi unsur-unsur hara tanaman. Tanah-tanah yang dipindahkan oleh erosi pada umumnya mengandung unsur hara lebih tinggi daripada tanah yang ditinggalkannya. Hal ini disebabkan lapisan tanah yang tererosi umumnya adalah lapisan atas yang subur.

Disamping itu fraksi tanah yang halus (debu) lebih mudah tererosi oleh karena itu unsur hara dari pupuk terutama “P” sebagian besar diserap butir-butir tanah tersebut maka banyak unsur “P” yang hilang karena erosi. Disamping itu sebagian besar “P” dalam tanah sukar larut sehingga P diangkut ke tempat lain bersama bagian-bagian padat dari tanah. Unsur-unsur hara yang mudah larut seperti Nitrogen (Nitrat), umumnya diangkut ke tempat lain bersama dengan aliran permukaan (run off) atau air infiltrasi (peresapan). Polusi unsur hara N dan P pada air irigasi memberi akibat baik karena dapat menyuburkan tanaman. Polusi N pada air minum dapat membahayakan kesehatan. Misalnya terlalu banyak Nitrat akan menyebabkan penyakit pada bayi yang dikenal dengan nama Metahemoglobinemia.- Polusi unsur hara di danau dapat mengganggu keseimbangan biologis. Danau yang tadinya miskin unsur hara (oligotropik) diperkaya dengan unsur P dan unsur hara lain sehingga kesuburannya meningkat menjadi sedang (mesotropik), dan seterusnya menjadi subur (eutropik). Proses ini disebut proses eutrofikasi.
Sebagai akibat proses eutrofikasi ini maka terjadilah perkembangan algae yang sangat banyak (algae bloom), sehingga mengurangi tersedianya oksigen bagi ikan dan makhluk lain yang hidup dalam air tersebut. Selain itu air yang penuhalgae akan mempunyai rasa dan bau yang tidak enak untuk keperluan air minum. Pencegahan polusi unsur hara yang terbaik adalah dengan cara pemberian pupuk sedemikian rupa sehingga semua unsur hara dapat diserap tanaman. Dalam prakteknya hal demikian tidak mungkin dapat dilakukan sehingga dianjurkan penanggulangan yang lebih praktis yaitu dengan cara mencegah terjadinya erosi dan run off  yang berlebihan dengan menggunakan kaidah-kaidah pengawetan tanah dan air.

Polusi kimia oleh bahan-bahan pestisida. Pestisida dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu pestisida yang mudah larut (hancur) dan pestisida yang sukar hancur. Golongan yang sukar hancur (larut) merupakan polusi pestisida yang utama. Disamping sukar larut jenis pestisida ini diserap oleh butir- butir tanah halus seperti halnya unsur P sehingga lebih banyak terangkut ke tempat lain bersama tanah-tanah yang tererosi. Seperti halnya unsur hara, polusi
pestisida banyak menimbulkan masalah pada persediaan air, terutama mengganggu pada bidang kesehatan. Ada hal yang perlu diketahui yaitu terjadinya proses biomagnification melalui siklus rantai makanan untuk beberapa jenis pestisida terutama yang dapat diserap dengan kuat dalam jaringan tubuh seperti DDT. Dengan proses ini pestisida yang mula-mula berkonsentrasi sangat kecil yang tidak membahayakan lalu semakin banyak dan menjadi fatal (dapat menyebabkan kematian). Pencegahan terjadinya polusi pestisida dapat dilakukan dengan membatasi penggunaan pestisida yang banyak menimbulkan residu seperti DDT, Aldrin, Dieldrin, dan sebagainya. Pencegahan yang paling baik sudah barang tentu mencegah terjadinya erosi dari sumbernya. Dengan cara ini maka pestisida dan unsur hara yang terikat dalam butir-butir tanah (DDT, Aldrin, Dieldrin) dapat dicegah untuk tidak menjadi sumber polusi. Unsur hara dan pestisida yang mudah larut masih dapat mengalir ke tempat lain bersama air run off  dan infiltrasi,
tetapi sumber polusi jenis ini tidak terlalu begitu membahayakan.

  1. Erosi tanah.
Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angina, gletser atau gravitasi.Di Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air. Jenis-jenis Erosi oleh Air

a.    Erosi percikan (splash erosion)
b.    Erosi lembar (sheet erosion)
c.    Erosi alur (rill erosion)
d.    Erosi gully (gully erosion)
e.    Erosi parit (channel erosion)
f.     Longsor
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erosi Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi air adalah :
a.    Curah hujan
b.    Sifat-sifat tanah
c.    Lereng
d.    Vegetasi (tumbuhan)
e.    Manusia

  1. Usaha untuk menanggulangi erosi tanah.
a.    Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain:
1).   Penghijauan
2).   Reboisasi
3).   Penanaman secara kontur (contour strip cropping)
4).   Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering)
5).   Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping)
6).  Pergiliran tanaman (crop rotation)

b.    Metode Mekanik/Teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik antara lain:
1). Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village),
2). Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran.
3). Pembuatan teras (terrassering
4). Pembuatan saluran air (drainase).


c.    Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaik struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah).




ATMOSFER
A.    Identifikasi Ciri-ciri Lapisan Atmosfer dan Pemanfaatannya
  1. Pengertian Atmosfer
Atmosfer adalah selubung udara yang tebal sekali menutupi seluruh permukaan bumi.
Kandungan/Unsur-unsur gas pada Atmosfer meliputi :
a.    gas Nitrogen 78 %
b.    oksigen 21 %
c.    karbondioksida 0,03 %
d.    argon 0,9 %
e.    metana, kalium dan lain-lain 0,07 %
Ilmu yang mempelajari atmosfer yaitu lapisan udara yang menyelubungi bumi disebut meteorologi. Hal yang dipelajari dalam meteorologi antara lain : awan, angin, guntur, gejala cahaya, endapan air di udara.
Bagian-bagian meteorologi sebagai berikut :
1)    Atmosfer bagian bawah diselidiki dengan alat-alat sinopsis secara langsung misalnya termometer, barometer, barograf dan lain-lain.
2)    Atmosfer bagian atas diselidiki dengan alat-alat :
a)    Balon yang dilengkapi dengan meteorograf (alat pencatat temperatur, tekanan, dan basah udara )
b)    Balon yang dilengkapi dengan radio sonde yang dapat memancarkan hasil penyelidikan mengenai temperatur, tekanan dan lengas udara ke permukaan bumi.
3)    Bagian atmosfer yang tidak dapat dicapai dengan balon diselidiki dengan satelit.
Manfaat penyelidikan atmosfer antara lain :
1)    untuk mengadakan ramalan cuaca, ini penting bagi penerbangan, pertanian, pelayaran dan peternakan
2)    untuk menyelidiki kemungkinan-kemungkinan mengadakan hujan buatan
3)    untuk mengetahui sebab-sebab gangguan radio, televisi, dan bagaimana caranya memperbaiki hubungan melalui udara
4)    untuk mengetahui syarat-syarat hidup di lapisan udara bagian atas.
Tempat untuk menyelidiki atmosfer disebut stasiun meteorologi atau observatorium meteorologi.
  1. Lapisan Atmosfer
Atmosfer terdiri dari lapisan-lapisan sebagai berikut :
1)    Troposfer 0 – 12 km
a)    Lapisan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi. Di dalam lapisan ini terjadi peristiwa-peristiwa cuaca, seperti angin, hujan, awan, halilintar dan lain-lain.
b)    Troposfer itu terdiri atas :
(1)  Lapisan Planetair : 0 – 1 km
(2)  Lapisan Konveksi : 1 – 8 km
(3)  Lapisan Tropopause : 8 – 12 km
c)    Temperatur troposfer relatif tidak konstan, semakin tinggi suhu semakin rendah.
d)    Ketinggian troposfer dikutub sekitar 8 km suhu 460C, didaerah sedang sekitar 11 km suhu 540C, dan di daerah equator ketebalan sekitar 16 km suhu 800C.
e)    Tropopause adalah lapisan pembatas antara lapisan troposfer dengan stratosfer. Temperaturnya relatif konstan.
f)     Kegiatan udara secara vertikal (konveksi) terhenti pada lapisan tropopause.
2)    Stratosfer : 12 – 80 km
a)                                    Stratosfer terdiri atas tiga lapisan :
(1)  Lapisan Isoterm : 12 -0 35 km
(2)  Lapisan panas : 35 – 50 km
(3)  Lapisan campuran : 50 – 80 km
b)    Pada stratosfer juga tempat terbentuknya O3 lapisan Ozon pada ketinggian 35 km. Pada stratosfer perbedaan ketinggian menyebabkan perbedaan temperatur
c)    Lapisan Ozon yaitu lapisan pelindung troposfer dan permukaan bumi dari pancaran sinar ultraviolet yang berlebihan sehingga tidak merusak kehidupan di bumi.
d)                                    Stratopause merupakan lapisan peralihan antara stratosfer dan mesosfer
e)                                    Pada ketinggian 50 km  suhu 50C disebut daerah stratopause
3)    Mesosfer
a)    Terletak diantara lapisan stratopause dan mesopause. Mesopause merupakan lapisan peralihan antara mesosfer dengan termosfer.
b)    Memiliki temperatur -500C sampai 700C.
c)    Merupakan lapisan pelindung bumi dari kejatuhan meteor
4)    Ionosfer (Termosfer)
a)    Didalam lapisan ini molekul dan atom-atom uadara sebagian atau seluruhnya mengalami ionisasi.
b)    Ionosfer ini juga terdiri atas tiga lapisan yaitu sebagai berikut :
(1)  Lapisan E atau Kennellly Heaviside : 80 – 200 km
(2)  Lapisan F atau lapisan Appleton : 200 – 400 km. Didalam kedua lapisan itu gelombang radio mengalami pemantulan, yaitu gelombang panjang dan pendek.
(3)  Lapisan Atom : 400 – 800 km.
c)    Suhu pada ionosfer dapat mencapai tinggi sekali sekitar 1.7000C
5)    Eksosfer (Dissipasifer) : 800 – 1.000 km
a)                                    Lapisan ini merupakan lapisan yang paling luar atmosfer bumi.
b)                                    Pengaruh gaya berat pada lapisan ini sangat kecil
c)                                    Karena renggangnya, benturan antara bagian-bagian udara jarang terjadi
d)                                    Pada lapisan eksosfer, meteor mulai berinteraksi dengan susunan gas atmosfer bumi.
e)                                    Diluar lapisan eksosfer mulai terdapat angkasa luar.

