Minggu, 12 Maret 2017

Makalah H. Agus Salim dalam Pergerakan Nasional



H. Agus Salim dalam Pergerakan Nasional


 














Disusun Oleh      :
       Nama           : Said Raafli Dwi Sulistyanto
       Nomer Abs  : 24
       Kelas            : XI.IPS4


I.                Pendahuluan

1.1           Latar Belakang
Jati diri bangsa Indonesia adalah jiwa dan semangat sumpah pemuda Indonesia 28 Oktober 1928. Sumpah pemuda sebagai jati diri bangsa diloengkapi dengan tiga komponen lain yaitu Proklamasi, Pancasila, dan UUD 1945. Sumpah pemuda sebagai karya agung pertama the founding father, yang merupakan hasil jiwa dan semangat yang menyatu menjadi roh sumpah pemuda.
Dengan kepekaan yang tinggi para the founding father dengan cerdas dan cermat mendeteksi adanya nilai-nilai budi luhur budaya bangsa yang tumbuh di segenap nusantara.Ini telah menggugah generasi mudanya memiliki jiwa semangat dan karakter yang mendapat pancaran nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Sehingga mendorong mereka berbondong bondong dating ke Jakarta menghadiri Kongres Pemuda tahun 1928 dengan menyatakan diri sebagai Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Celebes, dan Jong Java, serta lainnya. Padahal bisa kita bayangkan sulitnya transportasi dan komunikasi masa itu.

Ini yang kemudian oleh founding fathers dirumuskan sebagai apa yang kita kenal sekarang sebagai Pancasila. Berarti Pancasila merupakan nilai-nilai karakter yang menjiwai dan menyemangati para pemuda Indonesia untuk mendeklarasikan Sumpah Pemuda.Hebatnya Sumpah Pemuda mampu melahirkan Bangsa Indonesia di zaman penjajahan, bahkan sebelum mendirikan suatu Negara Indonesia.
Keampuhan dan kedasyatan Pancasila mampu menyemangati dan menjiwai karakter pemuda Indonesia yang sekarang menjadi Bangsa Indonesia. Dengan modal semangat dan karakter yang dijiwai Pancasila, mulai ditumbuhkembangkan patriotism dan nasdionalisme, the founding father mempersembahkan karya agung kedua, yaitu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan kita mampu mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta UUD 1945, juga Bhinneka Tunggal Ikka yang menjadi sendi-sendi penguat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jati diri bangsa adalah tampilan yang utuh, menyeluruh dan tepat tentang kehidupan berbangsa dan bernegara yang kesemuanya dicerminkan dalam tiga fungsi. Pertama, penanda ke3beradaan; kedua, kedewasaan jiwa, daya juang dan kekuatan yang ditampilkan secara utuh sebagai ketahanan nasional suatu bangsa; dan ketiga fungsi pembeda dengan bangsa lain di dunia. Dengan demikian maka jati diri bangsa adalah tampilan hasil pancaran karakter bangsa yang mengandung nilai-nilai Pancasila.
