Selasa, 16 Oktober 2018

Rangkuman Materi Lengkap Ujian Tengah Semester (UTS) Filsafat & Dasar-dasar Logika



Resume Catatan Filsafat & Dasar-dasar Logika
Nama : Rifai Anas Amirul Huda
NIM : 185120300111030
Kelas B-1 Psikologi

Materi :
A.    Dasar-dasar filsafat
o   Pengertian Filsafat Ilmu dan Dasar-Dasar Logika
o   Proses mencari kebenaran
o   Ciri-ciri manusia berfilsafat
o   Metode berpikir filsafat (kritis, skolastik, historis, empiris)
B.     Objek kajian filsafat
§  Obyek kajian Filsafat Ilmu dan Dasar-Dasar Logika
§  Obyek formal
§  Obyek material
§  Keterkaitan Filsafat Ilmu dan Dasar-Dasar Logika dengan bidang ilmu lainnya
C.     Epistimologi Ilmu Pengetahuan
o   Wilayah filsafat
o   Filsafat Ilmu
o   Epistimologi
o   Tujuan ilmu Pengetahuan
o   Proses Terbentuknya Ilmu Pengetahuan
D.    Aksiologi
§  Definisi Aksiologi
§  Bagian-bagian Aksiologi
§  Aturan Ilmu Pengetahuan
§  Filsafat Nilai
E.     Sejarah dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
§  Perkembangan Ilmu Pengetahuan
§  Periode Perkembangan Ilmu Pengetahuan
§  Pola ilmu Pengetahuan

Pembahasan
A.   Dasar-dasar filsafat
            (Disampaikan oleh : Ilhamuddin Nukman S.Psi, M.A)
            Pengertiah filsafat menurut bahasa berasal Dari bahasa Yunani φιλοσοφία, philosophia, terdiri atas dua kata yaitu philus yang berarti berpikir dan shopia yang berarti kebijaksanaan secara harfiah bermakna "pecinta kebijaksanaan“ Kajian masalah umum dan mendasar sepeerti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa .
           
            Definisi Filsafat menurut tokoh-tokoh filsafat :
o   Plato (477 SM-347 SM). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia sendiri berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.
o   Aristoteles (381SM-322SM), mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
o   Marcus Tulius Cicero (106SM-43SM), seorang politikus dan ahli pidato Romawi merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
o   Al-Farabi (wafat 950M), seorang filsuf muslim mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
            Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa Filsafat adalah proses menemukan       kebenaran sampai mencapai level kebijaksanaan.
           
            2. Filsafat Ilmu:
                        Membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba        menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Filsafat      sendiri             tergolong sebagai sebuah ilmu. Filsafat sendiri tergolong sebagai ilmu karena            dasar    dari filsafat adalah usaha mencari sebuah esensi dibalik sebuah objek. Hal itu selaras dengan definisi ilmu yaitu seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,menemukan,       dan             meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi           kenyataan dalam         alam     manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-  rumusan yang pasti. (             wikipedia ). Menurut saya sendiri ilmu adalah sebuah usaha   untuk   memahankan diri         atas apa yang dilihat, didengar, dirasa, dan diraba.
           
            Filsafat Ilmu Psikologi
                        Psikologi secara umum dapat diartikan sebagai seluruh usaha sadar untuk   menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi    kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-        rumusan yang pasti ( wikipedia). Pada intinya psikologi merupakan ilmu yang             objeknya adalah individu, dimana dalam individu tersebut dikaji masalah proses    mental dan perilaku. Menurut saya sendiri psikologi merupakan sebuah ilmu yang            menggabungkan tiga rangkaian berpikir yaitu intuisi, data dan penafsiran dalam      memahami gejala-gejala yang terjadi di individu yang berkaitan dengan psikis (             mental, perilaku dan cara berfikir ).
            Filsafat Ilmu psikologi menurut saya adalah Sebuah proses pencarian esensi dan     kebenaran mengenai hakikat kehidupan manusia yang berkaitan dengan mental, cara       berpikir, dan tingkah laku manusia demi tercapainya sebuah kebahagiaan.
           
          3. Proses mencari kebenaran
                   Definisi kebenaran menurut beberapa tokoh :
§  Randall & Bucher: “Persesuaian antara pikiran dan kenyataan”.
§  Jujun S. Suriasumantri: “Pernyataan tanpa ragu”.
           