B.    Dinamika Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu tempat dan pada waktu yang singkat atau tertentu , sehingga cuaca selalu berubah-ubah dan daerahnya juga tidak begitu luas.
Iklim adalah rata-rata keadaan cuaca pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama, lama terjadinya perubahan iklim biasanya sekitar 30 tahunan.
Perbedaan pokok antara cuaca dari iklim adalah terletak pada daerah dan waktu
Unsur-unsur cuaca yang pokok meliputi suhu, tekanan udara, kelembaban udara
a.                            Suhu Udara
Bumi mendapatkan panas terutama diperoleh dari penyinaran matahari dengan jalan pemanasan udara. Penyinaran tersebut sebagian dipantulkan dan dibiaskan, sebagian lagi diteruskan oleh molekul-molekul udara langsung kearah bumi. Pemanasan permukaan bumi tersebut banyak sedikitnya sinar ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
1)    Sudut Datang Matahari
Makin tegak matahari berarti makin kecil sudut datang sinarnya maka makin banyak panas yang diterima oleh permukaan bumi.
2)    Lama Penyinaran Matahari
Makin lama siang hari, penyinaran akan lebih banyak. Didaerah tropika lama siang rata-rata 12 jam.
3)    Keadaan Awan
Makin banyak awan maka makin sedikit sinar yang sampai ke permukaan bumi.
4)    Keadaan Permukaan Bumi (Daratan atau Air)
Daratan lebih cepat menjadi panas daripada air tetapi juga lebih cepat mengeluarkan panas. Karena itu pada siang hari udara di daratan lebih panas daripada udara di atas laut. Sinar yang sampai di bumi 43 % diserap dan diubah menjadi panas. Suhu tertinggi pada jam satu atau dua siang dan terendah pada jam empat atau lima pagi.
5)    Keadaan topografi
Tinggi rendah suatu tempat, makin tinggi, makin kecil temperaturnya.
6)    Keadaan Tanah
Tanah putih memantulkan panas, tanah hitam menyerap panas.
            Udara bersifat diaterman, artinya dapat melewatkan panas metahari. Sifat diaterman terdapat pada udara murni. Setelah panas matahari sampai ke permukaan bumi, panas ini digunakan bumi untuk memanasi udara di sekitarnya. Udara dapat menjadi panas karena proses :
Ø  Konveksi, pemanasan secara vertikal
Ø  Adveksi, penyebaran panas secara horisontal
Ø  Turbulensi, penyebaran panas secara berputar-putar.
Ø  Konduksi, pemanasan secara kontak/bersinggungan.
Suhu udara diukur dengan menggunakan termometer, keadaan suhu sepanjang hari juga dapat diamati dengan termograf dan kertas yang berisikan catatan suhu disebut termogram.

b.                            Tekanan Udara
Udara mempunyai massa/berat .Besarnya tekanan diukur dengan barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk mengukur ketinggian pesawat terbang.
Tekanan udara pada suatau tempat berubah sepanjang hari. Hal ini tergambar pada barogarf. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara tinggi terjadi pada jam 10 pagi dan jam 10 malam serta tekanan rendah pada jam 4 pagi dan jam 4 sore.

c.                            Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Macam-macam kelembaban udara sebagai berikut :
3)    Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang terkandung di udara pada suhu yang sama. Misalnya pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1 m3 maksimal dapat memuat 25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka lembab udara pada waktu itu sama dengan
20    x  100 % = 80 %
25

4)    Kelembaban absolut / mutlak yaitu banyaknya uap air dalam gram pada 1 m3.

d.                            Angin
Angin adalah aliran udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi ke daerah yang bertekanan udara rendah. Besarnya kecepatan angin ditentukan dengan alat anemometer dan hasil catatannya disebut anemogram.
1.    Pola Pergerakan Udara
Udara akan panas karena konveksi, adveksi, turbulensi dan konduksi.
a)    Konveksi, adalah pemanasan secara vertikal
b)    Adveksi, adalah penyebaran panas secara horisontal
c)    Turbulensi, adalah penyebaran panas secara berputar-putar
d)    Konduksi, adalah pemanasan secara kontak/singgungan.
2.    Macam-macam Angin
Pada dasarnya angin di permukaan bumi dapat dibedakan menjai dua, yaitu angin tetap dan angin lokal.
a)    Angin tetap, adalah angin yang bergerak terus menerus sepanjang tahun dengan arah tetap. Contohnya, angin barat, angin timur dan angin pasat.
(1)  Angin barat
Angin barat terjadi dari zona tekanan maksimum subtropik utara bertiup ke arah utara. Karena pengaruh rotasi angin ini, kemudian membelok ke arah timur menjadi angin barat. Itulah sebabnya di zona antara 40o-60o LU dan di zona 40o-60o LS bertiup angin barat.
(2)  Angin timur
Di sekitar kutub utara dan selatan sampai sekitar lintang 60o LU dan 60o LS bertiup angin timur. Sebenarnya angin itu di belahan utara sebagai angin timur laut dan di belahan selatan sebagai angin tenggara. Tetapi, karena pembelokan akibat rotasi sangat kuat, angin timurlah yang jadi.
(3)  Angin pasat
Dari zona tekanan maksimum subtropik antara 30o-40o LU dan LS bertiup angin ke arah zona tekanan minimum ekuator, yaitu angin pasat timur laut di belahan utara dan angin pasat tenggara di belahan selatan. Karena suhu senantiasa lebih tinggi dari sekitarnya, di daerah khatulistiwa udara membumbung ke atas. Di lapisan atas terjadi aliran dari arah khatulistiwa ke arah zona tekanan maksimum subtropik sehingga di zona ini udara bergerak turun. Dari proses ini 2 buah lingkaran peredaran udara di daerah tropik.