Sehingga jati diri bangsa, tidak lain dan tidak bukan adalah Pancasila. Kini dalam mengatasi carut marut bangsa yang semaki meresahkan, kita sebagai yang mencintai NKRI, harus berbuat sesuatu.Carut marut kehidupan berbangsa dan bernegara kita adalah redupnya Pancasila.Ujungnya adalah sikap dan perilaku banyak anak bangsa yang sudah seperti tidak tahusiapa dirinya.Sudah tidak ada tata nilai yang menuntun hidupnya, baik secara individu, bermasyarakat, dan berorganisasi.
Redupnya Pancasila tentu disebabkan redupnya karakter bangsa. Tetapi sebenarnya membangun karakter bangsa hanya bis aterjadi bila ada sekelompoik individu anak bangsa yang bersepaham untuk mengelompok menjadi satu bangsa. Mereka membangun karakter dirinya sendiri, sehingga secara akumulatif akan membangun karakter bangsa.
Dengan demikian, apa yang didambakan kita semua untuk kembali ke jati diri bangsa adalah dengan cara mari kita bangun karakter individu anak bangsa. Dalam upaya membangun karakter dan jati diri bangsa yang tidak lain adalah Pancasila. Itulah sebabnya mengapa pendidikan karakter harus dapat membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian. Knowledge is power, character is more. Di sinilah peran penting serta tanggung jawab kita sebagai anak bangsa.
Semangat kebangkitan dan pergerakan nasional dapat didorong oleh gerakan modernis Islam.Semangat modernisme itu berlandaskan pada pencarian nilai-nilai yang mengarah pada kemajuan dan pengetahuan. Modernisme diartikan sebagai cara berpikir dengan peradaban Barat, dengan merujuk upaya mengejar ketertinggalan melalui pencarian mendasar etik kepada Islam untuk kebangkitan politik dan budaya. Reformasi biasanya diartikan sebagai pembaruan melalui pemurnian agama. Reformasi agama (Islam) diartikan sebagai gerakan untuk memperbaharui cara berpikir dan cara hidup umat menurut ajaran yang murni
Dengan munculnya organisasi-organisasi seperti boedi oetomo, Sarekat Islam, dan yang lainnya membuat pergerakan nasional semakin terwujud.Selain itu dengan adanya para pejuang yang merupakan subyek dalam pergerakan nasional dapat memperkokoh dan melancarkan pergerakan nasional Indonesia.Salah satunya yaitu Haji Agus Salim. Singkat cerita  Agus salim adalah salah satu pahlawan nasional yang berasal dari kota Gadang, Sumatera Barat. Ia adalah orang tersohor disana.
1.2           Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dita suimpulkan masalah masalahnya :
1.      Siapakah Agus Salim itu ?
2.      Bagaimanakah Perjuangan Agus Salim dalam pergerakan nasional ?
3.      Bagaimanakah Agama dan Nasionalisme menurut H. Agus Salim ?
1.3           Tujuan
Adapun tujuan dari menulis karya tulis ilmiah ini adalah :
1.      Mengetahui secara detail tentang Agus Salim
2.      Mengetahui perjuangan Agus Salim dalam pergerakan nasional
3.      Mengetahui Pandangan Agama dan Nasionalisme menurut H. Agus Salim

