Senin, 29 Januari 2018

Bagaimana Eksistensi Masjid Baitulnur Blora Dulu dan Kini??



                                                                       Daftar isi
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang......................................................................................................................1
B.   Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C.  Tujuan...................................................................................................................................2
D.     Manfaat.................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.     Sejarah islamisasi di kota Blora............................................................................................3
B.   Eksistensi  Masjid Baitunur untuk Blora di masa lalu dan masa kini.................................15
C.   Isu yang terkait dengan pengrenovasian masjid Baitunur..................................................19
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan..........................................................................................................................21
B.  Saran.....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................22
LAMPIRAN











                                                        Latar Belakang
Masjid Agung Baitunnur Blora adalah aset religi Kabupaten Blora yang menjadi ikon religus sekaligus representasi bahwa Blora adalah kota yang berpancasila. Masjid Agung Baitunnur Blora yang berada di kawasan Alun-alun Blora menjadi salah satu wisata religi Blora dengan nuansa yang menyejukkan.

            Masjid Baitunnur beralamat di Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora, tepatnya di jantung Kota Blora karena bersebelahan dengan Alun-alun Kota Blora. Kompleks masjid ini terdiri atas bangunan induk dan serambi. Bangunan induk beratap susun tiga. Pada bagian puncaknya terdapat mustoko dari logam. Komponen artefak kuno yang terdapat di masjid dan serambi antara lain mimbar dari kayu berukir, maksurah, dan 2 buah bedug. Selain itu terdapat prasasti berhuruf Jawa di atas ambang pintu masuk ke ruang utama dan angka tahun 1892 di daun pintu.

Pada pintu selatan terdapat angka tahun 1822 dan pintu sebelah utara 1310 H. Masjid ini dibangun pada tahun 1722 dan pelaksanaan pemugaran pertama dilakukan oleh Bupati R.T. Djajeng Tirtonoto pada tahun 1774 dengan Surya Cengkala “Catur Pandhita Sabdaning Ratu”. Pada tahun 1968 dan 1975 dipugar oleh Bupati Supadi Yudhodarmo dengan tambahan bangunan menara. Pada mimbar terdapat angka tahun dengan huruf Arab dan Jawa, dan terbaca 1718.
           
Sesuai dengan karakteristik masjid negara di Jawa mungkin juga di Indonesia, ada kaitannya dengan makam orang-orang yang dianggap penting seperti para raja dan wali. Tidak jauh dari Masjid Agung Blora, terdapat makam Sunan Pojok yang dianggap sebagai pendiri masjid ini. Sunan Pojok yang dimakamkan di Makam Gedong Blora, Jl. Mr. Iskandar 1/1 Blora, atau sebelah selatan Alun-alun Blora, merupakan makam pindahan yang dilakukan oleh R.T. Djojodipo, putra Sunan Pojok Blora.    
Sejarah Blora memang tak lepas dari berdirinya Masjid Agung Baitunnur Blora sebagai salah satu aset dan khazanah budaya Islam dan aset religi Blora. Masjid ini merupakan salah satu wujud religiusitas Blora yang berwujud apik di pusat Kota Blora.. Dalam sejarahnya, Masjid Agung Baitunnur Blora adalah salah satu “masjid tertua di Blora”. Masjid Agung Baitunnur Blora ini, berdiri sekitar tahun 1613-1645 saat zaman Mataram yang pada saat itu dipimpin oleh Sultan Agung. Sebelum dikenal sebagai Masjid Agung Baitunnur yang artinya masjid besar rumah cahaya ini dulu namanya adalah Masjid Doro Ndekem atau merpati yang duduk. Sebab, saat berdirinya Masjid Agung Baitunnur Blora ini konon letak tanahnya lebih rendah daripada Alun-alun Blora.

Sehingga tampak seperti burung merpati yang sedang duduk yang akhirnya masyarakat memberi nama Masjid Doro Ndekem sebelum dinamakan sebagai Masjid Agung Baitunnur Blora.. Berdirinya Masjid Agung Baitunnur Blora tak lepas dari kisah dan perjuangan Pangeran Pojok atau Sunan Pojok Blora sebagai salah satu tokoh spiritual Blora. Sebagai daerah yang kebanyakan penduduknya beragama Islam, maka saat itu Sunan Pojok yang saat itu merupakan salah satu panglima perang, memutuskan membangun masjid di seputar Alun-alun Blora..