            Hakikat kebenaran sendiri adalah proses pemikiran sesuai dengan kenyataan ( saling             berhubungan/runtut, korespodensi, saling berkesesuaian. Kebenaran senidir ada 2   yaitu kebenaran yang sifatnya mutlak dan kebenaran yang sifatnya nisbi.
                        Kebenaran mutlak adalah kebenaran yang hakiki dan sejati, sesuatu yang    dapat   melihat dan menyatakan keseluruhan realitas secara objektif, apa adanya.           Kebenaran       mutlak ini harus hanya ada satu saja dan merupakan suatu acuan atau             standar bagi apa          yang disebut dengan kebenaran relatif. Kebenaran mutlak itu mempunyai sifat          universal ( berlaku bagi semua orang, tidak ada perkecualian ),             kekal ( lintas waktu     dan ruang, tidak berubah-ubah, tidak berganti ), integral (tidak        ada konflik di             dalamnya ) dan tanpasalah ( bermoral tinggi, suci ). kebenaran mutlak         yang sejati itu harus datang dari luar manusia. Adapun manusia hanya bisa     mempunyai kebenaran            relatif. Tidak mungkin ada kebenaran mutlak di level            manusia atau yang di bawahnya.        Kebenaran mutlak harus datang dari level yang             lebih tinggi, dari Allah. Jadi    kebenaran mutlak adalah kebenaran yang datang dari           Allah yang mahabesar.
                        Kebenaran relatif adalah kebenaran manusia dari sudut pandangnya sendiri            yang terbatas terhadap kebenaran mutlak tersebut. Hanya ada satu kebenaran mutlak,      yang bersifat objektif, yang dikelilingi oleh banyak kebenaran relatif yang bersifat   subyektif, bagaikan matahari yang dikelilingi planet-planet. Makin dekat kebenaran          relatif itu kepada kebenaran mutlak maka ia makin benar. Jadi yang relatif harus     mendekati yang absolut, subyektivitas harus mengejar obyektivitas, untuk        memperkecil kesenjangan di antara keduanya.
            Cara menemukan Kebenaran :
§  Akal sehat (common sence)
§  Prasangka
§  Pendekatan intuitif
§  Penemuan Kebenaran Secara Kebetulan
§  Penemuan Kebenaran Melalui Trial and Error (Coba dan Ralat)
§  Penemuan Kebenaran Melalui Spekulasi
§  Penemuan Kebenaran Melalui Kewibawaan
§  Penemuan Kebenaran Melalui Berpikir Kritis
§  Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah
            Teori-teori kebenaran
a.       Teori Koherensi (Coherence Theory of Truth) Teori kebenaran koherensi           Teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi.          Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari     pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini   mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain.
b.      Teori Korespondensi (Correspondence Theory of Truth) Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya.
c.       Teori Pragmatik (The Pragmatic Theory of Truth) Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Teori Pragmatis (The Pragmatic Theory of Truth) memandang bahwa “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis”;
            Tahap-tahap berpikir ilmiah
a.       Skeptik artinya tidak mudah mempercayai segala sesuatu yang didapatkannya, tidak mudah mempercayai informasi yang ada sebelum adanya bukti yang mendukung.
b.      Analitik, artinya dalam tahap ini seseorang mempertanyatakn keabsahan, keaslian, dan kebenaran sebuah informasi yang didapatkannya
c.       Kritis, artinya Mencari lagi dan mengkoreksi terhadap sumber-sumber yang telah ada dan dikaitkannya dengan sumber lain yang relevan.
            Ciri-ciri orang berfilsafat:
·         Berpikir secara Universal
·         Berpikir secara menyeluruh (Komprehensif)
·         Berpikir secara mendasar (Radikal)
·         Berpikir secara Konseptual
·         Berpikir secara spekulatif
·         Berpikir secara sistematik
·         Berpikir secara koheren dan konsisten
·         Berpikir secara Bebas dan bertanggungjawab
           
            Metode berpikir Filsafat :
a.       Kritis
b.      Skolarstik
c.       Historis
d.      Empiris

B.   Objek Kajian Filsafat
          Dalam segi bahasa objek berarti segala sesuatu yang dikenai oleh sebuah subjek pada konteks tertentu. Pengkajian/ kaji berasal dari kata kaji yang berati teliti, telaah, analisis. Dapat diambil kesimpulan bahwa objek kajian filsafat adalah sesuatu yang ditelaah, dianalisis, diteliti , dan dipelajari dalam ilmu filsafat.
                       
                  Objek kajian filsafat sendiri dibedakan atas 2 yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran, objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada ( baik segala sesuatu yang tampak/ metafisika) mencakup ada dalam empiris, ada dalam alam pikiran, ada dalam kemungkinan. Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan deduktif dan induktif. Objek formal filsafat sendiri adalah segala sesuatu yang butuh dikaji secara mendalam. Sudut pandang  yang menyeluruh, radikal, dan  rasional tentang segala yang ada. Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan non empiris.