b)                                                            Angin lokal, terjadi akibat perbedaaan tekanan udara di dua daerah yang berdekatan.
(1)  Angin gunung dan angin lembah
Pada siang hari pada bagian atas lereng gunung lebih dahulu  menerima panas dan tekanan udara dibagian itu lebih rendah daripada lembah sehingga bertiuplah angin lembah. Sedang pada malam hari akan terjadi angin gunung.
(2)  Angin turun yang kering / angin Fohn
Angin turun adalah angin yang bertiup dari puncak pegunungan menuju lembah. Angin seperti itu bersifat kering dan panas.
Udara yang naik mengalami penurunan suhu sebelum terjadi pengembunan. Setiap udara naik 100 meter pada umumnya suhu turun 10C.
Sebaliknya, jika udara itu turun 100 meter, suhu naik 10C. Kejadian itulah yang melahirkan angin turun yang kering.
Angin Fohn tersebut antara lain, yaitu :
Ø  Angin Kumbang di Cirebon Jawa Barat dan Tegal Jawa Tengah
Ø  Angin Bohorok di Sumatera Utara
Ø  Angin Gending di Probolinggo dan Pasuruan Jawa Timur
Ø  Angin Wambrauw di Biak Irian Jaya
Ø  Angin Brubu di Ujung Pandang
Ø  Angin Sirocco di Laut Tengah dan Italia Selatan
Ø  Angin Zonda di Argentina
Ø  Angin Chinook di Amerika Serikat bagian barat.
Ø  Angin Mistral di Lembah Rhone Hilir (Perancis)
Ø  Angin Bora di Pantai Adriatik (Yugoslavia)
Ø  Angin Khamsin di Mesir
(3)  Angin siklon dan Antisiklon
Angin siklon adalah udara yang bertekanan rendah dikelilingi udara yang bertekanan maksimum/memusat.
Angin anti siklon adalah udara bertekanan maksimum dikelilingi udara bertekanan minimum/menyebar.
Angin siklon belahan bumi utara bergerak berlawanan arah jarum jam, sedang angin siklon belahan bumi selatan bergerak searah jarum jam.
Angin anti siklon belahan bumi utara bergerak menyebar searah jarum jam, sedang angin anti siklon belahan bumi selatan bergerak menyebar berlawanan arah jarum jam.
(4)  Angin darat dan angin laut
Bagian daratan permukaan bumi lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada permukaan laut. Akibatnya, tekanan udara di atas daratan lebih rendah daripada diatas permukaan lautan sehingga bertiuplah angin dari laut ke darat, yang disebut dengan angin laut. Keadaan sebaliknya terjadi pada malam hari, lautan melepaskan panas sehingga tekanan udara diatas permukaan laut rendah, maka mengalirlah udara dari daratan ke laut, bertiuplah angin darat yang terjadi pada malam hari.
(5)  Angin musom
Indonesia terletak diantara 60 LU-110LS dan diantara Benua Asia dan Benua Australia dengan arah utara selatan. Kedua hal ini menyebabkan tekanan udara antara Asia dan Australia selalu berubah dan menimbulkan angin muson.
Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun berubah arah yang berlawanan. Angin muson ini melalui Indonesia. Angin muson yang berasal dari Asia merupakan angin muson barat dan angin muson yang berasal dari Australia merupakan angin muson timur.

e.                            Awan
1.    Bentuk awan
a)    Awan Cirrus atau awan bulu adalah awan yang tipis seperti serat atau seperti bulu, sangat tinggi dan biasanya terdiri atas atas kristal-kristal es.
b)    Awan Stratus atau awan berlapis adalah awan yang rata, hampir tidak mempunyai bentuk tertentu, biasanya berwwarna kelabu dan menutup langit pada daerah yan luas.
c)    Awan Cumulus atau awan bergumpal adalah awan tebal dengan gerakan vertikal dibagian atas dan berbentuk setengah bulatan (dome).
2.    Menurut ketinggiannya
a)                                                            Awan Tinggi : 6.000 – 12.000 m
Ø  Cirrus (Ci)
Ø  Cirro cumulus (Ce)
Ø  Cirro stratus (Cs)
b)                                                            Awan Sedang : 2.000 – 6.000 m
Ø  Alto cumulus (Ac)
Ø  Alto stratus (As)
c)                                                            Awan Rendah : ketinggiannya kurang dari 2.000 m
Ø  Strato cumulus (Sc)
Ø  Stratus (St)
Ø  Nimbo stratus (Ns)
d)                                                            Golongan Awan dengan gerakan vertikal ( 500 – 15.000 m)
Ø  Cumulus : bergumpal-gumpal dan cembung keatas dengan dasar horisontal
Ø  Cumulonimbus : kelompok awan bergumpal-gumpal luas menjulang keatas sampai diatas batas cirrus, disertai hujan lebat, dan kadang-kadang disertai petir.
3.    Kabut / Fog
Kabut merupakan titik-titik air yang sangat kecil, yang terjadi dari uap air yang mengalami kondensasi dan melayang –layang rendah di atas permukaan tanah.
Jika kabut ini bercampur dengan asap atau gas sisa pembakaran pada daerah industri maka menjadi smog.
Kabut dapat dibedakan atas :
Ø  Fog, jika jarak pemandangan < 1 km
Ø  Mist, jika jarak pemandangan 1 – 2 km
a)    Kabut Adveksi, kabut yang terjadi karena pengaruh udara panas, mengandung uap air, mengalir menjumpai daerah dingin sehingga terjadi kondensasi dan membentuk kabut.
b)    Kabut Pendinginan, kabut yang terjadi pada malam hari dan udara terang, karena pendinginan lapisan yang terjadi mencapai lembab relatif 100 %
c)    Kabut Industri, kabut berwarna kehitaman yang terjadi di kota-kota industri, akibat adanya asap dari pabrik-pabrik.
d)    Kabut Sawah, kabut yang terjadi malam atau pagi pada cuaca terang dan udara dingin melalui sungai, selokan dan sawah.
e)    Kabut radiasi, kabut yang terjadi akibat radiasi bumi yang hebat pada malam hari.

f.                             Curah Hujan
Macam-macam jenis hujan sebagai berikut :
1.    Hujan Zenithal/hujan tropis, terjadi di daerah tropis yang biasa disebut hujan naik equator.
2.    Hujan Musim, terjadi di daerah musim yang dipengaruhi oleh angin musim.
3.    Hujan Siklon, terjadi di daerah sedang yang selalu disertai hujan.
4.    Hujan Musim Dingin, terjadi di daerah subtropis di pesisir timur kontinen.
5.    Hujan Musim Panas, terjadi di daerah subtropis di pesisir timur kontinen.
6.    Hujan Pegunungan (hujan Orografis), terjadi di daerah pegunungan, udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan.
7.    Hujan Frontal, terjadi adanya pertemuan massa udara panas bersinggungan dengan massa udara dingin, bisa terjadi di daerah lintang 600.

C.   Klasifikasi  Berbagai Tipe Iklim

a.                                                                                                                            Pembagian Iklim Matahari
Klasifikasi berdasarkan letak lintang
a)    Zona antara 23,50 LU – 23,50 LS adalah zona iklim tropik
b)    Zona antara 23,50 LU- 66,50 LU dan antara 23,50 LS – 66,50 LS adalah zona iklim sedang
c)    Zona antara 66,50 LU – 900 LU dan antara 66,50 LS – 900 LS adalah zona iklim kutub
               
b.                                                                                                                            Pembagian Iklim menurut Wladimir Koppen
Klasifikasi iklim menurut Koppen didasarkan pada suhu/temperatur dan rata-rata curah hujan bulanan dan tahunan, yang dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1)    Iklim A       : iklim hujan tropik
Ikim Af      : iklim hutan hujan tropis
Iklim Am    : iklim hujan tropik dengan musim kering yang pendek.
Iklim Aw    : ikllim sabana tropik dengan musim kemarau sangat kering
2)    Iklim B       : iklim kering
Iklim Bs     : iklim stepa (padan rumput)
Iklim Bw    : iklim padang pasir
3)    Iklim C       : iklim hujan sedang
Iklim Cf     : iklim hujan sedang yang tidak pernah kering
Iklim Cs     : Iklim hujan sedang yang kering pada musim panas
Iklim Cw    : iklim hujan sedang yang kering pada musim dingin
4)    Iklim D       : iklim hutan salju
Iklim Df     : iklim hutan salju yang basah pada musim dingin
Iklim Dw    : iklim hutan salju yang kering pada musim dingin
5)    Iklim E       : iklim kutub
Iklim Et      : iklim tundra
Iklim Ef      : iklim kutub yang selalu tertutup salju abadi
            Dari pembagian tersebut, maka di Indonesia dijumpai tipe-tipe iklim sebagai berikut :

