Jumat, 07 September 2018

Pembangunan Irigasi Tingkatkan Hasil Pertanian Disusun untuk menyelesaikan tugas Sejarah Pemintaan Bab VII mengenai Indonesia dan Dunia pada masa Revolusi Teknologi Abad ke-20



Pembangunan Irigasi Tingkatkan Hasil Pertanian
Disusun untuk menyelesaikan tugas Sejarah Pemintaan Bab VII mengenai Indonesia dan Dunia pada masa Revolusi Teknologi Abad ke-20



Oleh:
Arul Mega Swara
XII.IPS.4
03
SMA NEGERI 1 BLORA
Tahun Pelajaran 2017/2018
BAB I Pendahuluan

1.Latar Belakang
    Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian dan kebutuhan manusia, yang berfungsi untuk mengaliri lahan dan menampung air di saat hujan dan mengalirkan air pada saat kemarau agar persediaan air tetap tersedia.
   Sering pemberian air pada petakan irigasi terjadi kelebihan yang menyebabkan banyaknya air yang terbuang sehingga air tidek efisiens di lapangan. Oleh karena itu perlu manajemen irigasi untuk memanage sistem pemberian air irigasi yang lebih efisien, Dalam hal ini air yang disalurkan ke lahan harus tepat waktu dan jumlah dengan yang dibutuhkan di lahan.
   Untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air sungai, maka penggunaan air dan produktivitas irigasi Bila harus dimaksimalkan. Penerapan pola tanam (Padi-Padi) dan sistim pemberian air terus menerus (continous flow system) ataupun dengan sistem terputus-putus pada petak tersier daerah irigasi, Karena itu dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi, perlu dilakukan kajian terhadap hasil perencanaan sistem pemberian air pada petak tersier dan pola tanam.Jenis- jenis sistem irigasi meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,irigasi air baeah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak, dan lain-lain.
   Sejak Indonesia tidak mampu lagi mencapai swasembada pangan, berbagai perubahan kebijakan terus dilakukan pemerintah dalam pengelolaan irigasi. Alasan utama yang muncul perubahan kebijakan tersebut adalah keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah. Namun jika dikaji lebih dalam, perubahan tersebut juga tidak terlepas perubahan model kebijakan irigasi pada tingkatan internasional.
   Dominasi pemerintah dalam pembangunan irigasi pada masa revolusi hijau dipandang sebagai penyebab utama kegagalan pembangunan irigasi termasuk di Indonesia. Salah satu dari kegagalan tersebut adalah ekspansi besar-besaran daerah irigasi tidak diimbangi dengan ketersediaan dana untuk melakukan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi.
2.Rumusan Masalah
    a.Bagaimana sistem irigasi di Indonesia
    b.Bagaimana sistem irigasi dapat meningkatkan hasil pertanian
3.Tujuan Penelitian
    a.Mengetahui sejarah sistem irigasi yang ada di Indonesia
    b.Untuk mengetahui bagaimana sistem irigasi dapat meningkatkan hasil pertania.
4.Manfaat Penelitian
a.       Bagi Penulis
Menambah pengalam dan informasi yang lebih kepada penulis mengenai dunia irigasi di dunia pertanian di Indonesia.
            b.   Bagi Pembaca
                  Memberi informasi kepada pembaca dan masyarakat luas mengenai dunia pertanian
            c.Bagi Lembaga
                Memberika informasi tentang keadaan yang ada di dunia pertanian di Indonesia guna    menentukan kebijakan yang sesuai.