      Kategorisasi Ilmu terbagi atas 2 yaitu teoritis yang mencakup metafisika, matematika, logika. Sedangseperti kan yang kedua adalah praktis seperti ekonomi, hukum, politik, etika. Filsafat ilmu Membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.

Keterkaitan Ilmu filsafat dengan disiplin ilmu lain
      Filsafat merupakan dasar bagi bekembangnya sebuah keilmuan dan pengetahuan oleh karena itu semua cabang ilmu pengetahuan sangat terkait dengan filsafat.

C.   Ontologis
                   Ontologis secara bahasa terdiri atas dua kata yaitu Taonta dan logia.yang    secara harfiah diartikan sebgai ilmu pengetahuan tentang ada
                        Objek dalam ontologis sendiri ada 2 yaitu segala sesuatu yang nampak        (ontologi), dan Metafisika (segla sesuatu yang semu)
                                Perpektif ontologi menyikapi segala sesuatu yang ada berdasarkan kuantitas dibedakan atas
1)      Monoisme, pandangan bahwakeberadaan  dari segala sesuatu hakikatnya adalah satu. Sesuatu yang tanpa batas, idak dapat ditentukan dan tidak memiliki persamaan dengan salah satu benda yang ada dalam hidup. Dalam pandangan Monoisme segala sesuatu itu hakikatnya adalah a) esensi segala sesutau hal adalah air (Thales (624-545 SM)), hal tersebut didasarkan atas keberadaan air yang ada dalam aspek kehidupan yang meyeluruh termasuk dalam diri manusia juga terdapat sesuatu yang bersifat air seperti darah. b) esensi dari segala hal adalah udara (Anaximander (610-547 SM) ), hal ini berdasarkan manusia tidak bisa hidup tanpa adanya udara, begitupula dengan makhluk-makhluk lain seperti binatang, tumbuhan yang sangat bergantu pada udara. c) esensi dari segala sesuatu yang ada adalah tuhan, pandangan ini mengacu pada keberadaan di kehidupan ini diciptakan oleh zat yang Maha Kuasa yang tidak terbatas yang disebut tuhan. d) keberadaan segala sesuatu adalah sunatullah/ hukum causalitas, pandangan ini berpendapat bahwa semua yang terjadi di kehidupan ini sebenarnya adalah efek dari alam dan perbuatan manusia itu sendiri ( causalitas).
2)      Dualisme, pandangan ini berpendapat bahwa segala sesutau yang ada adalah berpasang-psangan. Tokoh tokoh yang berpandangan dualisme antara lain  Dunia Ide & Dunia Indera = Plato (428-348 SM), Substansi Pikiran & Substansi Keluasan ( Baik/buruk) = Rene Descartes (1596-1650 M), Dunia Sesungguhnya & Dunia yang Mungkin = Leibniz (1664-1716 M),  Fenomena & Noumena = Immanuel Kant (1724-1804)
3)      Pluralisme, esensi dari segala sesuatu adalah banyak seperti  Air, Api, Angin, Tanah = Empedokles (490-430 SM), Unsurnya tidak terbilang yang dikendalikan oleh Nous (energi) = Anaxagoras (500-428 SM), Monade-monade yang tidak berluas, selalu bergerak, tidak berbagi dan tidak daoat rusak, diselaraskan "harmonia prestabilia" = Leibniz
Berdasarkan kualitas dibedakan atas :
1.        Spiritualisme,  berpandangan bahwa segala sesuatu bersumber dari imajinatif. Kenyataan terdalam adalah ruh (Pneuma, Nous, Reason, Logos) Roh Mutlak & Dunia Ide Roh Suci.
2.        Materialisme, Segala sesuau yang tidak nyata kecuali materi Pikiran dan Kesadaran hanyalah penjelmaan dari materi Atom-atom kecil yang saling berinterakri = Demokritos (460-370 SM).
Berdasarkan proses, kejadian, perubahan
1.       Mekanisme, Segala sesuatu terjadi berdasarkan mekanisme tertentu ( tidak ada kejadian  yang tiba-tiba terjadi). Efficient Cause = Sebab Kerja, Final Cause = Sebab Tujuan, Causality Principle, Lecippus & Demokritos, Galileo Galilei, Rene Descartes.
2.         Teleologi (Serba Tujuan), Sebab Bahan (Material Cause), Sebab Bentuk (Formal Cause), Sebab Kerja (Efficient Cause), Sebab Tujuan (Final Cause). Contoh : Makanan kita adalah nasi tapi esensinya bukan nasinya yang kita perlukan tapi kandungan di dalam nasi tersebut yaitu karbohidrat
3.        Vitalisme, sumber dari sebab kerja dan perkembangan dalam alam (Henry Bergson  1859-1941)
Perspektif Teologia mendefinisikan segala sesuatu yang ada terdiri atas :
 Teologia sendiri adalah ajaran agama dimana terdapat tahap yaitu animisme, pliteisme, monoteisme
1. Adanya gerak di dunia menandakan adanya Yang Maha Penggerak
2. Adanya Sebab-Akibat menandakan adanya Yang Maha Sebab
3. Rusak vs Tidak Rusak, Mungkin Ada vs Wajib Ada
4. August Comte (1798-1857), Tahap Betuhan = Animisme --> Politeisme --> Monoteisme
5. Henri Bergson = Agama yang Statis vs Agama yang Dinamis

