Selasa, 04 Desember 2018

Pemuda dan Urbanisasi dalam Kajian Sosiologi




Dewasa ini telah banyak pembangunan yang terjadi di kota-kota yang terdapat di Indonesia, hal tersebut menyebabkan pertumbuhan dalam berbagai bidang, salah satunya yaitu pada bidang ekonomi. Karena adanya hal tersebut membuat masyarakat berbondong-bondong pindah ke kota untuk merubah kehidupannya agar menjadi lebih baik dengan mencari pekerjaan di kota yang penghasilannya jauh berbeda dengan pekerjaan yang terdapat di desa. Hal seperti ini disebut dengan urbanisasi. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), urbanisasi merupakan perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa (daerah kecil) ke kota besar (pusat pemerintahan). Sedangkan menurut Ir. Triatno Yudo Harjoko (2010) mengartikan urbanisasi sebagai suatu proses perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilyah yang non-urban menjadi urban. Dan dalam Abbas (2002), Shogo Kayono mengemukakan bahwa urbanisasi merupakan perpindahan dan pemusatan penduduk secara nyata yang memberi dampak dalam hubungannya dengan masyarakat baru yang dilatar belakangi oleh banyak faktor, seperti faktor sosial, ekonomi, politik, serta budaya.
Saat ini banyak pemuda-pemuda dari desa yang berbondong-bondong unuk mengadu nasib ke kota. Mereka memiliki tujuan untuk mengubah kualitas hidup mereka. Urbanisasi seperti ini dapat terjadi karena adanya ketidakmerataan pembangunan, khususnya di daerah pedesaan. Hal tersebut menjadikan masyarakat di desa enggan untuk mencari pekerjaan di daerahnya. Banyak dampak yang ditimbulkan karena adanya urbanisasi ini. Dampak yang pertama yaitu karena banyaknya penduduk yang berpindah ke kota menyebabkan kondisi perkotaan semakin tidak terkendali, dari hal tersebut dapat menigkatkan angka kriminalitas akibat dari banyak faktor, seperti kemiskinan, semakin banyaknya pemukiman kumuh, bertambahnya angka pengangguran, dan lain sebagainya. Dampak lain yang timbul akibat urbanisasi yaitu semakin meningkatnya polusi udara dan pousi suara, semakin sempitnya lahan kosong, terjadinya kemacetan lalu lintas, dan masih banyak lagi. Ada 3 teori urbanisasi yang digunakan oleh Gmelch dan Zenner (1980) untuk membahas mengenai dampak sosial yang timbul akibat urbanisasi, yaitu:
1.      Determinist Theory
Dalam teori ini mengemukakan bahwa urbanisasi menyebabkan disorganisasi soial dan gangguan kepribadian. Cara hidup di kota mengubah cara berfikir serta mengubah kepribadian diri individu.
2.      Compositional Theory
Teori ini berpendapat bahwa urbanisasi tidak membawa dampak secara langsung terhadap individu atau masyarkat. Teori ini mengemukakan bahwa keberagaman dalam kehidupan sosial tidak erta merta dapat mempengaruhi perilaku individu maupun masyarakat, karena setiap individu mempunyai suatu hal, seperti etnis, latar belakang keluarga, kekerabatan, dan lain-lain yang dapat membantunya dalam menangani masalah urbanisasi.
3.      Subculture Theory
Teori ini merupakan hasil dari analisis terhadap Determinist Theory dan Compositional Theory yang dimana Subculture Theory ini berpendapat bahwa urbanisasi dapat berdampak langsung terhadap individu maupun masyarakat, akan tetapi tidak mengintrusi.

Perkembangan ekonomi dan revolusi Industri telah membuat sektor agrikultur dan peternakan menjadi kurang menarik bagi perkembangan kalangan pemuda diseluruh dunia. Banyak yang memandang bekerja sebagai buruh pabrik dan penyedia jasa dikota besar lebih terpandang dari pada bekerja sebagai penyedia faktor produksi pedesaan. Fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesai tapi juga diseluruh dunia. Sebagai dampak dari globalisasi dan surplus pangan yang meningkat maka tenaga manusia yang pada zaman dahulu hanya digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan sendiri mulai dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan orang lain juga sekaligus melaksanakan praktek jual-beli. Dan inilah awal bagaiamana tata masyarakat Urban awal terbentuk.
Dengan meningkatnya kemampuan manusia untuk memproduksi pada skala yang tak terbayangkan sebelumnya sebagai akibat dari revolusi industri mengakibatkan banyak terjadi ledakan populasi manusia. Dan kebanyakan dari ledakan populasi terjadi diwilayah perkotaan yang mana ini dapat menjadi masalah sebagai akibat dari konsentrasi manusia yang berlebihan di dalam satu area. Seperti tingkat kejahatan yang tinggi akibat banyak konsentrasi properti dan kekayaan bergerak dalam satu wilayah dan juga ketimpangan antara penerima dan pencari kerja serta juga ketidakmerataan ekonomi walaupun masih dalam satu wilayah yang berdekatan. Hal ini berbeda dengan kondisi di wilayah pedesaan dimana kondisi dan situasi masyarakatnya cenderung seragam.
Sebagai akibat dari urbanisasi adalah munculnya kelas pekerja yang mengabdi pada pemilik modal berdasar keterikatan gaji dan upah. Berbeda dengan di pedesaan dimana petani mengerjakan sawahnya sendiri, diperkotaan munculnya buruh juga memicu kecemburuan sosial antar anggota masyarakatnya. Hal ini membentuk berbagai ideologi baru semacam komunisme dan sosialisme yang mendasarkan diri pada perjuangan kaum pekerja atas pemilik modal. Ketimpangan sosial yang dihasilkan oleh urbanisasi jugalah yang menimbulkan banyaknya revolusi dan kerusuhan dalam sejarah dunia.
Pada masa revolusi industri di Inggris banyak petani pedesaan yang pindah ke wilayah perkotaan karena terasa lebih menjanjikan dalam menghasilkan penghidupan. Akan tetapi hal ini juga dibarengi dengan buruknya sanitasi dan pengairan malah membuat banyak balita meninggal di usia muda. Sebagai perbandingan kebanyakan pertumbuhan dikota besar pada masa revolusi industri bukan disebabkan oleh angka kelahiran melainkan dikarenakan angka urbanisasi yang tinggi. Maka urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang tak terkendali dapat memicu penurunan kualitas kesehatan dalam suatu masyarakat.
Perkembangan pemuda dilingkungan urban juga rawan dicemari oleh paparan narkoba dan kejahatan tiap harinya sebagai akibat dari urbanisasi. Untuk mengatasinya maka diperlukan sebuah upaya perbaikan kesehatan dan juga perbaikan kualitas sosial masyarakat serta membantu mencarikan pekerjaan dan menggerakkan ekonomi dikalangan pemuda yang tidak mendapat pekerjaan di lingkungan yang urban. Fenomena kejahatan yang terorganisir juga muncul karena pemuda yang tak tercakup dalam pembangunan berjuang dengan solusi yang berbeda.

Daftar Pustaka
Fitri Ramdhani Harahap. 2013. “Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota di Indonesia” Vol. 1, No. 1, Juni 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!