Sabtu, 20 Mei 2017

Peran sunan Pojok dalam Menyebarkan Agama Islam di Blora



Eksistensi Sunan Pojok dalam Menyebarkan Agama Islam di Blora

 

Oleh :

MIFTAHUL JANNAH
XI IPS 4 / 19
SMA NEGERI 1 BLORA
Blora, Jawa Tengah
TAHUN 2017
 


LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis,
1.      Judul               : Eksistensi Sunan Pojok dalam Menyebarkan Agama Islam di Blora
2.      Penulis             :
a.       Nama         : Miftahul Jannah
b.      Kelas         : XI.IPS.4
c.       No.absen   : 19
3.      Tujuan: Disusun untuk memenuhi Tugas Karya Tulis Ilmiah  dalam rangka karya wisata
Karya tulis ini telah disahkan pada tanggal….



Mengetahui                                                                                  
Kepala SMA N 1 BLORA                                               Pembimbing


Drs.Slamet Joko Waluyo,M.Pd                         Sri Wahyu Dini Astari,S.Pd. M.Pd
NIP. 19670430 199802 1 002                              NIP. 19730920 200701 2 008




KATA PENGANTAR
            Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan karya tulis  ilmiah ini dengan judul “Eksistensi Sunan Pojok dalam Menyebarkan Agama Islam di Blora” ini.
            Pada kesempatan kali ini
1.Bapak Drs. Slamet Joko Waluyo selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Blora yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan

Karya ilmiah ini diharapkan mampu membantu saya dalam memperdalam pengetahuan saya mengenai proses islamisasi di blora yang dilakukan oleh sunan pojok.Selain itu, Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan agar memberikan bacaan kepada para pembaca agar mengetahui proses penyebaran agama islam di blora
            Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca karya ilmiah saya dengan tulus ikhlas.Harapan saya dengan karya tulis ilmiah ini dapat memperkenalkan peranan sunan pojok dan dapat meningkatkan minat kepada semua lapisan masyarakat yang ada di Blora untuk mengunjungi dan melestarikan tempat ziarah sunan pojok.Semoga karya ilmiah  ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan wawasan terhadap para pembaca dan juga saya.

Blora, April 2017
                                                                                                                            Miftahul Jannah





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................  i
PENGESAHAN…………………...................................................  ii
KATA PENGANTAR ...................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................  iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1
A.    Latar Belakang ...................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ................................................................. 3
C.     Tujuan Penulisan ................................................................... 3
D.    Manfaat Penulisan ................................................................. 3
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................... 4
A.    Proses perumusan pancasila yang dilakukan oeh Soekarno...................... 4
B.     Sikap  generasi muda saat ini terhadap nilai-nilai pancasila......................8
C.     Hal yang dapat kita teladani dari Ir. Soekarno........................................ 10
BAB 3 PENUTUP ............................................................................ 11
A.    Kesimpulan ........................................................................... 11
B.     Saran ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 14






BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang mayoritas penduduknya beragama islam. Masuknya agama Islam di Indonesia tidaklah lepas dari peranan Walisongo.Merekalah yang telah menyebarkan agama islam di Indonesia sampai ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia.Walisongo artinya Sembilan Wali.Songo atau Sembilan merupakan angka keramat, angka yang dianggap paling tinggi.
Blora sebagai kota yang mayoritas masyarakatnya beragama islam tak lepas dari peranan Walisongo karena mereka merupakan penyebar agama islam di Tanah Jawa. Blora yang termasuk dalam provisi Jawa Tengah juga mendapatkan pengaruh agama islam yaitu yang di bawa oleh sunan Pojok yang merupakan keturunan dari walisongo yaitu sunan kudus atau Ja’far Sodiq.Beliau lah yang telah menyebarkan agama islam di Jawa Tengah.
Selain itu,di Blora juga ada beberapa tempat pesarean yang dikeramatkan oleh masyarakat Blora seperti makam sunan pojok.Beliau ini merupakan tokoh yang sangat  dihargai dan di hormati oleh masyarakat Blora karena beliaulah yang pertama kali menyebarkan agama islam di Blora.
Menurut masyarakat Blora, Sunan Pojok diyakini sebagai Waliyullah  dan cikal bakal kabupaten Blora serta tanda-tanda karomah Allah yang diberikan kepada  beliau.Nama sunan pojok disandang beliau sejak menjadi  cikal bakal kadipaten Blora, dengan memberi nama-nama dukuhan dan kota serta memberikan banyak peninggalan-peninggalan yang bersejarah.
I.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah Sunan Pojok
a.       Bagaimanakah silsilah keturunan dari sunan pojok?
b.      Apasaja gelar yang disandang oleh Pangeran Pojok?
c.       Apasajakah peninggalan-peninggalan dari sunan Pojok?
2.      Bagaimanakah peran sunan pojok dan putranya dalam membangun kota Blora?
a.       Bagaimanakah peranan putra sunan pojok yaitu jaya dipo sebagai bupati blora pertama
b.      Nilai-nilai apasaja yang dapat diteladani dari sunan pojok dan putranya
3.      Bagaimanakah Arti penting Sunan Pojok bagi masyarakat Blora?