BAB II Pembahasan
A.Sistem Irigasi di Indonesia

  a.Irigasi Tradisional Indonesia
   Di Indonesia, irigasi tradisional telah juga berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Dengan membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang bersambung. Ada juga dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga.

  b.Irigasi pada masa Hindia Belanda
   Sistem irigasi adalah salah satu upaya Belanda dalam melaksanakan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) pada tahun 1830. Pemerintah Hindia Belanda dalam Tanam Paksa tersebut mengupayakan agar semua lahan yang dicetak untuk persawahan maupun perkebunan harus menghasilkan panen yang optimal dalam mengeksplotasi tanah jajahannya.
   Sistem irigasi yang dulu telah mengenal saluran primer, sekunder, ataupun tersier. Tetapi sumber air belum memakai sistem Waduk Serbaguna seperti TVA di Amerika Serikat. Air dalam irigasi lama disalurkan dari sumber kali yang disusun dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para petani diharuskan membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya.
   c.Sistem Irigasi Indonesia saat ini
     Memasuki keadaan seperti sekarang ini, petani mulai mengeluh tentang minimnya ketersediaan air di lahan sawahnya khususnya petani-petani daerah jawa. Atas keluhan tersebut berimbas pada kurangnya minat petani untuk menanam padi lagi. Masalah besar pun jelas terjadi, ketersediaan beras sebagai makanan utama bangsa Indonesia ini pun jadi mulai dikhawatirkan tidak tersedia. Mencapai swasembada beras pun kini dirasa hanyalah mimpi, keberhasilan era orde baru dianggap hanyalah masa lalu yang tak mungkin terulang lagi.


Jenis-jenis irigasi di Indonesia adalah :
1.      Irigasi permukaan : Mengambil air dari sumber-sumber yang ada, lalu membuat bangunan penangkapnya, kemudian mengalirkannya melalui saluran primer dan sekunder ke petak-petak sawah.
2.      Irigasi tambak : Mengatur tata air dari sumber irigasi yang sudah ada melalui system drainase (menahan dan mengairi padi)
3.      Irigasi air tanah : Mengambil air tanah kemudian memompa dan mendistribusikannya ke petak-petak sawah.
4.      Irigasi pompa : Diutamakan untuk areal persawahan di dataran tinggi.