Type Iklim
Terdapat di Daerah
Af
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya
Am
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Tenggara,        Kepulauan Kei, Kepulauan Aru dan Irian Jaya bagian Selatan
Aw
Jawa Tengah bagian timur, Jawa Timur dan Nusa Tenggara
Cf
gunung-gunung yang tinggi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya
Cw
pegunungan –pegunungan Jawa timur dan Nusa Tenggara
Ef
di puncak-puncak pegunungan yang tinggi di Irian Jaya

c.                                                                                                                            Pembagian Iklim menurut Schmidt Ferguson
Pembagian iklim berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering  dan jumlah bulan basah kali 100 %.
Kriteria menurut Mohr :
Ø  Bulan kering adalah bulan yang yan curah hujannya kurang  dari 60 mm
Ø  Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm
Ø  Bulan sedang adalah bulan yang curah hujannya 60 mm – 100 mm (tidak dihitung)
Berdasarkan besarnya rasio Q, penggolongan tipe curah hujan, sebagai berikut :
Type Iklim
Besarnya Q
Ciri-ciri
A
0 %      -  14,3 %
Sangat basah
B
14,3 % -  33,3 %
Basah
C
              33,3 % -  60 %
Agak basah
D
60 %    -  100 %
Sedang
E
100 %  -  167 %
Agak kering
F
167 %  -  300 %
Kering
G
300 %  -  700 %
Sangat kering
H
lebih dari 700 %
Luar biasa keringnya

d.                                                                                                                            Pembagian Iklim menurut Junghun
Seorang ahli tumbuh-tumbuhan bangsa Jerman, J.W. Junghun menyelidiki tumbuh-tumbuhan di Indonesia, ia membagi kelompok tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat, yaitu :
Ketinggian
Ciri daerah
Tanaman yang cocok
Tumbuhan alami yang cocok
      0   -    700 m
panas
tebu, kelapa, coklat, karet dan tembakau
bambu
   700  -  1.500 m
sedang
pinang, kopi, teh dan kina
Enau
1.500  -  2.500 m
dingin
-
cemara
2.500  – 3.500 m
sangat dingin
-
Alpin dan rumput-rumput kecil
3.500 m lebih
salju
hampir tidak terdapat tumbuh-tumbuhan


e.                                                                                                                            Pembagian Iklim menurut Oldeman
Dalam pembagian iklim, Oldeman lebih menitik beratkan pada banyaknya bulan basah-bulan kering secara berturut-turut yang dikaitkan dalam sistem pertanian untuk daerah-daerah tertentu. Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut:
a)    Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm.
b)    Bulan lembap apabila curah hujannya 100 mm – 200 mm.
c)    Bulan kering apabila curah hujan kurang dari 100 mm.
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe, yaitu iklim A, B, C, D, dan E.
a)    Iklim A adalah iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut.
b)    Iklim B adalah iklim yang memiliki bulan basah 7 – 9 kali berturut-turut.
c)    Iklim C adalah iklim yang memiliki bulan basah 5 – 6 kali berturut-turut.
d)    Iklim D adalah iklim yang memiliki bulan basah 3 – 4 kali berturut-turut.
e)    Iklim E adalah iklim yang memiliki bulan basah kurang dari 3 kali berturut-turut.
D.   Persebaran Curah Hujan di Indonesia
Daera Konvergensi Antar Tropik (DKAT) adalah suatu daerah atau zona yang memiliki suhu tertinggi dibandingkan dengan daerah sekelilingnya, sehingga disebut Equator thermal.
Letak DKAT mengalami pergeseran dari utara ke selatan, yaitu 23,50 LU sampai 23,50 LS setiap 14 hari. Secara Astronomis, negara Indonesia terletak di daerah tenang ekuatorial (daerah doldrum) dan secara georafis memngkinkan adanya penguapan yang besar.
Banyaknya curah hujan di tiap daerah dipengaruhi oleh :
Ø                    Letak daerah konvergensi antar tropik.
Ø                    Bentuk medan dan arah lereng medan.
Ø                    Arah angin yang sejajar dengan pantai.
Ø                    Jarak perjalanan angin diatas medan datar.
Ø                    Posisi geografis daerahnya.
Rata-rata curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu 2.000 mm/tahun dengan daerah paling tinggi curah hujannya adalah Batu Raden, di lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah dengan curah hujan rata-rata 589 mm/bulan. Daerah yang paling kering adalah Palu, Sulawesi Tengah dengan curah hujan rata-rata 45,6 mm/bulan.

E.    Jenis-jenis Vegetasi Alam Menurut Iklim dan Bentang Alam serta Persebarannya
1.                                                                                                    Hubungan Tipe Iklim dan Bentang Alam
Bentang alam adalah bagian yang tampak di alam seperti permukaan tanah, vegetasi dan daerah perairan. Perubahan bentang alam relatif konstan (tetap) bila dibandingkan dengan bentang budaya.
a.    Kaitannya dengan permukaan tanah, iklim panas dengan temperatur dan cerah hujan yang tinggi akan mempercepat proses pelapukan dan erosi.
b.    Kaitannya dengan vegetasi, banyak jenis vegetasi di daerah tundra, hutan basah, padang rumput, hutan gugur dan lain-lain tumbuh di daerah dengan iklim yang berbeda-beda.
Hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan alam dapat mencerminkan tingkat penyesuaian dan penguasaan manusia terhadap lingkungan alam.
2.                                                                                                    Jenis-jenis Vegetasi Alam menurut Iklim
Menurut penyelidikan, terdapat lebih kurang 4.000 jenis pohon-pohonan, 1.500 paku-pakuan dan 5.000 jenis anggrek di Indonesia.
Berdasarkan banyak sedikitnya curah hujan di tiap daerah, flora di Indonesia dibagi menjadi :
a.    Hutan Hujan Tropis, terdiri dari tumbuhan raksasa berdaun hijau, rindang dan sangat lebat hingga sinar matahari tidak dapat menembus ke bawah.
b.    Hutan Musim, disebut juga hutan meranggas, dimana daunnya meranggas di musim kemarau dan tumbuh lagi di musim penghujan.
c.    Sabana, terdapat di daerah bersuhu udara tinggi dengan curah hujan sedikit dan terdapat padang rumput diselingi semak belukar.
d.    Stepa, terdapat di daerah bersuhu udara tinggi dengan curah hujan sedikit sekali.
3.                                                                                                    Pengaruh Ketinggian Daerah
Makin tinggi suatu daerah dari permukaan laut, maka suhu akan semakin dingin. Meskipun Indonesia beriklim tropis, ternyata tidak  hanya flora daerah tropis saja yang dapat tumbuh, lain dengan negara beriklim subtropis seperti Eropa barat, disana hanya terdapat tumbuh-tumbuhan daerah subtropis, dingin dan sangat dingin. Sedangkan tumbuh-tumbuhan tropis tidak dimiliki oleh negara-negara beriklim subtropik.
4.                                                                                                    Pengaruh Bentang Lahan dan Keadaan Tanah
Pengaruh bentang lahan dan keadaan tanah terhadap jenis vegetasi antara lain :
a.    pada tanah vulkanis yang subur terdapat hutan heterogen
b.    daerah tandus, tumbuh hutan rumput dan alang-alang.
c.    Di pantai berawa, tumbuh hutan mangrove atau bakau.
5.                                                                                                    Persebaran Jenis-jenis Vegetasi Alam
Temperatur berubah sesuai dengan ketinggian dan garis lintang (latitude) selatan dan utara, maka C. Hart Meeriem menyimpulkan bahwa tipe tumbuhan pada suatu daerah dipengaruhi oleh temperatur. Komunitas organisme tumbuhan di dunia dapat dibagi menjadi enam macam, yaitu :
a.    Padang rumput
Hujan yang tidak teratur dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relatif basah seperti di Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai tiga meter seperti rumput bluestern dan indian grasses, sedangkan padang rumput yang kering, rumputnya lebih pendek seperti buffalo grasses dan grama.
b.    Gurun
Tumbuhan yang hidup menahun di gurun adalah tumbuhan yang dapat adaptasi terhadap kekurangan air dan penguapan yang cepat. Contohnya, kaktus/joshua.
c.    Tundra
Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan terletak di lingkungan kutub utara, di daerah ini banyak terdapat lumut terutama sphagnum dan lichenes (lumut kerak).
d.    Hutan basah
Sepanjang tahun, hutan basah cukup mendapat air dan keadaan alamnya memungkinkan terjadinya pertumbuhan yang lama, sehingga komunitas hutan akan kompleks. Pohonnya memiliki ketinggian 20 – 40 meter dengan cabang berdaun lebat dan membentuk suatu tudung (canopy) yang mengakibatkan hutan menjadi gelap.
e.    Hutan gugur
Perbedaan antara hutan gugur dengan hutan basah adalah dalam hal kepadatan pohonnya. Hutan gugur pohonnya tidak terlalu rapat dan jumlah spesiesnya sedikit antara 10 – 20 species.
f.     Taiga
Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya menyerupai jarum seperti konifer, pohon spruce (picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus), serta hanya terdiri satu species pohon.