Perspektif Metafisika adalah perspektif dimana memandang segala sesuatu yang ada secara fisik terdapat materi yang terkandung di dalamnya mendefinikan segala sesuatu yang ada terdiri atas:
1.      Dualisme,  Hakekat Materi = Dunia Kebendaan, Hakekat Rohani = Dunia Kesadaran
2.      Idealisme
3.        Agnosticisme (Pengingkaran atas kemampuan manusia menemukan hakikat, Theisme = Kekuatan itu adalah Tuhan, Pantheisme = Seluruhnya adalah Tuhan
D.  Epistomologi:
          6 hal kajian filsafat :
§  Metafisika
§  Ontologis
§  Epistimologi
§  Aksiologi
§  Filsafat etika
§  estetika

Epistimologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang 1) sumber ilmu pengetahuan, 2) bagaimana pengetahuan diuji, 3) Pengetahuan akan ukuran kebenaran.

Validitas kebenaran;
1)      Korespodensi, keselarasan gagasan dan realitas eksternal. Kebenarannya bersifat empiris-induktif : fisika, kimia, biologi
2)      Koherensi, keselarasan proposisi logis dan kebenarannya bersifat kebenaran formal  deduktif : matematika, logika
3)      Pragmatis, kriteria instrumental dan kebermanfaatan, kebenarannya bersifat fungsional : ilmu terapan, kedokteran, hukum, arsitektur, dll

Definisi pengetahuan:
 Serangkaian pemahaman yang ditandai dengan indikator tertentu untuk membandingkan objek satu dengan objek yang lain.

Definsisi tahu:
Sebuah kesadaran akan adanya sesuatu tetapi tidak terstruktur pemahamannya.

Definisi Ilmu
Struktur pengetahuan yang diuji, eksperimen, validasi dengan teori-teori dan kajian tertentu.

Sumber-sumber ilmu
·         Intuisi
·         Pengalaman
·         Wahyu
·         Sumber otoritatif ( sumber yang dinyatakan oleh orang-orang yang mempunyai kuasa di bidang terkait)
·         Rasa ingin tahu

Sebuah ketahuan akan menjadi suatu pengetahuan bila :
·         Terdapat validasi
·         Terstruktur
·         Mempunyai batas & sumber

Metode pengujian sebuah kebenaran:
·         Eksperimen
·         Penalaran
·         Penggunaan

Tujuan Ilmu pengetahuan :
·         Deskripsi, memberi gambaran terhadap sesuatu.
·         Interpretasi, meafsirkan atau memaknai sebuah keadaan.
·         Eksplanasi, menjelaskan sebuah keadaan.
·         Prediksi, Menduga sebuah keadaan melalui ilmu pengetahuan terkait

Dikotomi Ilmu Pengetahuan :
Ilmu pengetahuan bisa dipasangkan dengan dua paradigma yang berbeda

Gerak penyapaian ilmu pengetahuan :
1)      Pengalaman diolah dengan penalaran : bahasa, akal sehat yang melahirkan definisi dan deskriptif
2)      Menyusun preposisi tentatif, pernyataan yang salah dan benar dapat dibuktikan dan diverifikasi.
3)      Dibuktikan melalui penelitian dan menjadi “hukum-hukum”
4)      Hipotesa yang telah dibuktikan secara positif
5)      Melahirkan teroi :seperangkat hukum yang saling menunjang.

