Senin, 20 Maret 2017

Makalah Meneladani Perjuangan Para Tokoh Proklamasi Ir. Soekarno



Kata Pengantar


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan tentang pahlawan kita Ir. Soekarno, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun  isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah  ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.







Malang, 21 Februari 2017
Penyusun













Daftar Isi



Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
            Pendahuluan...........................................................................................................4
A.    Latar Belakang...........................................................................................4
B.     Rumusan Masalah......................................................................................4
C.     Tujuan........................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................5
            Pembahasan...........................................................................................................5
1.      Biografi Tokoh..........................................................................................5
2.      Peranan Ir. Soekarno dalam perjuangan proklamasi...........................9
3.      Nilai-nilai perjuangan dari Ir. Soekarno............................................10
BAB III...................................................................................................................11
            Penutup.................................................................................................................11
§  Kesimpulan...............................................................................................11
Daftar Pustaka...................................................................................................................12







BAB I
Pendahuluan
A.   Latar Belakang
 Soekarno merupakan sosok yang jasanya tidak bisa dilupakan begitu saja dalam membangun negeri Ini. Peranan besar yang telah dilakukan oleh kedua orang ini, terutama dalam hal memerdekakan bangsa Indonesia dari belenggu Penjajahan Akan Selalu Terpatri Sebagai Jasa-Jasa Yang Tidak Akan tergerus selamanya oleh masa. Memang, jika kita amati. Sosok kedua bapak bangsa ini merupakan pribadi yang unik satu sama lainnya. pribadi yang saling melengkapi dan mengisi kekurangan-kekurangan yang ada diantara mereka.
 Sebagai sosok yang memiliki label penggerak massa, Soekarno memiliki peranan sebagai pemain depan yang dengan jelas terlihat Bagaimana pola pikir dan cara berbicaranya ketika berada di depan podium untuk berpidato. Soekarno adalah singa podium yang berjuluk “Penyambung solidaritas rakyat”. Ia memainkan peran dalam menyampaikan pesan persatuan dan kesatuan untuk tercapainya Indonesia merdeka.

B.   Rumusan Masalah
1.     Siapakah Ir. Soekarno?
2.     Bagaimana peranan Ir. Soekarno dalam perjuangan proklamasi?
3.     Apa saja nilai – nilai perjuangan dari Ir. Soekarno?

C.   Tujuan
 Untuk mengingatkan generasi muda negara ini akan besarnya nilai jasa para pejuang dan untuk menimbulkan rasa nasionalisme generasi muda bangsa ini agar kita semua bisa menghargai jasa para pahlawan.


