Sabtu, 27 Oktober 2018

Hubungan Teori Albert Bandura dengan Kehidupan Sehari-hari



1.      Tokoh Albert Bandura
Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat pendidikan di sana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University.
Di awal publikasinya, kebanyakan tulisan Bandura membahas psikoterapi dan tes Rorschach. Tahun 1959, buku yang ditulis bandura bersama Walters yang berjudul Adolescent Aggression terbit. Karya Bandura yang lain meliputi  Social Learning Theory (1977), Social Foundation of Though and Action (1986), dan Self Efficacy:The Excercise of Control (1997).
Pada tahun 1974, Bandura dipercaya menjadi presiden APA (American Psychological Association), kemudian pada tahun1980 menjadi presiden WPA (Western Psychological Association), dan menjadi presiden kehormatan Canadian Psychological Association tahun1999. Selain itu, Bandura juga banyak mendapat gelar kehormatan, salah satunya terpilih menjadi Rekanan Kehormatan American Academy of Arts and Science sejak 1980.
Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa di sekitarnya. Teori Social Bandura mnunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosi orang lain.
[Dikutip dari buku Personality Theories: An Introduction oleh Dr. C. George Boeree dari Psychology Department Shippensburg University pada tahun 1997]

2.      Teori Pembelajaran Modelling
Teori belajar modeling merupakan teori yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Dimana modeling adalah proses belajar dengan mengamati tingkah laku atau perilaku dari orang lain disekitar kita. Modeling yang artinya meniru, dengan kata lain juga merupakan proses pembelajaran dengan melihat dan memperhatikan perilaku orang lain kemudian mencontohnya. Hasil dari modeling atau peniruan tersebut cenderung menyerupai bahkan sama perilakunya dengan perilaku orang yang ditiru tersebut. Modeling ini dapat menjadi bagian yang sangat penting dan powerfull pada proses pembelajaran.
Pada modeling ini, kita tidak sepenuhnya meniru dan mencontoh perilaku dari orang – orang tersebut, namun kita juga memperhatikan hal – hal apa saja yang baik semestinya untuk ditiru atau dicontoh dengan cara melihat bagaimana reinforcement atau punishmentnya yang akan ditiru. Dengan kata lain, semua pembelajaran tidak ada yang terjadi secara tiba – tiba atau instan. Baik itu pada pendekatan belajar classical conditioning maupun pendekatan belajar operant conditioning.Namun, pembelajaran melalui modeling waktu yang digunakan cenderung lebih singkat dari pada pembelajaran dengan classical dan operant conditioning. Dalam konsep belajar ini, orang tua memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh bagi anak – anak untuk menirukan tingkah laku yang akan mereka pelajari.
Menurut Bandura terdapat empat proses yang terlibat di dalam pembelajaran melalui pendekatan modeling, yaitu perhatian (attention), pengendapan (retention), reproduksi motorik (reproduction), dan penguatan (motivasi).
 
1.      Perhatian(attention), yang artinya kita memperhatikan seperti apa perilaku atau tindakan – tindakan yang dilakukan oleh prang yang akan ditiru.
2.      Pengendapan(retention), dilakukan setelah mengamati perilaku yang akan ditiru dan menyimpan setiap informasi yang didapat dalam ingatan, kemudian mengeluarkan ingatan tersebut saat diperlukan.
3.      Reproduksi motori(reproduction), hal ini dapat menegaskan bahwa kemampuan motorik seseorang juga mempengaruhi untuk dapat memungkinkan seseorang meniru suatu perilaku yang dilihat baik secara keseluruhan atau hanya sebagian.
4.      Penguatan(motivation), penguatan ini sangat penting. Karena dapat menentukan seberapa mampu kita nantinya melakukan peniruan tersebut, namun penguatannya dari segi motivasi yang dapat memacu keinginan individu tersebut untuk memenuhi tahapan belajarnya.