I.3 Batasan Masalah
            Tempat ziarah Sunan pojok merupakan tempat sejarahyang ada di Blora.Yang insyaallah tempat ini akan dibangun sebagai tempat wisata religious yang ada di kabupaten Blora
I.4Tujuan Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
Untuk mengetahui sejarah dari sunan pojok dan memperkenalkan kepada lapisan masyarakatdi Blora bahwa tempat tersebut merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan agar tidak terlupakan karena perkembangan zaman
1.5 Manfaat Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
1.      Untuk menjadikan media promosi bagi wisata religious di makam sunan pojok
2.      Di harapkan mampu menumbuhkan minat bagi masyarakat blora dalam wisata reigius
3.      Menambah pengetahuan tentang tempat wisata religious yang ada di blora
1.6 Metode pengumpulan data Karya Tulis Ilmiah
            Pengumpulan data karya tulis ilmiah melakukan dua metode:
1)      Literature
Dengan metode literature, data diperoleh melalui media elektronik dan juga dari buku-buku diperpustakaan umum.Dari data tersebut saya kembangkan namun tidak mengubah inti dan kebenarannya
2)      Wawancara
Dengan metode wawancara, data diperoleh dari narasumber yang dapat dipercaya dengan tempat sejarah melalui pemaparannya dan sesi tanya jawab antara penanya dengan narasumber.Adapun nama narasumber yang saya maksud adalah Bapak Sugeng .Beliau merupakan pengurus makam sunan pojok atau bias disebut sebagai juru  kunci dari makam sunan pojok  .Dari paparan beliau saya kembangkan, namun tidak lepas dari apa yang beliau sampaikan.
1.7 Tinjauan Teoritis
Makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora, tempatnya di sebelah Selatan Alun-alun Blora. Berdasarkan data yang ada, makam tersebut merupakan Makam Surobahu Abdul Rohim, yang merupakan perwira Mataram yang berhasil meredakan kerusuhan yang terjadi di pesisir utara (Tuban). Setelah kembali dari Tuban, tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal dunia di Desa Pojok (Blora).