BAB II
Pembahasan
1.    Biografi Ir. Soekarno
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.
Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.
              Dalam usia kanak-kanak, Soekarno tinggal dan diasuh oleh kakeknya. Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Kakeknya adalah seorang pedagang batik, yang secara tidak langsung membantu penghidupan dari kedua orang tua soekarno yang pada waktu itu tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk menghidupi dirinya dan kakaknya. Kecintaan Soekarno terhadap wayang kulit, mulai tumbuh selama tinggal bersama kakeknya. Ia sering kali menonton wayang kulit sampai larut malam. Kesenangannya menonton wayang membuatnya terkesan dengan tokoh Bima dibandingkan dengan tokoh lain.
              Di Tulung Agung, ia pertama kali masuk sekolah.Tetapi ia kurang mempergunakan kesempatan sebaik mungkin untuk belajar.Hal ini disebabkan ia lebih sering melamun tentang kisah perang bharata yudha.Namun, sisi keingintahuan yang besar dan minatnya terhadap pengetahuan sudah mulai tumbuh pada saat ini. Berkat sifat keingintahuan yang dimiliki olehnya, Soekarno memiliki wawasan yang lebih luas daripada teman-teman sebayanya.
          Tidak lama kemudian, setelah kedua orang tuanya pindah ke Sidoarjo dan mendapat jabatan sebagai kepala Eerste Klasse School di Mojokerto. Di sini, kepandaiannya mulai terlihat dengan jelas. Mungkin ini disebabkan oleh profesi ayahnya yang juga seorang guru sehingga dapat mengawasi kegiatan belajar mengajar anaknya secara langsung. kemudian, Raden Sukemi memasukkan Soekarno ke Europeesche Lagere School (E.L.S). Sekolah tersebut didirikan guna memenuhi kebutuhan anak-Anak pekerja di pabrik gula.
selama bersekolah di sini. Soekarno merasakan adanya diskriminasi yang diberlakukan kepada kaumnya. Hanya bumiputera tertentu yang mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan hak istimewa itu. Mereka yang bukan anak pejabat hanya bisa masuk ketika ada izin khusus dari residen dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebelum ia menginjakkan kaki di tempat tersebut, pada tahun 1913, Soekarno harus mengorbankan waktunya untuk memperdalam bahasa Belanda pada Juffrow M.P De La Riviera, guru bahasa Belanda di ELS. Selama bersekolah di ELS Soekarno juga mengalami cinta pertama kepada seorang gadis Belanda yang  bernama, Rikameelhuysen. Tetapi, hubungan mereka berdua ditentang oleh ayah sang gadis karena melihat kedudukan Soekarno yang hanya merupakan pribumi. Meskipun, akhirnya hubungan itu putus dan Soekarno dihina. Ia tidak marah karena menganggap hal itu sudah biasa.
Pribadi Soekarno, selain banyak mendapatkan pendidikan di ELS. Ia juga mendapatkan pendidikan dari ayahnya dengan keras, penuh disiplin, tetapi di sisi lain mengajarkan untuk mencintai Mmkhluk tak berdaya. Sedangkan dari ibunya, Idayu, ia mendapatkan pengaruh mistik dari pemikiran hindu dan sifat yang lemah lembut serta kasih sayang. Dari pembantunya Sarinah, sebagaimana diungkapkan oleh Soekarno sendiri, ia memperoleh pengaruh kemanusiaan dan sikap emansipasif. Ia amat terkesan dan mengagumi sikap perempuan tersebut. Meskipun ia hanya seorang pembantu, di mata Soekarno ia adalah perempuan bijaksana dan berbudi luhur.
Setelah menyelesaikan ELS di Mojokerto, pada tahun 1915, Sukarno ingin melanjutkan pelajarannya Di Hogere Burger School (HBS). Agar Soekarno diterima sebagai siswa HBS, ayahnya menggunakan pengaruh kawannya untuk memasukkan ke sekolah tertinggi yang ada di Jawa Timur tersebut. Melalui jasa baik, H.O.S Tjokrominoto, Soekarno akhirnya diterima di sana. Bahkan tokoh gerakan massa nasionalis islam itu memberikan pondokan di kediamannya, walaupun ia tidak mendapatkan kamar yang baik. Ia menempati sebuah kamar yang gelap tanpa jendela dan daun pintu. Sebagai penerangan lampu pijar yang menyala sepanjang hari. Tetapi ia menerima kenyataan tersebut tanpa menggerutu. Karena memang tidak ada kamar lagi dan hanya itulah satu-satunya kamar yang belum terisi dan Soekarno menjadi penghuninya. Tetapi yang penting bagi ayahnya adalah anaknya dapat tinggal satu atap dengan “Raja Jawa” yang tak bermahkota.
Alasan dari Sukemi untuk menitipkan Soekarno kepada Tjokrominoto dijelaskan oleh Soekarno dalam buku biografinya yang ditulis oleh Cindy Adams (1966), sebagaimana yang diungkap oleh Soekarno: “Tjokro adalah pemimpin baik dari orang Jawa. Sungguhpun engkau akan mendapat pendidikan Belanda, aku tidak ingin darah dagingku menjadi kebarat-baratan. Karena itu kukirim kepada Tjokro orang yang dijuluki Belanda sebagai Raja Jawa yang  tidak dinobatkan. Aku tidak ingin melupakan, bahwa warisanmu adalah untuk menjadi Karna kedua.”
Selama Berada di Surabaya, Soekarno banyak mendapatkan pengaruh pemikiran barat yang modern. Perpisahan dengan orang tua dan lingkungan desanya juga memberikan pengaruh postitif bagi dirinya. Soekarno berada di Surabaya selama lima tahun. Selama itu ia tinggal di rumah Tjokrominoto. Di tempat itulah pendidikan politik Soekarno dimulai dengan interaksi dengan berbagai pemahaman pemikiran yang ada disana. Soekarno juga berkenalan dengan orang-orang beraliran sosialis, seperti Alimin, Muso, dan Dharsono yang juga mendapat kedudukan penting dalam kepengurusan Sarekat Islam maupun di dalam keanggotaan Indische School Democratische Vereeniging (ISDV).