Eksperimen Albert Bandura
Bandura percaya bahwa proses kognitif juga mempengaruhi Observastional Learning atau jika kita hanya belajar dengan caratrial-and-error, maka belajar menjadi sesuatu yang sangat sulit dan memakan waktu lama. Salah satu kontribusi yang sangat penting dari Albert bandura adalah menekankan bahwa manusia belajar tidak hanya dengan classical dan operant conditioning, tetapi juga dengan mengamati perilaku orang lain. Yang mana teori tersebut disebutnya dengan peniruan atau modeling.
Untuk mengatahui seberapa jauh kebenaran teorinya tersebut, Albert Bandura melakukan penelitian pada dua orang anak untuk mengetahui keagresifan atau rasa ketakutan mereka.Dia  menempatkan kedua anak tersebut di laboratoriumnya dengan kondisi yang sama dan perlakuan yang berbeda, kemudian memperbandingkan proses belajarnya dengan menggunakan tontonan film. Percobaan tersebut sering dikenal sebagai percobaan dengan boneka bobo doll.Bandura memposisikan anak pertama pada satu ruangan yang telah tersedia satu buah boneka besar yang telah diikat oleh Bandura.
Begitu juga dengan anak yang kedua ditempatkan pada ruangan dengan kondisi yang sama. Kemudian anak pertama diberikan tontonan film action(film laga), sedangkan anak yang kedua tidak diberi tontonan film action tsb. Setelah perlakuan tersebut, kedua anak itu dibiarkan berada pada ruangannya masing – masing dengan boneka yang telah disiapkan sebelumnya.
Sesaat kemudian, anak yang pertama menirukan segala perilaku atau tindakan yang ada pada film yang telah ia tonton sebelumnya. Sedangkan anak yang kedua, hanya diam dan memperhatikan boneka yang ada dihadapannya tanpa melakukan hal – hal yang bersifat action seperti pada anak yang pertama.Boleh dikatakan bahwa anak yang pertama lebih agresif dibandingkan anak yang kedua.Pola belajar yang dilakukan oleh anak tersebut disebut dengan modeling (peniruan). Dimana terlihat jelas bahwa anak yang pertama meniru segala gerakan atau aksi yang dilakukan oleh pemain – pemain film action yang ia tonton dan kemudian ia terapkan kepada boneka bobo doll yang ada dihadapannya. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai cara belajar dengan modeling.

3.      Refleksi
Teori Albert Bandura mengena dalam kehidupan sehari-sehari.Contohnya dalam perilaku anak-anak terhadap orang dewasa.Saya mengalami hal tersebut secara langsung.Dalam belajar saya banyak memodeling orangtua.Salah satu ekspresi kemarahan ibu saya adalah dengan mendiamkan ayah saya.Tanpa sadar saya memodeling hal tersebut.Sehingga dalam lingkungan pertemanan, ketika saya marah saya tidak langsung memarahi teman saya. Saya malah mendiamkan teman saya, sama seperti yang ibu saya lakukan dahulu terhadap ayah saya. Ternyata proses modelling ini banyak terjadi dikehidupan sehari-hari tanpa saya sadari. Ketika saya belajar tentang teori bandura barulah saya mengerti. Dan saya merasa perilaku memodel orang lainyang lebih dewasa banyak terjadi ketika saya masih kecil.Perilaku yang terjadi karena modelling terkadang juga masih ada yang bertahan hingga saya kuliah.Teori belajar sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif, termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
Adapun teori Bandura memiliki kelebihan sebagai berikut :teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata reflex atas stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar sossial menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak- anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak-anak, faktor social, dan kognitif.









DAFTAR PUSTAKA

  • King, Laura A., 2010. Psikologi Umum. Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.
  • Plotnik, Rod., 2005. Introduction To Psychology. Thomson Learning. America.    Feldman, 
·         Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian - Edisi Revisi. Malang : UMM Press
·         Feist, J. & Feist, G.J. 2008. Theories Of Personality. (Terjemahan 6th edisi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!