BAB II
PEMBAHASAN
MAKAM SUNAN POJOK DI BLORA
1.1 SEJARAH SUNAN POJOK
            Sejak lahir beliau dinamai Pangeran Pojok atau Pangeran Surabaya, setelah dewasa beliau mendapatkan perintah dari Raja Mataram yaitu Sultan Agung Hanyakrakusuma, menjadi panglima  perang di kerajaan Mataram.Setelah diangkat menjadi panglima perang beliau  kemudian mendapatkan sebutan pangeran Surabahu.Sebagai panglima perang beliau mendapatkan dua tugas pokok yaitu:
1.      Mengamankan wilayah pati , tuban Surabaya, dan pasuruan dari pengaruh pemberontak,
2.       Mengajak bersatu dan bersama mengusir VOC.
Karena keberhasilannya dalam perang melawan VOC , kemudian beliau diangkat menjadi Adipati di Tuban oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma pada tahun 1619. Nama Pangeran Sedah sendiri memiliki arti bahwa kedudukan adalah amanat atau titipan yang harus disampaikan kepada yang berhak  dengan penuh tanggung jawab.Beliau dijuluki sebagai Pangeran Sedah karena berhasil mengamankan wilayah Pati, Tuban, Gresik, Surabaya dan Pasuruan.
            Beliau menjadi Adipati Tuban selama 42 tahun yaitu sejak tahun1619-1661. Meskipun beliau sudah menjadi Adipati Tuban beliau tetap merangkap sebagai Panglima perang. Kondisi wilayah pada saat itu masyarakat sudah dikondisikan oleh para pemberontak untuk menyerang ke Mataram dan ingin berdiri sendiri menjadi kerajaan, namun upaya tersebut dapat diredam oleh Pangeran Pojok. Kemudian setelah itu,  beliau akhirnya mengundurkan diri sebagai Adipati Tuban.
a.      Silsilah sunan pojok
Ternyata jika dihubung kan sunan pojok merupakan keturunan dari Rasulullah SAW.berikut ini adalah sisilah dari sunan pojok antara lain:
Dari Nabi Muhammad SAW  kemudian Siti Fatimah yang menikah dengan Sayidina Ali bin Abi Thalib dan memiliki putra yang bernama Sayidina Sultan Abu Abdullah Khusen kemudian sayidina Wamaulana Kabir Muhammad Ali kemudian Sarif Sultan Walid Jenal Ngalim kemudian Sarif Sultan Sulaiman kemudian Sultan Jahed Jenar Kabir selanjutnya Sarif Imam Sofie kemudian Sayidina Jenal Cobro kemudian Nahmudini Kadir kemudian Syaikh Semangun kemudian Syaikh Khusen kemudian Syaikh Askar kemudian Sayidina Imam Abdullah kemudian Sayidina Abdurrahman kemudian Ibrahim Asmara Qondi kemudian Sultan Surajt’din/Ibrahim Al Ghozi/Maulana Ibrahim Asmoro kemudian Sunan Ngampel/Raden Rahmat kemudian Sunan Ngudung yang menikah dengan siti Syrifah/Dewi Syafiah binti Sunan Ngampel kemudian Sunan Kudus/Raden Ja’far Shodiq kemudian Ratu Pekojo/ Ratu Prakojo di Kartosura kemudian Pangeran Sedayu kemudian berlanjut hingga pangeran Ronggo Sedayu yang kemudian memiliki putra yaitu Pangeran Pojok.
Pangeran Pojok memiliki tiga orang putra yaitu:
a)      Pangeran Kleco, yang dimakamkan di Kudus , di komplek makam sunan kudus
b)      RM Somodito atau dengan sebutan Raden tumenggung Joyo diwiryo atau RT Jati wirya atau RT Jaya Dipo (bupati blora yang pertama) makamnya terletak disebeah timur makam sunan pojok.
c)      Pangeran Dipoyudo , makamnya terletak di desa Tambaksari  utara kota Blora.
b.      Gelar sunan pojok
Sunan Pojok menyandang banyak  gelar diantaranya:
1.      Pojok ing perkoro hakekat kehidupan manusia adalah  untuk beribadah dalam arti luas
2.      Surabaya berarti berani menghadapi tantangan, hambatan, dan ancaman
3.      Surabahu berarti berani menanggung beban dan tanggung jawab
4.      Sedah (pasrah) berarti orang yang hidup didunia ini hendaklah dapat pasrah kehadirat Allah SWT.
5.      Waliyullah (kekasih Allah) apabila seseorang  telah mengetahui, memahami menghayati  hakekat hidupnya sebagai makhluk ciptaan Allah berani dan mampu menghindarkan diri dari segala larangan, taat melaksanakan tugas dan kewajibannya secara ikhlas, serta mampu mengajak orang lain, nasehat menasehati kearah kebaikan dan menyakini bahwa hidup dan kebidupan
c.       Peninggalan-peninggalan dari sunan Pojok
a)      Nama-nama wilayah desa di kota serta pemerintahan di Blora
b)      Makam sunan pojok  blora disebut sebagai makam gedong yang berlokasi disebelah selatan alun-alun Blora Kota.juga di gunakan sebagai makam RT Dipoyudo dan putra menantunya yaitu RT Joyo Kusumo (bupati blora ke dua) dan para sahabatnya.
c)      Masjid baitunnur blora lokasinya berada di sebelah barat alun-alun kota Blora
d)     Pendopo dan rumah dinas bupati blora, lokasinya disebelah utara Alun-alun kota blora
                