F.    Faktor-faktor Penyebab Perubahan Iklim Global dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Keadaan yang menyebabkan kekeringan pada rentang waktu lama disebut El Nino, sedangkan keadaan yang menyebabkan hujan lebat pada rentang waktu lama disebut La Nina.
1.                                                                                                    Keadaan Normal
Dalam keadaan normal angin pasat berhembus dari timur melintasi Samudra Pasifik yang menyebabkan air hangat dari Pasifik Tengah terdorong ke arah barat. Air hangat terkumpul di sepanjang garis pantai Australia sebelah utara dan mengalir ke perairan Indonesia serta terbentuk awan yang membawa hujan bila bergerak di atas Australia dan Indonesia.
2.                                                                                                    Peristiwa El Nino
El Nino mengganggu setiap dua tahun sampai tujuh tahun sekali. Samudera Pacifik mulai Pasifik tengah sampai pantai Peru menjadi hangat, tidak demikian dengan Indonesia. Terjadinya udara lembab yang berpusat di Samudera Pasifik tengah meluas ke timur Amerika Selatan  dan menyebabkan turunnya hujan di Samudera Pacifik, Australia dan Indonesia berkurang dari biasanya, akibatnya timbul kekeringan di Australia dan Indonesia yang sering disertai kebakaran rumput dan hutan.
3.                                                                                                    Peristiwa La Nina
La Nina terjadi ketika angin pasat berhembus dengan keras dan terus menerus melintasi Samudera Pasifik ke arah Australia mendorong lebih banyak air hangat ke Australia sebelah utara dari biasanya yang mengakibatkan banyak awan yang terkonsentrasi dalam keadaan seperti itu dan menyebabkan turunnya hujan lebih banyak di Australia, Pasifik sebelah barat dan Indonesia. Di daerah tersebut terjadi hujan deras yang mengakibatkan banjir dan air pasang.
Pada saat ini banyak diberitakan tentang musim panas yang berkepanjangan, sehingga mengakibatkan banyak kecurigaan bagi manusia. Pada bulan-bulan yang seharusnya masuk musim penghujan, masih belum hujan juga. Gejala ini merupakan salah satu indikasi adanya perubahan iklim global disebabkan oleh timbunan gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida, Methana, Nitrat oksida, dan CFC (Chloro Fluoro Carbon) di atmosfer. Timbunan ini menyebabkan panas dari matahari terperangkap sehingga mengakibatkan suhu di permukaan bumi menjadi meningkat. Peningkatan suhu di permukaan bumi ini disebut dengan pemanasan global (global warning)

HIDROSFER
A.   Perairan Darat
1.    Proses Siklus Air
Siklus air disebut juga siklus hidrologi/sirkulasi air yaitu peredaran air dari laut, udara dan setelah jatuh di darat kembali lagi ke laut lagi.
Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, sebagai berikut :
1)    Siklus kecil, yaitu air laut menguap menjadi gas, mengkondensasi menjadi awan dan hujan lalu jatuh ke laut.
2)    Siklus sedang, yaitu air laut menguap, menjadi gas, mengkondensasi dan dibawa angin, membentuk awan di atas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan sungai dan laut lagi.
3)    Siklus besar, yaitu air laut menguap menjadi gas (sublimasi), menjadi kristal-kristal es diatas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan ses yang mencair), masuk ke sungai lalu kembali ke laut.


Terjadinya siklus air tersebut, meliputi proses-proses sebagai berikut :
1)    Evaporasi, yaitu penguapan dari benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80 % berasal dari penguapan air laut. Penguapan di daratan  hanya 20 %, penyebab kecilnya penguapan di daratn karena :
ü       Banyak tanah yang kering
ü       Pengaruh musim
ü       Banyak permukaan bui yang tumbuh-tumbuhannya sedikit.
2)    Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui mulut daun (stomata).
3)    Evapotranspirasi, yaitu gabungan dari evaporasi dan transpirasi.
4)    Condensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air sebagai hasil pendinginan, menjadi titik-titik air.
5)    Adveksi, yaitu transportasi uap air pada pergerakan horisontal seperti dalam transportasi panas dan uap air dari satu lokasi yang lain oleh gerakan mendatar.
6)    Presipitasi (hujan), yaitu segala bentuk curahan dari atmosfer kebumi yang meliputi hujan air , hujan es, hujan batu dan hujan salju. Presipitasi yang jatuh ke tanah sebagian dialirkan lewat sungai dan diserap tanah di bumi yang banyak mengalami presipitasi yaitu sepanjang elevator yang mengalami daerah konvergensi antar tropik.
7)    Run off (aliran permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permmukaan tanah melalui sungai dan nak sungai.
8)    Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui tanah.
2.    Sungai
Jenis sungai menurut sumber airnya ada tiga macam yaitu sungai hujan, sungai campuran dan sungai gletser.
1)    sungai hujan
Sungai hujan adalah sungai yang mendapatkan air dari hujan. Di Indonesia sebagian besar sungai-sungainya adalah sungai hujan karena Indonesia negara tropis yang banyak turun hujan.
2)    sungai gletser
Sungai gletser yaitu aliran sungai es di daerah kutub dan di daerah gunung yan bersalju, tingginyakurang lebih 5.000 m.
3)    sungai campuran
Salju di pegununan yang tinggi mencair dan mengalir menjadi satu aliran dengan mata air hujanyan merupakan satu aliran sungai disebut sungai campuran. Misalnya sungai Mamberamo dan sungai Digul.

            Jenis sungai menurut alirannya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1)    Aliran Permanen
Aliran permanen yaitu aliran sungai yang tetap sepanjang tahun. Hal ini disebabkan sebagai berikut :
(1)                                                                              hujan yang turun sepanjang tahun di daerah hulu
(2)                                                                              hutan yang masih lebat di daerah hulu
(3)                                                                              mata airnya berasal dari salju abadi.
Contoh : sungai-sungai di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya
2)    Aliran Periodik
Aliran periodik yaitu aliran sungai yan tidak tetap sepanjang tahun. Aliran periodik ini pada musimkemarau kering dan pada musim penghujan kadang-kadang banjir.
Contoh sungai-sungai di Jawa dan Nusa Tenggara.
Adanya banjir tersebut dipengaruhi juga oleh hal-hal sebagai berikut :
(1)                                          lebat dan lamanya turun hujan di daerah aliran sungai
(2)                                          morfologi daerah/bentuk permukaan tanah
(3)                                          lebat dan tidaknya tumbuh-tubuhan di daerah tersebut
(4)                                          ada atau tidaknya daun-daun sebagai akumulasi air.

Tipe-tipe Sungai
1)                                            Sungai konsekuen longitudinal, ialah sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal.
2)    Sungai konsekuen lateral, ialah sungai yang alirannya menuruni lereng-lereng asli dari permukaan tanah seperti dome block mountain atau dataran yang baru terangkat.
3)    Sungai subsekuen (strike river), ialah sungai yang tegak lrus dengan sungai konsekuen.
4)    Sungai insekuen, ialah sungai yan gterjadinya tidak ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata. Sungai ini mengalirnya tidak mengikuti batuan atau lereng, tetapi mengalir dengan arah yan tidak tentu, sehingga terjadi pola aliran yang dendritik (menyebar).
5)    Sungai resekuen, ialah sungai yang mengalir mengikuti batuan, tetapi arahnya sesuai dengan sungai konsekuen yang asli.
6)    Sungai obsekuen, ialah sungai yang mempunyai arah aliran berlawanan dengan sungai konsekuen.
7)    Sungai gabungan (compound river), ialah sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan geomorfologinya.
8)    Sungai komposit, ialah sungai yang mengangkut air dari daerah yang berlainan struktur geologinya.
9)    Sungai anteseden, ialah sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya dapat mengimbangi pengangkatan daerah.
10) Sungai reserved, ialah sungai yang kekuatan erosi ke dalamya tidak mampu mengimbangi pengangkatan daerah, sehingga arah alran sungai ini berbelok menuju ke tempat  lain yang lebih rendah.
11) Sungai anaklinal, ialah sungai yang mengalir pada permukaa yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan itu berlawanan dengan arah arus sungai.
12) Sungai superimposed, ialah sungai yang mengalir pada lapisan sedimen yang datar yang menutupi lapisan batuan bawahnya.

Pola aliran sungai
1)    Pola dendritik, pola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur. Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan induk ada yang berbentuk sudut lancip dan tumpul. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya homogen dan lerengnya tidak begitu terjal.
2)    Pola trelis, pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak sungainya juga hampir sejajar. Anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 900 dengan sungai induknya.
3)    Pola rectanguler, pola aliran sungai yang terdapat di daerah yang terstruktur patahan. Aliran air pada pola ini membentuk sudut siku-siku.
4)    Pola radial sentrifugal, suatu pola aliran sungai yang arahnya menyebar. Pola aliran ini terdapat di kerucut gunung berapi atau dome yang berstadium muda. Pola aliran ini umumnya menuruni lereng-lereng pegununungan.
5)    Pola radial sentripetal, pola aliran sungai yang arah alirannya menuju pusat. Pola aliran ini terdapat di daerah cekungan.
6)    Pola paralel, pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar antara sungai yang satu dengan yang lain. Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan sungai induknya berbentuk sudut lancip. Pola aliran ini terdapat di daerah perbukitan dengan lereng yang terjal.