Proses terbentuknya ilmu pengetahuan :
1)      Induksi
2)      Bertolak dari kasus-kasus konkrit menuju kesimpulan yang abstrak
3)      Dibantu oleh statistik
4)      Dari hal-hal yang partikular ke hal-hal yang umum
5)      Sampling

Syarat Ilmu Pengetahuan dapat dikatakan saintifik Jika :

·         Pengetahuan ilmiah ( observable)
·         Reapetable
·         Measurable
·         Testable
·         Predictable

E.   Aksiologi
                 Aksiologi adalah sebuah cabang dari ilmu filsafat yang mempertanyakan tentang bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi berasal dari dua kata yaitu axios yang artinya niali, wajar, patut, pantas, dan logos yang berati ilmu atau teori dapat disimpulkan secara bahasa bahwa aksiologi adalah teori tentang nilai dalam berbagai bentuk.
                     Umumnya ilmu pengetahuanmemiliki aturan agar tidak missuses dan Unuses. Tujuan dari ilmu pengetahuan sendiri adalah untuk kemaslahatan umat manusia (perspektif aksiologi). Dalam aksiologi kita sering berbicara mengenai values. Values sendiri berarti standar, aturan, patokan. Baik dan buruk dalam perspektif aksiologi sendiri dipandang sebagai sesuatu yang berkaitan dengan norma yang mengikat masyarakat.
                     Bagian-bagian aksiologis
·         Etika perilaku keilmuan atau sering disebut sebagai moral of condact, sifat dari moral of condact sendiri masih bersifat tidak mengikat namun akan menjadi mengikat apabila sudah menjadi kode etik (rule of condact. Contohnya kode etik profesi psikolog adalah harus mempunyai izin pendirian terapi jika tidak memilii izin tersebut maka seorang psikolog akan dikatakan ilegal dan dapat dipenjarakan.
·         Estetic expression, Pengekpresian sebuah ilmu pengetahuan yang diharapkan masyarakat. Contohnya seorang psikolog dalam menghadapi kliennya harus berperilaku sopan, berpakaian rapi dan ramah\
·         Social Political Life,  yaitu penggunaan ilmu pengetahuan dalam organisasi atau himpunan profesi yang nantinya akan membedakan ciri suatu profesi satu terhadap yang lain

F.   Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
                 George J Mouly mengungkapkan tahapan perkembangan ilmu pengetahuan   yaitu : animisme yang menghasilkan mitos, Ilmu empirik yang menghasilkan           psudoscience, dan Ilmu teoritis yang menghasilkan ilmu yang ilmiah.
                     Yunani kuno mengungkapkan perkembangan Ilmu pengetahuai diawali oleh tuhan, manusia dan keadilan

                     Periode perkembangan Ilmu pengetahuan:
·         Tahap yunani Klasik. Pada tahap ini budaya yunani tersebar ke daratan eropa, bahasa yunani dijadikan kesepakatan bersama diantara pedagang-pedagang di eropa agar menghindari konflik yang terjadi di bangsa eropa yang pada saat itu            kesulitan dalam menafsirkan bahasa masing-masing kelompok. Darisinilah semua ilmu pengetahuan akhirnya bersumber dari bahasa yunani. Yokoh-tokoh yang mewakili era ini adalah Talles, Socrates, Aristoteles, Plato,
·         Tahap Islam. Pada tahap ini cabang-cabang ilmu pengetahuan berkembang sangat banyak, bahasa arab menjadi bahasa internasional. Tokoh-tokoh islam banyak menjadi pencetus lahirnya sebuah disiplin ilmu seperti Ibnu sina dalam bidang kedokteran yang dalam dunia barat dikenal sebagai afisina, Ibnu Khuldun yang menelaah tentang peradaban-peradaban dunia yang menjadi cikal bakal ilmu sosiologi. Tokoh-tokoh lain yang mewakili era ini adalah Ibnu rus. Peradaban ini akhirnya runtuh karena serangan dari Mongolia.
·         Tahap Renaisanss. Pada tahap ini orang-orang barat berada pada tahap kejayaan ilmu pengetahuan. Di tahap inilah nbanyak orang barat yang menemukan sisa-sisa peradaban islam seperti buku-buku yang ditemukan di Sungai Nil. Bukubuku inilah yang nantinya diterjemahkan dan diartikan oleh bangsa eropa yang akhirnya melahirkan sebuah ilmu pengetahuan baru. Tahap ini ditandai oleh temuan mesin uap oleh James Watt, dari temuan inilah nanti melahirkan revolusi industri 1.0
·         Tahap kontemporer. Pada tahap ini ditandai oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat yang nantinya akan melahirkan revolusi industri 4.0 dan 5.0. Tokoh yang mewakili era ini adalah Thomas Alfa Edinson dan Albert Einstein. Penemuan lampu dan Teori relativitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!