2.      Peranan sunan pojok dalam membangun Blora
            Peran Sunan pojok selama di Blora yaitu beliau merupakan pemberi nama-nama tempat yang pernah beliau singgahi seperti: Karang Nangka, Sasak, Kaliwangan, Blora, Alun-alun. Beliau memberikan nama-nama tempat tersebut dengan alasan yang masuk akal dan disaksikan oleh prajurit-prajuritnya.
Sejarah mengenai pemberian nama pada suatu tempat yang beliau singgahi.Ketika beliau melakukan perjalanan pulang dari Mataram menuju Kadipaten Tuban.Dalam perjalanan beliau beristirahat dibawah pohon nangka yang besar karena beliau merasakan kelelahan setelah melakukan perjalanan panjang.setelah beristirahat di bawah pohon nangka tersebut akhirnya beliau memberi nama  tempat tersebut  Karang Nangka.Setelah itu beliau kembali melanjutkan  perjalanan sampai akhirnya rombongan beliau sampai di hutan yang sangat terjal sehingga beliau beserta romnongannyakesulitan untuk melalui tempat tersebut akhirnya beliau memutuskan untuk istirahat sejenak dan  memerintahkan prajuritnya untuk menebang hutan tersebuat atau dalam bahasa jawa disebut “Babat Alas” agar mereka dapat dengan mudah melewati jalan tersebut.Kemudian beliau member nama tempat tersebut “Sasak” karena ketika membabat hutan tersebut prajuritnya nasak-nasak sehingga beliau memberi nama tempat tersebut Sasak.setelah selesai membabat  hutan akhirnya rombongan beliau kembali melanjutkan perjalanan pulang hingga akhirnya beliau sampai di wangan atau sungai yang lebar dan memiliki arus yang sangat deras, sehingga beliau dan rombongannya kesulitan dalam menyeberangi sungai tersebut. Akhirnya beliau memerintahkan kepada prajuritnya untuk memebuat perahu agar bisa  menyeberangi sungai tersebut. Setelah beliau menyeberangi sungai itu kemudian beliau memberi nama tempat tersebut Kaliwangan. Perjalanan dilanjutkan lagi dengan perlahan-lahan atau dalam istilah jawa “Alon-alon” karena tanahnya embel  kemudian tempat tersebut dinamakan BLORA yang berasal dari kata Balora yang memiliki arti dalam bahasa jawa yaitu embel.Dan karena perjalanannya perlahan-lahan atau  alon-alon maka kemudian beliau memberi nama tempat tersebut Alun-alun.Perjalanan selanjutnya beliau membuat tempat ibadah yanga ada disebelah barat alun-alun yang sekarang menjadi  Masjid Bitunnur Blora.
a.      Peranan putra sunan pojok
Melalui perjalanan sejarah yang sangat panjang, Blora mulai berubah menjadi daerah kabupaten. Perubahan ini terjadi pada hari kamis kliwon tanggal 1 sura tahun alib1675 menurut perhitungna tahun Jawa atau tanggal 11 Desember 1749 M.Sejak saat itu Blora mulai menjadi sebuah Kabupaten dan bupati pertama yang menjabat adalahWilatikta atau putra ke dua dari Pangeran Pojok.Tumenggung Wilatikta menjadi Bupati Blora sejak tahun 1749-1755.Tumenggung Wilatikta adalah  orang yang pemberani, loyal dan juga merupakan orang yang rasional.
Beliau dikatakan pemberani dikarenakan beliau merupakan prajurit Mataram yang sangat pemberani, sehingga dengan keberaniannya beliau diangkat sebagai bupati Bloraoleh Mangkubumi selaku atasannya.Beliau loyal dikarenakan Wilatikta loyal terhadap atasannya yaitu Mangkubumi, yangtidak sudi bekerjasama dengan pemerintah jajahan Belanda.Beliau merupakan orang ang rasional dikarenakan dengan pemiirannya yang matang beliau tidak mau bekerjasama dengan [emerintah jajahan Belanda, sehingga beliau dengan ikhlas melepaskan jabatannya sebagai Bupati.Sebagai Bupati pertama di kabupaten Blora beliau mampu menunjukkan kepeloporannya dalam memimpin kota Blora. 
Akan tetapi setelah Kerajaan Mataram pecah menjai dua,Tumenggung Wilatikta melepaskan jabatannya sebagai bupati Karena ia tidak mau menjadi bawahan dari  Kasunanan Surakarta,sehingga terjadilah kekosongan kekuaaan di kabupaten Blora. Latar belakang Tumenggung Wilatikta melepaskan diri dari jabatannya sebagai Bupati karena ia tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Penjajah Belanda. Karena pada saat itu kerajaan mataram tidak mau bekerja sama dengan Belanda tetapi setelah kerajaan tersebut pecah belah dan berubah menjadi kasunanan yang mau bekerja sama dengan Belanda.
Tumenggung Wilatikta ini patut kita contoh karena beliau merupakan bupati Blora yang pertama yang tidak sudi bekerja sama dengan pemerintah Belanda
b.      Nilai-nilai
*      Sunan pojok
Nilai-nilai yang dapat diteladani dari Sunan Pojok:
1.       Sebagai Waliyullah atau kekasih Allah beliau sangat taat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya secara ikhlas serta menjauhi segala larangan Allah, sehingga perilaku beliau ini patut kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dengan meneladani sifat beliau ini kita tidak akan terjerumus ke dalam dosa.
2.      Beliau sangat taat dan patuh terhadap perintah dari Sultan Agung Hanyakrakusuma.