Sebagai remaja yang gelisah, ia menyalurkan aspirasinya melalui suratkabar milik Sarekat Islam, Oetoesan Hindia. Ia menuangkan pemikiran dengan nama samaran ‘Bima”. Menurut pengakuannya, penggunaan nama samaran itu dimaksudkan agar ia tidak dimarahi oleh ayahnya. Sebab ayahnya akan marah apabila mengetahui anaknya membahayakan masa depannya sendiri. Memang kata-kata yang digunakan Soekarno cukup tajam seperti “Hancurkan segera kapitalisme yang dibantu oleh budaknya, imperialisme. Dengan kekuatan islam, Insya Allah itu segera dilaksanakan.” Di samping itu, Soekarno juga aktif dan melibatkan dirinya dalam organisasi pemuda Tri Koro Darmo cabang Surabaya, yang dibentuk pada 1915 sebagai bagian dari organisasi Budi Oetomo. Kemudian berganti nama menjadi Jong Java pada 1918.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di HBS pada 10 Juni 1921. Soekarno beserta Istrinya, Siti Oetari Tjokrominoto, Puteri Tjokrominoto Yang Dinikahi Olehnya pada 1920 atau 1921, meninggalkan Surabaya menuju Bandung. Disana ia bersama istrinya berdiam di kediaman  haji Sanusi, anggota Sarekat Islam dan juga kawan akrab Tjokrominoto. Di tempat itu pula Soekarno pertama kali bertemu dengan Inggit Garnasih, Isteri Haji Sanusi. Kota Bandung mempunyai iklim ideologis yang khas jika dibandingkan dengan kota-kota lain. Jika Sarekat Islam berpusat di Surabaya, maka Semarang dikenal sebagai pusat pemikiran marxisme. Kedua kota ini saling mempengaruhi dan saling berebut pengaruh.
Tetapi Bandung justru menampilkan watak yang berlainan dengan kedua kedua kota di atas. Sebab di kota Bandung telah berkembang sebuah pemikiran bahwa tujuan pergerakan adalah kemerdekaan penuh bagi Indonesia. Gagasan-gagasan ini dikembangkan oleh para pemimpin Indische Partij yang akhirnya mempengaruhi pemikiran-pemikiran selanjutnya. Akhirnya kota Bandung menampilkan diri sebagai pusat pemikiran nasionalis sekuler.
Di kota ini, soekarno berkenalan dengan tokoh-tokoh nasionalis sekuler, seperti, E.F.E Douwes Dekker, Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara.Perkenalan ini telah membawa nuansa baru dalam berpikir Soekarno.Seperti halnya dalam pendekatan yang diperkenalkan oleh Douwes Dekker dalam mendekati situasi hindia Belanda dan bagaimana cara mengubahnya amat menarik perhatian Soekarno. Pemikiran yang diperkenalkan tersebut terlihat berbeda dari pemikiran sebelumnya didapat Dari tokoh-tokoh yang ditemuinya.
Dengan bertemunya berbagai tokoh yang memiliki berbagai aliran pemikiran tentunya membuat pikiran Soekarno semakin tersusun secara teratur. Di samping itu kesaksiaannya terlihat di depan matanya. Soekarno melihat di lingkungan Tjokrominoto senantiasa timbul pertentangan antara golongan kanan (Tjokrominoto) dengan golongan kiri (Semaun-Darsono) Dalam Sentral Serikat Islam yang berkedudukan di Surabaya. pertikaian yang memuncak tersebut berakhir dengan terpecahnya sarekat islam menjadi dua bagian, yakni sarekat islam putih dan merah. Sarekat islam merah, akhirnya merubah dirinya menjadi sarekat rakyat.
Jiwa patriotisme Soekarno tidak hanya dibentuk melalui figur seorang Tjokrominoto. Sebagaimana diungkapkan oleh Bob Hering, bahwa adanya interaksi antara Soekarno dan para pengikut aliran Marxis Seperti Muso, Alimin, dan Semaun. Juga para orang-orang sosialisme radikal Belanda, seperti Coos Hartogh, Henk Sneevliet, dan Aser Baars. memang jika penulis pahami, pengaruh nasionalisme, islam, dan marxisme-sosialisme sudah memiliki andil yang besar pada diri Soekarno bahkan pada saat dia muda. Secara jelas, ini dibentuk dari keberadaan Soekarno Yang pada mulanya mendapatkan Pendidikan Politik Di Surabaya.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. organisasi ini merupakan cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan olehnya pada tahun 1927. aktivitas Soekarno di PNI menyebabkan dirinya ditangkap oleh Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoi atau pembelaannya yang fenomenal dengan judul Indonesia menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Akibatnya, Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Disini, Soekarno hampir hilang dan terlupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun, semangat dan api perjuangan yang tidak pernah padam senantiasa membuat Soekarno tetap tegar dalam menghadapi hambatan dalam perjuangan. Ini terbukti melalui suratnya kepada seorang guru persatuan islam Bernama Ahmad Hassan.
Selama menjadi presiden, Soekarno banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia internasional. keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan Presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung dan menghasilkan Dasa Sila Bandung. Tujuan dari KAA Adalah untuk menentang tindakan imperialisme dan kolonialisme yang terjadi di dunia yang notabenenya banyak dilakukan oleh negara-negara barat.
Setelah ‘bercerai’ dengan Mohammad Hatta, pada tahun 1955. Masa-masa kesuraman pemerintahan Soekarno sudah mulai tampak. Ditambah dengan keadaan politik dalam negeri yang sudah mulai tidak stabil akibat adanya pemeberontakan separatis yang terjadi di seluruh plosok Indonesia. Dan berpucak pada pemberontakkan G 30 S/ PKI, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak bisa memenuhi cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera. Akibat selanjutnya, Soekarno terpaksa dicabut masa jabatannya oleh MPRS setelah Pidato pertanggungjawabannya ditolak.