Arti pentingnya sungai bagi kehidupan
1)    Irigasi/pengairan sawah
2)    Penangkapan ikan air tawar
3)    Pembangkit tenaga listrik
4)    Hubungan lalu lintas
5)    Olah raga

3.    Danau
Danau adalah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu yang biasanya berbentuk mangkok.
Danau mendapatkan air dari curah hujan, sungai-sungai yang bermuara disitu, mata air maupun air tanah.
Terjadinya danau, sebagai berikut :
1)    Gerakan tenaga tektonik
Danau yang terjadi karena adanya tenaga tektonik yang menyebabkan terjadinya bentuk permukaan bumi rebih rendah daripada daerah sekitarnya,air yang masuk ke tempat itu tergenang maka terjadilah danau.
Contohnya : danau laut tawar, danau Maninjau, danau Singkarak, danau Tempe, danau Towuti, danau Poso dan danau Tondano.
2)    Danau Vulkanik
Danau yang terbentuk dari lubang kepundan yang terisi air.
Contoh : danau Grati, Telaga Menjer, danau Kalimutu, danau Segara Anakan, danau Batur, danau Kawah Ijen, danau kawah Kelud, danau Sarangan, danau Kerinci, danau Tangkuban Prahu, danau Rinjani.
3)    Danau Tektovulkanik
Danau yang terjadi setelah kawah gunung menjadi danau, gunung api aktif kembali dan aktifitasnya bersamaan dengan peristiwa tektonik.
Contoh : danau Toba.
4)    Danau Tapal kuda
Danau yang terjadi karena meander yang terputus.
5)    Danau Gletser
Terbentuknya danau karena adanya erosi gletser.
Contoh : danau Michigan dan danau Superior.
6)    Danau Doline/Karst
Danau yang terjadi di daerah karst. Danau doline ini terjadi karena adanya lapisan geluh lempung (lapisan yang tidak tembus air) yang menutup dasar dan pipa karst sehingga air hujan yang jatuh ke tempat itu tidak dapat meresap, setelah terisi oleh air hujan akan menjadi danau.
Contoh : danau doline di Pegunungan Sewu, Yogyakarta.
7)    Danau Bendungan/Waduk
Danau yang dibuat oleh manusia.
Manfaat waduk adalah sebagai berikut :
a)                                                                                                                                pencegahan banjir di musim hujan
b)                                                                                                                                pencegahan kekeringan di musim kemarau
c)                                                                                                                                usaha pengairan
d)                                                                                                                                usaha pembangkit tenaga listrik
e)                                                                                                                                usaha perikanan darat
f)                                                                                                                                 sarana olah raga air
g)                                                                                                                                tempat rekreasi

Rusaknya suatu danau disebabkan oleh berbagai faktor :
a)    adanya gerakan tektonik (pengangkatan) dari dasar danau atau akibat tektonik, yang dapat merubah arah aliran sungai yang masuk ke danau.
b)    Rusaknya tanggul dan pintu air pada danau buatan yang menyebabkan waduk menjadi jebol.
c)    Terisi endapan-endapan hasil erosi sungai yang mengalir ke danau, sehingga danau cepat menjadi dangkal.
d)    Terjadinya penguapan yang yang lebih sbesar daripada jumlah air yang mengalir ke dalam danau, sehingga airnya menjadi kering.

Manfaat danau dalam kehidupan :
a)    Danau yang luas dapat mempengaruhi iklim setempat, karena dapat mengurangi temperatur musim panas dan musim dingin.
b)    Pada daearah-daerah tertentu danau merupakan pusat-pusat kehidupan dan kehidupan manusia. Misalnya dengan mendirikan perkampungan, tanah pertanian, ataupun perindustrian di sekitar danau.
c)    Danau berguna sebagai tempat-tempat rekreasi, kolam renang, perikanan dan pelayaran.
d)    Danau berguna bagi kepentingan transportasi, untuk pengadaan air, untuk sarana perkembangan dibidang pertanian dan perikanan.

Upaya pelestarian danau :
a)    kelestarian hutan dan penghijauan daerah disekitar sungai yang menuju ke suatu danau.
b)    Pencegahan masuknya polutan, misalnya polutan yang berasal dari pabrik ke aliran  sungai yang menuju danau sehingga tidak terjadi pencemaran danau.
c)    Pembinaan masyarakat yang menangkap ikan di danau agar tidak menggunakan bahan peledak dan racun.
d)    Pembinaan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai yang menuju ke danau agar tidak membuang sampah ke sungai.
e)    Pembinaan masyarakat di sekitar danau agar menjaga kelestarian lingkungan hidup.

4.    Rawa
Rawa adalah tanah basah yang sering digenangi air karena kekurangan drainase atau letaknya rendah. Ciri khas sebuah rawa adalah tidak adanya pohon-pohon dan semak-semak, tetapi ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang batangnya lunak atau rumput-rumputan. Pada lapisan gambut rawa tebal terkadang tumbuh tanaman seperti pohon gelam dan rumput rawa. Warna air rawa merah dan tidak bisa digunakan untuk minum maupun mengairi tanaman. Di Indonesia rawa terdapat di daerah muara aliran sungai Mahakam(Kalimantan), sungai Mamberamo(Papua), sungai Komering dan sungai Musi(Sumatra).

Rawa terjadi karena :
§ Mengikuti perluasan daratan akibat sedimentasi akuatis
§ Erosi laut atau abrasi
§ Perkembangan pembentukan delta
§ Kenaikan air laut pada zaman es

Macam-macam rawa :
§ Rawa tergenang yaitu rawa yang airnya selalu tergenang dan dasar rawa merupakan lapisan gambut yang tebal.
§ Rawa pasang surut yaitu rawa yang airnya dipengaruhi oleh pasang siurut air laut.

Manfaat rawa :
§ Untuk pembiakan udang
§ Untuk perikanan darat maupun laut
§ Untuk persawahan pasang surut
§ Pertumbuhan hutan bakau di daerah rawa, baik sekali sebagai bahan kayu bakar.
§ Rawa pantai dengan nipah dan rumbia yang tumbuh didalamnya digunakan sebagai penghasil bahan atap
§ Daerah rata dapat dijadikan tempat pemukiman dengan rumah-rumah bertiang tinggi dan perahu sebagai alat angkutannya

5.    Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di lapisan kulit bumi dalam jumlah besar atau kecil yang terletak pada lapisan yang berpori atau pada lubang gua, khususnya di daerah topografi karst(kapur).
Berdasarkan kedalamannya :
§ Air tanah Freatik, yaitu air tanah di permukaan. Misalnya air tanah di sumur yan berada di atas lapisan tidak tembus air (impermeable)
§ Air tanah dalam, air tanah yang letaknya jauh di dalam tanah. Misalnya air yang dikeluarkan melalui sumur artesis atau sumur pompa.

Lapisan Kedap dan Lapisan Tak Kedap
Air yang meresap ke dalam tanah , besar kecilnya tergantung pada jenis lapisan tanahnya.
Berdasarkan hal tersebut terdapat dua jenis lapisan tanah yang utama, yaitu :
a)    Lapisan Kedap atau tak tembus air (impermeable)
Pada lapisan kedap, kadar porinya kecil sehingga daya serapnya juga kecil. Contoh lapisan kedap ialah geluh, napal dan lempung.
Daerah yang lapisan tanahnya kedap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
(1)                                          permukaan tanahnya mudah terkikis
(2)                                          daerahnya mudah dilanda banjir
(3)                                          kandungan air tanahnya kecil
(4)                                          jaringan-jaringan sungai di daerah itu banyak
b)    Lapisan Tak Kedap atau Tembus air (permeable)
Pada lapisan tak kedap, kadar pori air cukup besar, sehingga daya serap untuk melakukan air cukup besar. AIr hujan yang jatuh di daerah ini akan terus meresap ke bawah sampai berhenti di suatu tempat setelah tertahan oleh lapisan yang kedap. Contoh lapisan yang kedap air yaitu pasir, padas, kerikil dan kapur.
Asal Air Tanah
Ada dua macam air tanah, sebagai berikut :
a)    Air tanah yan berasal dari atmosfer/curahan, disebut meteoric water.
b)    Air tanah yang berasal dari dalam bumi
(1)          Connate water (air tanah subur) yaitu air tanah yan tersimpan dalam batuan sedimen
(2)  Juvenil water yaitu air tanah yang naik dari magma bila gasnya dibebaskan melalui mata air panas.

Kenampakan akibat air tanah
(1)  Mata air yaitu air yang keluar dari tanah
(2)  Geyser yaitu semburan dari dalam tanah yang menyemprot ke atas  tanah. Geyser dapat terjadi jika di dekat tanah terdapqat gas.
(3)  Air Artesis/artosis yaitu cekungan dan lapisan batu-batuan yang dapat menahan air dibawah tanah seingga dapat berkumpul sebagai cadangan air. Jika tempat letaknya lebih rendah dari cekungan air mempunyai lubang (retakan) maka air dapat keluar dari sumur yang disebut sumur artesis.