B.Sistem Irigasi Tingkatakan Hasil Pertanian
   Sebagai negara yang sebagian besar penduduknya bekerja dalam sektor pertanian, maka pembangunan irigasi sangatlah penting bagi bangsa ini. Ada banyak sekali permasalahan yang timbul dalam usaha pembangunan fasilitas pertanian ini baik faktor alam maupun manusianya. Pembangunan irigasi untuk persawahan tidak bisa berdiri sendiri. Pembangunan irigasi  harus berkesinambungan dengan sarana dan prasarana penunjang kehidupan petani yang lain diantaranya : pembangunan jaringan transportasi yang baik, fasilitas lingkungan, tidak terpencil dan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan yang lain.
  Keseimbangan air di alam semakin hari semakin bergeser. Hal ini disebabkan karena sumber air tawar yang tersedia di alam jumlahnya terbatas. Padahal kebutuhan air cenderung meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Untuk menjaga keseimbangan air maka perlu kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya air.
Salah satu jenis pemanfaatan sumber air adalah untuk irigasi. Mengingat Indonesia adalah Negara agraris dengan tanaman dan makanan utama penduduknya adalah beras, maka peran irigasi sebagai penghasil utama beras menduduki posisi penting. Irigasi memerlukan investasi yang besar untuk pembangunan sarana dan prasarana, pengoperasian dan pemeliharaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan yang baik, benar, dan tepat sehingga pemakaian air untuk irigasi dapat seoptimal mungkin.
Jumlah air yang diperlukan untuk irigasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor alam, juga tergantung pada macam tanaman serta masa pertumbuhannya. Untuk itu diperlukan sistem pengaturan yang baik agar kebutuhan air bagi tanaman sapat terpenuhi dan efisien dalam pemanfaatan air.
Mengingat air yang tersedia di alam sering tidak sesuai dengan kebutuhan baik lokasi maupun waktunya, maka diperlukan saluran (saluran irigasi dan saluran drainasi) dan bangunan pelengkap (misal : bendungan, bendung, pompa air, siphon, gorong-gorong / culvert, talang air dan sebagainya) untuk membawa air dari sumbernya ke lokasi yang akan dialiri dan sekaligus untuk mengatur besar kecilnya air yang diambil maupun yang diperlukan.
Irigasi di Indonesia ini mulai dikembangkan semenjak indonesia tidak mampu lagi mencapai swasembada beras. Awalnya irigasi itu sendiri diangap penting oleh pemerintah umumnya dan petani sendiri khususnya. Semuanya hanya berpikiran bahwa Indonesia ini adalah Negara yang kaya, makmur, subur serta segalanya mudah sehingga pemikiran untuk jangka panjag tentang ketersediaan pangan pun tak lagi dihiraukan. Pikiran awal petani Indonesia dulu hanyalah keberhasilan panen, dan pemerintah hanya bangga karena saat itu mampu mencapai swasembada beras tanpa harus repot mengupayakan ketersediaan air dilahan.
Pemerintah sekarang ini mulai menumbuhkan minat petani untuk kemali berlomba-lomba menanam padi lagi. Salah satu usaha pemerintah saat ini adalah dengan program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air Irigasi Kecil (P4-ISDA-IK). Maksud dan Tujuan dari P4-ISDA-IK adalah menumbuhkan partisipasi masyarakat tani dalam kegiatan rehabilitasi irigasi kecil sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan prinsip kemandirian agar terlaksananya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat tani dalam kegiatan rehabilitasi irigasi kecil dan rehabilitasi terhadap kondisi dan fungsi prasarana irigasi kecil. Program ini merupakan salah satu bentuk harapan pemerintah kepada petani agar mau menjalankan misi Negara dengan mau bersama-sama membangun dan memperbaiki system penyediaan air untuk lahan sawah mereka.
Dalam program ini sifatnya adalah “dari petani, untuk petani dan oleh petani” yang berarti bahwa pemerintah memberikan kewenangan kepada petani untuk berusaha membangun dan mengusahakan agar air bias sampai dan tersedia di lahan mereka. Hal ini mulai diwujudkan pemerintah karena kesadaran akan pentingnya ketersediaan air itu sangat penting dan memang harus diutamakan.




BAB III Penutup
1.Kesimpulan

            Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan makalah tentang system irigasi di Indonesia ini  adalah :
1.      Irigasi memang sangat penting bagi lahan yang kurang ketersediaan airnya.
2.      Sistem irigasi di Indonesia ini pernah diabaikan, selama periode sebelum era orde baru.
3.      Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air Irigasi Kecil (P4-ISDA-IK) adalah solusi atas jawaban permasalahan kurangnya minat petani menanam padi karena ketersediaan air sawah.
4.      System irigasi di Indonesia masih sangat minim jika dibandingkan dengan system irigasi di Negara-negara maju.
5.      Pertanian di Indonesia masih kurang mendapatkan perhatian pemerintah.

B.            Saran
System irigasi di Indonesia ini memang sudah mulai diusahakan, namun masih sangat jarang dan minim sekali aplikasinya baik dari pemerintah maupun petani itu sendiri padahal Indonesia adalah Negara agraris dengan makanan pokok adalah beras. Situasi dan fakta seperti itulah yang seharusnya menumbuhkan dan menyadarkan betapa pentingnya system irigasi yang baik di sawah ataupun lahan pertanian. Kemajuan dengan program-program untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dari pemerintahlah yang menjadi harapan terbesar para petani di negeri yang kaya ini.


DAFTAR PUSTAKA
Ardi.  2013.  Hasil Besar Dari Irgasi Kecil. Koran harian media Indonesia : Jakarta.
Acmadi, M. 2013. Irigasi di Indonesia. Media press : Yogyakarta.
Eko, Rusdianto. 2013. Perlu Sistem Irigasi yang Layak. Majalah GATRA : Bandung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!