1.4           Metodologi Pembahasan
Untuk menjawab beberapa permasalahan di atas yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif untuk mendapatkan kajian yang memadai guna menemukan jawaban dari rumusan masalah di atas.

II.            Pembahasan
2.1           Biografi Agus Salim
Agus Salim lahir di Kota Gadang Sumatera Barat tanggal 8 Oktober 1884. Nama kecilnya Masyudul Haq (pembela kebenaran), ia berasal dari lingkungan keluarga terkemuka pada masyarakat adat Minangkabau. Ia adalah putra kelima dari Sutan Muhammad Salim bekas jaksa Pengadilan Negeri di wilayah Onderhorigheden (daerah bawahan) Riau. Kedudukan inilah yang memudahkan Salim bisa leluasa masuk sekolah Belanda yang waktu itu, hanya diperuntukkan buat anak-anak non pribumi dan pejabat atau priyayi saja.
Karena jabatan ayahnya itulah yang mengantarkan Salim pada tahun 1891, masuk ke Europeesche Lagere School (ELS) dan tamat pada tahun 1897.ELS adalah sekolah rendah dengan sistem pendidikan Barat, dan pengantarnya menggunakan bahasa Belanda.Rupanya, sejak di WLS ini kecerdasan Salim sudah terlihat dan itu diamati benar oleh Mr.Brouwer seorang guru di ELS. Ia tertarik dan hendak benar-benar mengajar serta memberi ilmu lebih pada Salim.Usai menamatkan ELS di Riau, Salim melanjutkan sekolah ke Hogere Burger School (HBS) di Batavia (kini Jakarta) yang masa belajarnya selama 5 tahun. Di HBS ini lagi-lagi hanya anak-anak dari kalangan pejabat dan bangsawan yang bisa masuk. Untuk kesekian kalinya Salim menunjukkan kecemerlangannya..Di zamannya, Salim ternyata menjadi siswa HBS terpandai di Hindia Belanda selain di Batavia HBS ada juga di Bandung dan Surabaya.
Tapi rupanya, ketika di HBS inilah Salim benar-benar masuk dengan sistem kehidupan ala Barat. Hal ini diperkuat dengan, ketika selama di HBS ia kos di rumah Th.Koks yang orang Belanda, baik di lingkungan sekolah maupun rumah (kos), Salim hidup ala Barat. Inilah yang ,membuatnya mengenal konsep-konsep Barat seperti sosial demokrat, sekaligus menjauh dari Islam. Hal ini diakui sendiri oleh Salim, sebagaimana pernah ia tuturkan ketika pada tahun 1953 memberi kuliah di Universitas Conell, USA, ”Sejak di HBS saya telah menjauh dari Islam, hanya karena keluarga yang taat saya tetap Islam.”
            Mengetahui hal itu, ayah Salim menyakinkan bahwa justru orang Belanda yang sarjana saja ada yang masuk Islam, Ia menunjuk nama C.Snouck Hurgronye. Salim lalu membaca buku-buku karya Hugronye. Akhirnya setelah 5 tahun di HBS, pada tahun 1903 salim lulus ia ingin melanjutkan ke Fakultas Kedokteran tapi ayah Salim tak punya dana untuk melanjutkan sampai ke perguruan tinggi, sang ayah mencoba mencari beasiswa tapi gagal. Juga Raden Ajeng Kartini yang terkenal dengan surat-suratnya kepada Abendanon menghimbau pemerintah Hindia Belanda untuk memberikan jalan kepada Salim agar bisa melanjutkan sekolahnya, bahkan kartini rela besiswa yang mestinya ia terima dialihkan saja ke Salim. Usaha Kartini hampir berhasil, tapi rupanya Salim malah tersinggung bukan kepada Kartini tapi kepada Pemerintah Hindia Belanda. Pasalnya dalam pandangan Salim kalau beasiswa yang ia dapat karena orang lain bukan karena Pemerintah Hindia Belanda mengakui keunggulannya, dan benar beasiswa tersebut gagal ia manfaatkan.
Gagal mendapatkan beasiswa, Salim kembali ke Riau, dan bekerja sebagai penerjemah dan asisten notaris.Tapi pekerjaan itu hanya dijalaninya selama tiga tahun.Pada tahun 1906 Salim kembali ke Jakarta. Di batavia ini salim bertemu dengan Hurgronye menawari salim bekerja sebagai Konsul Belanda di Jeddah, Arab Saudi.
Babak baru sebagai Konsul Belanda di Jeddah dijalani salim dari tahun 1906-1911.Inilah yang membuat salim “kembali” pada Islam.selama di Arab Saudi, Salim menghabiskan waktu senggangnya untuk belajar Islam dari sumber-sumber asli, berbahasa arab. bahkan ia juga sempat berguru pada Syekh Ahmad Kahatib, Imam besar Masjidil haram yang berasal dari Sumatra Barat.
Keislaman Salim telah normal kembali ke jalan yang lurus.tugas sebagai konsul akhirnya selesai pada tahun 1911, dan ia kembali ke jakarta. Atas dorongan keagamaan Salim akhirnya mulai bersikap bahwa bumiputera perlu diperjuangkan dengan keringat sendiri.Salim lalu pulang ke kampung halamannya, menikah dengan saudara sepupunya, Zainatun Nahar. dari perkawinannya mereka dikaruniai delapan anak.[2] Mereka adalah Theodora atia, Yusuf Taufik, Violet Hanisah, Maria Zenibiyang, Ahmad Syauket, Islam Basari, Siti Asiah, dan Mansur Abdurrahman Sidik.
            Agus Salim meninggal di Jakarta pada tanggal 4 November 1954 pada umur 70 tahun dan dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP) Kalibata namanya kini diabadikan untuk stadion sepak bola di padang.