*      Tumenggung Wilatikta

Nilai-nilai yang dapat kita teladani yaitu
1.      Sikap beliau yang pemberani sehingga beliau diangkat sebagai Bupati Blora yang pertama.Beliau merupakan orang yang tegas dan berani mengambil keputusan yang cermat, yaitu saat beliau tidak mau bekerjasama dengan Pemerintah Jajahan Belanda.
2.      Patuh pada Sultan Agung Hanyakrakusuma dan Hamengkubuwana I
3.      Berbakti kepada orang tua yaitu dengan mencari makam ayahnya di desa Pojok dan membangunkan makam untuk ayahnya di sebelah selatan Alun-alun sehingga kemudian makam beliau di pindahkan dari Pojok ke sebelah selatan Alun-alun.
ARTI PENTING SUNAN POJOK
Setiap satu tahun sekali diadakan Haul sunan Pojok yaitu pada tanggal 27 Sura.Haul suns Pojok dilakukan pada tanggal 27 Sura karena pada tanggal itu merupakan hari kelahiran beliau, sehingga hari kelahiran beliau ini kemudian di jadikan sebagai hari peringatan beliau yang terus di peringati oleh masyarakat Blora.Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 27 Sura antara lain:
1.      Pada malam 27 Sura diadakan kataman Binador oleh yayasan Sunan Pojok dan juga ada beberapa santri dari pondok yang ada di Blora.
2.      Selesai kataman ada agenda ganti kelambu di makam Sunan Pojok
3.      Pada tanggal 27 Sura tepatnya pada pukul 06.00 pagi ada kegiatan kataman bil Ghaib
4.      Selanjutnya  kegiatan tahlil umum bersama muspida di makam sunan Pojok
5.      Pada malam harinya merupakan acara puncak dari Haul sunan Pojok yaitu Pengajian yang di laksanakan di depan Masjid Baitunnur yang biasa di isi dengan tausiah oleh Gus Ali dari Sidoarjo Jawa Timur
PROSES PEMBANGUNAN MAKAM SUNAN POJOK DARI MASA-KE MASA
Awalnya sunan Pojok meninggal dalam perjalanan pulang dari mataram menuju Tuban.Karena merasa kelelahan akhirnya beliau beristirahat di bawah pohon nangka yang besar.Tetapi ditengah-tengah perjalanan beliau tiba-tiba jatuh sakit dan meminta beristirahat di desa pojok hingga akhirnya beliau wafat dan dimakamkan di desa pojok tersebut.
Sepeninggal Surobahu, sebagian prajurit menetap di Sasak, namun sebagian pulang ke Mataram untuk melapor ke Sultan Agung. Setelah Sultan Agung menerima laporan kemudian memerintah putra pangeran Surobahu Raden Tumenggung Joyodipo untuk menetap, dan dianugerahi wilayah sekaligus menjadi Bupati Blora yang pertama.
Waktu itu dia dibantu seorang adiknya yang bernama Kyai Toh Bahu yang sekarang dimamakamkan di Makam Krapyak, Desa Kajangan, Kecamatan Blora Kota.
Raden Tumenggung Joyodipo, setelah meninjau makam ayahnya, kemudian berjalan ke arah Timur menyeberang sungai yang sekarang bernama Kaliwangan. Terus naik ke wilayah yang lebih tinggi dengan berjalan perlahan-lahan, ke tempat yang sekarang disebut alun-alun Blora.
Dalam perjalanan itu beliau bertemu dengam Mbah Balora yang ditemani tujuh pemuda. Raden Tumenggung Joyodipo bersama Mbah Balora serta teman-temannya itu membangun perkampungan, persawahan, dan memindahkan makam Gedong atau makam Sunan Pojok ke lokasi yang hingga sekarang selalu menjadi tempat pelaksanaan haul setiap tahunnya.
setelah putranya membangunkan makam untuk beliau tepatnya disebelah selatan alun-alun, maka akhirnya makam beliau di pindahkan kesana.selama ini makam beliau pernah melakukan renovasi yaitu pada tahun 2001 hingga sekarang ini dan belum mengalami renovasi lagi.Dalam merenovasi maka dibangun tempat makam yang lebih baik dan lebih luas sehingga masyarakat blora menjadi nyaman saat berziarah ke makam beliau.


