Jumat, 09 November 2018

Penyebab Lahir dan Berkembangnya Ilmu Matematika Pada Masa Dinasti Abbasiyah

Salah satu hal yang membedakan kemajuan yang dicapai pada masa Abbasiyah dengan masa-masa yang lainnya adalah berkembangannya peradaban Islam. Bahkan pada masa ini peradaban islam mencapai puncaknya. Dan salah satu wujud peradaban tersebut adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat, dan ilmu-ilmu lainnya.
Kemajuan yang dicapai oleh umat Islam di Era Abbasiyah tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu agama atau yang biasa diistilahkan dengan `ulūm naqliyah saja, melainkan juga disertai dengan kemajuan ilmu-ilmu sains dan teknologi (`ulūm aqliyah).
Bahkan jika dicermati, kemajuan sains di dunia Islam mendahului perkembangan ilmu filsafat yang juga berkembang pesat di era Abbasiyah. Hal ini bisa jadi merupakan buah dari kecenderungan bangsa Arab saat itu yang lebih mengutamakan penerjemahan buku-buku sains yang memiliki implikasi kemanfaatan secara langsung bagi kehidupan mereka (dzāt al-atsar al-māddi fī hayātihim) dibanding buku-buku olah pikir (filsafat). Kemajuan yang dicapai pada era ini telah banyak memberikan sumbangan besar kepada peradaban manusia modern dan sejarah ilmu pengetahun masa kini.
Dinasti ini didirikan pada tahun 750 M-132 H oleh Abdullah Al-Saffah Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al-Abbas, salah seoranf keturunan paman Nabi Muhammad, Al-Abbas. Asal-usul Dinasti Abbasiyah diawali oleh pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh keturunan Abbas, paman Nabi yaitu Muhammad Ibn Ali, kemudian Ibrahim Ibn Muhammad sampai Abu Al-Abbas yang bergelar Al-Saffah, terhadap pemerintahan Dinasti Bani Umayyah. Pemberontakan-pemberontakan tersebut dilakukan secara terus menerus dan terorganisasi sehingga pada akhirnya terjadi revolusi menumbangkan Dinasti bani Umayyah.
            Sungguhpun Abu Al-Abbas Al-Saffah yang mendirikan Dinasti Abbasiyah, namun pembina sebenarnya adalah Abu Ja’far Al-Mansur yang memerintahkan selama 21 tahun yaitu dari tahun 754 M/ 136 H – 775 M/158 H. Abu Al-Abbas hanya memerintah selama lima tahun yaitu dari tahun 750 M/132 H-754 M/136 H.[1]\
Bermula dari penyakit Al-Manshur yang menyebabkan di datangkannya dokter Nestoria yang termansyhur, Jurjis Ibn Bakhti Yashu dari Akademi Kedokteran jundi Syapur ke istana Abbasiyah, suatu peristiwa yang paling luas pengaruhnya atas perkembangan sains dan seni pengobatan pada masa mendatang. Perawatan itu berhasil dan keluarga Bakhti Yashu generasi demi generasi hidup makmur di Baghdad sebagai dokter-dokter istana. Mereka membangkitkan studi karya-karya besar Hippocrates (436 SM) dan Galen (200 M).
            Kemudian munculnya seorang ahli Matematika dan Astronomi India ke Istana Al-Manshur pada tahun 773 dengan membawa sebuah buku Siddhanta menyebabkan penyokong ilmu itu memerintahkan penerjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Arab. Muhammad Ibn Ibrahim Al-Fazari melaksanakan tugas itu dengan bantuan orang-orang yang cakap, dan dalam waktu beberapa tahun Irak melahirkan sejumlah ahli Astronomi yang tidak hanya menguasai seluruh ilmu pengetahuan yang ada pada waktu itu, tetapi juga sekali-kali memberikan sumbangan yang asli terhadapnya hingga akhir abad ke-14.[2]
            Etos keilmuan para Khalifah Abbasiyah tampak menonjol terutama pada dua khalifah terkemuka yaitu Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun yang begitu mencintai ilmu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peradaban Islam diprakarsai oleh penguasa atau memperoleh patronase penguasa yang dalam hal ini diawali pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun.[3]
            Setelah kematian Harun Al-Rasyid, ketika Al-Ma’mun menggantikannya pada tahta Abbasiyah dia membangun kembali Bagdad dan mendirikan Darul Hikmah yang unik tempat sekelompok penerjemah ahli dan para penyelidik asli memperkaya bahasa Arab dengan produk-produk terbaik sains dan filsafat Yunani. Yang paling utama diantata staf para penerjemahnya adalah orang Nestoria, Hunain Ibn Ishaq (809-873), yang terutama sibuk dengan penerjemahan karya-karya Yunani tentang kedokteran dan filsafat.[4]
Penyebab Lahir dan Berkembangnya Ilmu Matematika Pada Masa Dinasti Abbasiyah 
Diantara ilmu yang dikembangkan pada masa pemerintahan Abbasiyah adalah ilmu hisab atau matematika. Ilmu ini berkembang karena kebutuhan dasar pemerintahan untuk menentukan waktu yang tepat. Dalam setiap pembangunan semua sudut harus dihitung dengan tepat, supaya tidak terdapat kesalahan dalam pembangunan gedung-gedung dan sebagainya.[8]
Dalam bidang Matematika nama Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi (W. 863 M / 249 H) sangat terkenal dengan penemuan-penemuannya. Ia menjadi saintis terkenal di istana Al-Ma’mun dan turut serta mengukur derajat busur bersama komisi ahli astronomi yan dibentuk oleh Al-Ma’mun untuk tugas ini.
Karya Al-Khawarizmi di bidang Matematika mempunyai pengaruh hebat dan lebih besar dibanding karya ahli matematika mana pun. Tulisannya Aljabar merupakan karya pertama Muslim dalam aljabar dan menjadi nama tersendiri dalam bidang sains ini. Ia memperkenalkan bilangan India kepada dunia Muslim. Dan melalui karya aritmatikanya, Barat mengenal bilangan mereka namakan bilangan Arab. Pengaruhnya dibuktikan oleh fakta bahwa Algorisme, sebutan Latin untuk Al-Khawarizmi, untuk masa yang lama berarti Aritmatika dalam sebagian besar bahasa Eropa, dan digunakan sekarang untuk metode penghitungan berulang yang telah menjadi satu aturan yang tetap.[9]
Umar Al-Khayam dan Al-Thusi adalah ulama yang terkenal dalam bidang ilmu Matematika. Angka Nol adalah ciptaan umat Islam. Pada tahun 873 M, angka nol telah dipakai di Dunia Islam. Angka-angka yang dipakai ulama di Dunia Islam dibawa para ilmuwan ke Eropa pada tahun 1202 M. Oleh karena itu, angka 0 sampai angka 9 yang dipakai sekarang, di Eropa disebut angka Arab.
Jasa atau fungsi umat Islam terhadap peradaban dunia adalah ditemukannya angka Arab dan nol yang dengan angka tersebut Matematika menjadi efektif dan begitu cepat berkembang. Sebelumnya, matematika dinilai lambat berkembang karena menggunakan angka Romawi, seperti I, II, III, IV, V dan seterusnya.[10]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!