2.2           Perjuangan H. Agus Salim dalam pergerakan nasional
      Pada tahun 1915, H. Agus Salim memasuki perkumpulan Sarekat Islam. Itu adalah pengalamannya yang pertsma dalam dunia politik, Sarekat islam didirikan oleh H. Samanhudi di Solo pada tahun 1911. Tujuan SI adalah yang pertama untuk memajukan agama islam dan memurnikan pelaksanaan agama islam. Yang kedua adalah memajukan perdagangan batik bangsa Indonesia.Organisasi ini berkembang, sesudah tampilnya HOS tjokroaminoto. Nama perkumpulan ini diubah menjadi Sarekat islam dengan dingkatan SI.
      Di bawah pimpinan HOS Tjokroaminoto SI memang maju dengan pesat.Kemudian pimpinan SI diperkuat dengan tampilnya H. Agus Salim dan Abdul Muis.H. Agus Salim ketika itu telah penuh dengan pengetahuan dan pengalaman.Ilmu agamanya dalam.Pengetahuan politiknya luas.Ternyata H. Agus Salim seorang pemimpin yang cerdas dan bersemangat.
      Pada tahun 1921, H. Agus Salim diutus oleh sarekat islam untuk duduk dalam dewan rakyat atau volksraad. Si dini H. Agus Salim bukan hanya berjuang untuk sarekat islam, tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia. Dengan otaknya yang tajam dan kemahirannya dalam berpidato, H. Agus Salim berusaha mempengaruhi pemimpin-pemimpin Indonesia lainnya supaya lebih giat berjuang untuk bangsa sendiri.
      Sesungguhnya H. Agus Salim menggunakan Dewan Rakyat untuk kepentingan bangsa Indonesia.Dan untuk membela rakyat kita. Dalam pidatonya do volksraad ia selalu mengecam pemerintahan Belanda. Pemerintahan Hindia Belanda makin tidak senang dengan H. Agus Salim.Sepak terjangnya dianggap merugikan pemerintahan. H. Agus salim selalu menggunakan bahasa melayu saat berpidato di volksraad.     Waktu itu bahasa melayu dipandang rendah.H. Agus Salim sering diejek oleh orang-orang Belanda, karena berbahasa melayu.Bahkan ada orang Indonesia yang ikut mengejek H. Agus Salim. Bahasa melayu itu pulalah yang kemudian menjadi bahasa persatuan kita, bahasa Indonesia
      Walaupun diejek dan dicemooh, tapi H. Agus salim tidak mundur.Ia tetap teguh mempergunakan bahasa Indonesia. Bahkan H. Agus Salim berkata “Bahasa Indonesia harus menjadi bahasa resmi di Volksraad.
      Menjelang pecah perang dunia II, yaitu antara tahun 1940-1942, H. Agus Salim tidak giat lagi dalam lapangan pergerakan.Ia banyak mengarang risalah agama, kebudayaan, dan politik. Ia juga sering berpidato di muka corong radio PPKK dan Nirom mengenai berbagai hal, misalnya tentang kebudayaan, agama, dan kemasyarakatan. Hingga jatuhnya pemerintahan Hindia Belanda.Ia tetap tidak mau bekerja pada pemerintahan Hindia Belanda. Ia seorang non-kooperator. Pemerintahan belanda pernah menawarkan suatu kedudukan dalam pemerintahan, tetapi ditolaknya dengan tenang.
      Pada zaman Jepang, satu satunya taktik atau jalan bagi pemimpin Indonesia ialah bekerja sama. Itu hanya taktik.Secara diam diam pemimpin pemimpin kita terus menyiapkan untuk kemerdekaan Indonesia Merdeka.
      Akhirnya H. Agus Salim menerima buah pikiran itu. H. Agus Salim rela bekerja sama dengan Jepang, untuk perjuangan rakyat Indonesia. Kemudian bersama dengan Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta, H. Agus Salim ikut memimpin PUTERA. Dan kemudian ia ikut memikirkan Dasar Negara dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2.3           Pandangan H. Agus Salim terhadap Agama dan Nasionalisme