Berdasarkan Latar Belakang di atas dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana Sejarah Islamisasi di kota Blora
2.      Bagaimana Eksistensi Masjid Baitulnur untuk Blora di Masa dulu dan kini
3.      Bagaimana Isu yang terkait dengan Pengrenovasian Masjid Baitulnur Blora




















 



BABII
                                                   PEMBAHASAN
A.Sejarah islamisasi di kota Blora.
         Peroses islamisasi di Blora terjadi pada saat zaman kerajaan Mataram yang rajanya yaitu Paku Buwono I Pada saat itu daerah Blora adalah daerah yang terpencil, dan dikelilingi oleh hutan jati. Maka sangat sulit untuk memasuki wilayah Blora ini.Maka dari itu raja mataram islam mengutus panglima perangnya yaitu Pangeran Suroboyo, Pangeranb Surabahu, Pangeran Sedah, Syaikh                                                                       
          Amrullah Abdurrachim untuk menyebarkan agama islam di Blora .Kemudian mereka berangkat dari kerajaan Mataram islam untuk menuju ke Blora .Tidak mudah memang menuju ke Blora, mereka harus melewati hutan-hutan jadi yang rimbun dan bermalam di sana untuk melanjutkan perjalanan mereka.Setelah tiba di Blora , mereka di sambut dengan antusias oleh masyarakat Blora .Mereka mendapat  tawaran untuk menginap di sana .Lalu Mereka menjalankan  tugas  mulianya  untuk  menyebarluaskan agama islam .
           Pangeran Pojok ketika menjadi panglima perang mendapat dua tugas pokok. Yaitu mengamankan sebagian wilayah Pati, Tuban, Surabaya dan Pasuruan dari pengaruh kraman (pemberontakan). Sunan Pojok pada tahun 1619 juga diangkat sebagai Adipati Tuban dengan gelar Pengeran Sedah. Meski mendapat itu, tak banyak rakyat yang memanggilnya dengan nama ini. Karena kedekatannya dengan rakyat, sang adipati justru dipanggil dengan nama Pangeran Pojok.Lalu mereka di Blora lebih akarab di panggil masyarakat Blora dengan nama Sunan Pojok. Selama 42 tahun ia menjadi Adipati TubanSebagai Adipati Tuban, ia mampu mengondisikan dari para pemberontak yang akan menyerang Mataram, dan ingin berdiri sendiri menjadi kerajaan. Ia selalu mengusahakan wilayah Tuban sebagai wilayah yang aman, tenteram serta makmur. Sunan Pojok yang mempunyai garis k eturunan dari Sunan Kudus, ini namanya sudah cukup dikenal.


  BAB III
 PENUTUP                                                                        AKesimpulan           
        Islamisasi di kota Blora meninggalkan banyak sejarah dan bangunan bersejarah yang bernuansa keislaman seperti masjid Baitunur dan makam Sunan Pojok Masjid Baitunur adalah masjid yang ada di kota Blora pertamakali. Masjid ini dibangun oleh ulama yang menyebarkan agama islam di kota Blora yang merupakan pangeran pojok,yaitu panglima perang kerajaan Mataram di Blora beliau dikenal dengan sunan pojok.Sunan pojok sangat berperan penting dalam perkembangan kota Blora. Karena jasa beliau begitu besar untuk kota Blora, maka makam beliau yang terletak di pojok alun-alun yang kita kenal dengan makam sunan pojok,kini ramai dikunjungi dan diziarahi banyak orang
       Kita sebagai masyarakat Blora seharusnya merasa bangga terhadap budaya yang kita miliki, termasuk bangunan bersejarah yang kit miliki seperti Masjid Baitunur Blora.Jangan malah bersikap ke barat bartan dan kekorea koreaan yang budaya mereka ini sangat dekstruktif sekali.
B.Saran
              Saya sebagai penyusun ini sangat menyadari bahwa materi yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami meminta kepada saudara saudari semuanya untuk memberikan saran, kritikan, dan hal-hal lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada yang lebih baik.  agar manfaat dari makalah ini dapat diambil penyusun dan orang yang membacanya
                                                         


Daftar Pustaka

Santoso ,Budi 2008.Masjid Kuno di Jawa Tengah.Pemerintah Provinsi Jateng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah
Setiono, Andi 2011.Ensiklopedi Blora Alam,Budaya dan Manusia. Buku 3 Pemerintah , Sosial Dan Ekonomi.
................................ .Eksiklopedi Blora Alam,Budaya , dan Manusia Buku 5 Arsitektur,cagar Budaya dan Topografi
Referensi maya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DON'T RUSUH!