Ciri-ciri air artesis sebagai berikut :
(a)  bagian atas dan bagian bawah lapisan yang mengandung air dibatasi oleh lapisan yang kedap.
(b)  Letak lapisan yang mengandung air berada pada daerah sinklinal dari suatu formasi daerah lipatan
(c)  Air artesis dapat memancar jika tekanan pada sinklinal cukup kuat, sebaliknya akan mengalir naik jika tekanan pada sinklinal tidak cukup kuat.
Manfaat air tanah dalam kehidupan :
(a)  makin banyak air tanah debet air dalam tanah akan bertambah
(b)  air tanah mempengaruhi kontinuitas debet air sungai
(c)  air tanah mempengaruhi sumber air pada sentral PLTA
(d)  air tanah sebagai persediaan air minum penduduk dan irigasi
(e)  air tanah berpengaruh terhadap kelangsungan tumbuh-tumbuhan , hewan dan manusia
(f)   air tanah dapat menimbulkan kenampakan lain seperti air tanah geyser, air artesis dan travertin

6.    DAS (Daerah Aliran Sungai)
Daerah aliran sungai adalah wilayah tampungan air yang masuk ke dalam wilayah air sungai. Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi diantara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS adalah :
1)    iklim dan jenis batuan yang dilalui DAS
2)    banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Cepat atau lambatnya air hujan terkumpul di alur sanggat tergantung pada bentuk lereng DAS.
3)    Daerah aliran sungai sekarang banyak dipengaruhi oleh budi daya manusia bahkan dapat diperluas menjadi aliran primer, sekunder dan tertier dan lain-lain.

Dalam hubungannya dengan DAS, aliran sungai dapat dibedakan menjadi tiga macam aliran :
1)    Aliran hulu dengan tanda-tanda sebagai berikut :
a)    derajat terjun (verhang) besar, verhang adalah antara jarak tegak (terjun) dan jarak mendatar di dua tempat pada sungai.
b)    Terdapat kegiatan erosi kebelakang(erosi tegak)
c)    Lembahnya berbentuk V, bahkan kadang-kadang terjadi canyon (lembah yang dalam dan curam)
d)    Banyak tedapat jeram, riam dan pusaran-pusaran
e)    Dapat mengangkut semua hasil rombakan akibat erosi
f)     Proses pembentukan lembah muda terus berjalan
2)    Aliran tengah dengan tanda-tanda sebagai berikut :
a)    verhang semakin kecil
b)    terdapat kegiatan erosi sisi/samping
c)    lembahnya berbentuk U, sehingga menjadi lebar
d)    terdapat keseimbangan antara penorehan dan pengendapan
e)    bahan-bahan rombakan yang besar diendapkan , yan kecil masih tetap terangkut
f)     terdapat kegiatan proses pembentukan meander
3)    Aliran hilir dengan tanda-tanda sebagai berikut :
a)    verhang kecil
b)    tidak ada kegiatan erosi
c)    pengendapan bahan-bahan yang diangkut berlangsung terus, terutama lumpur
d)    merupakan tempat pembentukan delta, nehrung (gosong pasir), atau danau-danau pantai.

Beberapa istilah yang banyak berhubungan dengan daerah aliran sungai , sebagai berikut :
1)    Alur sungai merupakan bagian dari muka bumi yan selalu berisi air
2)    Perkolasi merupakan aliran air di dalam tanah dari lapisan tanah yang tinggi ke lapisan tanah yang lebih rendah
3)    Pinggir basah alur (wet surface) adalah bagian dari pinggir alur sungai di bawah permukaan air.
4)    Pinggir kering alur merupakan bagian alur sungai diatas permukaan air.

Usaha Menjaga Pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kelestarian sungai ditentukan juga oleh kelestarian DAS. Daerah aliran sungai yang gundul mengakibatkan erosi tanah. Akibat erosi akan menjadi dangkal. Sungai-sungai yang dangkal maka daya tampungnya air akan berkurang, akibatnya apabila hujan sungai menjadi banjir. Apabila kemarau sungai akan kering. Karena manfaat sungai begitu penting maka DAS harus dipelihara antara lain dengan menjaga hutan di DAS agar tidak gundul.




B.   Perairan Laut
1.                                                Menurut terjadinya
1)    Laut Transgresi atau laut meluas
Laut transgresi yaitu laut yang terjadi karena perubahan permukaan air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut itu sendiri atau karena turunnya daratan perlahan-lahan, sebab sebagian dari daratan digenangi air. Laut jenis ini pada umumnya terjadi pada akhir zaman glasial.
Contoh : Laut Utara dan Laut Jawa.
2)    Laut Ingresi atau laut tanah turun
Laut Ingresi adalah laut yang terjadi adanya tanah longsor (patah) atau karena melipatnya kulit bumi. Biasanya laut ingresi ini sangat dalam, misalnya : Laut Banda (7.400 m) dan Laut Jepang (4.000m)
3)    Laut Regresi
Laut Regresi adalah laut yang makin menyempit, terjadi karena adanya sungai-sungai yang banyak mengangkat lumpur bermuara ke laut itu, misalnya laut Jawa.

2.                                                Menurut letaknya
1)    Laut Tepi
Laut Tepi yaitu bagian laut yan terletak di pinggir benua serta terhalang oleh gugusan pulau atau jazirah.
Contoh :
Laut Bearing, yang terhalang oleh Kepulauan Alenton
Laut Utara, yang terhalang oleh Kepulauan Inggris
Laut Ochotsk, yang terhalang oleh jazirah Kamsyatka dan Kepulauan Kurillen
Laut Cina Selatan yang terhalang oleh Filipina dan Kepulauan Indonesia
Laut Jepang yang terhalang oleh Kepulauan Jepang
2)    Laut Pertengahan atau Laut Tengah
Laut Pertengahan yaitu bagian lautan dalam yang terletak antara dua benua, yang memiliki gejala-gejala gunung apida mempunyai gugusan pulau-pulau.
Contoh :
Laut pertengahan Australia-Asia, dengan gugusan kepulauan Indonesia
Laut Karibia dengan gugusan pulau-pulau Antilen Besar
Laut Tengah dengan gugusan pulau-pulau Yunani
Laut Es Utara dengan gugusan kepulauan Spitsbergen.
3)    Laut Pedalaman
Laut Pedalaman yaitu bagian dari lautan yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan.
Contoh : Laut Baltik, Laut Kaspia dan Laut Hitam.

3.                                                Menurut kedalamannya
1)    Zone Litoral atau Jalur Pasang
Yaitu bagian cekungan lautan yang terletak diantara pasang naik dan pasang surut yang biasa disebut zone pesisir.
2)    Zone Epineritik
Yaitu bagian cekungan lautan diantara garis-garis surut dan tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh sinar matahari (pada umumnya sampai sedalam 50m), endapannya binatang karang.
3)    Zone Neritik
Yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50 – 200 m. Endapannya lumpur biru dan binatang karang.
4)    Zone Batyal
o   Yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 200 – 2.000 m. Endapannya kulit karang tepi.
o   Merupakan lereng benua
o   Sinar matahari tidak dapt menmbus zone ini
o   Sulit ditemukan kehidupan binatang dan tumbuhan
5)    Zone Abisal
o                  Yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2.000 m
o                  Suhu rendah tekanan udara tinggi
o                  Matahari tidak dapat masuk dalam zone ini
o                  Tida ditemukan kehidupan binatang dan tumbuhan
Kerang-kerang pteropoda             :  1.000 – 2.000 m.
Kerang-kerang globigerina           :  2.000 – 5.000 m.
Kerang-kerang radiolaria              :  5.000 m.