      Sebagai seorang pemikir, agus Salim banyak melontarkan gagasan dalam berbagai kesempatan.Menurutnya tumbuhnya harga diri suatu bangsa berkaitan erat dengan munculnya sekelompok kaum terdidik yang memperoleh peran tertentu karena kesadaran intelektualnya, bukan karena fasilitas dan kemudahan. Namun menurutnya harga diri tidak akan berarti bila kesadaran intelektual itu di pengaruhi faktor-faktor yang bersifat duniawi. Faktor agama mutlak diperlukan dalam rangka pemantapan serta peningkatan harga diri untuk tujuan-tujuan yang mulia.
      Demikian pula saat gencarnya kritikan tajam dari kaum nasionalis yang dipandang merendahkan martabat wanita.Agus Salim ikut merespon dengan berani, menurutnya tabir pemisah dan perlakuan diskriminatif terhadap wanita seperti dikemukakannya pada rapat Jong Islamieten Bond tahun 1925.
      Sebenarnya merupakan gejala umum dalam tradisi dimana-mana.dan itu justru bertentangan dengan ajaran Islam karena gejala umum itu bersifat kultural, maka pemecahannya mestilah bersifat kultural pula, yaitu melalui pendidikan dengan cara memberikan kesempatan yang sama bagi pria dan wanita. Pendidikan itu mencakup tiga hal, pertama pendidikan badan supaya bertambah subur, kuat dan elok.Kedua pendidikan hati, supaya bertambah baik budi pekerti dan ketiga pendidikan akal, supaya bertambah banyak kepandaian dan pengetahuannya.Pendidikan jasmani rohani dan ilmiah berlaku bagi pria dan wanita.
      Agus salim tahun 1920 pernah mensinyalir adanya bahaya pengagungan cinta tanah air yang berlebihan dan tanpa kendali. Namun kekhawatiran Agus Salim itu disangkal oleh Soekarno melalui tanggapannya yang berjudul “Ke Arah Persatuan” Agus Salim sendiri mengakui banyak persamaan pemikirannya dengan Soekarno seperti terhadap masalah cinta bangsa dan kemuliaan bangsa dan kemerdekaan tanah air serta medan juang melawan politik penjajah.
      Bedanya adalah dalam merespon pertanyaan.untuk apa cinta tanah air? Bung Karno, lebih berorientasi pada perjuangan kehidupan duniawi, sedangkan menurut Agus Salim gerakan membela tanah air tidak lagi terbatas pada usaha membedakannya dari belenggu penjajah atau pada kecintaan nyiur hijau atau kilatan emas dari padi menguning melainkan kecintaan kepada yang lebih tinggi yaitu mencintai tanah air sebagai anugerah dari Allah, dalam rangka beribadah kepadanya, maka ia berjuang untuk memerdekakan tanah air dari penjajah dan kemudian membangunnya.
      Dalam beragama ia menampakkan toleransinya yang tinggi terhadapap kaum beragama. Salah Seorang Belanda yang sudah mengenal Haji Agus Salim sebelum perang ingin mengejutkan Haji Agus Salim dengan sebuah berita yang dibawannya: “Zeg Salim” bagaimana itu, adik anda masuk agama Katolik. haji agus Salim mempunyai adik (Khalid Salim) yang selama lima belas tahun meringkuk di Digul, karena ia dituduh komunis. Dengan tenang Haji Agus Salim menjawab. “Gode Zijdank, Alhamdulillah ia sekarang lebih dekat dengan saya. Orang Belanda itu terkejut dan bertanya.“ mengapa anda berterima kasih kepada tuhan? jawab Haji Agus Salim, “Ia dulu orang komunis, tidak percaya tuhan, sekarang dia percaya pada Tuhan”
      Sebagai wujud penghargaan pemerintah RI terhadap jasa-jasanya, Agus Salim pernah menerima tiga tanda jasa yaitu Bintang Mahaputra Tingkat I (17 agustus 1960), Satya Lencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan (20 Mei 1961) dan Pahlawan Kemerdekaan Nasional (SK Presiden RI No. 657 Tahun 1961).Dalam dunia tulis-menulis, agus Salim termasuk tokoh yang cukup produktif dalam menuangkan buah pikirannya. Ada sekitar 35 buah naskah karangannya yang dihimpun oleh Tim Perumus Buku Seratus tahun haji agus salim(1984). agus Salim juga seorang penerjemah buku sejarah dan sastra.