 




Akhir dari sunan pojok

KESIMPULAN
Sunan pojok  dikenal sebagai sosok waliyullah yang menyebarkan agama islam di blora.Sunan pojok memiliki lebih dari satu nama yaitu Pangeran Pojok, Pangeran Surabaya, Pangeran Surabahu, Pangeran sedah,Syaikh abdurrochim dan wali pojok blora.Selain itu juga disebut sebagai mbah Benun.Beliau  berasal dari mataram (Yogyakarta).Beliau merupakan panglima perang dan adipati tuban.
Menurut masyarakat Blora, Suanan Pojok diyakini sebagai Waliyullah  dan cikal bakal kabupaten Blora serta tanda-tanda karomah Allah yang diberikan kepada  beliau.Nama sunan pojok disandang beliau sejak menjadi  cikal bakal kadipaten Blora, dengan memberi nama-nama dukuhan dan kota serta memberikan banyak peninggalan seperti masjid Baitunur Blora yang bias kita jadikan suri tauladan untuk diri kita semua.Beliau adalah sosok dengan pengabdian dalam membela Tanah Air, Negara dan Kerajaan Islam
Banyak karomah yang beliau miliki.Beliau memiliki karomah yang bersifat umum dan khusus, Karomah-karomah yang beliau miliki sangat beliau perhatikan dan dianggap oleh beliau  ujian yang harus difahami, dihayati dan diamalkan demi penghambaan diri kepaada Allah SWT, kepada pemerintah dan masyarakat sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur’an dan Al-sunnah.Atas jasa-jasa beliau dan perjuangan beliau dalam menegakkan syariat agama islam, maka tidak heran beliau mendapatkan penghormatan dari pengikutnya.
SARAN

Sebagai masyarakat Blora kita harus bisa menjaga dan  melestarikan  warisan budaya yang ada di kabupaten Blora ini dengan cara setiap tanggal 27 Suro kita dapat menziarahi makam beliau

DAFTAR PUSTAKA
Rahimsyah,2001.Kisah Walisongo.DutaMedia. Surabaya
Setiono Andi.2011.Ensiklopedia Blora Alam Budaya dan Manusia Buku 3 Pemerintah Sosial dan Ekonomi
Setiono Andi.2011.Ensiklopedia Blora Alam Budaya dan Manusia Buku 4 Adat Istiadat, Agama dan kepercayaan Lokal.






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!