Kamis, 08 Februari 2018

Pariwisata sebagai Alternatif Peningkatan Ekonomi Kreatif Masyarakat Blora



Blora, suatu kata yang mungkin terdengar asing bagi orang-orang yang belum tahu daerah terpencil ini. Dari segi administratif Blora terletak di provinsi Jawa tengah sekitar 127 km sebelah timur Semarang  dan berbatasan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Tidak banyak yang tahu bahwa Kabupaten Blora memiliki banyak potensi yang tidak dimiliki oleh abupaten lainnya, baik dari potensi alam, potensi kebudayaan, kuliner, potensi arkeologi dan geologi seperti minyak tua dan berbagai peninggalan sejarah. Semua potensi yang dimilikinya sebenarnya bisa menjadi sebuah potensi wisata yang mampu mengundang banyak para wisatawan untuk berkunjung ke Blora. Pada dasarnya orang-orang awam lebih tahu akan kepopuleran kecamatan Cepu, (yaitu salah satu kecamatan di Blora yang dikenal akan kekayaan minyak buminya) dibandingkan dengan Blora itu sendiri. Padahal pada dasarnya Blora memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik industri pariwisata, misalnya kuliner sate ayam blora yang khas, kesenian Barongan, kesenian Tayub, serta keunikan suku samin. Selain itu blora juga mempunyai tempat wisata yang tak kalah dari daerah lain semacam Goa Terawang, waduk tempuran, ataupun aduk greneng. Tapi mengapa semua keindahan pariwisata di Blora itu belum mampu menarik kedatangan wisatawan ke blora?. Salah satu faktor yang dinilai mempengaruhi kedatangan wisatawan adalah faktor promosi. Dalam hal promosi Kabupaten Blora memang dirasa kurang sehingga masyarakat di luar Blora belum menyadari keesistensian wisata yang ada di Blora.

Kegiatan promosi wisata di Kabupaten Blora seharusnya menjadi tanggung jawab bersama untuk seluruh lapisan masyrakat. Hal ini dimaksudkan agar kesadaran dan kebanggaan masyarakat Blora terhadap daerahnya muncul. Rasa kesadaran dan kebanggan itu akan memicu lahirnya para seniman dan budayawan yang “nguri-uri” budaya Blora. Melalui budaya inilah potensi wisata di blora dapat dikenal oleh khalayak luas. Misalnya saja Seni Barongan yang merupakan simbol tersendiri bagi kesenian tradisional Blora akan mampu menarik wisatawan apabila ada penggerak seni dalam masyarakat dan peran pemerintah untuk memajukan kesenian tersebut.
Apresiasi terhadap budaya lokal Blora sudah mulai digencarkan oleh pemrintah Kabupaten Blora. Hal ini dibuktikan dengan diangkatnya tokoh Samin Surosentika sebagai ikonik kota Blora. Kita tahu bahwa dulunya banyak orang Blora  tidak tahu siapa itu Samin Surosentika, namun setelah pemerintah kabupaten Blora mempopulerkan nama Samin Surosentika sebagai nama gedung instansi pemerintahan, kepopuleran Samin surosentika semakin banyak dikenal oleh warga. Selain itu pemerintah Kabupaten Blora mulai menggalakkan pembangunan insfrastruktur tempat wisata seperti tempat wisata tirtonadi reborn, Goa terawang, dan masih banyak lagi.


Pemerintah Kabupaten Blora mulai sadar bahwa Pariwisata merupakan sektor yang dapat memberikan peranan besar bagi pembangunan suatu daerah sekaligus memberi kontribusi bagi perolehan Pendapatan Asli Daerah maupun menciptakan lapangan kerja, selain itu kegiata pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat pada umumnya. Dengan adanya pariwisata diharapkan masyarakat mengalami prubahan kearah kebaikan dalam berbagai aspeknya Dalam hari jadi Kabupaten Blora ke-265 Pemkab Blora mengangkat slogan “wis wayahe kuncoro” Dalam slogan tersebut, tersimpan harapan tentang selesainya sejumlah tugas-tugas dasar pemerintah.Selanjutnya, Kabupaten Blora dalam berbagai sektor akan bangkit dan setara dengan kota dan kabupaten lain di Jawa Tengah bahkan Indonesia.“Kuncoro artinya pekerjaan yang selesai dengan sempurna. Maka, Wis Wayahe Kuncoro bermakna dengan pencapaian yang dilaksanakan pemerintah sampai tahun ini, sejumlah pekerjaan dasar telah selesai. Kini saatnya, Kabupaten Blora bangkit atau dalam bahasa jawa Wis Wayahe Kuncoro,” . Kebangkitan Blora untuk menjadi daerah maju ditandai dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat luas tentang daerah Blora. Indikator yang menunjukannya adalah penuh sesaknya kota Blora ketika long weekend, tempat kuliner dan wisata Blora hampir seluruhnya dipenuhi oleh wisatawan dari luar daerah. Waduk tempuran misalnya mampu memikat para wisatawan untuk datang ke lokasi tersebut walau hanya melihat pemandangan waduk dan bersantap kuliner di sekitar waduk tempuran yang terkenal khas itu. Lantas apa langkah selanjutnya yang dilakukan pemerintah untuk menunjang kepariwisataan di kabupaten Blora?.

 Tingginnya minat pengunjung untuk mendatangi obyek Wisata Waduk Tempuran tersebut harus diimbangi dengan dukungan dari fasilitas-fasilitas penunjang yang disediakan. Minimnya transportasi menuju daerah Waduk Tempuran serta kondisi jalan yang kurang baik menjadi kendala dalan pengembangan Desa Tempuran sebagai Desa Wisata, mengingat peningkatan obyek wisata merupakan suatu langkah yang strategis untuk mendorong pembangunan pada suatu wilayah, memperluas lapangan kerja, mendorong pelestarian lingkungan dan budaya bangsa, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Jika Industri kepariwisataan di Blora dapat berkembang maka bisa dipastikan Blora akan mencapai targetnya untuk menjadi daerah yang makmur, daerah yang tidak hanya mengandalkan potensi sumber daya alam semisal kayu jati dan minya bumi saja. cadangan 250 juta barel minyak bumi yang ditemukan pada tahun 1899 sudah banyak dilakukan ekploitasi habis-habisan sehingga tidak akan mampu menopang perekonomian Blora untuk masa yang akan datang, bahkan  Sumber daya alam berupa kayu jati dan minyak bumi tidak lantas membuat Kabupaten Blora menjadi kabupaten kaya. UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah yang diantaranya menetapkan kedua sumber daya alam tersebut dikelola oleh Pemerintah Pusat telah membuat Kabupaten Blora hanya mendapatkan ‘sisa-sisa’ kekayaannya. Oleh karena itu harapannya kedepan Blora mampu menjadi daerah berdikari yang bertumpu pada potensi pariwisata daerah, daerah yang tidak hanya bertumpu pada potensi minyak buminya saja namun juga potensi kebudayaannya. Jika industri pariwisata berkembang maka akan meningkatkan peran ekonomi kreatif di masyarakat dan ketika tahap ekonomi kreatif sudah pada tingkatan yang tinggi maka peran masyarakat dalam perekonomian Blora akan semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Per-kapita Kabupaten Blora.

Oleh: Rifai Anas Amirul Huda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!