Jumat, 30 November 2018

Agama dalam Sudut Pandang Sosiologi






Kelompok 8 :
Dinda Perwari 185120301111015
Putri Salma Salsabilah 185120300111020
Rifa’i  Anas Amirul Huda 185120300111030


            Agama   merupakan   salah   satu   aspek   penting   dalam kehidupan   masyarakat   yang   perlu   dipelajari   oleh   para   ilmuwan   sosial   lainnya.   Di   dalam  kehidupan masyarakat,  agama  muncul  karena  sifat  ketauhidan  masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta. Agama adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat dimana masyarakat itu mempercayai adanya tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta. Agama mengandung nilai-nilai  kehidupan, yang didalamnya terdapat norma-norma  yang mengatur    kehidupan    manusia    yang    menganutnya,    sebagai pedoman    dan    petunjuk    dalam    hidupnya.
            Menurut pandangan sosiolog, agama dalam masyarakat adalah sebuah fakta sosial, artinya dalam hubungan agama terdapat nilai dan norma yang mereflesikkan sebuah kegiatan dalam masyarakat. Suatu  agama penting   bagi   kehidupan   manusia,   karena   agama   mengandung
Nilai-nilai  positif  yang  menjadi  acuan  manusia  dalam  bertindak, mendorong  manusia  untuk  berbuat  adil,  jujur,  berlaku  kebajikan, dan  amanah.  Agama  juga  mendorong  manusia  agar  selalu  hidup lebih  baik  lagi  dari  sebelumnya,  selalu  memperbaiki  kehidupan dunia  agar  kelak  mendapatkkan  kehidupan  yang  baik  di  akhirat. Pengaruh  sistem  nilai  pada  kehidupan  individu  dirasakan  sebagai daya  dorong  atau  prinsip  yang  menjadi  pedoman  hidup.  Dalam realitasnya   nilai   mempunyai   pengaruh   dalam   mengatur   pola tingkah laku,  pola  berpikir  dan  pola bersikap.  Nilai  adalah  daya pendorong  dalam  hidup,  yang  memberi  makna  pada  tindakan seseorang.  Karena  itu  nila  menjadi  penting  dalam  kehidupan seseorang,  sehingga  tidak  jarang  pada  tingkat  tertentu  orang  siap untuk  mengorbankan  hidup  mereka  demi  mempertahankan  nilai.
            Menurut Emile Durkheim, moralitas yang mengtatur hubungan seseorang dengan seseorang yang lain dan menjadikannya sebagai patokan tidak dapat dipisahkan dari unsur agama. Agama
menyatukan   anggota   suatu   masyarakat   melalui   deskripsi simbolik  umum  mengenai  kedudukan  mereka  dalam  kosmos, sejarah  dan  tujuan  mereka  dalam  keteraturan  segala  sesuatu.
Agama  juga  mensakralkan  kekuatan  atau  hubungan-hubungan yang terbangun dalam suku.
Olehkarena itu,agama Merupakan sumber keteraturan sosial dan moral,   mengikat      anggota  
masyarakat    ke    dalam    suatu    proyek    sosial        bersama,  sekumpulan nilai dan tujuan
bersama.( Imam  Khoiri, Aneka  Pendekatan  Studi  Agama, (Yogyakarta: LkiS, 1999), h 271)

Fungsi Agama :
Fungsi agama menurut Thomas O’dea:
1. Agama menyajikan dukungan moral dari sarana emosional, pelipur di saat manusia menghadapi ketidakastian.
2. Agama menyajikan sarana hubungan transendental melalui ibadat, yang menimbulkan rasa damai dan identitas diri baru yang menyegarkan.
3. Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi dan mensucikan nilai dan norma masyarakat yang telah mapan, dan membantu mengendalikan ketenteraman, ketertiban, dan stabilitas masyarakat.
4. Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang nilai-nilai dan norma-norma yang telah mapan.
5. Agama memberikan rasa identitas diri, tentang siapa dan apa dia; sebagaimana dikemukakan Will Herberg, bahwa salah satu cara orang Amerika membentuk identitas dirinya adalah dengan masuk ke dalam kelompok keagamaan.
6. Agama memberikan status baru dalam pertumbuhan dan siklus perkembangan individu melalui ritus.

Pranata Agama

Pranata merupakan sebuah sistem khusus yang mengatur suatu tindakan yang berpola yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan. pranata diuraikan  dalam  berbagai  lembaga  sosial;  yang  lebih  kongkrit lagi  dalam  bentuk  organisasi  sosial  yang  memenuhi  segala kebutuhan manusia. Pranata sosial yang berhubungan dengan kehidupan beragama suatu masyarakat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka disebut pranata agama. Pranata agama ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya seperti ibadah, pendidikan agama dan  dakwah,  hukum  dan  pengadilan  agama,  partai  politik  yang berdasarkan  agama,  keluarga,  dan  masih  banyak  lagi  yang lainnya.


Organisasi- organisasi yang berhubungan dengan agama

Organisasi-organisasi  yang  berhubungan  dengan  suatu agama dibuat dalam bentuk lembaga formal yang berhubungan dengan pemerintahan dan non pemerintahan seperti:
a.       Departemen  Agama  Republik  Indonesia  dari  tingkat  pusat sampai tingkat
daerah.
b.      Majelis Ulama Indonesia Pusat sampai daerah.
c.       Persatuan Gereja Indonesia.
d.      Wali Gereja Indonesia.
e.        Organisasi-organisasi  pendidikan keagamaan.
f.       Organisasi-organisasi keagamaan.
g.       g.Organisasi politik yang didasarkan pada suatu agama.
h.      h. Organisasi- organisasi  sosial keagamaan

Pelapisan Sosial dalam agama

Stratifikasi masyrakat merupakan  keadaan  dalam  struktur  suatu  masyarakat  yang
menggambarkan  keadaan  sosial  suatu  masyarakat Menurut hasil penelitian C. Geertz, terdapat perbedaan penghayatan dan pengalaman  agama  antara  orang  abangan  dan  priyayi,  antara kalangan  santri  dan  kalangan  abangan  dan  antara  kalangan santri  maupun kalangan  priyayi.  Perbedaan  itu  lebih  banyak dipengaruhi  oleh  status  sosial  dan  tingkat kehidupan masing-masing lapisan sosial tersebut.

Kesimpulan :

Agama    mempunyai    kaitan    yang    sangat    erat    dalam kehidupan   bermasyarakat,   agama   mempunyai   fungsi   sebagai peranan agama dalam mengatasi persoalan-persoalan  yang timbul
di masyarakat  yang tidak dapat dipecahkan secara empiris karena keternatasan     dan  ketidakpastian.Pentingnya     keterlibatan pemimpin  agama  dalam  kegiatan  pembangunan  ini   adalah  dalam  aspek   pembangunan   unsure   ruhaniah.   Dalam   pelaksanaanya. Bahkan pemimpin agama dalam berperan lebih luas; bukan hanya  terbatas  pada  pembangunan  ruhani  masyarakat  tetapi  juga  dapat  berperan  sebagai  motivator,  pembimbing.  Dan  pembei  landasan etis  dan  moral  serta  menjadi  mediator  dalam  seluruh  kegiatan aspek pembangunan.

Daftar Pustaka:
D. Hendropuspito. O.C. Sosiologi Agama. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1998.
Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama Suatu Pengenalan Awal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996, Cetakan Ke VII, h. 96
Dagdang kahmad. Sosiologi Agama. 2009. PT Remaja. Rosdakarya: Bandung. 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!