4.                                                Morfologi Dasar Laut
1)    Paparan benua (Continental Shelf)
Shelf adalah dasar laut yang kedalamnnya kurang dari 200 m dan merupakan bagian dari benua (kontinen). Adapun Plat atau dangkalan adalah dasar laut yang kedalamannya kurang dari 20 m.
Contoh : Dangkalan laut Utara, Dangkalan Sahul, dan Dangkalan Sunda.
2)    Lereng  benua (Continental Slope)
Lereng benua merupakan wilayah dasar laut yang terletak di tepi paparan benua dengan kemiringan lereng sekitar 50 dan dengan kedalaman antara 200 – 1.800 meter dibawah permukaan laut.
3)    Palung Laut (Trench/trog)
Palung laut adalah dasar laut yang sangat dalam, memanjang, sempit dan terjal, seolah-olah merupakan lembah di dasar laut yang terjadi karena peristiwa tektogenesa, patahan maupun lipatan.
Contoh : Palung laut Filipina/Mindanao (10.830 m) di Philipina, Palung laut Sunda/laut Jawa (7.450 m) dan palung laut Jepang (9.435 m).
4)    Lubuk laut (Basin)
Lubuk laut merupakan dasar laut yang dalam dan berbentuk oval menyerupai baskom yan luas.
Contoh : Cekungan laut Timur.
5)    Punggung laut (Ridge) dan Rise
Ridge dan Rise adalah suatu bentukan di dasar laut yang hampir serupa dengan gunung atau pegunungan di daratan Pada prinsipnya, tidak ada perbedaan antara Ridge dengan Rise, hanya lereng Ridge lebih terjal daripada Rise.
6)    Seamount dan Guyot
Guyot merupakan gunung yang muncul dari dasar laut dalam dan tidak dapat mencapai permukaan.
Guyot yang mempunyai lereng curam dan berpuncak runcing disebut Seamount
5.                                                Gerakan Air Laut
1)    Arus laut
Arus laut merupakan aliran air laut yang mempunyai arah dan peredaran yang tetap dan teratur. Arus ini dibagi menjadi tiga yaitu :
a.    arus laut menurut letaknya
§  arus laut bawah merupakan arus laut yang bergerak dibawah permukaan air laut
§  arus laut atas merupakan arus laut yang bergerak dpermukaan laut.
b.    arus laut berdasarkan suhunya
§  arus laut panas terjadi apabila suhu arus laut lebih panas daripada suhu air laut sekitarnya.
§  Arus laut dingin terjadi apabila suhu arus laut lebih dingin dari laut disekitarnya.
c.    arus laut berdasarkan terjadinya
*   arus laut terjadi karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut.
*   Arus laut terjadi karena adanya angin.
*   Arus laut terjadi karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air laut)
*   Arus laut terjadi karena pengaruh daratan/benua.
*   Arus laut terjadi karena pasang naik dan pasang surut.





SAMUDERA PACIFIK
SAMUDERA ATLANTIK
SAMUDERA HINDIA



UTARA


PANAS

·     Arus Kathulistiwa Utara
·     Arus Kurosyio


·     Arus Khatulistiwa Utara
·     Arus Teluk/Gulfstream

·     Arus Musim Barat Daya
·     Arus Musim Timur Laut


DINGIN

·    Arus Kalifornia
·    Arus Oyasyio


·    Arus Greenland Timur
·    Arus Labrador
·    Arus Canari






SELATAN


PANAS

·   Arus Khatulistiwa Selatan


·   Arus Khatulistiwa Selatan
·   Arus Brazilia


·   Arus Khatulistiwa Selatan
·   Arus Maskarena
·   Arus Agulhas



DINGIN

·    Arus Humboldt/Arus Peru
·    Arus Australia Timur
·    Arus Angin Barat


·    Arus Benguela
·    Arus Angin Barat

·    Arus Angin Barat

2)    Gelombang laut
Gelombang laut adalah alunan permukaan air laut yang umumnya ditimbulkan oleh tiupan angin diatas laut. Selain karena tiupan angin gelombang dapat terjadi karena adanya dislokasi (pergeseran) dasar laut. Gelombang-gelombang laut sebagai berikut :
a.    gelombang pemecah pantai
b.    gelombang tsunami di Laut Cina Selatan
c.    badai siklon yang menyebabkan adanya gelombang tsunami
d.    gelombang oleh gempa laut dan gempa vulkanik
3)    Pasang Naik dan Pasang Surut
Gerakan pasang surut air laut merupakan naik turunnya air laut secara teratur dan berulang-ulang. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gravitasi (gaya tarik menarik) antara Bumi dan Bulan, Bumi dan Matahari, atau Bulan dengan Matahari.

6.                                                Sifat Air Laut
1)    Suhu
Suhu atau temperatur air laut disuatu tempat ditentukan oleh besar kecilnya pemanasan sinar matahari (faktor utama), letak lintang geografis, dan keadaan angin (fungsinya dapat membawa udara panas dan udara dingin di laut)
Contoh :
Pada daerah lintang pertengahan suhu permukaan air laut berkisar 5o C – 18o C.sedangkan di laut tropika mencapai 30o C. Panas matahari menembus air laut sampai kedalaman 50 m. Air laut yang bergerak dan mengkilap dapat berfungsi sebagai cermin yang memantulkan sinar matahari.
2)    Salinitas
Salinitas air laut merpakan kadar garam airlaut . Kadar garam air laut adalah banyaknya garam (dalam satuan gram) yang terdapat dalam 1 liter air laut. Garam laut berasal dari hasil pelapukan daratan yang dibawa air sungai ke laut. Pada umumnya salinitas air alut memiliki kadar gaaram 33% - 37%. Untuk air laut dalam saliniitasnya mencapai 34,5% - 35%. Perubahan kadar garamdi laut tidak besar. Hal tersebut disebabkan oleh kecilnya penguapan bila dibandingkan banyaknya air laut tersebut. Besar kecilnya kadar garaam ditentukan faktor-faktor berikut :
a.    banyak sedikitnya air yang berasal dari gletser
b.    besar kecilnya curah hujan
c.    Besar kecilnya penguapan
d.    Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara
3)    Warna
Warna air laut tergantung kepada zat-zat organik maupun anorganik yang ada di laut. Warna laut terdiri dari beberapa macam dan beberapa sebab,berikut :
a.    laut berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari sinar lain.
b.    Laut berwarna kuning, karena dasar laut terdapat lumpur kuning
c.    Laut berwarna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau yang berasal dari plankton-plankton dalam jumlah besar.
d.    Laut berwarna putih, karena permukaan laut selalu tertutup es.
e.    Laut berwarna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor.
f.     Laut berwarna hitam, karena dasar lautnya terdapat lumpur hitam.
g.    Laut merah, karena terdapat binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung-apung.

7.                                                Organisme di Perairan laut
1)    Bentos, ialah binatang –binatang laut yang hidupnya di dasar laut. Bentos ini dapat pula dibagi menjadi dua, yaitu :
(a)  bentos sesial, yang hidupnya terikat pada suatu tempat, misalnya; tiram, koral, jenis-jenis brochipoda dan sebagainya.
(b)  bentos vagil, yang bergerak di dasar laut, misalnya landak laut, siput laut dan sebagainya.

2)    Pelagos, ialah organisme yang hidupnya tak tergantung pada dasar laut dan umumnya menjadi penghunii lapisan air bagian atas. Pelagos dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
(a)  Nekton, ialah golongan organisme yang mempunyai alat badan sendiri untuk bergerak sehingga dapat tinggal di daerah tertentu yang menyediakan banyak makanan atau tempat-tempat yang keadaannya baik bagi mereka.
(b)  Plankton, ialah golongan organisme yang tidak mempunyai alat-alat badan sendiri untuk bergerak.  Gerakan mereka tergantung pada arus yang yan disebabkan oleh angin atau perbedaaan suhu. Contoh ; jenis-jenis binatang bersel satu seperti ladiora foraminifera dan tumbuh-tumbuhan yang bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang kecil-kecil.

8.                                                Manfaat laut bagi kehidupan
1)    Laut sebagai Prasarana Transportasi
2)    Laut merupakan sumber makanan
3)    Sebagai areal perikanan
4)    Sebagai lahan pertanian laut (revolusi hijau)
5)    Sebagai Pembangkit tenaga Listrik
6)    Sebagai tempat Rekreasi dan Olahraga
7)    Sebagai Pengatur Iklim
8)    Sebagai pertahanan dan keamanan

9.                                                Klasifikasi batas perairan laut di Indonesia
1)    Batas Laut Teritorial
Batas laut teritorial Indonesia berada apda jarak 12 mil ke arah lautan bebas. Batas 12 mil ini diambil dari batas pulau terluar wilayah Indonesia. Seluruh perairan yang menghubungkan pulau-pulau di wilayah Indonesia adalah mutlak dikuasai pemerintah Republik Indonesia. Pada wilayah ini, Indonesia berhak memanfaatkan segala kekayaan alam yang ada di dalamnya maupun ruang atasnya.
2)    Batas Laut Kontinental
Adalah dasar lautan, yang dari segi morfologi maupun geologi , merupakan kelanjutan dari benuanya. Lautan yang berada diatasnya berupa laut dangkal dengan kedalaman sampai 20 meter. Pada wilayah ini segala kekayaan alam yang terdapat di dalamnya adalah milik pemerintah. Untuk menentukan batas landas kontinen Indonesia dengan negara tetangga , maka dilakukan dengan perjanjian dan kerjasama baik bilateral maupun multilateral.
3)    Batas Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Merupakan wilayah laut yang diukur sjauh 200 mil dari garis dasar pulau-pulau terluar. Dalam wilayah ini Indonesia berhak mengeksplorasi, mengeksploitasi dan melestarikan segala sumber daya yang ada di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!