Minggu, 01 September 2019

REVIEW JURNAL EKONOMI “MACROECONOMIC CONDITION AND BANKING INDUSTRY PERFORMANCE IN INDONESIA”




Disusun Oleh :
Rifai Anas Amirul Huda  (185120300111030)
Imam Fauzi Dzakwam       (185120307111019)
Deden Agus Saputra          (185120301111025)
Nanda Syah Reza               (185120301111036)

link Jurnal : https://ideas.repec.org/a/idn/journl/v20y2017i1cp1-28.html

Review
          Dalam jurnal ini, memuat mengenai kajian tentang dampak ekonomi makro terhadap NPL dan CAR di Indonesia. Dikarenakan sebagian besar bank yang ada di Indonesia masih mengandalkan kredit sebagai pemasukan utama dalam membiayai operasionalnya. Kondisi perekonomian di Indonesia saat ini, kredit masih dipertahankan sebagai sumber pendapatan utama.
Pemberian kredit menurut jurnal ini ialah aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, meskipun disisi lain risiko yang terbesar bank juga bersumber dari kredit yang bermasalah. Kualitas kredit bermasalah biasanya dicerminkan oleh rasio Non-Performing Loan (NPL). Pendapat tersebut berasal dari Islam dan Nishiyama (2016) yang menjelaskan bahwa semakin rendah rasio NPL maka akan semakin rendah tingkat kredit bermasalah. Rendahnya kredit bermasalah berarti mencerminkan semakin baik kondisi keuangan bank. Rasio Non-Performing Loan merupakan salah satu indikator dalam menilai kinerja fungsi bank.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa tingginya tingkat rasio NPL dapat menunjukkan rendahnya tingkat kesehatan bank yang disebabkan oleh banyaknya permasalahan dalam pengelolaan kredit oleh bank. Rasio NPL yang tinggi sebagai refleksi ketidakmampuan sektor riil memperoleh keuntungan guna mengembalikan pinjamannya ke sektor perbankan. Dari sudut pandang ini, minimalisasi NPL sangat diperlukan untuk mempertahankan perekonomian yang stabil. Perubahan rasio NPL dan CAR dipengaruhi oleh banyak faktor internal dan eksternal.
Dalam bab 2 jurnal ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan untuk melihat jalannya makroekonomi dan dampatnya pada NPL dan CAR di indonesia. Seperti contohnya, jurnal ini mendisain penelitian melalui konsep mekanisme jalur suku bunga dan jalur nilai tukar dalam mempengaruhi kinerja perbankan. Louis, Vouldis & Metaxas (2011) menjelaskanbahwa jalur suku bunga dilakukan oleh bank sentral untuk mempengaruhi suku bunga kreditdan deposito perbankan. Penurunan suku bunga BI Rate diharapkan segera diikuti denganpenurunan suku bunga kredit perbankan. Penelitian Gosh (2015) menjelaskan hubungan antarasuku bunga dan nilai tukar sebagai determinan dari NPL dan kinerja bank.
Tak hanya itu, terdapat model-model perhitungan ekonomi yang bertujuan untuk mendapatkan respon pada Variabel NIM, NPL dan CAR akibat adanya shock melalui suku bunga (IRD) dan adanya perubahan nilai tukar (DEPR). Model pertama mengikuti konsep transmisi moneter melalui kebijakan suku bunga yang direspon oleh variabel NIM, NPLdan CAR. Variabel PVAR disusun menurut urutan Suku bunga domestik (IRD), Growth, NPL,NIM, dan CAR dengan variabel eksogen Aset Bank (ASSETS) dan Inflasi (INFLATION). Variabeleksogen pada model PVAR berperan variabel non dinamis, dalam arti variabel eksogen berperansebagai kontrol (pengkondisi) lingkungan variabel dinamis yang diberlalukan dalam model.
Sedangkan Model kedua ialah jalur nilai tukar, dimulai dari adanya depresiasi rupiah menyebabkan harga produk ekspor relatif lebih murah dibandingkan produk non domestik. Terjadi aliranekspor, meningkatkan produktivitas perusahaan dan meningkatkan kemampuan beli masyarakatdan kemampuan mengembalikan pinjaman bank. Perubahan ini akan mengurangi rasio NPL.Selanjutnya semakin banyak kredit lancar terbentuk yang menghasilkan bunga dan keuntungansehingga net interest margin (NIM) bank meningkat. Peningkatan NIM akan meningkatkan keuntungan bank sehingga pada akhirnya akan meningkatkan CAR bank. Struktur variabelPVAR disusun menurut urutan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar US (DEPR), Sukubunga domestik (IRD), NPL, NIM, dan CAR.
Metodologi perhitungan dalam bank ini menggunakan populasi yang mencangkup seluruh bank yang terdapat di Indonesia, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa bank yang memenuhi kecukupan/kelengkapan yang diperlukan untuk proses penghitungan ekonometrika panel VAR. Serta dalam jurnal ini menggunakan teknik estimasi Panel Vector Autoregression (PVAR). Beberapa aplikasi ekonometrika terkini belum menyediakan estimasi model PVAR sehingga dalam jurnal inimenggunakan aplikasi terprogram.
Dalam penelitian tersebut yang menggunakan rumus-rumus sesuai dengan apa yang dijelaskan diatas memiliki asumsikan bahwa perbankan hanya mempertimbangkan informasi dari 1 periode sebelumnya. Untuk hasil PVAR itu sendiri beserta periode dan perhitunggannya dapat dilihat dalam jurnal aslinya.
Analisis data panel dalam jurnal ini menggunakan PVAR dengan mempertimbangkan struktur fixed effect, urutan variabel, struktur lag, stationeritas data panel dan adanya variabel eksogen dalam model yang aplikasinya menggunakan programming STATA yang dikembangkan oleh Love (2002) dan Love(2006). Hasil tersebut divisualisasikan secara grafik dalam jurnal ini, dimana terdapat 7 grafik dan 5 tabel yang menggambarkan mengenai hasil penelitian dari jurnal ini.
Dalam bab terakhir yaitu kesimpulan mengenai jurnal ini, para peneliti mermberi masukan mengenai perlunya institusi moneter dan perbankan memberikankebijakan penyehatan portofolio kredit pada kelompok bank beraset kecil jika terjadi goncanganpada suku bunga dan nilai tukar. Agar langkah-langkah pencegahan dapat berjalan secaraefektif, bank dengan modal rendah agar memperhatikan portofolio kredit jika terjadi gejolaknilai tukar.
Saran lainnya yang terdapat dalam jurnal ini ialah bahwa Bank Indonesia perlu memberi edukasi kepada bank dengan modal rendah danmemperketat pengawasan pada bank dengan modal rendah pada saat terjadi gejolak nilai tukar.Tindakan hedging mutlak harus dilakukan untuk mengurangi risiko akibat fluktuasi nilai tukarrupiah. Bank Indonesia perlu menyiapkan sejumlah langkah untuk meminimalkan risiko tekananterhadap nilai tukar rupiah diantaranya pengelolaan utang luar negeri, penguatan ekspor,stabilisasi pasar keuangan, memperketat pengawasan arus masuk modal dan pengembangandesain laporan keuangan BI yang dapat mengakomodir transaksi dan transparansi pencatatankeuangan likuiditas valas. Sedangkan kebijakan restrukturisasi kinerja bank perlu dilakukan padabank dengan aset besar, karena peningkatan suku bunga ternyata menyebabkan penurunanCAR lebih tinggi pada kelompok bank beraset besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!