III.       Penutup
3.1.   Kesimpulan
Agus Salim merupakan seorang tokoh politik yang sangat cemerlang dalam kehidupannya, sejak kecil beliau telah terdidik dengan dunia luar dan banyak bergaul dengan orang Belanda sehingga menyebabkan beliau diberi kepercayaan untuk menjadi konsulat Belanda di Jeddah.Ketika di Jeddah belaiu telah mempelajari dan mendalami ilmu agama dari saudaranya Syeikh Ahmad Khatib.Setelah kembali semula ke tanah airnya, beliau mula menggiatkan diri dalam bidang plitik dengan menyertai Sarekat Islam (SI) yang pada ketika itu berada di bawah pimpinan Tjoakroaminoto.Beliau dan Tjokroaminoto bersama-sama memimpin dan menguruskan SI untuk menjaga kepentingan rakyat dalam berbagai aspek, bukan saja politik tetapi juga ekonomi dan sosila.Sepanjang penglihatannya dalam politik, Agus Salim telah memperkenalkan idea telah membentuk disiplin politik daripda co-operatie kepada non co-operatie.Hal ini dapat dilihat secara jelas ketika beliau mengambil keputusan untuk mengeluarkan SI daripada Volksraad pada tahun 1924.Namun begitu beliau mengubah semula disiplin non co-operatie kepada co-operatie selepas belaiu keluar daripada partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) dan menumbuhkan Partai Penyedar. Idea politik belaiu ini juga diikuti oleh partai-partai lain di Indonesia.

3.2.   Daftar Pustaka
·         masyithah.”agus salim dan pemikirannya”. 23/11/2016.http://masyitah-masyithah.blogspot.co.id/2013/01/agus-salim-dan-pemikirannya.html
·         suprijono.”Sebutkan Peran KH Agus Salim dalam Persiapan Proklamasi Kemerdekaan RI”. 23/11/2016.http://suprijono.blogspot.com/2014/09/sebutkan-peran-kh-agus-salim-dalam-persiapan-proklamasi-kemerdekaan-ri.html
·         “The Grand Old Man ; Jalan Perjuangan H. Agus Salim”. 23/11/2016. https://serbasejarah.wordpress.com/2009/04/27/the-grand-old-man-jalan-perjuangan-h-agus-salim/
·         Bieta.”KH. AGUS SALIM, PERJUANGANNYA UNTUK INDONESIA”. 23/11/2016. http://bieta12.blogspot.co.id/2011/07/kh-agus-salim-perjuangannya-untuk.html
·         Sutrisno kutojo dan Drs. Mardanas Safwan. 1974. H. Agus Salim Riwayat Hidup dan Perjuangannya. Bandung : Angkasa Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!