2.     Peranan Ir. Soekarno dalam perjuangan proklamasi
·         Pada tahun 1915 mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar surat kabar Jong Java diterbitkan dalam bahasa Melayu saja, dan bukan dalam bahasa Belanda.
·        Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo.[6] Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia.
·         Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
·       Aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.
·       Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.


3.     Nilai-nilai perjuangan dari tokoh yang bisa diambil dari Ir. Soekarno
a.   Nilai persatuan dan kesatuan mereka begitu menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b.     Nilai keikhlasan. Para perumus dasar negara kita saat itu tidak terpikir untuk mendapat imbalan. Mereka ikhlas demi bangsa dan negaranya.
c.    Berani menegakkan kebenaran dan keadilan. Demi keadilan, mereka berani melakukan perjuangan di tengah-tengah bahaya.
d.   Toleran terhadap perbedaan. Perumusan dasar negara diwarnai dengan sikap menghargai perbedaan.









BAB III
Penutup
Kesimpulan
·           Ir. Soekarno (lahir di Blitar pada 6 Juni 1901- meninggal pada tanggal 21 Juni 1970 di Kota Blitar,  Jawa Timur). ayahnya Raden Sukemi Sosrohadihardjo, adalah seorang priyayi rendahan yang bekerja sebagai guru sekolah dasar. ibunya Nyoman Rai berdarah biru dari Bali dan beragama Hindu. Pertemuan mereka terjadi ketika Raden Sukemi, yang sehabis menyelesaikan studi di Sekolah Pendidikan guru pertama di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, ditempatkan Di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali.

·                 Soekarno menentang kolonialisme dan kapitalisme itu. Keduanya melahirkan struktur masyarakat yang eksploitatif sebagai suatu sistem yang eksploitatif, kapitalisme itu mendorong imperialisme, baik imperialisme politik maupun imperialisme ekonomi. Tetapi soekarno tak ingin menyamakan begitu saja imperialisme dengan pemerintah kolonial imperialisme.

·                 Menurut Soekarno, yang pertama-tama perlu disadari adalah bahwa alasan utama kenapa para kolonialis Eropa datang ke asia bukanlah untuk menjalankan suatu kewajiban luhur tertentu. mereka datang terutama “untuk mengisi perutnya yang keroncong belaka.” artinya, motivasi pokok dari kolonialisme itu adalah ekonomi sebagai sistem yang motivasi utamanya adalah ekonomi.

·                  Langkah lain yang menurut Soekarno perlu segera diambil dalam menentang kolonialisme dan imperialisme itu adalah menggalang persatuan di antara para aktivis pergerakan.

·                   Dengan pendirian partai nasional Indonesia (PNI) yang sebagai tujuan utamanya dicanangkan untuk “Mencapai Kemerdekaan Indonesia.” guna memberi semangat kepada para aktivis pergerakan, pada tahun 1928 ia menulis artikel berjudul jerit kegemparan di mana ia menunjukkan bahwa sekarang ini pemerintah kolonial mulai waswas dengan semakin kuatnya pergerakan nasional yang mengancam kekuasaannya.




DAFTAR PUSTAKA
Hering Bob, Soekarno Architect Of A Nation, Kit Publisher, Amsterdam, 2001
Soekarno Founding Father Of Indonesia 1901-1945, Kit Publisher, Amsterdam, 2001
Katoppo, Aristides, 80 Tahun Bung Karno, Kintamani Offset, Jakarta, 1982
Kasenda, Peter, Soekarno Muda: Biografi Pemikiran 1926-1933, Komunitas Bambu, Jakarta, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!